Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS NASAL CORPUS ALIENUM

Inez Leonita

07120120099

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Anak V
Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pekerjaan :-
Alamat : Malango
No. Rekam Medik : 124046
Tanggal Masuk RS : 24 Juli 2015

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara aloanamnesis pada tanggal 25 Juli 2015 di ruang
IGD Rumah Sakit Elim Rantepao

Keluhan Utama
Pasien datang ke Rumah Sakit Elim Rantepao diantarkan oleh ibunya dengan
keluhan hidung yang mengeluarkan bau tidak sedap.

Riwayat Penyakit Sekarang


Ny. M selaku ibu pasien Anak V mengeluhkan hidung pasien yang mengeluarkan
bau tidak sedap selama 2 bulan dan semakin lama bau yang dikeluarkan semakin
tidak sedap. Selain itu pasien juga mengeluhkan batuk dan demam berulang
namun ketika datang di IGD anak V sudah tidak demam dan batuk lagi. Ibu
pasien mengakui memperhatikan batuk anak V terus menerus ada dan tidak ada
waktu tertentu untuk kambuh seperti pagi atau malam hari dan batuk berdahak
berwarna kuning. Ibu pasien mengaku tidak mengecek demam anak V
menggunakan thermometer namun beliau merasa demamnya tidak terlalu tinggi
dan membaik dengan diberikan parasetamol. Pasien juga mengalami hidung
tersumbat dan hidung mengeluarkan cairan bewarna kuning. Untuk keluhan ini
pasien mengkonsumsi obat batuk pilek untuk anak yang dibeli di apotek namun
tidak membaik. Pasien tidak mengeluhkan bersin bersin dan tidak ada darah yang
keluar dari rongga hidung.

Riwayat Penyakit Dahulu


Ny. M menyangkal adanya kejadian serupa sebelumnya. Anak V sebelumnya
pernah mengalami batuk pilek sekitar 2 atau 3 kali, namun setelah diberikan obat
batuk pilek yang dibeli di apotek anak V segera membaik. Ny. M pun menyangkal
mengenai adanya riwayat penyakit jantung seperti pernah biru ketika kecil,
penyakit paru seperti asma dan sesak, dan penyakit bawaan lainnya.

Riwayat keluarga
Pengetahuan keluarga mengenai benda asing di hidung tidak ada. Orang tua
tidak memiliki penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes. Orang tua juga
tidak memiliki penyakit jantung dan paru serta penyakit lain yang mungkin untuk
diturunkan.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sehat
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 13 kg
Tinggi badan : 96 cm
Tanda-tanda Vital
Temperatur : 36,2 C
Nadi : 110x per menit
Tekanan darah : tidak diukur
Laju nafas : 29x per menit

Pemeriksaan Kepala
Kepala : Mesosepal, simetris, tidak ada tanda radang, tidak ada bekas luka.
Mata : Simetris, tidak ada conjungtiva anemis, tidak ada sclera ikterik, tidak
ada edema palpebral.
Telinga : tidak ada discharge, tidak ada deformitas.
Hidung : Tidak ada discharge, tidak ada deformitas, tidak ada deviasi septum,
tidak ada nafas cuping hidung, ditemukan benda asing berwarna putih pada
nares posterior sinistra yang tampak melekat pada dinding concha inferior.
Cavum nasi dextra normal.
Mulut : bibir kering, tidak pucat, lidah tidak kotor, lidah tidak sianosis.

Pemeriksaan Leher
Inspeksi : trachea ditengah, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Palpasi : JVP (tidak dilakukan), tidak ada pembesaran limfonodi

Pemeriksaan Thorax
Pulmo
Depan
o Inspeksi : Gerakan dada saat inspirasi simetris, tidak ada retraksi, tidak
ada scar, tidak ada spider naevi.
o Palpasi : Taktil Fremitus seimbang di kedua lapang paru
o Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
o Auskultasi : Suara dasar vesikular di kedua lapang paru, tidak ada
rhonki, tidak ada wheezing

Belakang
o Inspeksi : Gerakan dada saat inspirasi simetris, tidak ada scar
o Palpasi : Taktil Fremitus seimbang di kedua lapang paru
o Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
o Auskultasi : Suara dasar vesikular di kedua lapang paru, tidak ada rhonki,
tidak ada wheezing
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Redup
Auskultasi : Bunyi Jantung S1 dan S2 normal, tidak ada murmur, tidak ada
gallop.

