Anda di halaman 1dari 10

MODUL PEMBELAJARAN

MATA KULIAH : KENDALI MUTU LABORATORIUM


KESEHATAN
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH ERITROSIT

Disusun oleh:
RONNA EFRIYANA

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU
TAHUN 2015
Pemantapan mutu internal Hematologi

Materi : PMI Hematologi pemeriksaan Eritrosit


Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan pemantapan mutu internal
laboratorium kesehatan Hematologi.
Prinsip : Setiap laboratorium secara terus menerus melakukan pemantapan
mutu internal dan pencegahan agar tidak ada kesalahan dan
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.

Landasan teori :
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang
digunakan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium. Laboratorium Kesehatan (Labkes) adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang
berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari untuk penentuan jenis
penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat.
Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan
laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan
upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis,
pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan
keputusan lainnya.
Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji analisa
laboratorium. Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji
laboratorium tersebut dapat memuaskan pelanggan dengan memperhatikan
aspek-aspek teknis sepertiprecision and accuracy atau ketepatan dan ketelitian
yang tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus terdokumentasi dengan baik
sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah.
Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan dan
ketelitian tinggi maka seluruh metode dan prosedur operasional laboratorium
harus terpadu mulai dari perencanaan, pengambilan contoh uji, penanganan,
pengujian sampai pemberian laporan hasil uji laboratorium ke pelanggan. Mutu
suatu produk atau jasa bukan hanya penting bagi pemakai namun juga bagi
pemasok.
Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan rendahnya mutu hasil
pemeriksaan pada akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya untuk
kegiatan pengerjaan ulang dan klaim dari jasa pelanggan. Untuk
menanggulangi biaya kompensasi yang berasal dari rendahnya mutu hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut diperlukan suatu usaha peningkatan mutu.

Pemantapan Mutu Internal (PMI)


Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing
laboratorium secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.

a. Cakupan Objek PMI :


1) Tahap pra-analitik
2) Tahap analitik
3) Tahap pasca-analitik

b. Tujuan
1) Memantapkan dan menyempurnakan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga tidak terjadi mengeluarkan
hasil yang salah dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera.
3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan spesimen, pengiriman spesimen, penyimpanan serta
pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan hasil
telah dilakukan dengan benar.
4) Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya.
5) Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui peningkatan PMI.
Pemantapan Mutu Internal (PMI) dilakukan sendiri olah laboratorium
klinik yang bersangkutan untuk mengendalikan mutu analisisnya setiap hari.

PMI meliputi pemantapan presisi dan pemantapan akurasi :


a. Presisi

Presisi atau ketelitian adalah kesesuaian atau kemiripan hasil-hasil


pemeriksaan berulang pada satu bahan pemeriksaan. Presisi dinyatakan
dalam koevisien variasi (CV) dalam bentuk persen, dimana semakin kecil
nilai CV berarti semakin baik.
b. Akurasi

Akurasi atau ketepatan adalah kesesuaian antara hasil pemeriksaan


dengan nilai benar/sebenarnya (True Value). Penilaian akurasi tidak
harus selalu tepat sama dengan (True Value) karena ada rentang nilai yang
bisa digunakan sebagai standar. Rentang nilai (range) tersebut didapatkan
dari hasil pemeriksaan berulang yang dihitung secara statistik berdasarkan
standar deviasi (SD) dimana akurasi dianggap bagus jika hasil
pemeriksaan berada pada 2 SD.

Pemeriksaan Eritrosit, Leukosit, Hematokrit


Hitung darah lengkap (HDL) atau darah perifer lengkap atau
DPL(complete blood count/full blood count/blood panel) adalah jenis
pemeriksanyang memberikan informasi tentang sel-sel darah pasien. HDL
merupakan teslaboratorium yang paling umum dilakukan. HDL digunakan
sebagai tesskrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti
anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya. HDL memeriksa jenis sel dalam
darah,termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit
(platelet).Pemeriksaan darah lengkap yang sering dilakukan meliputi: Jumlah
sel darahputih (leukosit), Jumlah sel darah merah (eritrosit), Hemoglobin
(Hb),Hematokrit (Ht),Indeks eritrosit,, jumlah dan volume trombosit.
ERITROSIT atau RBC (Red Blood Cell)
Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang tidak berinti yangberumur
120 hari dengan proses pematangan sel darah merah 1 minggudan tidak
mempunyai organel. dan ribosom.Normal SDM :5.000.000.000sel/ml darah.
Bentuk eritrosit adalah 1) Lempeng berkonkraf , fungsinyaadalah
menghasilkan luas permukaan yang lebih besar bagi difusi O2menembus
membrane dari pada yang dihasilkan oleh sel bulat denganvolume yang sama.
2) Tebalnya 1 cm bagian tengah dan tepi luar 2 cm fungsinya memungkin O2
berdifusi lebih cepat antara bagian palingdalam sel dengan ekteriumnya. 3)
Garis depannya 8cm, fungsinya agarmampu mengalami deformasi saat mereka
menyelinap satu persatumelalui kapiler. (wadhy:2010). Fungsi ini dapat diukur
melalui tigamacam tes.

