Inez Leonita
07120120099
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Anak V
Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pekerjaan :-
Alamat : Malango
No. Rekam Medik : 124046
Tanggal Masuk RS : 24 Juli 2015
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara aloanamnesis pada tanggal 25 Juli 2015 di ruang
IGD Rumah Sakit Elim Rantepao
Keluhan Utama
Pasien datang ke Rumah Sakit Elim Rantepao diantarkan oleh ibunya dengan
keluhan hidung yang mengeluarkan bau tidak sedap.
Riwayat keluarga
Pengetahuan keluarga mengenai benda asing di hidung tidak ada. Orang tua
tidak memiliki penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes. Orang tua juga
tidak memiliki penyakit jantung dan paru serta penyakit lain yang mungkin untuk
diturunkan.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sehat
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 13 kg
Tinggi badan : 96 cm
Tanda-tanda Vital
Temperatur : 36,2 C
Nadi : 110x per menit
Tekanan darah : tidak diukur
Laju nafas : 29x per menit
Pemeriksaan Kepala
Kepala : Mesosepal, simetris, tidak ada tanda radang, tidak ada bekas luka.
Mata : Simetris, tidak ada conjungtiva anemis, tidak ada sclera ikterik, tidak
ada edema palpebral.
Telinga : tidak ada discharge, tidak ada deformitas.
Hidung : Tidak ada discharge, tidak ada deformitas, tidak ada deviasi septum,
tidak ada nafas cuping hidung, ditemukan benda asing berwarna putih pada
nares posterior sinistra yang tampak melekat pada dinding concha inferior.
Cavum nasi dextra normal.
Mulut : bibir kering, tidak pucat, lidah tidak kotor, lidah tidak sianosis.
Pemeriksaan Leher
Inspeksi : trachea ditengah, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Palpasi : JVP (tidak dilakukan), tidak ada pembesaran limfonodi
Pemeriksaan Thorax
Pulmo
Depan
o Inspeksi : Gerakan dada saat inspirasi simetris, tidak ada retraksi, tidak
ada scar, tidak ada spider naevi.
o Palpasi : Taktil Fremitus seimbang di kedua lapang paru
o Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
o Auskultasi : Suara dasar vesikular di kedua lapang paru, tidak ada
rhonki, tidak ada wheezing
Belakang
o Inspeksi : Gerakan dada saat inspirasi simetris, tidak ada scar
o Palpasi : Taktil Fremitus seimbang di kedua lapang paru
o Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
o Auskultasi : Suara dasar vesikular di kedua lapang paru, tidak ada rhonki,
tidak ada wheezing
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Redup
Auskultasi : Bunyi Jantung S1 dan S2 normal, tidak ada murmur, tidak ada
gallop.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, tidak ada caput medusa, tidak ada scar,
tidak ada striae
Auskultasi : Peristaltik usus 18 kali per menit, tidak ada bunyi metalik, tidak
bruits.
Perkusi : Timpani di 9 regio abdomen, tidak terdapat asites.
Palpasi : Supel, tidak ada nyeri tekan di 4 regio abdomen, nyeri tekan
epigastrium negatif, tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran limpa,
tes McBurney negatif, tes undulasi negatif, nyeri ketuk CVA negatif, Rebound
tenderness negatif.
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Tidak ada oedem, tidak ada sianosis, tidak ada deformitas, tidak
ada tremor, tidak ada clubbing finger, CRT kurang dari 2 detik.
Inferior : Tidak ada oedem, tidak ada sianosis, tidak ada deformitas, tidak ada
tremor, tidak ada clubbing finger, CRT kurang dari 2 detik.
