Anda di halaman 1dari 19

MODUL - 2

ANALISIS PELAT SATU ARAH (ONE WAY SLAB)


METODE KOEFISIEN MOMEN SK-SNI T-15 1991

2.1 Syarat Pelat Satu Arah


1. Minimum harus ada dua bentang
2. Panjang bentang lebih kurang sama, dengan ketentuan bahwa bentang yang
lebih besar dari dua bentang yang bersebelahan perbedaannya tidak lebih 20%
dari bentang yang pendek
3. Beban yang bekerja merupakan beban terbagi rata
4. Beban hidup per unit tidak melebihi tiga kali beban mati per unit
5. Komponen strukturnya prismatis

2.2 Penentuan Tebal Pelat


Tebal pelat lantai tergantung dari persyaratan lendutan, lentur, dan geser.
Persyaratan lendutan untuk mencegah deformasi berlebihan yang menurunkan
kelayakan dari struktur.

Tabel 2.1. Tebal minimum balok non pratekan atau pelat satu arah bila
lendutan tidak dihitung
Tebal Minimum (h)
Kedua
Dua Satu ujung
ujung Kantilever
Komponen Tumpuan menerus
menerus
Struktur
Komponen tidak mendukung atau menyatu dengan partisi,
atau konstruksi lain yang akan rusak karena lendutan
yang besar
Pelat solid satu arah 1/20 1/24 1/28 1/10
Balok atau pelat
1/16 1/18,50 1/21 1/8
jalur satu arah

Nilai yang digunakan dalam Tabel 2.1 harus digunakan langsung untuk
komponen struktur dengan beton normal (w = 2300 kg/m3), dan tulangan BJTD
40.

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 1


Untuk kondisi lain nilai di atas harus dimodifikasi, sebagai berikut:
Untuk struktur beton ringan dengan unit massa antara 1500 s.d. 2000 kg/m3,
nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 0,005.wc) tidak kurang dari 1,09.
Dimana wc adalah unit masa dalam kg/m3
Untuk fy lain dari 400 MPa nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700)

2.3 Penentuan Momen Pelat


Distribusi gaya dalam ditentukan dengan menggunakan koefisien momen
yang dapat ditentukan dengan mudah.
Koefisien Momen tersebut, yaitu:
1. Momen Positif:
Bentang Ujung:

qu ln2
Tumpuan luar terletak bebas
11
qu ln2
Tumpuan luar menyatu dengan komponen pendukung
14
qu ln2
Bentang dalam
16

2. Momen negatif pada bidang muka luar dari pendukung dalam pertama:

qu ln2
Dua bentang
9
qu ln2
Lebih dari dua bentang
10

3. Momen negatif pada bidang muka lainnya


qu ln2
dari pendukung dalam
11

4. Momen negatif pada bidang muka dari semua


pendukung untuk Pelat dengan bentang

qu ln2
tidak lebih dari 3 m
12
Momen negatif pada bidang muka dalam dari pendukung luar
untuk komponen struktur yang menyatu dengan komponen
struktur pendukung:

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 2


qu ln2
Komponen struktur pendukung adalah balok sprandel
24

qu ln2
Komponen struktur pendukung adalah kolom
16
6. Geser dari komponen struktur ujung
pada bidang muka dari komponen struktur

1,15 qu ln2
pendukung dalam pertama
2
7. Geser pada bidang muka komponen

qu ln2
struktur pendukung lainnya
2

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 3


Koefisien momen yang disyaratkan ini dapat disusun Gambar 2.2 s.d. 2.3, simbol
yang dipakai dinyatakan pada Gambar 2.1.

Tumpuan ujung tetap Tumpuan ujung sederhana

menerus di atas tumpuan

Bentang Tepi Bentang Dalam Bentang Tepi

Tumpuan luar Tumpuan luar


Tumpuan dalam Tumpuan dalam
pertama pertama
Tumpuan dalam
yang lain

Gambar 2.1. Simbol-simbol dalam koefisien momen dan geser

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 4


Koefisien Momen Cm:
1 1 1
16 9 16

1 1
14 14

1 1 1
24 9 24

1 1
11 11

1 1 1 1
16 10 10 16

1 1 1
14 16 14

1 1 1 1
24 10 10 24

1 1 1
11 16 11

1 1 1 1 1
16 10 11 10 16

1 1 1 1
14 16 16 14

1 1 1 1 1
24 10 11 10 24

1 1 1 1
11 16 16 11

1 1 1 1 1 1
16 10 11 11 10 16

1 1 1 1 1
14 16 16 16 14

1 1 1 1 1 1
24 10 11 11 10 24

1 1 1 1 1
11 16 16 16 11
Gambar 2.2. Koefisien gaya momen

2
Nilai Gaya Momen : Mu Cm qu ln

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 5


Koefisien Geser Cv:

1,0 1,15 1,15 1,0

1,0 1,15 1,15 1,0

1,0 1,15 1,0 1,0 1,15 1,0

1,0 1,15 1,0 1,0 1,15 1,0

1,0 1,15 1,0 1,0 1,0 1,0 1,15 1,0

1,0 1,15 1,0 1,0 1,0 1,0 1,15 1,0

1,0 1,15 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,15 1,0

1,0 1,15 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,15 1,0

Gambar 2.3. Koefisien gaya geser

qu ln
Nilai Gaya Geser : Vu Cv
2

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 6


2.4 Tebal Selimut Beton
Untuk mengatasi retak persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah tebal
minimum selimut beton.
Tabel 2.2. Tebal minimum selimut beton pada tulangan terluar dalam mm
Komponen Beton yang tidak langsung Beton yang langsung
Struktur berhubungan dengan tanah berhubungan dengan
atau cuaca tanah atau cuaca
D 36 ---- ds = 20 mm D 16 ---- ds = 40 mm
Lantai/dinding
> D 36 ---- ds = 40 mm > D 36 ---- ds = 50 mm
D 16 ---- ds = 40 mm
Balok Seluruh diameter ---- ds = 40 mm
> D 16 ---- ds = 50 mm
D 16 ---- ds = 40 mm
Kolom Seluruh diameter ---- ds = 40 mm
> D 16 ---- ds = 50 mm

2.5 Tulangan Susut dan Suhu


Tulangan penahan susut dan suhu menurut SNI91 untuk komponen struktur
lentur dengan tulangan satu arah, harus disediakan dan dipasang tulangan
dengan arah tegak lurus terhadap tulangan lentur utama/pokok.
Tulangan susut dan suhu disediakan dengan ketentuan untuk tulangan
deform adalah:
1. Rasio tulangan susut dan suhu terhadap luas bruto beton paling sedikit
adalah:
Pelat yang menggunakan batang tulangan deform mutu 300 . 0,0020
Pelat yang menggunakan batang tulangan deform atau jaring kawat las
(polos atau deform) mutu 400 . 0,0018
Pelat yang menggunakan tulangan dengan tegangan leleh melebihi
400 MPa yang diukur pada regangan leleh sebesar 0,35% .....0,0018
x (400/fy)
tetapi dalam segala hal tidak boleh kurang dari 0,0014
2. Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari lima
kali tebal pelat (5h), ataupun 500 mm
3. Bila diperlukan tulangan untuk mengatasi tulangan susut dan suhu pada
semua penampang harus mampu mengembangkan kuat leleh tarik

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 7


SNI1991 tidak mengatur untuk tulangan polos maka dipakai persyaratan
dari PBI71, yaitu:
0,025 b h
As susut
100
atau
Assusut 20% Aspokok

Nilai As diambil yang terbesar.

Untuk pertimbangan ekonomis ada beberapa peraturan praktis yang dapat diikuti
untuk penulangan pelat lantai:
Batasi ukuran batang tulangan yang berdiameter berbeda-beda
Sedapat mungkin gunakan diameter berikut: 6, 8, 10, 12, 14, 16, 19, dan 20
mm
Gunakan batang sedikit mungkin, yaitu gunakan jarak tulangan semaksimum
mungkin sesuai yang diijinkan
Perhitungkan panjang batang yang umum digunakan. Gunakan mutu baja
yang umum, panjang batang dipasaran adalah 6, 9, dan 12 m. Dengan
demikian potongan sebesar 3, 4, atau 4,5 m mudah didapat dari batang awal,
tanpa menghasilkan sisa potongan baja yang terbuang percuma.
Pertahankan bentuk batang yang sesederhana mungkin, agar dapat
menghindari pekerjaan pembengkokkan baja yang sukar.

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 8


2.6 Prosedur Penulangan Pelat Lantai
1. Koefisien Blok Stress ( 1):

1 = 0,85 0 < fc 30 MPa


1 = 0,85 0,008 . (fc 30) 30 fc 55 MPa
1 = 0,65 fc 55 MPa

2. Momen Nominal:
0,80 , karena komponen lentur
Mu
Mn

3. Rasio Tulangan Minimum:


** Untuk beton fc' 30 MPa, maka:
1,4
min
fy
** Untuk beton fc' > 30 MPa, maka:

fc '
min
4fy
1,4
Tetapi tidak boleh kurang dari min
fy

4. Rasio Tulangan Maksimum:

max 0,75 b
0,85 fc ' 600
max 0,75 1
fy 600 f
y

5. Rasio Tulangan Perlu:


Mn
Rn
b d2

0,85 fc' 2 Rn
perlu 1 1

fy 0,85 fc '
Jika perlumin, maka hitung perlu* =(4/3).perlu:
** Jika perlu* =(4/3).perlu melebihi nilai min maka perlu = perlu*
** Jika perlu* =(4/3).perlu kurang dari nilai min maka perlu = min

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 9


6. Luas Tulangan Perlu:
As perlu perlu b d

dicoba diameter tulangan ut ... , sehingga Ast Asperlu

7. Jarak antar Tulangan Utama:


1 2 b
Jarak tulangan = 4
ut
(dibulatkan kebawah)
As perlu

Maka dipakai tulangan ut ... - jarak tulangan = ... (misal: 10-100 mm)

8. Cek Jarak Maksimum antar Tulangan Utama:


S < 3h , dan
S < 500 mm

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 10


Contoh: Perencanaan Pelat Satu Arah
Sebuah denah pelat lantai dengan ukuran menurut gambar dibawah dengan
mutu beton fc = 15 MPa, mutu baja fy = 240 MPa, lantai didukung balok di
keempat sisinya ukuran balok 200 x 300 mm. Pelat dibebani beban hidup qL =
2,0 kN/m2 serta penutup lantai qD = 0,5 kN/m2. Pelat terletak pada lingkungan
kering. Rencanakan tebal pelat diameter dan jarak antar tulangan dan
penggambaran hasil perancangan.

4000 mm

4000 mm 3500 mm

Penyelesaian:
1. Menentukan syarat-syarat batas dan panjang bentang
Pelat ditumpu monolit dengan balok di keempat sisinya. Untuk bentang
bersih ln diambil:
l n1 l 1 2 0,5 b 4000 2 0,5 200 3800 mm

l n 2 l 2 2 0,5 b 3500 2 0,5 200 3300 mm

2. Menentukan tebal pelat


Tebal pelat minimum menurut Tabel 1 untuk satu ujung menerus dan
termasuk pelat solid satu arah adalah:

l f y 3800 240
hmin n1 0,4
0,4 117,62 mm
24 700 24 700
l f y 3300 240
hmin n2 0,4 0,4 102,14 mm
24 700 24 700
maka digunakan tebal pelat 120 mm.

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 11


3. Menghitung beban-beban berfaktor yang bekerja
Beban mati:
Berat sendiri pelat (t =120 mm) = 2400 * 0,12 = 2,88 kN/m2
Berat penutup pelat lantai = 0,50 kN/m2
+
qDL = 3,38 kN/m2

Beban hidup: qLL = 2,00 kN/m2

Beban ultimit yang bekerja pada pelat lantai:


qu 1.2 qDL 1.6 qLL
qu 1.2 3,38 1.6 2,0 4,056 3,20 7,256 kN/m2

4. Cek persyaratan geser dengan rumus pendekatan

qu ln1 7,256 3,8


Vu 1,15 1,15 15,854 kN
2 2
Karena pemasangan tulangan geser pada pelat lantai sulit untuk
dilaksanakan, maka Vu pada pelat biasanya dibatasi sebesar Vc.

1
Vc fc' b d
6
Misal tebal selimut beton ds = 20 mm, dan perkiraan diameter tulangan ut =
12 mm ditinjau tiap 1 meter lebar pelat, maka:
1 1
Tinggi efektif pelat: d h ds ut 120 20 12 94 mm
2 2
0,60 , karena geser

1
Vc 0,60 15 1000 94 29,530 kN > Vu .. ok!
6
5. Menghitung momen dengan metode koefisien momen

1 1 1
16 9 16

1 1
A 14 B 14 C

Momen Tepi:
1 2 1
M tA qu l n1 7,256 3,8 2 6,548 kN.m
16 16
1 2 1
M tC qu l n 2 7,256 3,32 4,939 kN.m
16 16

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 12


Momen Tumpuan Dalam:
1 2 1
M tB kiri qu L n1 7,256 3,8 2 11,640 kN.m
9 9
1 2 1
M tB kanan qu L n 2 7,256 3,3 2 8,780 kN.m
9 9

Momen Lapangan:
1 2 1
M L AB qu L n1 7,256 3,8 2 7,480 kN.m
14 14
1 2 1
M L BC qu L n 2 7,256 3,3 2 5,640 kN.m
14 14

6. Pilih momen yang paling menentukan untuk perencanaan


Untuk perencanaan dipilih momen yang paling menentukan dengan
pertimbangan nilai momen hampir sama dan untuk keseragaman penulangan
agar praktis dalam pelaksanaan.
Momen tepi : M tA 6,548 kN.m 6,55 10 6 N.mm

Momen tumpuan B : M tB 11,640 kN.m 11,64 10 6 N.mm

Momen lapangan : M L 7,480 kN.m 7,48 10 6 N.mm

7. Perhitungan penulangan pelat lantai:


a. Momen tepi: M tA 6,548 kN.m 6,55 10 6 N.mm

Koefisien Blok Stress:


1 0,85, karena fc = 15 MPa 30 MPa

Momen nominal:
0,80 , karena lentur

Mu 6,55 106
Mn 8187500 N.mm
0,80

Rasio tulangan minimum:


1,4 1,4
min 0,00583 , karena fc = 15 MPa 30 MPa
f y 240

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 13


Rasio Tulangan Maksimum:
max 0,75 b
0,85 fc' 600
max 0,75 1
f 600 f
y y
0,85 15 600
max 0,75 0,85 0,0242
240 600 240

Rasio Tulangan Perlu:


Mn 8187500
Rn 2
0,927
bd 1000 94 2
0,85 fc' 2 Rn 0,85 15 2 0,927
perlu 1 1
1 1 0,00401
fy 0,85 fc' 240 0,85 15

4 4
koreksi *perlu *perlu 0,00401 0,00535 < min 0,00583 ,
3 3
maka dipakai min 0,00583

Luas Tulangan Perlu:

As perlu perlu b d 0,00583 1000 94 548,02 mm2


dicoba tulangan ut = 12 mm.

1 2 b 1 12 2 1000
4 = 4
ut
Jarak tulangan = 206,27 mm
As perlu 548,02

Maka dipakai tulangan 12 - 200

Cek Jarak Maksimum antar Tulangan:


S = 200 mm < 3h = 360 mm dan
S = 200 mm < 500 mm . ok!

