Anda di halaman 1dari 10

DAYA SAING PERAWAT INDONESIA

DALAM MENGHADAPI MEA


04.21 agussholeh 0 Comments
MAKALAH
DAYA SAING PERAWAT INDONESIA
DALAM MENGHADAPI MEA

Disusun oleh :
MOHAMMMAD AGUS SHOLEH
NIM. 01514037
PRODI S1 KEPERAWATAN/NERS
STIKES ICSADA BOJONEGORO
TAHUN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang mana telah melimpahkan rahmat,
hidayah, inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Daya Saing
Perawat Dalam Menghadapi MEAini.
Makalah ini telah SAYA susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tat bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bojonegoro, 16 januari 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR
ISI...............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................2
C. TUJUAN .............................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEA..........................................................................................................3
B. KEUNTUNGAN MEA.......................................................................................................4
C. TANTANGAN PERAWAT INDONESIA UNTUK MENGHADAPI MEA....................4
D. CARA MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MEA.............................................................5
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN....................................................................................................................7
B. SARAN................................................................................................................................7
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................8

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menjelang dibukanya pasar bebas tenaga kesehatan pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) akhir 2015, kompetensi profesi perawat di Indonesia masih belum mendapat
pengakuan sesuai dengan standar internasional. Padahal, dengan liberalisasi sektor jasa
kesehatan, perawat Indonesia mesti bersaing dengan tenaga kesehatan negara lain.Rendahnya
daya saing tenaga kesehatan itu terbukti dari banyaknya perawat Indonesia yang dipulangkan
dari Jepang.Mereka dipulangkan kembali ke Indonesia karena gagal memenuhi standar
kompetensi sebagaimana diharapkan pihak penyedia jasa kesehatan yang mempekerjakan
mereka di Jepang.
Padahal, sebenarnya peluang kerja sebagai tenaga perawat di Jepang amat tinggi.Seiring terus
meningkatnya jumlah penduduk berusia lanjut di negeri itu, angka kasus penyakit-penyakit
degeneratif pun meningkat. Itu membutuhkan jasa tenaga kesehatan, khususnya perawat
rumah sakit ataupun perawat bagi orang lanjut usia.Namun, Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat, jumlah perawat dari Indonesia
yang diberangkatkan ke Jepang terus turun. Pada 2008, jumlah perawat yang diberangkatkan
ke negara itu 208 orang dan pada 2014 ada 187 perawat Indonesia yang diberangkatkan ke
Jepang.Bahkan, dalam beberapa tahun belakangan ini, menurut catatan pihak Kedutaan Besar
RI untuk Jepang, tidak ada perawat Indonesia, baik perawat rumah sakit maupun perawat
orang lanjut usia, yang lolos ujian yang diberikan pihak Jepang selaku pengguna jasa.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam mengikuti standar kompetensi profesi adalah
kemampuan berbahasa Jepang, baik lisan maupun tulisan. Masalah lain adalah ketatnya jam
kerja selama magang membuat perawat Indonesia tidak sempat meningkatkan kompetensinya
agar sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan, misalnya memperdalam penguasaan bahasa
Jepang dan mempelajari sistem kesehatan di negara itu.Untuk meningkatkan daya saing
perawat Indonesia, penataan legalitas profesi dan berbagai upaya peningkatan kompetensi
profesi menjadi hal yang mutlak.Peningkatan kompetensi perawat harus jadi prioritas sejak
masih di institusi pendidikan. Jadi, para mahasiswa program studi keperawatan seharusnya
sudah disiapkan untuk bekerja di negara lain dari segi kemampuan medis dan penguasaan
bahasa asing.
Sebelum diberangkatkan ke negara tujuan, perawat perlu mengikuti pelatihan lebih dulu di
Indonesia agar sesuai dengan standar layanan yang diharapkan negara penerima. Contohnya,
kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang terkait dengan pengiriman perawat
Indonesia sebaiknya diikuti penerapan mekanisme yang membuat perawat yang dikirim
memiliki standar internasional. Perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan yang bekerja
di negara lain juga harus menjadi perhatian serius agar tak ada pengabaian hak-hak mereka.
Itu semua menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan oleh Pemerintah Indonesia
demi mendorong daya saing perawat Indonesia menjelang era pasar bebas tenaga kerja di
kawasan ASEAN.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud MEA ?
2. Apa keuntungan MEA bagi Negara di Asia Tenggara ?
3. Bagaimana tantangan untuk daya saing perawat Indonesia dalam menghadapai MEA ?
4. Bagaimna cara mempersiapkan diri untuk menghadapi MEA ?