Tahap pemeriksaan
1. Pra analitik
Tahap pra analitik meliputi persiapan pasien, pengambilan sampel,
dan pengiriman sampel ke laboratorium pemeriksaan / rujukan, proses
pemisahan serum atau plasma serta penyimpanan sampel. Semua faktor
perlu dibakukan agar hasil pemeriksaan dapat diinterpretasi secara baik dan
berguna.
a. Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan eritrosit
b. Pengambilan spesimen : pengambilan specimen di ujung jari (darah
kapiler)
c. Persiapan alat dan bahan :
Haemocytometer terdiri dari :
Pipet thoma leukosit berwarna putih
Pipet homa eritrosit berwarna merah
Bilik hitung Improve Neubauer
Deck glass
Selang penghisap
Mikroskop cahaya
Darah kapiler
Larutan Hayem terdiri dari :
NaCl 1gr
Sublimat 0,5 gr
Aquadest 200 ml
2. Analitik

Cara kerja :
a. Siapkan bilik hitung dengan deck glass
b. Bersihkan jari pasien dengan alkohol 70%
c. Tunggu kering, lalu tussuk dengan Vaccinostyle
d. Daraah yang keluar isap dengan pipet thoma eritrosit sampi angka 1
(100 kali)
e. Isap larutan Hayem sampai angka 101
f. Kocok perlahan selama 3 menit
g. Buang 3-4 tetes, lalu masukkan ke dalam bilik hitung
h. Hitung dalam 5 kotak besar dalam bilik hitung dengan menggunakan
mikroskop cahaya.

3. Pasca analitik

Tahap pasca analitik meliputi :


a. Pencatatan Hasil
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus
dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam
penyampaian hasil pemeriksaan.

b. Hasil

1 4,3
2 4,7
3 5,5
4 4
5 4,9
6 4,1
7 4,7
8 4,2
9 4,4
10 4,7
11 5
12 5
13 5,1
14 4
15 5,1
16 4
17 4,9
18 5,1
19 4
20 5,6
21 4,8
22 4
23 5,5
24 5
25 4
26 5
27 4,9
28 4,4
29 5,2
30 4,3

Berdasarkan pemeriksaan sebelumnya dengan menggunakan


darah control di dapatkan standar devisiasi yaitu :
2
X x
SD = = 8,154666667 = 0,281195

=0,53027823
n-1 30 1
Nilai rata = 4,746670
dan di dapatkan yaitu :
(+) 1. SD1 = 5,2769 , 2. SD2 = 5,8072, 3. SD3 = 6,3375
(-) 1.SD1 = 4,2163, 2. SD2 = 3,6861, 3.SD3 = 3,1558

Pembahasan
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang
digunakan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium.

Pemantapan Mutu Internal (PMI)


Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing
laboratorium secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
Cakupan Objek PMI :
1) Tahap pra-analitik
2) Tahap analitik
3) Tahap pasca-analitik
Kesalahan pada pemeriksaan dapat berupa :
1. Kesalahan teknik
Sifat kesalahan disini sudah melekat, selalu ada pada setiap
pemeriksaan dan seakan-akan tidak mungkin dapat dihindarkan.
Usaha perbaikan jenis kesalahan ini hanya dapat memperkecil
kesalahan tetapi tidak mungkin menghilangkannya sama sekali.
Kesalahan teknik ini ada 2 macam yaitu :
a. Kesalahan acak (Random error)Kesalahan jenis ini menunjukkan
tingkat ketelitian (presisi) pemeriksaan. Kesalahan ini akan tampak
pada pemeriksaan yang dilakukan berulang pada spesimen yang
sama dan hasilnya bervariasi, kadang-kadang lebih besar, kadang-
kadang lebih kecil dari nilai seharusnya.
b. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketepatan (akurasi)
pemeriksaan. Sifat kesalahan ini menjurus ke satu arah. Hasil
pemeriksaan selalu lebih besar atau selalu lebih kecil dari nilai
seharusnya.
2. Kesalahan non teknik
Kesalahan yang terjadi di luar tahap analitik pemeriksaan.
Kesalahan jenis ini dijumpai pada tahap pra analitik atau pasca
analitik. Kesalahan ini terbagi atas :
a. Kesalahan pengambilan sampel (sampling error)
Persiapan pasien
Pemberian identitas specimen
Pengambilan dan penampungan specimen
Pengolahan dan penyimpanan specimen
Transport specimen
b. Kesalahan penghitungan dan penulisan (Clerical error)Pencatatan
hasil
Pada waktu bekerja di laboratorium yang harus diperhatikan adalah
ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) dari suatu pemeriksaan.
Ketelitian diartikan kesesuaian hasil pemeriksaan laboratorium
yang diperoleh apabila pemeriksaan dilakukan berulang. Ketepatan
diartikan kesesuaian hasil pemeriksaan laboratorium dengan nilai
yang seharusnya.

Kesimpulan
Tiga tahapan penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik.
Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap
analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi,
sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian
Daftar pustaka
Http://ripanimusyaffalab.blogspot.in/2010/02/pemantapan-mutu-labkes.html
Http://labkesehatan.blogspot.in/2009/11/pemantapan-mutu.html

LAMPIRAN

40

35

30

25

20

15

10

0
Chart Title

27282930
23242526
22
18192021
1314151617
101112
789
2 3456
4.34.75.54 4.94.14.74.24.44.75 5 5.14 5.14 4.95.14 5.64.84 5.55 4 5 4.94.45.24.3
1

(+) 1. SD1 = 5,2769 , 2. SD2 = 5,8072, 3. SD3 = 6,3375


(-) 1.SD1 = 4,2163, 2. SD2 = 3,6861, 3.SD3 = 3,1558

Mengetahui
Dosen pembimbing Praktikan
Sunita RS, SKM, M.Sc
Sahidan, S. Sos, M.Km
Ronna Efriyana

Anda mungkin juga menyukai