A. TELINGA
KANAN KIRI
DAUN TELINGA Normotia Normotia
RETROAURIKULAR Nyeri tekan (-), sikatriks Nyeri tekan (-), sikatriks
(-), fistel (-), abses (-) (-), fistel (-), abses (-)
LIANG TELINGA Tidak penuh serumen Tidak penuh serumen
MUKOSA Hiperemis (-) Hiperemis (-)
SEKRET (-) (-)
SERUMEN (+) (+)
MEMBRAN TIMPANI Intak, reflex cahaya (+) Intak, reflex cahaya (+)
NYERI TARIK TELINGA (-) (-)
NYERI TEKAN TRAGUS (-) (-)
B. HIDUNG
KANAN KIRI
DEFORMITAS (-) (-)
NYERI TEKAN :
Pangkal hidung (-) (-)
Pipi (-) (-)
Dahi (-) (-)
KREPITASI (-) (-)
VESTIBULUM Lapang Lapang
Rambut (+) Rambut (+)
Mukosa : tidak Mukosa : hiperemis
hiperemis Sekret : (+)
Sekret : (+) Massa : (-)
Massa : (-)
SEPTUM DEVIASI (-) (-)
DASAR HIDUNG Sekret : (+) Sekret : (+)
Krusta : (-) Krusta : (-)
KONKA INFERIOR Oedem : (-) Oedem : (-)
Hiperemis : (+) Hiperemis : (+)
KONKA MEDIA Oedem : (-) Oedem : (-)
Hiperemis : (+) Hiperemis : (+)
Sekret : (-) Sekret : (-)
MEATUS MEDIA Tidak ada sekret Tidak ada secret
C. TENGGOROKAN
Arkus Faring Simetris, massa (-)
Pilar anterior Simetris
Uvula Ukuran dalam bentuk normal, letak lurus
ditengah
Dinding Faring Granula (-), cobble stone appearance (-)
Mukosa faring Hiperemis (-), post nasal drip (-), massa (-),
pseudomembrane (-), granul (-), bercak bercak
putih (-)
Tonsil T1 T1, hiperemis -/-, kripta normal, detritus -/-
Gigi Lengkap, caries gigi (-), tambalan (-), nyeri
ketok (-)
KGB regional KGB tidak teraba membesar
Palatum durum Simetris, massa (-)
Palatum mole Simetris, massa (-), bercak bercak keputihan (-)
- Rinolit
Rinolit juga dianggap sebagai benda asing tipe khusus yang biasanya
terdapat pada orang dewasa. Garam2 tak larut dalam secret hidung
membentuk suatu massa berkapur sebesar benda asing yang tertahan
lama atau bekuan darah. Warna sedikit abu2, agak coklat atau hitam
kehijauan. Konsistensi dapat berupa lunak sampai keras dan rapuh atau
porus. Seperti halnya dengan korpus alienum, biasanya terdapat
unilateral. Secret sinus kronik dapat mengawali terbentuknya massa
seperti itu di dalam hidung.
Rinolit tidak menjadi diagnosis utama karena warna benda asing yang
ditemukan pada saat inspeksi berwarna putih, dan bukan abu abu, coklat,
atau hitam kehijauan yang disebabkan oleh garam tak larut dalam secret
hidung yang membentuk suatu massa berkapur.
- Polip hidung
Polip hidung ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam
rongga hidung, berwarna putih keabuabuan,yang terjadi akibat inflamasi
mukosa. Secara makroskopik polip terlihat sebagai massa bertangkai
dengan permukaan liicin, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih
keabu abuan, agak bening, lobular, dapat tunggal atau multiple, dan tidak
sensitif. Tempat asal tumbuhnya polip terutama dari kompleks osteo
meatal di meatus medius dan sinus etmoid.
- Neoplasma maligna
Gejala yang mencolok ialah nasal obstruction yang bersifat unilateral dan
nasal bleeding. Kadang2 ulserasi awal dan nasal bleeding terlihat lebih
dulu sebelum nasal obstruction, terutama pada tumor kavum nasi yang
anaplastik. Diagnosis ditegakkan dengan biopsy yang diambil dari bagian
yang tidak nekrotis. Perlu diagnosis sedini mungkin, maka bila ada
kecurigaan malignansi, harus dilakukan biopsi segera.
b. Cavum Nasi
Cavum nasi terletak dari nares di depan sampai concha di belakang. Rongga
ini dibagi oleh septum nasi atas belahan kanan dan kiri. Setiap belahan
mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial.
Dasar di bentuk oleh processus palatinus maxillae dan lamina horizontalis
ossis paltini, yaitu permukaan atas paltum durum.
Bagian atap sempit dan dibentuk dari belakang ke depan oleh corpus ossis
sphenoidalis, lamina cribrosa ossis ethmoidalis, os frontal, os nasal dan
cartilagines nasi.
Meatus nasi media terletak dibawah dan lateral concha media. Pada dinding
Lateralnya terdapat prominentea bulat, bulla ethmoidalis, yang disebabkan
oleh penonjolan sinus ethmoidalis medii yang terletak di bawahnya. Sinus ini
bermuara pada pinggir atas meatus. Sebuah celah melengkung, disebut
hiatus semilunaris, terletak tepat dibawah bulla. Ujung anterior hiatus masuk
ke dalam saluran berbentuk corong disebut infundibulum. Sinus maxillaris
bermuara pada meatus nasi media melalui hiatus semilunaris. Sinus frontalis
bermuara dan dilanjutkan oleh infundibulum. Sinus ethmoidales anteriores
juga bermuara pada infundibulum.
Meatus nasi media dilanjutkan ke depan oleh sebuah lekukan disebut atrium.
Atrium ini dibatasi di atas oleh sebuah gigi, disebut agger nasi. Di bawah dan
depan atrium, dan sedikit di dalam naris, terdapat vestibulum. Vestibulum ini
dilapisi oleh kulit yang telah termodifikasi dan mempunyai rambut rambut
melengkung dan pendek (vibrissae)
Meatus nasi inferior terletak di bawah dan lateral chonca inferior dan padanya
terdapat ductus nasolacrimalis. Suatu lipatan membran mukosa membantuk
katup yang tidak sempurna, yang melindungi muara ductus.
