PDF 2
PDF 2
Abstrak
Tonsilitis adalah peradangan cincin waldeyer yang disebabkan oleh infeksi (virus atau bakteri) dan inflamasi pada tonsil.
Tonsilitis kronikmerupakan penyakit yang sering terjadi dalam kasus THT dan umumnya menyeranganak-anak usia 5-15
tahun dengan prevalensi tonsillitis bakterial 15-30% pada anak dengan gangguan tenggorokan dan 5-15% pada dewasa
dengan gangguan tenggorokan.Hal ini berkaitan dengan kerentanan anak terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas(ISPA )
dan sistem imunyang belum sempurna. Terdapat beberapa faktor resiko yang memungkinkan orang dewasa terkena
tonsillitis kronik.Pasien laki-laki usia 29 tahun datang dengan keluhan nyeri tenggorokan yang bertambah berat sejak 1
bulan yang lalu,nyeri menelan, terasa mengganjal pada tenggorokandan demam hilang timbul. Pasien juga mengaku tidur
mengorok dan napas berbau. Pada pemeriksaan tenggorokan, didapatkan hasil terdapat pembesaran tonsil dimana, ukuran
tonsil T3-T3, permukaan tidak rata, warna hiperemis, kripta melebar, detritus (+)/(+). Pada pemeriksaan penunjang
diperoleh peningkatan kadar leukosit yang menandakan adanya proses infeksi yang terjadi. Faktor resiko pasien mederita
tonsillitis kronik eksaserbasi akut ini adalah higienitas mulut dan menurunnya sistem imun penderita. Tatalaksana yang
diberikan merupakan ,simptomatik dan kuratif berupa analgetik yaitu paracetamol, antibiotik golongan penisilin dan obat
kumur serta rencana tonsilektomi setelah infeksi pada pasien tersebut sembuh.
Korespodensi: Nyimas Farisa Nadhilla, S.Ked, alamatJl. Sam Ratulangi Bandar Lampung,HP 085758948522, e-
mailfarisanadhilla@gmail.com
penyebab utama hal tersebut adalah ISPA dan atau bakteri) dan inflamasi pada tonsil. Fungsi
tonsillitis akut yang tidak mendapat terapi cincin waldeyer adalah sebagai benteng bagi
yang adekuat.4,5 Tonsilitis lebih umum pada saluran makanan maupun saluran napas
anak-anak usia 5-15 tahun dengan prevalensi terhadap serangan kuman-kuman yang ikut
tonsillitis bakterial 15-30% pada anak dengan masuk bersama makanan/ minuman dan
gangguan tenggorokan dan 5-15% pada udara pernapasan.3,8Selain itu, organ-organ
dewasa dengan gangguan tenggorokan.5 limfoid pada cincin waldeyer menghasilkan
antibodi dan limfosit.9
Kasus Pada tonsillitis kronik, proses radang
Tn E, 29 tahun, datang ke poliklinik THT yang berulang akan mengakibatkan terkikisnya
dengan keluhan nyeri tenggorokan yang epitel mukosa dan jaringan limfoid, sehingga
bertambah berat sejak 1 bulan yang lalu. pada proses penyembuhan jaringan limfoid
Pasien juga mengeluh sulit menelan, dan digantikan oleh jaringan parut yang akan
terasa ada yang mengganjal ketika menelan mengalami pengerutan sehingga kriptus
serta napas berbau. Keluhan ini dirasakan melebar. Secara klinis kriptus diisi oleh
hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu namun detritus. Proses berjalan terus sehingga
memperberat sejak 1 bulan ini. Pasien juga menembus kapsul tonsil dan akhirnya
mengeluh sering demam hilang timbul. menimbulkan perlekatan dengan jaringan
Keluarga pasien mengaku pasien terkadang disekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini
mendengar pasien mengorok ketika tidur. disertai dengan pembesaran kelenjar limfa
Keluhan tidak disertai sakit kepala, hidung submanibula.1,2
tersumbat, penurunan pendengaran, gigi dan Tonsilitis dibagi menjadi tonsilitis akut,