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 14


b. Momen tumpuan: M tB 11,640 kN.m 11,64 10 6 N.mm

Koefisien Blok Stress:


1 0,85 , karena fc = 15 MPa 30 MPa

Momen Nominal:
0,80 , karena lentur

Mu 11,64 10 6
Mn 14550000 N.mm
0,80

Rasio Tulangan Minimum:


1,4 1,4
min 0,00583
f y 240

Rasio Tulangan Maksimum:


max 0,75 b
0,85 fc ' 600
max 0,75 1
fy 600 f y

0,85 15 600
max 0,75 0,85 0,0242
240 600 240

Rasio Tulangan Perlu:


Mn 14550000
Rn 1,647
2
bd 1000 94 2
0,85 fc' 2 Rn 0,85 15 2 1,647
perlu 1 1
1 1



fy 0,85 fc' 240 0,85 15

perlu 0,00737

Karena min 0,00583 < perlu 0,00737 < max 0,0242 , maka

dipakai perlu 0,00737

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 15


Luas tulangan perlu:

Asperlu perlu b d 0,007371000 94 692,78 mm2


dicoba tulangan ut = 12 mm.

1 2 b 1 12 2 1000
4 = 4
ut
Jarak tulangan = 163,17 mm
As perlu 692,78

Maka dipakai tulangan 12 - 160

Cek jarak maksimum antar tulangan 160 mm < 3h = 360 mm dan < 500
mm . ok!

c. Momen lapangan: M L 7,480 kN.m 7,48 10 6 N.mm


Koefisien Blok Stress:
1 0,85 , karena fc = 15 MPa 30 MPa

Momen Nominal:
0,80 , karena lentur

Mu 7,48 10 6
Mn 9350000 N.mm
0,80

Rasio Tulangan Minimum:


1,4 1,4
min 0,00583
f y 240

Rasio Tulangan Maksimum:


max 0,75 b
0,85 fc ' 600
max 0,75 1
fy 600 f y

0,85 15 600
max 0,75 0,85 0,0242
240 600 240

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 16


Rasio Tulangan Perlu:
Mn 9350000
Rn 1,058
b d2 1000 94 2
0,85 fc' 2 Rn 0,85 15 2 1,058
perlu 1 1
1 1
fy 0,85 fc' 240 0,85 15

perlu 0,00460 < min 0,00583 , maka dipakai min 0,00583

Luas Tulangan Perlu:

Asperlu perlu b d 0,005831000 94 548,02 mm2


dicoba tulangan ut =12 mm.

1 2ut b 1 122 1000


Jarak tulangan = 4 = 4 206,27 mm
Asperlu 548,02

Maka dipakai tulangan 12 - 200


Cek jarak maksimum antar tulangan 200 mm < 3h = 360 mm dan < 500
mm . ok!

d. Tulangan Susut dan Suhu


SNI1991 tidak mengatur untuk tulangan polos maka dipakai persyaratan
dari PBI71.
0,025 b h
Assusut
100
0,025 1000 120
Assusut 30 mm 2
100
atau
Assusut 20% Aspokok

Assusut 20% 692,78 138,556 mm 2


dicoba tulangan ut = 8 mm.
1 2 b 1 82 1000
Jarak tulangan = 4 ut
= 4 362,597 mm
Assusut 138,556
Maka dipakai tulangan 8 - 300
Cek jarak maksimum antar tulangan 300 mm < 5h = 600 mm dan < 500
mm . ok!

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 17


B
875 2125 1000 1000 1625 875

12-160

12-400 12-400 4000

12-200 12-200
A A
12-400 12-400

8-300 8-300 8-300 8-300 8-300

B
4000 3500
PENULANGAN PELAT SATU ARAH

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 18


875 2125 1000 1000 2125 875
12-200 8-300 12-160 8-300 12-200 8-300

12-400 12-200 8-300 12-400 12-200 12-400


8-300
4000 3500

200 200 200


POT A-A

120

12-200 8-300 12-200 8-300

4000
Tul. atas lapisan dalam

300 300 Tul. bawah lapisan dalam

POT B-B Tul. atas lapisan luar

Tul. bawah lapisan luar

Modul-2: Metode Koefisien Momen SK-SNI T-15 1991 19

Anda mungkin juga menyukai