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, tidak ada caput medusa, tidak ada scar,
tidak ada striae
Auskultasi : Peristaltik usus 18 kali per menit, tidak ada bunyi metalik, tidak
bruits.
Perkusi : Timpani di 9 regio abdomen, tidak terdapat asites.
Palpasi : Supel, tidak ada nyeri tekan di 4 regio abdomen, nyeri tekan
epigastrium negatif, tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran limpa,
tes McBurney negatif, tes undulasi negatif, nyeri ketuk CVA negatif, Rebound
tenderness negatif.

Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Tidak ada oedem, tidak ada sianosis, tidak ada deformitas, tidak
ada tremor, tidak ada clubbing finger, CRT kurang dari 2 detik.
Inferior : Tidak ada oedem, tidak ada sianosis, tidak ada deformitas, tidak ada
tremor, tidak ada clubbing finger, CRT kurang dari 2 detik.

STATUS LOKALIS THT

A. TELINGA
KANAN KIRI
DAUN TELINGA Normotia Normotia
RETROAURIKULAR Nyeri tekan (-), sikatriks Nyeri tekan (-), sikatriks
(-), fistel (-), abses (-) (-), fistel (-), abses (-)
LIANG TELINGA Tidak penuh serumen Tidak penuh serumen
MUKOSA Hiperemis (-) Hiperemis (-)
SEKRET (-) (-)
SERUMEN (+) (+)
MEMBRAN TIMPANI Intak, reflex cahaya (+) Intak, reflex cahaya (+)
NYERI TARIK TELINGA (-) (-)
NYERI TEKAN TRAGUS (-) (-)

B. HIDUNG
KANAN KIRI
DEFORMITAS (-) (-)
NYERI TEKAN :
Pangkal hidung (-) (-)
Pipi (-) (-)
Dahi (-) (-)
KREPITASI (-) (-)
VESTIBULUM Lapang Lapang
Rambut (+) Rambut (+)
Mukosa : tidak Mukosa : hiperemis
hiperemis Sekret : (+)
Sekret : (+) Massa : (-)
Massa : (-)
SEPTUM DEVIASI (-) (-)
DASAR HIDUNG Sekret : (+) Sekret : (+)
Krusta : (-) Krusta : (-)
KONKA INFERIOR Oedem : (-) Oedem : (-)
Hiperemis : (+) Hiperemis : (+)
KONKA MEDIA Oedem : (-) Oedem : (-)
Hiperemis : (+) Hiperemis : (+)
Sekret : (-) Sekret : (-)
MEATUS MEDIA Tidak ada sekret Tidak ada secret

C. TENGGOROKAN
Arkus Faring Simetris, massa (-)
Pilar anterior Simetris
Uvula Ukuran dalam bentuk normal, letak lurus
ditengah
Dinding Faring Granula (-), cobble stone appearance (-)
Mukosa faring Hiperemis (-), post nasal drip (-), massa (-),
pseudomembrane (-), granul (-), bercak bercak
putih (-)
Tonsil T1 T1, hiperemis -/-, kripta normal, detritus -/-
Gigi Lengkap, caries gigi (-), tambalan (-), nyeri
ketok (-)
KGB regional KGB tidak teraba membesar
Palatum durum Simetris, massa (-)
Palatum mole Simetris, massa (-), bercak bercak keputihan (-)

Diagnosis dan Clinical Reasoning


- Nasal Corpus Alienum
Menjadi diagnosis utama berdasarkan gejala hidung yang mengeluarkan
bau, hidung tersumbat, keluar cairan berwarna kuning dari hidung yang
didapatkan dari anamnesis dan berdasarkan hasil inspeksi pada nares
ditemukan benda asing berwarna putih pada nares sinistra bagian
posterior cavum nasi yang tampak melekat pada dinding concha inferior/
cavum nasi sinistra.
Diagnosis Banding :

- Rinolit
Rinolit juga dianggap sebagai benda asing tipe khusus yang biasanya
terdapat pada orang dewasa. Garam2 tak larut dalam secret hidung
membentuk suatu massa berkapur sebesar benda asing yang tertahan
lama atau bekuan darah. Warna sedikit abu2, agak coklat atau hitam
kehijauan. Konsistensi dapat berupa lunak sampai keras dan rapuh atau
porus. Seperti halnya dengan korpus alienum, biasanya terdapat
unilateral. Secret sinus kronik dapat mengawali terbentuknya massa
seperti itu di dalam hidung.

Rinolit tidak menjadi diagnosis utama karena warna benda asing yang
ditemukan pada saat inspeksi berwarna putih, dan bukan abu abu, coklat,
atau hitam kehijauan yang disebabkan oleh garam tak larut dalam secret
hidung yang membentuk suatu massa berkapur.

- Polip hidung
Polip hidung ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam
rongga hidung, berwarna putih keabuabuan,yang terjadi akibat inflamasi
mukosa. Secara makroskopik polip terlihat sebagai massa bertangkai
dengan permukaan liicin, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih
keabu abuan, agak bening, lobular, dapat tunggal atau multiple, dan tidak
sensitif. Tempat asal tumbuhnya polip terutama dari kompleks osteo
meatal di meatus medius dan sinus etmoid.

Polip tidak menjadi diagnosis utama karena pada pemeriksaan rinoskopi


anterior tidak terlihat sebagai massa yang berwarna pucat, mudah
digerakkan, dan melekat pada meatus medius.

- Ozaena (Rinitis Atrofi)


Disebut juga rhinitis chronica atrophicans cum foetida. Karakteristiknya
adalah adanya atropi mukosa dan jaringan pengikat submukosa struktur
fossa nasalis, disertai adanya krusta yang berbau khas. Untuk
kepentingan klinis perlu ditetapkan derajat ozaena sebelum diobati, yaitu
ringan, sedang atau berat, karena derajatnya menentukan terapi dan
prognosisnya. Diagnosis ozaena secara klinis dapat dilihat dari adanya
discharge yang berbau, bersifat bilateral, terdapat krusta kuning
kehijauan. Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria,
terutama pada umur sekitar pubertas. Penderita sendiri mengalami
anosmia.

Ozaena tidak menjadi diagnosis utama karena berdasarkan hasil inspeksi


menggunakan rhinoskopi tidak ditemukan krusta dan bau yang
ditimbulkan seperti bau krusta.

- Neoplasma maligna
Gejala yang mencolok ialah nasal obstruction yang bersifat unilateral dan
nasal bleeding. Kadang2 ulserasi awal dan nasal bleeding terlihat lebih
dulu sebelum nasal obstruction, terutama pada tumor kavum nasi yang
anaplastik. Diagnosis ditegakkan dengan biopsy yang diambil dari bagian
yang tidak nekrotis. Perlu diagnosis sedini mungkin, maka bila ada
kecurigaan malignansi, harus dilakukan biopsi segera.

Neoplasma maligna tidak menjadi diagnosa utama karena tidak adanya


nasal bleeding yang menyertai nasal obstruction, serta berdasarkan hasil
inspeksi yang terlihat bukanlah menyerupai jaringan tubuh.
Review Penyakit
Anatomi Hidung
Hidung terdiri dari nasus externus (hidung luar) dan cavum nasi
a. Nasus Externus
Nasus externus mempunyai ujung bebas, yang dilekatkan ke dahi melalui
radix nasi (jembatan hidung). Lubang luar hidung adalah kedua nares (lubang
hidung). Setiap naris dibatasi di lateral oleh ala nasi dan di medial oleh septum
nasi.
Rangka nasus externus di bentuk di atas oleh os nasale, processus frontalis
ossis maxillares dan pars nasalis ossis frontalis. Di bawah, rangka ini dibentuk
oleh lempeng tulang rawan yaitu cartilago nasi superior dan inferior, dan
cartilage septa nasi.

b. Cavum Nasi
Cavum nasi terletak dari nares di depan sampai concha di belakang. Rongga
ini dibagi oleh septum nasi atas belahan kanan dan kiri. Setiap belahan
mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial.
Dasar di bentuk oleh processus palatinus maxillae dan lamina horizontalis
ossis paltini, yaitu permukaan atas paltum durum.