gusi berdarah, pengeluaran air liur berlebih, membranosa dan kronik. Tonsilitis akut terdiri
maupun suara serak. Riwayat penyakit dari tonsilitis viral dengan penyebab paling
keluarga yang berhubungan dengan keluhan sering adalah virus Epstein Barr, dan tonsilitis
pasien tidak ada, dan pasien belum pernah bakterial disebabkan oleh kuman grup A
menderita keluhan serupa sebelumnya. Pasien Streptococcuss Hemolitikus.Tonsilitis
menduga menderita diabetes mellitus (DM) membranosa,penyakit yang termasuk dalam
karena riwayat keluarga pasien yang tonsillitis membranosa adalah tonsillitis difteri,
menderita DM. tonsillitis septik, Angina Paut Vincent dan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, penyakit kelainan darah. Tonsilitis
tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80x/menit, kronik,kuman penyebabnya sama dengan
pernapasan 20x/menit, dan suhu 37,6oC. Pada tonsillitis akut tetapi kadang-kadang berubah
pemeriksaan tonsil, didapatkan hasil terdapat menjadi kuman golongan Gram negatif.2
pembesaran tonsil dimana, ukuran tonsil T3- Berdasarkan insidensinya, tonsilitis baik
T3, permukaan tidak rata, warna hiperemis, akut maupun kronik lebih sering mengenai
kripta melebar, detritus (+)/(+). anak-anak dibandingkan dewasa.5Hal ini
Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan disebabkan pada anak rentan terkena ISPA
pemeriksaan darah lengkap dan diperoleh dan umumnya anak yang menderita tonsillitis
Hb12g/dl, trombosit 300.000 ul/L, leukosit mengalami infeksi virus.9 Dari penelitian yang
12.100 ul/L, dan GDS (Gula Darah Sewaktu) dilakukan Modena, dkk (2009) terhadap 121
156 gr/dL. anak dengan tonsillitis, 118 mengalami infeksi
Pasien diberikan terapi simptomatik dan virus, dengan virus terbanyak adalah Epsteinn
kuratif untuk infeksinya. Pasien diberikan Barr Virus.10
amoksisilin 3x500mg tablet, parasetamol Pada kasus ini, pasien merupakan
3x500mg tablet, serta untuk menjaga seorang pria dewasa dengan usia 29 tahun.
higienitas mulut diberikan obat betadine Tonsilitis jarang terjadi pada orang dewasa,
kumur. Pasien direncanakan kontrol kembali 3 dan umumnya menyerang anak-anak. Hal ini
hari kemudian dan rencana tonsilektomi ketika disebabkan sistem imun yang belum
infeksinya sudah sembuh. sempurna dan anak rentan terkena ISPA.
Tonsilitis dapat terjadi pada orang dewasa
Pembahasan akibat dari faktor resiko tertentu seperti
Tonsilitis adalah peradangan cincin rangsangan menahun dari rokok, beberapa
waldeyer yang disebabkan oleh infeksi (virus jenis makanan, higene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan proses infeksi. Pada pasien juga dilakukan
pengobatan tonsilitis akut yang tidak pemeriksaan gula darah sewaktu karena
adekuat.2Faktor resiko pada pasien ini adalah pasien menduga memiliki riwayat DM
hygiene mulut yang buruk serta menurunnya sebelumnya. Kadar GDS pasien adalah 156
imun pasien sehingga pasien lebih rentan gr/dL, yang menandakan normal.
terkenatonsillitis. Pada pemeriksaan kultur bakteripada
Gejala klinis tonsilitis kronis didahului pasien tidak dilakukan. Berdasarkan
gejala tonsilitis akut seperti nyeri tenggorok anamnesis maupun pemeriksaan fisik sudah
yang tidak hilang sempurna. Halitosis akibat mengarah ke tonsilitis bakteri. Bakteri
debris yang tertahan di dalam kripta tonsil, penyebab tonsilitis tersering adalah Grup A
yang kemudian dapat menjadi sumber infeksi streptococcus B hemolitikus.