N. olfaktorius berasal dari sel2 olfaktorius khusus yang terdapat pada membrana
mukosa. Saraf ini naik ke atas melalui lamina cribrosa dan mencapai bulbus
olfaktorius.
Saraf2 sensasi umum berasal dari divisi opthalmica dan maxillaris n. trigeminus.
Persarafan bagian anterior cavum nasi berasal dari n. ethmoidalis anterior.
Persarafan bagian posterior cavum nasi berasal dari ramus nasalis, ramus
nasopalatinus, ramus nasopalatinus ganglion pterygopaltinum.
Suplai arteri untuk cavum nasi terutama berasal dari cabang2 a. Maxillaris.
Cabang yang terpenting adalah a. sphenoplatina. Arteri sphenoplatina
beranastomosis dengan cabang septalis a, labialis superior yang merupakan
cabang dari a. facialis di daerah vestibulum. Daerah ini sering terjadi pendarahan
(epistaxis)
Vena2 membentuk plexus yang luas di dalam submukosa. Plexus ini dialirkan
oleh vena yang menyertai arteri.
Nasal Corpus Alienum
a. Definisi
Corpus Alienum dikenal juga sebagai benda yang berasal dari luar atau dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh. (Kamus Kedokteran
Dorland)
b. Epidemiologi
Kasus Corpus Alienum pada rongga hidung seringkali ditemukan pada kasus
gawat darurat dimana kasus pada anak lebih sering ditemukan, namun tidak
menutup kemungkinan untuk terdapat juga pada orang dewasa. Anak pada
usia 2 sampai tahun lebih sering mengalami kasus ini dikarenakan mereka
sering mengeksplorasi tubuhnya terutama pada daerah yang berlubang.
Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi Corpus Alienum lebih banyak
ditemui pada pria dibandingkan dengan wanita, dimana pada pria ditemukan
sebesar 58% (Srinivas Moorthy PN, dkk. 2012).
Gerakan motorik halus untuk memegang benda mulai terbentuk saat anak
berusia 9 bulan, dimana sesuai dengan teori bahwa hal ini penting dalam
kasus Corpus Alienum dalam rongga hidung.
c. Etiologi
Benda asing dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian besar berdasarkan
jenisnya, yaitu:
Inorganik
Bahan bahan inorganik atau yang sering ditemukan biasanya terdiri dari
bahan logam dan plastik. Benda yang sering ditemukan yaitu manik manik dan
bagian kecil dari mainan. Bahan tersebut biasanya asimtomatik dan ditemukan
secara tidak sengaja.
Organik
Bahan organik yang sering ditemukan biasanya berupa binatang kecil seperti
lalat, cacing, maupun lintah. Selain itu bahan organik yang cukup sering
ditemukan juga yaitu sisa makanan, serpihan kayu, serpihan karet, dan kapas.
Benda organik cenderung akan lebih mengiritasi nasal mukosa dan
menyebabkan gejala yang muncul lebih awal.
d. Patofisiologi
Sebuah benda asing dapat menjadi inti peradangan yang nyata bila terbenam
di jaringan granukasi dengan menerima lapisan kalsium, magnesium fosfat,
dan karbonat yang demikian akan menjadi sebuah rhinolith. Terkadang proses
ini dapat terjadi di area mukopus bahkan bekuan darah yang sering disebut
nidus. Rhinolith endogen yang terbentuk dari inti darah atau mukus jarang
terjadi pada usia dibawah 4 tahun, sedangkan rhinolith eksogen yang
terbentuk dari benda asing yang diselimuti oleh garam dapat terjadi pada usia
berapapun. Rhinolith umumnya terletak di dasar hidung bersifat radioopak,
single, sferis ireguler namun dapat menunjukkan pemanjangan sesuai dengan
arah tumbuh rongga hidung.
Benda asing hidup seperti binatang (cacing, lintah, larva) maupun tumbuhan
(serpihan kayu) dapat menginisiasi proses inflamasi dari infeksi lokal ringan
sampai kerusakan tulang hidung.
e. Penegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Anamnesis
Dari anamnesis bisa didapatkan data berupa gejala yang sering muncul
seperti hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan mukopurulen dan
berbau, diikuti dengan rasa nyeri, demam, dan bersin. Gejala lain cukup
bervariasi mengikuti pathogenesis dari penyakit ini, namun Nasal Corpus
Alienum pada anak sering luput dari perhatian orang tua karena kebanyakan
asimtomatik sampai waktu yang cukup lama.
Benda asing organik terutama yang berupa makhluk hidup biasanya akan
menimbulkan sensasi bergerak gerak dalam hidung. Epistaksis tanpa rasa
nyeri biasanya menjadi keluhan utama untuk pasien dengan lintah di hidung.
Pada miasis hidung, pasien sering mengeluhkan sakit kepala dan sakit pada
area sekitar hidung., hidung tersumbat diikuti dengan sensasi bergerak gerak
pada rongga hidunh dan kadang disertai epistaksis.
Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan rinoskopi anterior, selain benda asing yang dapat dilihat
langsung, akan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral,
dan dapat terjadi ulserasi. Benda asing lainnya kadang terutup oleh mukopus,
sehingga disangka sinusitis.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis yaitu
pemeriksaan radiologi seperti CT Scan dan X Ray pada daerah kepala.
Gambaran X Ray berupa radioopak pada foto kepala biasanya terletak di
dasar cavum nasi dapat menegakkan diagnosis Corpus Alienum begitupula
dengan gambaran massa hiperdens yang ditemukan pada gambaran CT
Scan.
f. Penatalaksanaan
Ada beberapa jenis cara yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan nasal
corpus alienum, namun teknik yang digunakan tergantung akan tipe korpus
alienum, persediaan peralatan, dan kenyamanan klinisi untuk mengeluarkan
benda tersebut. Untuk bendabenda yang mudah terlihat, bentuknya tidak
bulat, dan tidak rapuh, digunakan pengambilan langsung. Sedangkan untuk
benda benda yang sulit dijangkau, biasanya digunakan metode catheter
balloon. Untuk benda asing yang berukuran besar, digunakan teknik positive
pressure, dengan menggunakan 0 degree rigid nasoendoscope.
Direct instrumentation
Teknik ini ideal digunakan untuk mengambil benda asing yang mudah
dilihat, tidak bulat, dan tidak rapuh. Alat alat yang digunakan dapat
berupa alligator forceps, hemostats, dan bionet forceps. Dapat juga
digunakan hook probes untuk benda yang terlihat namun susah untuk
di ambil.
Balloon cathether
Teknik ini digunakan untuk mengambil benda yang berbentuk bulat
yang tidak dapat dijangkau menggunakan cara direct instrument. Selain
menggunakan balloon cathether dapat juga digunakan catheter jenis
lain lain voley catheter atau Katz Extractor Oto Rhino foreign body
remover.
Suction
Teknik ini digunakan untuk mengambil benda benda yang gampang
terlihat, halus, dan bulat. Tekanan yang digunakan untuk melakukan
suction berkisar antara 100 140 mmHg.
g. Komplikasi
Perdarahan merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, meskipun hal ini
hanya bersifat minimal dan hilang dengan tampon sederhana. Selain itu benda
asing pada hidung juga dapat menyebabkan iritasi dan reaksi inflamasi.
Beberapa komplikasi benda asing pada hidung yang dilaporkan, adalah :
Sinusitis
Otitis media akut
Perforasi septum nasi
Meningitis
RESUME
Anak V datang ke IGD RS. Elim pada tanggal 25 Juli 2015 bersama dengan Ibu M.
Anamnesis pasien dilakukan secara aloanamnesis. Ibu pasien mengeluhkan hidung
pasien yang mengeluarkan bau tidak sedap yang sudah berlangsung selama 2 bulan.
Semakin lama, bau yang dikeluarkan makin lama pun makin tidak sedap. Pasien pun
mengeluhkan batuk dan demam berulang. Akan tetapi ketika datang ke IGD, demam
pasien sudah berhenti sejak 1 minggu yang lalu. Adapun keluhan lain seperti hidung
tersumbat dan mengeluarkan secret berwarna kuning. Pasien belum pernah mengalami
keluhan serupa sebelumnya. Keluarga pasien pun tidak ada yang memiliki
pengetahuan mengenai benda asing pada hidung.
Pada pemeriksaan fisik, pasien compos mentis dan tampak sehat. Tanda-tanda vital
normal. Adapun ditemukan benda asing bewarna putih pada nares sinistra bagian
posterior cavum nasi yang tampak melekat pada dinding concha inferior/cavum nasi
sinistra. Pada pemeriksaan thorax, abdomen serta ekstremitas tidak ditemukan
kelainan.
Berdasarkan semua data anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, pasien ini
memiliki diagnosis nasal corpus alienum. Menjadi diagnosis utama berdasarkan gejala
hidung yang mengeluarkan bau, hidung tersumbat, keluar cairan berwarna kuning dari
hidung yang didapatkan dari anamnesis dan berdasarkan hasil inspeksi pada nares
ditemukan benda asing berwarna putih pada nares sinistra bagian posterior cavum nasi
yang tampak melekat pada dinding concha inferior/ cavum nasi sinistra.
DAFTAR PUSTAKA