C. TUJUAN
1. Mengerti dan memahami pengertian MEA
2. Mengetahui keuntungan dari MEA bagi Negara di asia tenggara
3. Memahami tantangan perawat Indonesia dalam menghadapi MEA
4. Mengetahui dan memahami cara mempersiapkan diri untuk menghadapi MEA

BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEA
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ialah suatu realisasi dari tujuan akhir terhadap
integrasi ekonomi yang telah dianut didalam ASEAN Visi 2020 yang berdasarkan atas
konvergensi kepentingan para negara-negara anggota ASEAN untuk dapat memperluas dan
memperdalam integrasi ekonomi lewat inisiatif yang ada dan baru dengan memiliki batas
waktu yang jelas. Didalammendirikan masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA, ASEAN
mesti melakukan tidakan sesuai dengan pada prinsip-prinsip terbuka, berorientasi untuk
mengarah ke luar, terbuka, dan mengarah pada pasar ekonomi yang teguh pendirian dengan
peraturan multilateral serta patuh terhadap sistem untuk pelaksanaan dan kepatuhan
komitmen ekonomi yang efektif berdasarkan aturan.MEA akan mulai membentuk ASEAN
menjadi pasar dan basis dari produksi tunggal yang dapat membuat ASEAN terlihat dinamis
dan dapat bersaing dengan adanya mekanisme dan langkah-langkah dalam memperkuat
pelaksanaan baru yang berinisiatif ekonomi; mempercepat perpaduan regional yang ada
disektor-sektor prioritas; memberikan fasilitas terhadap gerakan bisnis, tenaga kerja memiliki
bakat dan terampil; dapat memperkuat kelembagaan mekanisme di ASEAn. Menjadi langkah
awal dalam mewujudkan MEA atau MAsyarakat Ekonomi ASEAN.
MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola
mengintegrasikan ekonomu ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau
free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia
telah menyepakati suatu perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah
istilah yang hadir dalam indonesia tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.Awal mula MEA berawal pada KTT yang
dilaksanakan di Kuala Lumpur pada tanggal 1997 dimana para pemimpin ASEAN akhirnya
memutuskan untuk melakukan pengubahan ASEAN dengan menjadi suatu kawasan makmur,
stabil dan sangat bersaing dalam perkembangan ekonomi yang berlaku adil dan dapat
mengurangi kesenjangan dan kemiskinan sosial ekonomi (ASEAN Vision 2020).
kemudian dilanjutkan pada KTT bali yang terjadi pada bulan Oktober pada tahun 2003, para
pemimpin ASEAN mengaluarkan pernyataan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN atau
MEA akan menjadi sebuah tujuan dari perilaku integrasi ekonomi regional di tahun 2020,
ASEA SECURITY COMMUNITY dan beberapa komunitas sosial Budaya ASEAN
merupakan dua pilar yang tidak bisa terpisahkan dari komunitas ASEA. Seluruh pihak
diharapkan agar dapat bekerja sama secara kuat didalam membangun komunitas ASEAN di
tahun 2020.
Kemudian, selanjutnya pada pertemuan dengan Menteri EKonomi ASEAN yang telah
diselenggarakan di bulan Agustus 2006 yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia mulai
bersepakat untuk bisa memajukan masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA dengan memiliki
target yang jelas dan terjadwal dalam pelaksanaannya.Di KTT ASEAN yang ke-12 di bulan
Januari 2007, para pemimpin mulai menegaskan komitmen mereka tentang melakukan
percepatan pembentukan komunitas ASEAN di tahun 2015 yang telah diusulkan oleh
ASEAN Vision 2020 dan ASEAN Concord II, dan adanya penandatanganan deklarasi CEBU
mengenai percepatan pembentukan komunitas ekonomi ASEAN di tahun 2015 dan untuk
melakukan pengubahan ASEAN menjadi suatu daerah perdagangan yang bebas barang,
investasi, tenaga kerja terampil, jasa dan aliran modal yang lebih bebas lagi.
B. KEUNTUNGAN MEA
Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar
tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan
kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di
Asia Tenggara.Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja
profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas
menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24%
atau 12 juta.
Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan
pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan
dan pendidikan profesi. Tenaga kesehatan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi akan
dihadapkan pada dua pilihan yaitu 1. jadi tuan rumah di negeri sendiri, atau tergusur. 2. Jadi
tuan rumah di negeri sendiri serta tamu terhormat di luar negeri.

C. TANTANGAN PERAWAT INDONESIA UNTUK MENGHADAPI MEA


Tantangan perawat jelang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015 makin berat.Modal
terampil dan profesional saja belum cukup jika tidak bisa berbahasa Inggris.Hal Itu
dinyatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Ikhwansyah saat menghadiri
Pelantikan Dewan Pengurus PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Kabupaten Banjar
periode 2015-2020 dan Seminar Keperawatan berjudul "Perawat menuju pelayanan
Keperawatan care and cost effective" di Guest House Sultan Sulaiman, Kamis (17/12).
"Lihat di luar negeri, tenaga kesehatan justru banyak dari Filipina, Malaysia dan
Singapura.Artinya daya saing kita masing kurang," ungkap Ikhwansyah.
Menurutnya peluang begitu banyak khususnya nurse (perawat) tapi kekurangan perawat kita
adalah penguasaan bahasa Inggris.Oleh sebab itu, Ikhwansyah memotivasi para perawat agar
terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya supaya tidak kalah bersaing dengan
perawat asing di era MEA.Dijelaskannya di era MEA, jangan sampai perawat asing masuk
tapi perawat kita hanya bisa gigit jari.Bahkan, dia meminta perawat berani mewujudkan
mimpi bekerja di rumah sakit ternama luar negeri.
"Jangan cuma mengkhayal jadi PNS atau PTT (Pegawai Tidak Tetap), coba berkhayal saya
akan jadi perawat di rumah sakit luar negeri.Inilah yang harus jadi tantangan saudara."

D. CARA MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MEA


SKILL
1. Leadership
Orang yang berbakat memimpin selalu dibutuhkan di mana saja. Karena orang-orang seperti
ini punya kecenderungan mengatur dan sangat peduli akan kemajuan kelompoknya. Tapi, kita
bisa mempelajari seni memimpin dengan mulai menjadi ketua pensi, OSIS sampai mungkin
kalau di dunia kuliah menjadi Ketua Senat. Akan ada banyak tanggung jawab yang akan
dipikul. Tujuannya jelas memajukan organisasi dan mengembangkan orang-orang yang kita
pimpin.

2. Public Speaking
Bicara di depan orang banyak adalah keterampilan yang nggak dimiliki semua orang. Kita
bisa melatihnya dengan sering menjadi juru bicara pada saat presentasi tugas kelompok di
kelas.Di dunia kerja, orang-orang dengan keterampilan presentasi dan public speakinglah
yang sering jadi andalan.
3. Bahasa Asing
Hari gini, bisa Bahasa Inggris, lisan dan tulisan udah bukan nilai plus. Sekarang, malah udah
jadi kewajiban.Malah, di persaingan MEA 2015, bahasa kudu nambah. Selain Inggris, perlu
juga kita kuasai bahasa Mandarin, Jerman, Perancis, dan Spanyol.
4. Project Management
Bisa diartikan sebagai pengetahuan untuk merancang sebuah proyek.Yang dirancang adalah
waktu, kekuatan dan kelemahan yang kita punya.Intinya, belajar bekerja secara profesional.
Bagaimana kita bekerja dalam tim dan secara personal.
5. Negosiasi dan Mediasi
Negosiasi dan mediasi itu bisa belajar dari organisasi yang kita ikuti di sekolah, seperti OSIS
atau ekskul.Negosiasi dengan guru atau pihak sekolah tentang penyelenggaraan pensi, atau
jadi mediasi pihak-pihak yang bertikai dalam tawuran pelajar, bisa menjadi ajang untuk
belajar dua hal ini. Di dunia kuliah akan lebih banyak terpakai. Apalagi di dunia kerja.
6. Networking
Mungkin kita biasa networking di sekolah ketika kita kenalan sama pelajar dari sekolah lain.
Yup,networking sama dengan bergaul. Tapi nggak asal gaul, atau pengenjadi ngetop.
Networking adalah membangun jaringan untuk membantu karir kita.Suka ngeband, ya
bergaulah dengan musisi, atau orang dari label.Siapa tau dapat kesempatan ngisi album
kompilasi.
ATTITUDE
7. Rendah Hati
Kata orang, lulusan Indonesia kebanyakan bukan rendah hati, tapi rendah diri.Rendah diri
artinya nggak pede.Tapi rendah hati itu nggak membanggakan diri atas prestasinya.Rendah
hati lahir dari kesadaran bahwa masih ada langit, di atas langit.Kita masih terus harus
belajar.Banyak orang hebat, di atas kita.
8. Openness
Pikiran yang terbuka atau open minded sangat berguna ketika kita masuk ke dunia atau
lingkungan baru. Menerima perbedaan pandangan, dan budaya adalah salah satu contohnya.
Dalam persaingan kerja, sifat ini diperlukan untuk memahami masalah-masalah antar
personal di kantor atau organisasi. Modal keramahtamahan orang Indonesia bisa jadi nilai
plus.
9. Ingin Tahu dan Kritis
Akibat dari dua sifat ini adalah jadi sering bertanya.Bukan nanya-nanya nggak jelas, tapi
bertanya untuk memperkaya pengetahuan. Rasa ingin tahu yang besar menandakan kita haus
akan pengetahuan. Sementara rasa kritis diperlukan supaya kita nggak cepat puas, dan selalu
ingin mencari jawaban yang lebih baik lagi.
10. Profesionalisme
Kata ini banyak banget maknanya.Beberapa di antaranya tekun, kerja keras dan
fokus.Ketiganya berjalan berbarengan. Tanpa tiga hal itu, ilmu tinggi yang kita punya akan
sia-sia. Karena orang lain akan segera melihatnya dari hasil kerja kita. Biasanya, orang yang
memiliki ketiga hal ini, bisa menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perawat Indonesia harus mempunyai semagat dan kemampuan untuk bisa bersaing dan dapat
berkompetensi dengan perawat luar negeri di era MEA. Beberapa cara di atas hanyalah
sebagian cara penting lainnya.intinya,perawat Indonesia harus mulai mengembangkan diri
agar mempunyai poin plus di bandingkan Negara lain.

B. SARAN
Dengan adanya beberapa cara menghadapi MEA dan peluang yang sangat besar untuk
perawat Indonesia bisa bersaing di era MEA,dengan cara mempersiapkan diri untuk bisa
menikatkan daya saing dalam membidik peluang kerja di Negara-negara ASEAN.

DAFTAR PUSTAKA

http://print.kompas.com/baca/2015/03/20/Memacu-Daya-Saing-Perawat
mewwwdanbisnisdaily.com/news/read/2015/04/17/158653/mea-2015-tantangan-bagi-profesi-
perawat/#.VptVqPmUeb4
http://pengertian.website/pengertian-mea-dan-ciri-ciri-masyarakat-ekonomi-asean/
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja_aec
http://kalsel.antaranews.com/berita/32381/tantangan-perawat-di-era-mea
http://www.getscoop.com/berita/kiat-mempersiapkan-diri-menghadapi-mea/

Anda mungkin juga menyukai