Bagian atap sempit dan dibentuk dari belakang ke depan oleh corpus ossis
sphenoidalis, lamina cribrosa ossis ethmoidalis, os frontal, os nasal dan
cartilagines nasi.

Dinding lateral ditandai dengan 3 tonjolan disebut concha nasalis superior,


medial dan inferior. Area dibawah setiap concha disebut meatus.

Recessus sphenoethmoidalis adalah daerah kecil yang terletak diatas concha


nasalis superior dan di depan corpus ossis sphenoidalis. Di daerah itu
terdapat muara sinus sphenoidalis.
Meatus nasi superior terletak di bawah dan lateral concha nasalis superior.
Disini terdapat muara dari sinus ethmoidalis posterior.

Meatus nasi media terletak dibawah dan lateral concha media. Pada dinding
Lateralnya terdapat prominentea bulat, bulla ethmoidalis, yang disebabkan
oleh penonjolan sinus ethmoidalis medii yang terletak di bawahnya. Sinus ini
bermuara pada pinggir atas meatus. Sebuah celah melengkung, disebut
hiatus semilunaris, terletak tepat dibawah bulla. Ujung anterior hiatus masuk
ke dalam saluran berbentuk corong disebut infundibulum. Sinus maxillaris
bermuara pada meatus nasi media melalui hiatus semilunaris. Sinus frontalis
bermuara dan dilanjutkan oleh infundibulum. Sinus ethmoidales anteriores
juga bermuara pada infundibulum.

Meatus nasi media dilanjutkan ke depan oleh sebuah lekukan disebut atrium.
Atrium ini dibatasi di atas oleh sebuah gigi, disebut agger nasi. Di bawah dan
depan atrium, dan sedikit di dalam naris, terdapat vestibulum. Vestibulum ini
dilapisi oleh kulit yang telah termodifikasi dan mempunyai rambut rambut
melengkung dan pendek (vibrissae)

Meatus nasi inferior terletak di bawah dan lateral chonca inferior dan padanya
terdapat ductus nasolacrimalis. Suatu lipatan membran mukosa membantuk
katup yang tidak sempurna, yang melindungi muara ductus.

Dinding medial (septum nasi) adalah sekat osteocartilago yang ditutupi


membrana mukosa. Bagian atas dibentuk oleh lamina perpendikularis ossis
ethmoidalis dan bagian posteriornya di bentuk oleh cartilago septi. Septum ini
jarang sekali terletak pada bagian medial.
Membrana mukosa melapisi cavum nasi, kecuali vestibulum, yang dilapisi oleh
kulit yang telah mengalami modifikasi. Terdapat dua jenis membrana mukosa,
yaitu:
1. Membrana mukosa olfaktorius
Melapisi permukaan atas concha nasalis superior dan recessus
sphenoethmoidalis; juga melapisi daerah septum nasi yang berdekatan
dengan atap. Fungsinya adalah menerima rangsangan penghidu dan untuk
fungsi ini mukosa memiliki sel2 penghidu khusus. Akson sel2 ini (serabut n.
olfaktorius) berjalan melalui lubang2 pada lamina cribrosa ossis
ethmoidalis dan berakhir pada bulbus olfaktorius. Permukaan membran
mukosa tetap basah oleh secret kelenjar serosa yang berjumlah banyak.

2. Membran mukosa respiratorius


Melapisi bagian bawah cavum nasi. Fungsinya adalah menghangatkan,
melembabkan dan membersihkan udara inspirasi. Proses menghangatkan
terjadi oleh adanya plexus venosus di dalam jaringan submucosa. Proses
melembabkan berasal dari banyaknya mukus yang diproduksi oleh
kelenjar2 dan sel2 goblet. Partikel debu yang terinspirasi akan menempel
pada permukaan mukosa yang basah dan lengket. Mukus yang tercemar
ini terus menerus terdorong ke belakang oleh kerja cilia dari sel2 silindris
bersilia yang meliputi permukaan. Sesampainya di pharynx mukus ini
ditelan.
Persarafan Cavum Nasi

N. olfaktorius berasal dari sel2 olfaktorius khusus yang terdapat pada membrana
mukosa. Saraf ini naik ke atas melalui lamina cribrosa dan mencapai bulbus
olfaktorius.

Saraf2 sensasi umum berasal dari divisi opthalmica dan maxillaris n. trigeminus.
Persarafan bagian anterior cavum nasi berasal dari n. ethmoidalis anterior.
Persarafan bagian posterior cavum nasi berasal dari ramus nasalis, ramus
nasopalatinus, ramus nasopalatinus ganglion pterygopaltinum.

Pendarahan Cavum Nasi

Suplai arteri untuk cavum nasi terutama berasal dari cabang2 a. Maxillaris.
Cabang yang terpenting adalah a. sphenoplatina. Arteri sphenoplatina
beranastomosis dengan cabang septalis a, labialis superior yang merupakan
cabang dari a. facialis di daerah vestibulum. Daerah ini sering terjadi pendarahan
(epistaxis)

Vena2 membentuk plexus yang luas di dalam submukosa. Plexus ini dialirkan
oleh vena yang menyertai arteri.
Nasal Corpus Alienum

a. Definisi
Corpus Alienum dikenal juga sebagai benda yang berasal dari luar atau dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh. (Kamus Kedokteran
Dorland)

b. Epidemiologi
Kasus Corpus Alienum pada rongga hidung seringkali ditemukan pada kasus
gawat darurat dimana kasus pada anak lebih sering ditemukan, namun tidak
menutup kemungkinan untuk terdapat juga pada orang dewasa. Anak pada
usia 2 sampai tahun lebih sering mengalami kasus ini dikarenakan mereka
sering mengeksplorasi tubuhnya terutama pada daerah yang berlubang.
Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi Corpus Alienum lebih banyak
ditemui pada pria dibandingkan dengan wanita, dimana pada pria ditemukan
sebesar 58% (Srinivas Moorthy PN, dkk. 2012).
Gerakan motorik halus untuk memegang benda mulai terbentuk saat anak
berusia 9 bulan, dimana sesuai dengan teori bahwa hal ini penting dalam
kasus Corpus Alienum dalam rongga hidung.

c. Etiologi
Benda asing dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian besar berdasarkan
jenisnya, yaitu:
Inorganik
Bahan bahan inorganik atau yang sering ditemukan biasanya terdiri dari
bahan logam dan plastik. Benda yang sering ditemukan yaitu manik manik dan
bagian kecil dari mainan. Bahan tersebut biasanya asimtomatik dan ditemukan
secara tidak sengaja.
Organik
Bahan organik yang sering ditemukan biasanya berupa binatang kecil seperti
lalat, cacing, maupun lintah. Selain itu bahan organik yang cukup sering
ditemukan juga yaitu sisa makanan, serpihan kayu, serpihan karet, dan kapas.
Benda organik cenderung akan lebih mengiritasi nasal mukosa dan
menyebabkan gejala yang muncul lebih awal.

Sedangkan berdasarkan asalnya, benda asing dapat dibedakan menjadi :


Benda asing eksogen, yaitu benda asing yang asalnya dari luar tubuh,
biasanya masuk melalui hidung atau mulut.benda asing eksogen terdiri dari
benda padat, cair, atau gas. Benda asing eksogen padat yang sering
ditemukan adalah kacang kacangan, tulang, paku, jarum, peniti, batu, kapur
barus, dan lain lain. Benda asing eksogen cair dibagi menjadi cairan yang
bersifat iritatif seperti zat kimia, dan benda cair non iritatif, yang memiliki pH
7.4.
Benda asing endogen, yaitu berasal dari dalam tubuh. Benda asing
endogen dapat berupa secret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,
perkijuan, membrane difteri. Cairan amnion, meconium cukup sering masuk ke
dalam saluran napas bayi pada saat persalinan.

d. Patofisiologi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kasus corpus alienum lebih


sering ditemukan pada anakanak ketika mereka sedang banyak belajar
mengenai lingkungan mereka. Benda tersebut biasanya masuk ke hidung
ketika anak mencoba untuk mencium sesuatu.

Corpus Alienum hidung dapat ditemukan di setiap bagian rongga hidung,


sebagian besar ditemukan di dasar hidung tepat dibawah konka inferior.
Lokasi lainnya yang cukup sering ditemukan yaitu pada konka media. Benda
benda kecil yang masuk ke bagian anterior rongga hidung dengan mudah
dapat dikeluarkan, namun benda asing yang masuk ke rongga post nasal
dapat teraspirasi dan terdorong ke belakang saat usaha pengeluaran
sehingga menimbulkan obstruksi jalan napas akut. Benda asing di hidung juga
berpengaruh dalam membawa organisme penyebab penyakit infeksi lainnya.
Beberapa benda asing yang masuk kedalam rongga hidung dapat bertahan
bertahun tahun tanpa adanya perubahan mukosa, namun sebagian besar
benda mati yang masuk ke hidung dapat menimbulkan pembengkakan
mukosa hidung dengan kemungkinan terjadinya necrosis, ulserasi, erosi
mukosa, dan epistaksis. Tertahannya sekresi mukus, benda asing yang
membusuk serta ulserasi dapat menyebabkan secret berbau busuk.

Sebuah benda asing dapat menjadi inti peradangan yang nyata bila terbenam
di jaringan granukasi dengan menerima lapisan kalsium, magnesium fosfat,
dan karbonat yang demikian akan menjadi sebuah rhinolith. Terkadang proses
ini dapat terjadi di area mukopus bahkan bekuan darah yang sering disebut
nidus. Rhinolith endogen yang terbentuk dari inti darah atau mukus jarang
terjadi pada usia dibawah 4 tahun, sedangkan rhinolith eksogen yang
terbentuk dari benda asing yang diselimuti oleh garam dapat terjadi pada usia
berapapun. Rhinolith umumnya terletak di dasar hidung bersifat radioopak,
single, sferis ireguler namun dapat menunjukkan pemanjangan sesuai dengan
arah tumbuh rongga hidung.

Benda asing hidup seperti binatang (cacing, lintah, larva) maupun tumbuhan
(serpihan kayu) dapat menginisiasi proses inflamasi dari infeksi lokal ringan
sampai kerusakan tulang hidung.

e. Penegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.

Anamnesis
Dari anamnesis bisa didapatkan data berupa gejala yang sering muncul
seperti hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan mukopurulen dan
berbau, diikuti dengan rasa nyeri, demam, dan bersin. Gejala lain cukup
bervariasi mengikuti pathogenesis dari penyakit ini, namun Nasal Corpus
Alienum pada anak sering luput dari perhatian orang tua karena kebanyakan
asimtomatik sampai waktu yang cukup lama.
Benda asing organik terutama yang berupa makhluk hidup biasanya akan
menimbulkan sensasi bergerak gerak dalam hidung. Epistaksis tanpa rasa
nyeri biasanya menjadi keluhan utama untuk pasien dengan lintah di hidung.
Pada miasis hidung, pasien sering mengeluhkan sakit kepala dan sakit pada
area sekitar hidung., hidung tersumbat diikuti dengan sensasi bergerak gerak
pada rongga hidunh dan kadang disertai epistaksis.

Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan rinoskopi anterior, selain benda asing yang dapat dilihat
langsung, akan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral,
dan dapat terjadi ulserasi. Benda asing lainnya kadang terutup oleh mukopus,
sehingga disangka sinusitis.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis yaitu
pemeriksaan radiologi seperti CT Scan dan X Ray pada daerah kepala.
Gambaran X Ray berupa radioopak pada foto kepala biasanya terletak di
dasar cavum nasi dapat menegakkan diagnosis Corpus Alienum begitupula
dengan gambaran massa hiperdens yang ditemukan pada gambaran CT
Scan.

