Anda di halaman 1dari 2

DETEKSI UNSUR OKSIGEN (O) Tes Ferrox

Sejumlah kecil zat dilarutkan dalam benzena, toluena, atau hidrokarbon dan ke dalam larutan
tersebut ditambahkan kertas tes ferrox (kertas yang dicelupkan dalam reagen ferrox kemudian
dikeringkan). Jika larutan berubah warna menjadi merah gelap maka zat yang diuji terdapat
unsur oksigen.

Tes Oksigen melalui Tes Nitrogen Senyawa Organik


Pada pemanasan senyawa organik untuk deteksi unsur nitrogen, terbentuknya tetes-tetes air
pada tabung pendingin menandakan senyawa yang diuji terdapat unsur oksigen.

Tes Oksigen melalui Gugus Fungsi


Unsur oksigen dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan gugus fungsi yang
mengandung oksigen, seperti OH, CHO, COOH, NO2, dan lainnya.

DETEKSI UNSUR FOSFOR (P)


Deteksi senyawa yang mengandung fosfor : Sangat sedikit senyawa organik yang
mengandung fosfor. Keberadaannya dapat dideteksi dengan memanaskan senyawa dengan
suatu campuran senyawa (Na2CO3 + KNO3) dipanaskan atau sodium peroksida atau asam
nitrat pekat (jika senyawanya bersifatmudah menguap) jika fosfornya (jika ada) dioksidasi ke
bentuk fosfat. Sejumlah berat campuran diekstrak dengan air, direbus dengan asam
nitrat pekat dan ditambahkan sejumlah ammonium molybdate. Endapan kuning menandakan
adanya fosfor pada senyawa.
heat
5Na2O2 + 2P 2Na3PO4 + 2Na2O
Na3PO4 + 3HNO3 H3PO4 +3NaNO3
H3PO4 + 12(NH4)2 MoO4 (NH4)3PO4 . 12MoO3 + 21NH4 NO3 +12H2O
Amm. Molybdate Amm. Phosphomolybdate
(Yellow)

Penyelidikan unsur fosfor (P) ini dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu dengan cara
percobaan kjeldahl, lassaigne, castellana, dan wur/schmit. Dengan percobaan wur/schmit,
prinsipnya adalah terbentuknya senyawa fosfat yang dapat ditunjukkan dengan penambahan
molybdat. Pereaksi yang digunakan adalah HNO3 atau bisa juga menggunakan Natrium
Peroksida. Caranya adalah dengan memasukkan zat yang akan diamati ke dalam bom
wur/schmit, tambahkan dengan HNO3 atau Natrium Peroksida, panaskan.
Kemudian hasilnya dapat ditunjukkan dengan penambahan molybdat apabila
terkandung unsur P. Penambahan molybdat tersebut apabila diamati menggunakan mikroskop
akan terlihat adanya kristal spesifik. Dengan percobaan kjeldahl, pereaksinya hampir sama dengan
yang dilakukan untuk mengidentifikasi unsur N, yaitu H2SO4, H2O, serta amin molybdat dan
HNO3 (berbeda dengan yang sebelumnya yangmenggunakan NaOH bukan amin molybdat
dan HNO3). Namun prinsipnya adalah terbentuk fosfat yang dapat ditunjukkan dengan amin
molybdat dan HNO3 yang mana dapat terbentuk adanya kristal spesifik yang dapat diamati
melalui mikroskop. Caranya adalah dengan memanaskan zat yang akan diamati dengan H 2SO4
di dalam tabung reaksi. Dinginkan, kemudian encerkan dengan H 2O. Lalu tambahkan HNO3
dan amin molybdat. Gunakan mikroskop untuk melihat kristal spesifik. Selain itu setelah
ditambahkan kedua pereaksi terakhir bisa ditambahkan NH4NO3 agar dapat memberikan endapan
berwarna kuning. Dengan percobaan lassaigne, prinsipnya adalah terbentuknya
senyawa NA 3 P atau PH 3 pada filtrat lassaigne. Cara pembuatannya sama seperti
yang sebelumnya, namun setelah filtrat lassaigne. Jadi, kemudian diperlakukan dengan
perlakuan yang sesuai, tidak sama dengan yang sebelumnya. Kemudian dengan
percobaan castellana, prinsipnya sama dengan percobaan lassaigne, hanya saja percobaan
castellana ini bisa dikatakan merupakan percobaan perbaikan dari lassaigne. Sebagaimana
tahu bahwa pereaksi yang digunakan pada percobaan lassaigne adalah Na, dan Na
itu sendirimudah meledak dengan air, maka di percobaan castellana ini dicoba untuk memperbaiki.
Jadi, pereaksiyang digunakan tidak lagi Na, melainkan campuran Mg dan Na2CO3 dengan
perbandingan 1:2. Selainlebih aman, percobaan ini lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai