Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATERI MIKROBIOLOGI

Untuk Memenuhi Tugas : Mikrobiologi

Dosen Pengampu : drh. Dyah Mahendrasari Sukendra M.Sc.

Disusun Oleh :

Anggit Aprindrian Prehamukti

6411414157

Rombel 6

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
A. Mikrobiologi Air

Air material essensial dalam kehidupan

Sel hidup (tumbuhan,hewan, monera,protista dan fungi) sebagian besar tersusun air

H2O (air) di alam tidak pernah dalam keadaan murni.

- Faktor X dapat bersifat biotik( Hidup) dan abiotik (tidak hidup)


1. Perairan Alamiah
Perairan alamiah diklasifikasikan:
a. Air atmosfer
b. Air hujan
c. Air permukaan
d. Air dibawah permukaan
2. Mikroorganisme di perairan alamiah
a. Flora mikroba berbeda
b. Flora mikroba di perairan atmosfer banyak berasal dari udara
c. Flora mikroba perairan di bawah permukaan tanah dipengaruhi proses
penyaringan
3. Penyebaran mikroorganisme di lingkungan akuatik
a. Plankton (Fitoplankton & Zooplankton)
- Kumpulan mikroorganisme hidup yang sebagian besar terdiri dari
microorganisme, terapung & hanyut pada permukaan ekosistem akuatik.
- Populasi terdiri : alga, protozoa, & microorganisme yg lain.
- Microorganisme terpenting adalah fototrofik: produsen primer bahan
organik
b. Microorganisme Bentik:
- Penghuni dasar perairan (lumpur laut) = organisme bentik
- Daerah terkaya akan jumlah dan macam microorganismenya adalah
sistem muara laut
4. Peranan microorganisme dalam lingkungan akuatik
a. Menguntungkan:
- Plankton( fitoplankton & zooplankton) merupakan makanan utama ikan-
ikan kecil tanda kesuburan pd perairan: Chlorella, Scenedesmus,
Hydrodictyon
- Banyak bakteri dan fungi yang berfungsi sebagai dekomposer
(kemampuan mengurai senyawa yg berada di air)
- Microalga berklorofil : menghasilkan O2
- Microorganisme yg memanfaatkan hasil dekomposer konsumer
b. Yang merugikan:
- Microorganisme patogen: salmonella, Shigella, Vibrio, Entamoba, dll
- Microorganisme penghasil toksin; clostridium, pseudomonas, dll.
- Bakteri besi : Chenotrix, Sphaerotilus oksidasi Fe2 + mjd Fe3+
merubah warna air bl disimpan, korosi logam
- Bakteri belerang: Thiobacillus, Chromtium mereduksi sulfat menjadi
H2S bau busuk
- Microalga mengakibatkan blooming (bunga air) : Anabaena flos-aquae,
Mycrocystis aerugynosa

Kriteria Kualitas Air

Air yang digunakan sehari hari harus memenuhi kriteria sebagai air bersih

Persyaratan air bersih sesuai ketetapan pemeriksaan RI/416/Menkes/Per/IX/1990:

1. Parameter Fisik: kekeruhan, warna, bau dan rasa.


2. Parameter Kimia: Hg, Ar, Ba, Fe,F,Cad,Cl,Ag,Cu,Pb,Zn,Se,S,H2s,No3,Ph
3. Parameter Microbiologi:

Koliform tinja penularan penyakit lewat air

Koliform total penyakit saluran cerna

4. Parameter Radioaktifitas: sinar alpha, beta, gamma kerusakan sel yg


terpapar

Pengujian kualitas air bersih:

Persumtive test

Confirmed test

Completed test

Standart plate Count

Membrane Filter method

B. Mikrobiologi Udara
Bakteri : Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Streptococcus
Kapang : Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma
Khamir : Candida, saccharomyces

Banyak jenis cendawan kontaminan udara bersifat termofilik, tahan di atas 80 C

Faktor 2 yg mempengaruhi perbedaan kandungan microorganisme:

Laju ventilasi

Padatnya orang

Sifat

Taraf kegiatan orang yg menempati ruang


Permukaan bumi merupakan sumber microorganisme yg ada dalam atmosfer, angin
menimbulkan debu dari tanah, partikel debu membawa microorganisme yg menghuni
tanah

C. Microbiologi Tanah

Secara langsung,tidak langsung, bahwa buangan dari manusia, hewan, tumbuhan,


jasad hidup yang lain dibuang & dikubur dalam tanah

Bahan-bahan tersebut:

Komponen organik & anorganik substantsi

Bahan organik penyedia nutrien tumbuhan

Perubahan tersebut dilakukan oleh microba

Campuran tanah:

Bahan organik 5%

Anorganik 45 %

Air 25%

Udara 25 %

Senyawa organik:

Akumulasi dari sisa tanaman yg sebagian telah terurai (humus)

Sebagian besar tersusun oleh microba

Microba tanah:

Peranan dlm bentuk,sifat dan tekstur tanah

Banyak di permukaan

Susunan microba tanah:

Bakteri : Clostridium, Rhizobium

Jamur

Microalga: alga biru, alga hijau, diatom

Protozoa : amoeba,flagellata, ciliata

Bakteri tanah ;
320 rb -500 rb sel/gr tanah pasir

360 rb 600 rb sel bakteri/gr tanah lempung

2 jt -200 jt sel /gr tanah subur yg mengandung bnyk bahan organik

Peranan microba yg menguntungkan;

Dalam siklus mineral:

Siklus N Siklus C

Siklus P Siklus M

Siklus S Siklus O
Peranan yg merugikan : Microorganisme penyebab penyakit

Populasi microba dlm tanah:

Golongan autohtonus

Selalu tetap di dalam tanah.

Tidak terpengaruh lingkungan luar

Golongan Zimogenik:

Kehadiran di dlm tanah krn pengaruh luar yg baru

Golongan transien :

Kehadirannya bersamaan dg penambahan secara buatan: bentuk


inokulum (preparat hdp microba) Rhizobium atau Azotobacter

D. Virus
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan
komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya
secara utuh disebut VIRION yang terdiri dari Capsid yang dapat terbungkus oleh
sebuah Glycoprotein/membran lipid. Virus resisten terhadap antibiotics Virus merupakan
organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus
tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm
(lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.
1. Reproduksi Virus
a. Siklus Litik
adsorbsi & penetrasi Pengabungan DNA virus dengan DNA sel
Replikasi DNA virus Pembentukan kapsid Pembentukan tubuh dan
ekor bakteriofage Lisis

b. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus
selain siklus litik. Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik,
perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat
dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus. Siklus
lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi,
penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang.

E. Jamur
Jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Jamur merupakan jasad eukariot, yang
berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak
berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, bersifat khemoorganoheterotrof ,
memerlukan oksigen, untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur
terdapat pada air dan tanah.
Morfologi jamur
Jamur benang terdiri atas massa benang yang bercabang-cabang yang disebut
miselium
Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benang-benang tunggal.
Badan vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen disebut thallus.
Berdasarkan fungsinya dibedakan dua macam hifa:
Hifa fertil
Hifa vegetatif
Berdasarkan bentuknya dibedakan pula menjadi dua macam hifa:
Hifa tidak bersepta
Hifa bersepta
Perkembangbiakan jamur
Jamur dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).
Perkembang biakan aseksual dapat dilakukan dengan fragmentasi miselium(thalus)
dan pembentukan spora aseksual.
Ada 4 cara perkembangbiakan dengan fragmentasi thalus:
Pembentukan tunas
Blastospora
Atrospora
Clamydospora
Spora aseksual terbentuk melalui 2 cara:
Jamur tingkat rendah terbentuk hsl pembelahan inti berulang
sporangiospora
Jamur tingkat tinggi terbentuk konidia
Perkembangbiakan secara seksual:
Pembentukan spora seksual
Pembentukan gamet
Klasifikasi Jamur
a. ACRASIOMYCETES
b. MYXOMYCETES
c. PHYCOMYCETES
d. ASCOMYCETES
e. BASIODIOMYCETES
f. DEUTEROMYCETES (FUNGI IMPERFECTI)

F. Antibiotika
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya
dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau
menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain (Munaf, 1994). Antibiotika yang
dibagi berdasar senyawa kimianya antara lain golongan penicillin, cephalosporin,
amfenikol, aminoglikosida, tetrasiklin, makrolida, linkosamid, polipeptida, dan
antimikobakterium.

Antibiotika dapat ditemukan dalam berbagai sediaan, dan penggunaanya dapat


melalui jalur topical, oral, maupun intravena. Banyaknya jenis pembagian, klasifikasi,
pola kepekaan kuman, dan penemuan antibiotika baru seringkali menyulitkan klinisi
dalam menentukan pilihan antibiotika yang tepat ketika menangani suatu kasus penyakit.
Hal ini juga merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya resistensi.

Penyebab utama resistensi antibiotika adalah penggunaannya yang meluas dan


irasional. Lebih dari separuh pasien dalam perawatan rumah sakit menerima antibiotik
sebagai pengobatan ataupun profilaksis. Sekitar 80% konsumsi antibiotik dipakai untuk
kepentingan manusia dan sedikitnya 40% berdasar indikasi yang kurang tepat, misalnya
infeksi virus.

Resistensi antibiotik terhadap mikroba menimbulkan beberapa konsekuensi yang


fatal. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang gagal berespon terhadap
pengobatan mengakibatkan perpanjangan penyakit (prolonged illness), meningkatnya
resiko kematian (greater risk of death) dan semakin lamanya masa rawat inap di rumah
sakit (length of stay). Ketika respon terhadap pengobatan menjadi lambat bahkan gagal,
pasien menjadi infeksius untuk beberapa waktu yang lama (carrier). Hal ini memberikan
peluang yang lebih besar bagi galur resisten untuk menyebar kepada orang lain.
Kemudahan transportasi dan globalisasi sangat memudahkan penyebaran bakteri resisten
antar daerah, negara, bahkan lintas benua. Semua hal tersebut pada akhirnya
meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi dalam komunitas (Deshpande et al, 2011)

Anda mungkin juga menyukai