berikutnya.10,11 Pembesaran tonsil dapat Daerah tenggorokan banyak
mengakibatkan terjadinya obstruksi sehingga mengandung flora normal. Permukaan tonsil
timbul gangguan menelan, obstruksi sleep mengalami kontaminasi dengan flora normal
apneudan gangguan suara. Pada pemeriksaan di saluran nafas atas. Patogen yang
fisik dapat ditemukan tonsil yang membesar didapatkan dari daerah ini bisa jadi bukan
dalam berbagai ukuran, dengan pembuluh merupakan bakteri yang menginfeksi tonsil.
darah yang dilatasi pada permukaan tonsil, Pemeriksaan kultur dari permukaan tonsil saja
arsitektur kripta yang rusak seperti sikatrik, tidak selalu menunjukkan bakteri patogen
eksudat pada kripta tonsil dan sikatrik pada yang sebenarnya, sehingga pemeriksaan
pilar.11,13 bakteriologi dapat dilakukan dengan swab
Nyeri tenggorokan pada pasien yang jaringan inti tonsil.4Pemeriksaan kultur dari
bertambah berat sejak 1 bulan yang lalu dapat inti tonsil dapat memberikan gambaran
disebabkan oleh peradangan orofaring yang penyebab tonsilitis yang lebih akurat.
terjadi. Pasien juga mengeluhkan sulit Pemeriksaan kultur dari inti tonsil ini
menelan dan terasa mengganjal ketika dilakukan sesaat setelah tonsilektomi atau
menelan, nafas berbau. Keluhan dirasakan dengan aspirasi jarum halus dengan pasien
pasien semakin berat sejak 1 bulan yang lalu diberikan narkose lokal terlebih dahulu.
yang menunjukkan adanya proses kronis pada Bakteri yang menginfeksi tonsil adalah bakteri
penyakit ini yang sifatnya menjadi akut karena yang masuk ke parenkim tonsil. Bakteri ini
keluhannya bertambah berat yang juga sering menumpuk di dalam kripta tersumbat.4
didukung dari pemeriksaan fisik yang Bakteri yang paling sering menyebabkan
ditemukan pada pasien. Tidur yang mengorok tonsillitis adalah grup A Streptococcuus
menandakan adanya obstruksi saluran napas hemolitikus.Bakteri ini dapat mengakibatkan
akibat dari pembesaran tonsil pada pasien. komplikasi seperti peritonsilar abses,
Pasien juga mengeluh mengalami demam parafaring abses, demam rematik dan
hilang timbul yang menandakan adanya glomerulonefritis akut dan radang katup
proses infeksi yang sedang jantung.2,4
berlangsung.Keluhan-keluhan pada pasien Tonsilitis kronik eksaserbasi akut
tersebut merupakan gejala yang sering berbeda dengan tonsillitis akut rekuren,
muncul pada penderita tonsillitis kronik dimana tonsilitis akut rekuren didefinisikan
eksaserbasi akut. sebagai tonsilitis akut yang berulang lebih dari
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 4 kali dalam satu tahun kalender, atau lebih
tubuh pasien yakni 37,60C (subfebris) yang dari 7 kali dalam 1 tahun, 5 kali setiap tahun
menandakan adanya proses infeksi yang selama 2 tahun, atau 3 kali setiap tahun
sedang berlangsung pada pasien, dan pada selama 3 tahun. Namun demikian dapat
pemeriksaan tonsil didapatkan ukuran tonsil ditemukan eritema peritonsil, meningkatnya
membesar yaitu T3-T3, permukaan tidak rata, debris pada kripta tonsil, dilatasi pembuluh
warna hiperemis, kripta melebar, serta darah tonsil, maupun ukuran tonsil yang
detritus (+/+). sedikit berubah.4
Kemudian, dari hasil pemeriksaan Pengobatan tonsilitis meliputi
penunjang pasien yaitu darah lengkap, medikamentosa dan pembedahan. Terapi
diperoleh meningkatnya kadar leukosit pasien medikamentosa ditujukan untuk mengatasi
yaitu 12.100 ul/L yang menandakan adanya infeksi pada tonsilitis. Antibiotik golongan