f. Penatalaksanaan
Ada beberapa jenis cara yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan nasal
corpus alienum, namun teknik yang digunakan tergantung akan tipe korpus
alienum, persediaan peralatan, dan kenyamanan klinisi untuk mengeluarkan
benda tersebut. Untuk bendabenda yang mudah terlihat, bentuknya tidak
bulat, dan tidak rapuh, digunakan pengambilan langsung. Sedangkan untuk
benda benda yang sulit dijangkau, biasanya digunakan metode catheter
balloon. Untuk benda asing yang berukuran besar, digunakan teknik positive
pressure, dengan menggunakan 0 degree rigid nasoendoscope.
Direct instrumentation
Teknik ini ideal digunakan untuk mengambil benda asing yang mudah
dilihat, tidak bulat, dan tidak rapuh. Alat alat yang digunakan dapat
berupa alligator forceps, hemostats, dan bionet forceps. Dapat juga
digunakan hook probes untuk benda yang terlihat namun susah untuk
di ambil.
Balloon cathether
Teknik ini digunakan untuk mengambil benda yang berbentuk bulat
yang tidak dapat dijangkau menggunakan cara direct instrument. Selain
menggunakan balloon cathether dapat juga digunakan catheter jenis
lain lain voley catheter atau Katz Extractor Oto Rhino foreign body
remover.
Suction
Teknik ini digunakan untuk mengambil benda benda yang gampang
terlihat, halus, dan bulat. Tekanan yang digunakan untuk melakukan
suction berkisar antara 100 140 mmHg.

g. Komplikasi
Perdarahan merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, meskipun hal ini
hanya bersifat minimal dan hilang dengan tampon sederhana. Selain itu benda
asing pada hidung juga dapat menyebabkan iritasi dan reaksi inflamasi.
Beberapa komplikasi benda asing pada hidung yang dilaporkan, adalah :
Sinusitis
Otitis media akut
Perforasi septum nasi
Meningitis
RESUME

Anak V datang ke IGD RS. Elim pada tanggal 25 Juli 2015 bersama dengan Ibu M.
Anamnesis pasien dilakukan secara aloanamnesis. Ibu pasien mengeluhkan hidung
pasien yang mengeluarkan bau tidak sedap yang sudah berlangsung selama 2 bulan.
Semakin lama, bau yang dikeluarkan makin lama pun makin tidak sedap. Pasien pun
mengeluhkan batuk dan demam berulang. Akan tetapi ketika datang ke IGD, demam
pasien sudah berhenti sejak 1 minggu yang lalu. Adapun keluhan lain seperti hidung
tersumbat dan mengeluarkan secret berwarna kuning. Pasien belum pernah mengalami
keluhan serupa sebelumnya. Keluarga pasien pun tidak ada yang memiliki
pengetahuan mengenai benda asing pada hidung.

Pada pemeriksaan fisik, pasien compos mentis dan tampak sehat. Tanda-tanda vital
normal. Adapun ditemukan benda asing bewarna putih pada nares sinistra bagian
posterior cavum nasi yang tampak melekat pada dinding concha inferior/cavum nasi
sinistra. Pada pemeriksaan thorax, abdomen serta ekstremitas tidak ditemukan
kelainan.

Berdasarkan semua data anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, pasien ini
memiliki diagnosis nasal corpus alienum. Menjadi diagnosis utama berdasarkan gejala
hidung yang mengeluarkan bau, hidung tersumbat, keluar cairan berwarna kuning dari
hidung yang didapatkan dari anamnesis dan berdasarkan hasil inspeksi pada nares
ditemukan benda asing berwarna putih pada nares sinistra bagian posterior cavum nasi
yang tampak melekat pada dinding concha inferior/ cavum nasi sinistra.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kamus Kedokteran Dorland, 2002. Jakarta:ECG


2. World Health Organization, Aspirasi Benda Asing, Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Anak di Rumah Sakit, WHO Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 191-121.
3. Prof. Dr. Efiaty Arsyad Soepardi, dkk. Buku Ajar Telinga Hidung Tei\nggorok
Kepala & Leher. Edisi keenam. 2007. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
4. Adam Boeis H. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi Keenam. 1997. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai