Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH

PENGARUH UPAYA
UPAYA PENGORGANISASIAN
PENGORGANISASIAN PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAAN MAYARAKAT
MAYARAKAT
TERHADAP PRAKTIK PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI RT
TERHADAP PRAKTIK PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI RT 30 RW 07 DESA
30 RW 07
SINDANG LAYA KECAMATAN TANJUNG SIANG KABUPATEN SUBANG
DESA SINDANG LAYA KECAMATAN TANJUNG SIANG TAHUN
2016
KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016

1 2
Dra. Nina
Dra. Nina Rosliana. MTRosliana.
1 MTSurtimanah,
Dra. Hj. Tuti Dra. Hj. M.KM
Tuti Surtimanah,
2 M.KM
Raden Eva Sofiatiningsih, S.KM3
3 123
Raden
123 Eva Sofiatiningsih
Program Program
Studi S1 Ilmu Kesehatan Studi S1
Masyarakat IlmuDharma
STIKes Kesehatan Masyarakat
Husada Bandung
STIKes Dharma Husada Jl. Terusan Jakarta
Bandung Jl.No.75 Bandung
Terusan Jakarta No.75 Bandung

ABSTRAK

Permasalahan sampah dan pengelolaannya kini menjadi persoalan yang mencolok dan mendesak.
Undang-undang RI No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat, cair dan gas. Pengelolaan sampah menurut
data wilayah Kota Subang 2014-2015 sekitar 75% sampah yang terangkut ke Tempat Pengelolaan
Akhir (TPA) total keseluruhan sampah sebesar 258,5 m3/hari yang didominasi oleh sampah
organik dan anorganik sebesar 187,45 m3, perlu upaya menekan timbulan sampah. Tujuan
penelitian untuk mengidentifikasikan pengaruh sebelum dan sesudah pengorganisasian
pemberdayaan masyarakat terhadap praktik pengelolaan limbah domestik di RT 30 RW 07 Desa
Sindanglaya Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Jenis penelitian ini menggunakan Quasy
Experiment dengan rancangan penelitian pretest-posttest whith control. Terdapat 2 kelompok
penelitian yaitu kelompok eksperimen sebanyak 79 KK, kelompok kontrol 81 KK dan dibantu oleh
10 natural leader. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebelum dan
sesudah intervensi pengorganisasian pemberdayaan masyarakat. Analisis data dilakukan secara
univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan pengelolaan sampah domestik kelompok
eksperimen 4 diawal penelitian naik menjadi 7 setelah intervensi dari nilai ideal 8, sedangkan
dikelompok kontrol nilai praktik pengelolaan sampah domestik diawal dan diakhir penelitian 3.
Hasil uji beda membuktikan bahwa terdapat perbedaaan perubahan praktik pengeloaan sampah
domestik antara kelompok eksperimen dan kontrol (p-value=0,000) diharapkan bagi puskesmas
meningkatkan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat dengan partisipasi dari natural
leader yang sebelumnya dilakukan pembinaan serta pelatihan.

Kata Kunci : Natural Leader, Pengorganisasian Pemberdayaan Mayarakat


Praktik Pengelolaan Sampah Domestik

STIKes Dharma Husada Bandung 1


PENDAHULUAN tampak semrawut. Adanya kendala
seperti kesulitan lahan TPA (Tempat
Masyarakat masih banyak berpendapat Pembuangan Akhir), terbatasnya armada
bahwa Sampah adalah barang sisa yang pengangkut, kurangnya kesadaran
tidak berguna, bukan sebagai sumber masyarakat untuk mengelola sampah
daya yang bisa di manfaatkan. sejak dari sumbernya. Teknologi
Pengelolaan sampah yang dilakukan pengolahan sampah juga masih
masyarakat masih bertumpu pada tradisional (membakar dan open
pengelolaan akhir yang meliputi dumping), hingga kendala minimnya
pengumpulan pemilahan sampah, Sumber Daya Manusia (SDM) mengenai
pengangkutan dan pengelolaan sampah penanganan sampah. Selain itu,
ke tempat pengelolaan akhir. Hal anggaran biaya tidak ketinggalan
tersebut. Dijelaskan dalam Undang- menjadi kendala karena membangun
undang RI No 18 tahun 2008 tentang sarana dan fasilitas pengelolaan sampah
pengelolaan sampah, definisi sampah membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia Seperti dialami Bupati Subang yang
dan/atau proses alam yang berbentuk kesulitan membangun fasilitas TPA
padat. Batasan ini menyuratkan bahwa karena terbentur masalah biaya
setiap aktivitas manusia selalu (Distarkimsih, 2015).
menghasilkan sisa kegiatan yang disebut Penyusunan Rencana Pembangunan
dengan sampah. Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Permasalahan sampah dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
pengelolaannya kini menjadi persoalan merupakan penjabaran dari agenda-
yang mencolok dan mendesak. Pengaruh agenda pembangunan yang ditawarkan
sampah dalam pencemaran lingkungan Kepala Daerah pada saat kampanye ke
dapat ditinjau melalui tiga aspek, yaitu dalam rencana pembangunan jangka
aspek fisik, kimiawi, dan biologis. menengah. Masa bakti Gubernur/Wakil
Secara fisik sampah dapat mengotori Gubernur periode 2008-2013 telah
lingkungan sehingga memberikan kesan berakhir pada tahun 2013 dan
jorok, tidak estetik, terlebih apabila selanjutnya Gubernur dan Wakil
sampah tersebut membusuk sehingga Gubernur terpilih akan menyusun
menimbulkan bau yang tidak sedap. RPJMD dengan kurun waktu 20132018
Secara fisik pula sampah dapat yang penetapannya paling lambat 6
memcemari saluran bahkan badan air (enam) bulan setelah pelantikan, sesuai
sehingga mengganggu alirannya. Pada dengan ketentuan Pasal 15 ayat (2)
prinsipnya sampah dibagi menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
sampah padat, sampah cair dan sampah 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
dalam bentuk gas (fume, smoke). Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Sampah padat dapat dibagi menjadi Rencana Pembangunan Daerah.
beberapa jenis berdasarkan zat kimia Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa
yang terkandung didalamnya Sampah Barat Tahun 2013-2018 dilakukan
anorganik misalnya : logam-logam, melalui berbagai tahapan analisis data
pecahan gelas, dan plastik Sampah dan informasi hasil pembangunan, serta
Organik misalnya : sisa makanan, sisa penelaahan Rencana Pembangunan
pembungkus dan sebagainya (Danur, Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
2012). Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 2025
Kewenangan tentang sampah telah (RPJMD, 2013).
didistribusikan, namun tidak serta merta Data wilayah Kabupaten Subang sampai
penanganan sampah menjadi sederhana. tahun 2014-2015 data pengelolaan
Kondisi pengelolaan sampah masih sampah yang meliputi sekitar 75%

STIKes Dharma Husada Bandung 2


sampah yang terangkut ke Tempat ditimbulkan. Sampah padat dapat
Pengelolaan Akhir (TPA) dari seluruh berasal dari sampah rumah tangga
pemilahan sampah total sebesar 258,5 (domestik), industri dan alam
m3/hari. Sampah yang didominasi oleh (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya,
sampah organik dan anorganik sebesar sampah dapat dibedakan menjadi
187,45 m3, (Dinas Kebersihan dan sampah organik dan sampah anorganik.
Pertamanan kota Subang, 2015). Hal Sampah organik berasal dari sisa-sisa
tersebut disebabkan oleh beberapa hal, makhluk hidup, seperti dedaunan,
diantaranya pertambahan penduduk dan bangkai binatang, dan kertas. Adapun
arus urbanisasi yang pesat, kendaraan sampah anorganik biasanya berasal dari
pengangkut sampah yang jumlah sampah industri, seperti plastik, logam
maupun kondisinya kurang memadai, dan kaleng. Sampah organik pada
sistem pengelolaan TPA yang kurang umumnya mudah dihancurkan dan
tepat dan tidak ramah lingkungan, dan dibusukkan oleh mikroorganisme di
masih kurang diterapkannya pendekatan dalam tanah. Adapun sampah anorganik
reduce, reuse dan recycle disingkat 3R) tidak mudah hancur sehingga dapat
(Nahadi, 2013). menurunkan kualitas tanah (Mawati,
Umumnya masalah sampah yang 2012).
utama diantaranya produksi sampah Kurangnya praktik yang baik tentang
yang terus meningkat, keterbatasan sampah telah menyebabkan rendahnya
dalam proses yang tidak efisien dan tingkat kesadaran dan kepedulian
tidak ramah lingkungan. Kondisi ini masyarakat untuk memecahkan masalah
makin memburuk manakala persampahan. Budaya menyukai buang
pengelolaan sampah dimasing-masing sampah sembarangan nampaknya telah
daerah masih kurang efektif, efisien dan menjadi bagian dari perilaku hidup bagi
berwawasan lingkungan serta tidak kebanyakan masyarakat yang tidak
terkoordinasi dengan baik. Keberadaan peduli sampah dan cenderung
sampai juga dapat mempengaruhi mementingkan diri sendiri. Cara
kesehatan masyarakat karena sampah pandang yang salah ini boleh jadi
merupakan sarana dan sumber merupakan salah satu faktor penyebab
penularan penyakit, diantaranya kolera, banyaknya program tentang pengelolaan
diare, ISPA, TBC dan lain sebagainya. sampah yang tidak berhasil. Mengubah
Sampah juga merupakan tempat yang cara pandang masyarakat tentang
ideal untuk sarang dan tempat sampah dari anggapan sebagai bahan
berkembangbiaknya berbagai vektor yang tidak mempunyai manfaat menjadi
penularan penyakit. Lalat merupakan bermanfaat merupakan salah satu bagian
salah satu vektor penular penyakit yang tidak terpisahkan dari upaya
khususnya penyakit saluran pencernaan pengelolaan sampah secara terpadu
dalam hal ini adalah diare karena lalat (Trihadiningrum, 2014).
mempunyai kebiasaan hidup di tempat Pengelolaan sampah dilakukan dengan
kotor dan tertarik bau busuk seperti pendekatan terpadu mulai dari hulu,
sampah basah (Danur, 2012). sejak sebelum dihasilkan produk yang
Terkait dengan timbulan sampah rumah berpotensi menjadi sampah, sampai ke
tangga (RT), peran perempuan menjadi hilir yaitu pada fase produk sesudah
substansial, karena pada tingkat aktivitas digunakan sehingga menjadi sampah,
domestik perempuan (ibu rumah tangga) yang kemudian dikembalikan secara
merupakan anggota keluarga yang aman ke media lingkungan. Perubahan
paling banyak bersentuhan dengan lingkungan disekitarnya dapat
sampah rumah tangga. Hal ini tentunya diikutsertakan oleh adanya peran serta
tidak terlepas dari dampak yang

STIKes Dharma Husada Bandung 3


masyarakat dalam memelihara menyumbangkan lebih 80% dari
lingkungan sekitarnya. penyakit yang diderita oleh bayi dan
Ketidak ikutan masyarakat dalam balita. Keadaan tersebut
memelihara lingkungannya akan mengindikasikan masih rendahnya
mengakibatkan lingkungan itu menjadi cakupan dan kualitas intervensi
kurang bersih dan kurang sehat. kesehatan lingkungan. Munculnya
Demikian juga masyarakat yang ada di kembali beberapa penyakit menular
lingkungannya akan mengakibatkan sebagai akibat dari semakin besarnya
lingkungan sekitar menjadi lingkungan tekanan bahaya kesehatan lingkungan
yang kotor. Selain itu partisipasi yang berkaitan dengan masalah sanitasi
masyarakat juga berperan serta dalam cakupan air bersih dan jamban keluarga
menjaga pelestarian lingkungan, karena yang masih rendah, perumahan yang
hal ini saling terkait antara satu dengan tidak sehat, pencemaran makanan oleh
yang lainya, maka dari itu peran serta mikroba, telur cacing dan bahan kimia,
masyarakat itu sendiri merupakan wujud penanganan sampah dan sampah yang
dari upaya peningkatan kapasitas belum memenuhi syarat kesehatan,
masyarakat bersumber dari kemauan dan vektor penyakit yang tidak terkendali
kemampuan masyarakat untuk turut (nyamuk, lalat, kecoa, ginjal, tikus dan
terlibat dalam setiap tahapan lain-lain), pemaparan akibat kerja
pembangunan. Peran serta (penggunaan pestisida di bidang
memfokuskan masyarakat sebagai pertanian, industri kecil dan sektor
pelaku utama diantaranya dengan informal lainnya), bencana alam, serta
adanya Perorganisasian dan perilaku masyarakat yang belum
Pemberdayaan Masyarakat (PPM) mendukung ke arah pola hidup bersih
dalam menumbuhkan rasa keterikatan dan sehat (Kemenkes RI, 2013).
dan rasa tanggung jawab dari Penyakit berbasis lingkungan yang
masyarakat yang sangat mempengaruhi diakibatkan sampah merupakan faktor
tingkat keberhasilan pembangunan. yang paling dominan di Indonesia dan
Persoalan sampah bisa berkurang jika masih menjadi permasalahan kesehatan
pemerintah bersinergi dengan masyarakat yang didominasi pada tahun
masyarakat dan dunia industri serta 2014 menunjukan 10 penyakit terbesar
memberikan porsi yang semakin yaitu, ISPA 13531 kasus (36,12%),
meningkat untuk berperan serta aktif Infeksi kulit 3232 kasus (8,63), Malaria
dalam pengelolaan sampah. Diharapkan 3144 kasus (8,39), DBD 2030 kasus
dengan strategi pelatihan penggerak (5,42), TB Paru 1283 kasus (3,43),
masyarakat, pengelolaan yang tepat Gastritis 1250 kasus (3,34%), Dispeksia
dapat Optimalisasi Pengelolaan Sampah 1240 kasus (3,31%), Dermatitis 786
Melalui Partisipasi Masyarakat kasus (2,09%), Avian influenza 44 kasus
berdampak pada penyakit yang berbasis (1,11%). Angka kesakitan diare di Desa
lingkungan (Kemenkes RI, 2013). Sindang laya RT 30 RW 07 sebesar
Penyakit berbasis lingkungan 9541 kasus (25,47%).
merupakan kondisi patologis yang Penanganan sampah ini tidak segera
mengakibatkan terjadinya kelainan baik mendapatkan penanganan dari berbagai
secara morfologi maupun fisiologi yang pihak, dan hanya mengandalkan dari
diakibatkan karena interaksi antar upaya pemerintah daerah setempat,
manusia maupun interaksi dengan hal - niscaya akan berdampak semakin
hal yang berada di lingkungan sekitar memburuknya keadaan lingkungan di
yang berpotensi menimbulkan penyakit. sekitarnya, jauh dari terciptanya
Bahkan pada kelompok bayi dan balita, kelestarian lingkungan hidup yang sehat
penyakit-penyakit berbasis lingkungan dan bersih. Sementara itu, keasrian

STIKes Dharma Husada Bandung 4


lingkungan yang sehat dan bersih dengan cara yang baik dan tepat.
merupakan cerminan keseimbangan Ketepatan dalam praktik pengelolaan
ekosistem, yang sebenarnya bisa dimulai sampah sampah domestik diantaranya
ketika setiap rumah tangga, dan yaitu adanya tempat sampah, tidak ada
lingkungan komersial memelihara sampah berserakan, sedangkan tidak
kebersihan dengan mengelola sampah tepat yaitu tidak ada tempat sampah dan
menjadi hal yang bermanfaat bagi ada sampah berserakan.
kehidupan dan lingkungannya. Data yang diperoleh dari Kelurahan
Penelitian yang terkait tentang Desa Sindanglaya khususnya di RT 30
pengolahan sampah telah dilakukan oleh yang mencakup dalam 79 KK. Setiap
Salaswati (2015) Kabupaten Kendal. RW biasanya dibatasi oleh jalan desa,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedangkan RT biasanya dibatasi dengan
ada perbedaan yang signifikan antara saluran air yang cukup lebar. Keadaan
tingkat pengetahuan perempuan sebelum lingkungan di desa tersebut terutama RT
dan sesudah pelatihan. Namun 30 secara keseluruhan baik. Di wilayah
perbedaan yang signifikan antara tersebut masih banyak pepohonan yang
sebelum dan sesudah pelatihan dalam ditanam di setiap rumah, termasuk
hal tingkat pengetahuan dan sikap 1 dalam wilayah yang padat penduduk,
bulan setelah pelatihan sedangkan karena masih banyak terdapat kebun dan
keterampilan setelah peningkatan persawahan yang cukup luas milik
pelatihan secara signifikan. warga setempat. Keadaan lingkungan
Penanggulangan untuk mencegah seperti tersebut di atas, tentunya akan
timbunan sampah dan melakukan menambah jumlah sampah yang
pengolahan sampah secara tepat untuk dihasilkan oleh warga di RT 30 dan
kepentingan kesehatan masyarakat tidak memiliki sistem pengelolaan dan
sangat perlu untuk dilakukan salah pengolahan sampah untuk warga.
satunya yaitu dengan Pengorganisasian Berdasarkan hasil studi pendahuluan
Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau yang dilakukan kepada sepuluh KK di
Community Organization or Comunity RT 30 RW 07 Desa Sindanglaya
Development (COCD) dimana diperoleh informasi bahwa sebagian
merupakan perencanaan, besar dari mereka mempunyai perilaku
pengorganisasian, atau proyek dan atau membuang sampah di saluran air. Selain
pengembangan berbagai aktivitas itu kebanyakan mereka tidak
pembuatan program kemasyarakatan memikirkan akibat yang dapat
yang tujuan utamanya meningkatkan ditimbulkan dengan membuang sampah
taraf hidup atau kesejahteraan sosial pada tempat tersebut. Saat ini kondisi
masyarakat. Sebagai suatu kegiatan saluran air tersebut tidak bersih bahkan
kolektif (Notoatmodjo, 2012) karena banyaknya warga yang
PPM melibatkan beberapa sebagai membuang sampah menjadikan saluran
tenaga kesehatan diantaranya Natural air tersebut seolah berubah fungsinya
Leader (kader kesehatan) yang saling menjadi tempat pengelolaan sampah.
bekerja sama mulai dari perancangan, Penumpukan sampah tersebut
pelaksanaan, sampai evaluasi terhadap menjadikan aliran air tidak lancar.
program tersebut. Di daerah pedesaan Berdasarkan latar belakang diatas ada
pada umumnya belum memiliki fenomena yang terkait mengenai praktik
Pengorganisasian Pemberdayaan pengelolaan sampah domestik yang
Masyarakat terhadap praktik masih kurang, oleh karena itu dengan
pengelolaan sampah domestik serta penelitian yang dilakukan dapat
masyarakat belum mempunyai mengkaji tentang Pengaruh upaya
kesadaran dalam hal mengolah sampah pengorganisasian pemberdayaan

STIKes Dharma Husada Bandung 5


masyarakat terhadap praktik Variabel Penelitian
pengelolaan sampah domestik RT 30 Variabel adalah suatu sifat yang akan
RW 07 Desa Sindanglaya Kecamatan diukur atau diamati yang nilainya
Tanjungsiang Kabupaten Subang tahun bervariasi antara satu objek ke objek
2016 . lainnya dan terukur. Variabel
independen merupakan variabel uang
METODOLOGI PENELITIAN mempengaruhi variabel lain, artinya
pabila variabel independen berubah
Kerangka Konsep maka akan mengakibatkan perubahan
Kerangka konsep penelitian merupakan pada variabel lain. Nama lain variabel
kerangka hubungan antara konsep- independen adalah variabel bebas,
konsep yang akan diukur atau diamati risiko, predictor dan kausa variable
melalui penelitian yang akan dilakukan intrvensi.
(Riyanto, 2011). Dalam penelitian ini yang menjadi
Sampah adalah sampah yang bersifat variabel dependen adalah Praktik
padat terdiri dari zat organik dan zat pengelolaan sampah domestik dan
anorganik yang dianggap tidak berguna yang menjadi variabel intervensi adalah
lagi dan harus dikelola agar tidak Perlakuan Upaya Penggorganisasian
membahayakan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat (sampah
melindungi investasi pembangunan. berserakan dan ada tempat sampah
Sedangkan meurut UU RI Nomor 18 organik dan anorganik).
Tahun 2014 tentang pengelolaan
sampah, sampah adalah sisa kegiatan Rancangan Penelitian
sehari-hari manusia dan/atau proses Jenis penelitian ini adalah penelitian
alam yang berbentuk padat (UU RI, Quasy Experiment dengan rancangan
2014). penelitian pretest-posttest control whith
Intervensi yang diberikan yaitu group desain. Penelitian eksperimen
dilakukan dengan cara PPM yang atau percobaan, untuk mengetahui suatu
diberikan kepada 10 Natural Leader . gejala atau pengaruh yang timbul,
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis sebagai akibat dari adanya perlakuan
membuat kerangka konsep sebagai tertentu. Ciri khusus dari penelitian ini
berikut: adanya perlakuan. Dari perlakuan
tersebut diharapkan terjadi perubahan
atau pengaruh terhadap variabel yang
Intervensi PPM lain (Rianto, 2011).
1. Tahapan Persiapan Pada penelitian ini menggunakan
2. Komitmen anggaran
Praktik
rancangan Quasi Eksperimen dengan
3. Pemilihan Desa/Keluarahan pretest-posttest control group desain
Pembuangan
4. Pelatihan karena pada desain ini kelompok
Limbah
5. Pendampingan Masyarakat eksperimen maupun kelompok kontrol
domestik
6. Monitoring dan evaluasi
tidak dipilih secara random.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep


Pengaruh Pengorganisasian
Pemberdayaan Masyarakat terhadap
Praktik pengelolaan sampah
domestik

STIKes Dharma Husada Bandung 6


Keterangan : (RT 01) yang tidak diberikan
O1 : Pengukuran kemampuan awal intervensi.
kelompok eksperimen Dalam melakukan intervensi
O2 : Pengukuran kemampuan akhir diikutsertakan 10 Natural Leader dalam
kelompok eksperimen intrvensi PPM pada kelompok
X : Pemberian perlakuan eksperimen (RT 30) dan tidak diberikan
O3 : Pengukuran kemampuan awal intervensi pada kelompok kontrol (RT
kelompok kontrol 01) kemudian dibandingkan hasilnya.
O4 : Pengukuran kemampuan akhir
kelompok kontrol Rancangan Intervensi
Tahapan intervensi terjadwal sebagai
Tahapan Rancangan : berikut :
1. (O1 dan O3) 1. Tahapan persiapan
Diawal penelitian kelompok Peneliti melakukan pertemuan
eksperimen (RT 30) dan kelpmpok tokoh-tokoh masyarakat untuk
kontrol (RT 01) diberikan pre test musyawarah adanya masalah dan
yaitu praktik pengelolaan sampah memberikan pengorganisasian dan
domestik. Pre test ini perlu pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan untuk mengetahui terdiri dari 10 orang Natural Leader
kondisi awal praktik pengelolaan yang diberikan pelatihan teknik
sampah domestik. dilakukan dengan surpei mawas diri
2. (O1 dan O3) 2. Tahapan SMD
Hasil pengukuran O1 dan O3 diuji Pengenalan masalah Survey Mawas
perbedaan Melakukan intervensi Diri yang ditentukan yaitu RT 30
pada kelompok eksperimen (RT 30) RW 07 Desa Sindanglaya
dengan perlakuan PPM. Kecamatan Tanjungsiang sebanyak
3. O2 dan O4 79 KK
Pengukuran praktik pembuangan 3. Tahapan MMD
sampah domestik pada kelompok Penyajian hasil survei mawas diri
intervensi dan kelompok kontrol Musyawarah bersama tokoh
diakhir penelitian. masyarakat untuk acuan pemecahan
4. 02 dan 04 masalah tehadap 10 Natural Leader
Hasil O2 dan O4 hasil diberikan pengetahuan dan
diperbandingkan Pada kelompok pelatihan yang harus dilakukan
eksperimen (RT 30) yang diberikan berupa intervensi yang terkait
intervensi PPM terhadap praktik diantaranya ketepatan masyarakat
pengelolaan sampah domestik (79 KK) dengan kategori tepat jika
pengukuran awal sebelum 1=adanya tempat sampah, 2=tidak
intervensi dan akhir sesudah ada sampah berserakan, sedangkan
intervensi diperbandingkan. kategori tidak tepat 1=tidak ada
tempat sampah, 2=ada sampah
5. O3 dan O4 berserakan.
Pada kelompok kontrol (RT 01) 4. Pelatihan untuk Natural Leader
diperbandingkan hasil pengukuran Praktik pengelolaan sampah
diawal dan akhir intervensi. terlampir, seperti jadwal, tujuan
6. 01:02 03:04 pelatihan, materi (Lampiran 4)
Membandingkan perbedaan pretest 5. Tahapan Pelaksanaan
posttest pada kelompok eksperimen Dilakukan penyuluhan untuk
(RT 30) dan pada kelompok kontrol Natural Leader kepada masyarakat
(SAP terlampir). Pada tahapan ini

STIKes Dharma Husada Bandung 7


yaitu pelaksanaan kegiatan yang tentang responden berkaitan dengan
dilakukan oleh 10 Natural Leader obyek penelitian yaitu praktik
dan diberikan kepada masyarakat pengelolaan sampah domestik. Data
(79 KK) dengan kategori sama primer ini diperoleh dari respon yang
dengan tahapan tiga. menunjukan antara sebelum dan sesudah
6. Monitoring perlakuan dengan pengorganisasian dan
Pemantauan oleh peneliti dengan pemberdayaan masyarakat.
membawa alat instrumen yaitu
sebagaimana tercantum dalam Teknik Pengolahan dan Analisa Data
lampiran (Lampiran 5) Pengolahan data Editing data, Coding
data, Entry data, Cleaning data
Analisa data dilakukan dengan bantuan
Populasi dan Sampel Penelitian komputer software program statistik,
Populasi yang diperoleh data profil Desa yaitu:
Sindanglaya Kecamatan Tanjungsiang Analisis Univariat
Kabupaten Subang tahun 2016 yaitu Analisa data univariat bertujuan untuk
diambil 2 RT yang terdiri dari RT 30 mengetahui distribusi masing-masing
sebanyak 79 KK dan RT 01 sebanyak 81 variabel penelitian independen dan
KK. variabel dependen (Sugiyono,2014).
Analisis Univariat, bertujuan
Sampel yang dibutuhkan yaitu 2 menjelaskan atau mendeskripsikan
kelompok yang berbeda sebagai karakteristik setiap variabel penelitian.
pembanding antara sebelum dan sesudah Bentuk analisis univariat tergantung dari
intervensi, dimana kelompok jenis datanya. Untuk data numerik
eksperimen yang diberikan intervensi digunakan nilai mean atau rata-rata,
PPM RT 30 sebanyak 79 KK dan median, min, max dan standar deviasi.
kelompok kontrol RT 01 tidak diberikan Analisa Bivariat
PPM sebanyak 81 KK. Pada penelitian ini dilakukan uji beda
data awal dan akhir penelitian untuk
Instrumen Penelitian membuktikan adanya pengaruh sebelum
Instrumen penelitian merupakan alat dan sesudah dilakukan Upaya
bantu yang dipilih dan digunakan oleh Penggorganisasian pemberdayaan
peneliti untuk mengumpulkan data masyarakat, sedangkan data kategori
(Nursalam, 2015) Instrumen berapa distribusi frekuensi
pengumpulan data dalam penelitian ini a) Uji normalitas data yang digunakan
adalah lembar observasi dengan pada penelitian ini adalah uji
menggunakan lembar cheklis () untuk Kolmogorov-Smirnov karena jumlah
pengkategorian antara tepat dan tidak sampel penelitian dari 50. Bila uji
tepat pada kelompok eksperimen dan Kolmogorov-Smirnov menunjukan
kelompok kontrol. >0,05 artinya distribusi data
normal, maka dilakukan uji statistik
Metode Pengumpulan Data parametrik dan bila data diketahui
Metode pengumpulan data merupakan berdistribusi tidak normal dilakukan
suatu proses pendekatan kepada subjek uji statistik nonparametrik.
dan proses pengumpulan karaterisktik b) Uji beda tidak berpasangan
subjek yang diperlukan dalam suatu 01-03 02-04
penelitian (Nursalam, 2015). D-01-02 dengan 03-04
Dalam penelitian ini data yang - Bila distribusi normal dilakukan
digunakan adalah data primer. Data dengan uji t-independen
primer adalah berbagai informasi

STIKes Dharma Husada Bandung 8


- Bila distribusi tidak normal Dimana:
dilakukan dengan uji man U = Nilai uji Mann-Whitney
whritney N1= sampel 1 (Kelompok
Eksperimen)
c) Uji beda berpasangan N2= sampel 2 (Kelompok Kontrol)
Uji beda dilakukan awal dan akhir
Ri = Ranking ukuran sampel
penelitian dikelompok intervensi dan
kontrol. Jika data berdistribusi tidak (Perbedaan pengaruh antara sebelum
normal pengujian dengan uji t- dan sesudah intervensi)
dependen dengan rumus (01 dengan Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan Rumus t dependent
02, 03 dengan 04), dibawah ini :
didapatkan t hitung. Jika nilai t-hitung>
= t-tabel maka Ho ditolak dan apabila nilai
/ t-hitung < t-tabel maka Ho diterima.
Keterangan : Apabila analisa data menggunakan
= rata-rata deviasi (selisih sampel program SPSS dengan tingkat
sebelum dan sampel sesudah) kepercayaan 95%, alpha (0,05). Jika P
SD = Standar deviasi dari (selisih value<0.05 artinya Ho ditolak.
sampel sebelum dan sampel sesudah) Sedangkan H0 diterima apabila Pvalue >
0,05.
n = banyaknya sampel
DF = n-1
HASIL PENELITIAN DAN
Bila data berdistribusi tidak normal PEMBAHASAN
dilakukan uji wilcoxon dengan
menggunakan rumus uji Z sebagai Tabel 4.1 Praktik pengelolaan
berikut : sampah domestik sebelum dan
1 sesudah dilakukan pengorganisasian
[ ]
4( + 1) pemberdayaan masyarakat pada
=
1 kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol di RT 30 RW 07 Desa
24 ( +)(2 + 1)
Keterangan: Sindanglaya Kecamatan
Tanjungsiang Kabupaten Subang
N = jumlah data
tahun 2016
T = jumlah rangking dari nilai Std. Min- Uji
Variabel Mean Median
selisish yang negative atau positif Deviation Max Normalitas
Kelompok Sebelum 3.84 4 ,00 1,801 0-8 0,000
eksperimen
Uji Beda Antar Kelompok dengan
perlakuan 1,559
(01 dengan 03, 02 dengan 04) selisih PPM
Sesudah 6.46 7,00 3-8 0,000
01-02 dengan selisih 03-04 rumus
t-independen digunakan bila data Kelompok Sebelum 2,85 3,00 1,726 0-8 0,001
kontrol
berdistribusi tidak normal tidak PPM Sesudah 3,53 3,00 1,931 0-8 0,001
rumus Uji Mann-Whitney
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui
bahwa hasil uji normalitas menunjukan
masing-masing kelompok <0,05 artinya
tidak normal maka data yang digunakan
yaitu nilai median, dan nilai median
pada kelompok eksperimen sebelum
PPM pada praktik pengelolaan sampah
domestik yaitu sebesar 4,00 dan

STIKes Dharma Husada Bandung 9


sesudah PPM sebesar 7,00 . Sedangkan Tabel 4.3 Perbedaan Praktik
nilai median pada kelompok kontrol Pengelolaan Sampah Domestik pada
sebelum PPM sebesar 3,00 dan sesudah kelompok Intervensi dan Kontrol
PPM sebesar 3,00. sebelum dan sesudah penelitian (Uji
Nilai minimum-maksimum pada Wilcoxon)
kelompok eksperimen sebelum PPM
yaitu 0-8 dan sesudah PPM sebesar Kelompok
Praktik pengelolaan
N
Mean
Z-score
p-
sampah domestik rank value
3-8 sedangkan pada kelompok Eksperimen Perubahan Negatif 9 19,67
kontrol nilai minimum-maksimum (Sebelum-
Perubahan Positif 66
40,50
-6,620 0,000
sebelum dan sesudah PPM yaitu 0-8. sesudah)
Ties (tetap) 21

Tabel 4.2 Perbedaan Praktik Kontrol Perubahan Negatif 30 30,18


Pengelolaan Sampah Domestik pada (Sebelum- 40,26 -2,151 0,031
Perubahan Positif 41
sesudah)
kelompok Intervensi dan Kontrol Ties (tetap) 10
diawal dan akhir penelitian (Uji
Mann Whitney) Tabel 4.3 terlihat praktik pengelolaan
Praktik N Mean Mann Z- p- sampah domestik sebelum dan sesudah
Pengelolaan Kelompok rank Whitney score value pada kelompok eksperimen yang
Sampah
Awal Eksperimen 79 93,30
menunjukan perubahan negatif sebanyak
Penelitian Kontrol 81 68,01 2188,0 -3,510 0,000 9 orang, perubahan positif 66 orang dan
perubahan tetap sebanyak 4 orang,
Akhir Eksperimen 79 110,54 sedangkan perubahan pada kelompok
Penelitian Kontrol 81 51,20 826,0 -8,203 0,000
kontrol sebelum dan sesudah
menunjukan yang mengalami perubahan
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa negatif sebanyak 30 orang, perubahan
uji beda dengan menggunakan mann positif 41 orang dan perubahan tetap
whitney praktik pengelolaan sampah sebanyak 10 orang. Nilai rata-rata
perubahan praktik pengelolaan sampah
domestik diawal penelitian pada
domestik mean rank tertinggi pada
kelompok eksperimen dan kontrol kelompok eksperimen sebesar 19,47,
mean rank tertinggi sebesar 93,30, mean terendah sebesar 40,50, sedangkan
mean rank terendah sebesar 68,01. pada kelompok kontrol mean rank
Sedangkan praktik pengelolaan tertinggi sebesar 30,18, mean rank
sampah diakhir penelitian pada terendah sebesar 40,26. Hasil uji
kelompok eksperimen dan kontrol wilcoxson menunjukan p-value 0,000
mean rank teringgi sebesar 110,54, artinya terdapat perbedaan pada
mean rank terendah sebesar 51,20. kelompok eksperimen sebelum
Diketahui diawal penelitian z-score intervensi dan sesudah intervensi,
sebesar 3,510 (p-value= 0,000) dan sedangkan pada kelompok kontrol
menunjukan p-value sebesar 0,031
diakhir penelitian z-score -8,203 (p-
artinya tidak ada perbedaan sebelum dan
value=0,000). sesudah intervensi.

STIKes Dharma Husada Bandung 10


Tabel 4.4 Perubahan Praktik PPM sebesar 2,00. Nilai minimum-
Pengelolaan Sampah Domestik pada maksimum pada kelompok eksperimen
kelompok Intervensi dan Kontrol sebelum PPM yaitu 0-4 dan sesudah
Kelompok PPM sebesar 0-4 sedangkan pada
Praktik Pengelolaan kelompok kontrol nilai minimum-
Limbah Domestik Std. Uji
Mean Median
Deviation
Min-Max
Normalitas maksimum sebelum dan sesudah PPM
yaitu 0-4. Hal tersebut bahwa pada
Eksperimen Nilai
2,62 3,00 2,398 (-4) (8) 0,005
kelompok eksperimen dan kelompok
perubahan
kontrol sebagian responden belum
Nilai 0,68 1,00 2,664 (-6) (7) 0,025 memiliki kesadaran terhadap lingkungan
Kontrol Perubahan
sehingga ada sampah dihalaman rumah,
tidak memiliki tempat sampah, sehingga
belum terpilihnya sampah organk dan
Tabel 4.4 terlihat nilai perubahan pada anorganik.
praktik pengelolaan sampah domestik Penelitian ini sejalan dengan yang telah
yaitu pada kelompok eksperimen nilai dilakukan oleh Nurul (2014) dengan
median sebesar 3,00 dan Min-max (-4)- judul Pemberdayaan Masyarakat
(8). Sedangkan pada kelompok kontrol Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah
nilai median sebesar 1,00 dan min-max(- Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas
6) (7). Bank Sampah POKLILI Perumahan
Tabel 4.5 Perbedaan Perubahan Griya Lembah Depok Kecamatan
Praktik Pengelolaan Sampah Sukmajaya Kota Depok) hasil penelitian
Domestik Antara Kelompok menunjukan dengan salah satu kegiatan
Intervensi dan Kelompok Kontrol pemberdayaan adalah pengelolaan
(Uji Mann Whitney ) sampah. Permasalahan sampah ini telah
Kelompok Mean Mann p- terjadi di kota Depok, yakni terjadi
Variabel N Z-score
rank Whitney value penumpukan sampah dimana, mana.
Perubahan Eksperimen 79 97,39
Praktik
Upaya-upaya dilakukan untuk
pengelolaan 1865,5 -4,581 0,000 menangani sampah, salah satunya
sampah Kontrol 81 64,03
dengan kegiatan yang menggunakan
domestik
konsep pengolahan sampah. Kegiatan
tersebut salah satunya dilakukan di bank
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui
sampah, yaitu proses pengelolaan
nilai perbedaan perubahan praktik
sampah dengan cara daur ulang, yakni
pengelolaan sampah domestik dengan
memilah-milah sampah, menimbang,
uji mann whitney pada kelompok
dan merubah sampah menjadi kerajinan
eksperimen dan kelompok kontrol mean
yang bernilai jual tinggi, dari hasil
rank tertinggi sebesar 97,39, mean rank
Kegiatan ini telah berhasil
terendah sebesar 64,03. P-vlue sebesar
memberdayakan masyarakat setempat
0,000 artinya ada perubahan praktik
untuk merubah sampah menjadi barang
pengelolaan sampah domestik pada
kerajinan yang bernilai. Keberhasilan
kelompok eksperimen dan kontrol.
kegiatan tersebut berpengaruh pada
lingkungan di sekitar Perumahan Griya
Pembahasan Penelitian
Lembah Depok dan juga berpengaruh
Terlihat pada tabel 4.1 nilai median pada
pada aspek ekonomi warga yang
kelompok eksperimen sebelum PPM
bergabung dalam kegiatan di Bank
pada praktik pengelolaan sampah
Sampah POKLILI.
domestik yaitu sebesar 2,00 dan
Menurut Dinas Kebersihan Kota Subang
sesudah PPM sebesar 4,00. Sedangkan
(2009) menyatakan bahwa Pengelolaan
nilai median pada kelompok kontrol
sampah yang kurang baik menyebabkan
sebelum PPM sebesar 2,00 dan sesudah

STIKes Dharma Husada Bandung 11


estetika lingkungan menjadi kurang PPM pada kelompok eksperimen ada 9
sedap dipandang mata misalnya orang yang menunjukan perubahan
banyaknya tebaran-tebaran sampah negatif yaitu ada sampah dihalaman
sehingga mengganggu kesegaran udara rumah dan ada sampah berserakan.
lingkungan masyarakat. Sebanyak 66 orang yang menunjukan
Menurut opini peneliti dihubungkan perubahan positif artinya mereka sudah
dengan hasil kuesioner dan hasil cukup baik dalam pengelolaan sampah
wawancara menunjukan bahwa sebagian dirumah seperti tidak ada sampah
masyarakat di RT 30 RW 07 Desa berserakandan terpilah organik dan
Sindanglaya Kecamatan Tanjungsiang anorganik tertutup. Sedangkan yang
Kabupaten Subang paling banyak tidak ada perubahan pada praktik
menjawab pernyataan sebelum PPM pengelolaan sampah domestik yaitu
yaitu Tidak ada tempat sampah dan sebanyak 4 orang.
tidak terpilih tempat sampah terbuka dan Nilai rata-rata perubahan praktik
tertutup. pengelolaan sampah domestik mean
rank tertinggi pada kelompok
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.2 eksperimen sebesar 19,67, mean
didapatkan uji test beda dengan terendah sebesar 40,50, sedangkan pada
menggunakan mann whitney praktik kelompok kontrol mean rank tertinggi
pengelolaan sampah domestik diawal sebesar 30,18, mean rank terendah
penelitian pada kelompok eksperimen sebesar 40,26.
dan kontrol mean rank tertinggi sebesar Hasil uji wilcoxon menunjukan p-value
93,30, mean rank terendah sebesar 0,000 artinya terdapat perbedaan pada
68,01. Sedangkan praktik pengelolaan kelompok eksperimen sebelum
sampah diakhir penelitian pada intervensi dan sesudah intervensi,
kelompok eksperimen dan kontrol mean sedangkan pada kelompok kontrol
rank teringgi sebesar 110,54, mean rank menunjukan p-value sebesar 0,031
terendah sebesar 51,20. Diketahui artinya tidak ada perbedaan sebelum dan
diawal penelitian z-score sebesar 3,510 sesudah intervensi.
(p-value= 0,000) dan diakhir penelitian Hal ini sebelum diketahui dari hasil
z-score -8,203 (p-value=0,000). kuesioner responden yang memiliki
Sebagian responden praktik pengelolaan perubahan negatif dipengaruhi oleh
sampah domestik diawal penelitian ketidaktahuan mereka dalam kesehatan
diketahui bagaimana keberadaan yang berbasis lingkungan seperti ISPA
sampah dirumah diantaranya yaitu ada yang sering dialami oleh sebagian
sampah dihalaman rumah dan ada mereka sehingga menunjukan p-value
sampah dirumah. Menurut Soemirat sebesar 0,000 yang artinya terdapat
(2012) sampah dibedakan atas sifat perbedaan antara sebelum dan sesudah
biologisnya sehingga memperoleh dilakukan PPM pada praktik
pengelolaan yakni, sampah yang dapat pengelolaan sampah domestik.
menbusuk, seperti (sisa makan, daun, Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
sampah kebun, pertanian, dan lainnya), terdapat perubahan sebelum dan sesudah
sampah yang berupa debu, sampah yang PPM.
berbahaya terhadap kesehatan, seperti Diperkuat oleh pernyataan Dinas
sampah-sampah yang berasal dari Kebersihan Kabupaten Subang, (2009)
industri yang mengandung zat-zat kimia bahwa pengelolaan sampah yang kurang
maupun zat fisik berbahaya. baik dapat memberikan pengaruh negatif
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.3 bagi kesehatan, lingkungan, maupun
diketahui tentang praktik pengelolaan bagi kehidupan sosial ekonomi dan
sampah domestik sebelum dilakukan budaya masyarakat, seperti berikut

STIKes Dharma Husada Bandung 12


penyakit sesak nafas, saluran dominan terdapat pada pendampingan
pencernaan (diare, kolera dan typus). sebesar 47,0639%.
Pengorganisasian Pemberdayaan
Tabel 4.4 terlihat nilai perubahan pada Masyarakat Terhadap Praktik
praktik pengelolaan sampah domestik Pengelolaan Sampah Domestik sudah
yaitu pada kelompok eksperimen nilai cukup baik jika melalui interaksi dan
median sebesar 3,00 dan Min-max (-4)- komunikasi, perencanaan bersama
(8). Sedangkan pada kelompok kontrol dengan masyarakat membantu
nilai median sebesar 1,00 dan min-max mengidentifikasi masalah, merumuskan
(-6)-(7) tujuan, memahami situasi dan
Hal tersebut sebagian masyarakat mengidentifikasi solusi bagaimean a
Terhadap Praktik Pengelolaan Sampah memecahkan masalah masalah yang
Domestik pada kelompok Intervensi di dimaksud. Dalam konteks ini
RT 30 RW 07 Desa Sindanglaya perencanaan adalah aktivitas moral,
Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten perencanaan merupakan komunikator
Subang diketahui terdapat perubahan yang menggunakan bahasa sederhana
praktik pengelolaan sampah domestik dalam pekerjaannya agar membuat logik
kelompok eksperimen dan kelompok dari perilaku mean usia. Kunci dari
kontrol yaitu terdapat sampah gagasan perencanaan dan pembelajaran
berserakan dihalaman rumah tidak ada sosial adalah evolusi dari desentralisasi
sampah berserakan dan sudah bisa yang membantu orang-orang untuk
membedakan antara sampah organik dan memperoleh akses yang lebih dalam
anorganik, sedangkan pada kelompok pengambilan keputusan yang
kontrol sebelum dan sesudah ada mempengaruhi kehidupan mereka (Hadi,
pengaruh artinya terdapat perubahan 2013).
dalam praktik pembuangan sampah. Hal
tersebut pada kelompok eksperimen Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.5
sebagian masyarakat sudah baik karena dapat diketahui nilai perbedaan
sebagian masyarakat sudah diberikan perubahan praktik pengelolaan sampah
pelatihan terhadap pengelolaan sampah domestik dengan uji mann whitney pada
bersama 10 Natural Leader kelompok eksperimen dan kelompok
Penelitian ini sejalan dengan yang telah kontrol mean rank tertinggi sebesar
dilakukan Siti tahun 2014 dengan judul 97,39, mean rank terendah sebesar
Pengaruh Pelatihan dan Pendampingan 64,03. P-vlue sebesar 0,000 artinya ada
Daur Ulang Sampah Plastik Terhadap perubahan praktik pengelolaan sampah
Motivasi Berwirausaha Ibu Rumah domestik pada kelompok eksperimen
Tangga (Studi Kasus Ibu Rumah Tangga dan kontrol.
Anggota Paguyuban Peduli Sampah
Kota Probolinggo). Hasil penelitian Penelitian ini sejalan dengan yang telah
bahwa pengaruh variabel pelatihan dan dilakukan oleh Awan tahun 2014
pendampingan daur ulang sampah dengan judul Perilaku Masyarakat dalam
plastik terhadap motivasi berwirausaha Mengelola Sampah di Kota Bima Nusa
ibu rumah tangga (studi kasus ibu rumah Tenggara Barat. Hasil menunjukan
tangga anggota paguyuban peduli bahwa perilaku mayoritas masyarakat
lingkungan kota Probolinggo) sebesar menyebabkan timbulan sampah pada
89,5%. Dimean a pada variabel kontainer, perilaku masyarakat dalam
pelatihan memiliki pengaruh sebesar pemilahan sampah belum dilakukan,
5,071 serta pada variabel pendampingan perilaku masyarakat dalam pewadahan
memiliki pengaruh sebesar 6,382. sampah sudah dilakukan, perilaku
Sedangkan variabel yang paling masyarakat dalam pengangkutan dan

STIKes Dharma Husada Bandung 13


pemusnahan sampah menggunakan jasa 2016 kelompok eksperimen yang
petugas, beberapa memusnahkan dilakukan PPM yaitu menunjukan p-
sampah dengan pembakaran dan value 0,000 artinya ada hubungan yang
menghayutkan di sungai, juga perilaku signifikan antara sebelum dan sesudah
masyarakat masih membuang sampah perlakuan PPM terhadap praktik
sembarang tempat. Sehingga pengelolaan sampah domestik dan pada
direkomendasikan untuk memperbaiki kelompok kontrol yang tidak perlakuan
perilaku masyarakat dengan pelatihan PPM menunjukan p-value 0,736 artinya
dan pemberdayaan masyarakat untuk tidak terdapat hubungan yang signifikan
mengelola sampah, menyediakan antara sebelum dan sesudah perlakuan
kontainer yang terjangkau dari PPM terhadap praktik pengelolaan
permukimean , pembuatan pilot project sampah domestic.
untuk merangsang motivasi masyarakat, Menurut opini peneliti buang sampah
pembuatan perda tentang pengelolaan sembarangan nampaknya telah menjadi
sampah, dan membedakan jadwal bagian dari perilaku hidup bagi
pengangkutan sampah organik dan kebanyakan masyarakat yang tidak
anorganik. peduli sampah dan cenderung
Pada dasarnya permasalahan sampah mementingkan diri sendiri. Cara
dan pengelolaan sampah menjadi pandang yang salah ini boleh jadi
persoalan yang mencolok dan merupakan salah satu faktor penyebab
mendesak. Pengaruh sampah dalam banyaknya program tentang pengelolaan
pencemaran lingkungan dapat ditinjau sampah yang tidak berhasil. Mengubah
melalui tiga aspek, yaitu aspek fisik, cara pandang masyarakat tentang
kimiawi, dan biologis. Secara fisik sampah dari anggapan sebagai bahan
sampah dapat mengotori lingkungan yang tidak mempunyai mean faat
sehingga memberikan kesan jorok, tidak menjadi bermean faat merupakan salah
estetik, terlebih apabila sampah tersebut satu bagian yang tidak terpisahkan dari
membusuk sehingga menimbulkan bau upaya pengelolaan sampah secara
yang tidak sedap. Secara fisik pula terpadu.
sampah dapat memcemari saluran
bahkan badan air sehingga mengganggu SIMPULAN DAN SARAN
alirannya. Pada prinsipnya sampah 1. Praktik pengelolaan sampah
dibagi menjadi sampah padat, sampah domestik dikelompok intervensi,
cair dan sampah dalam bentuk gas sebelum penelitian 4,00 berubah
(fume, smoke). Sampah padat dapat menjadi 7,00. Setelah intervensi
dibagi menjadi beberapa jenis (diakhir penelitian)
berdasarkan zat kimia yang terkandung Praktik pengelolaan sampah
didalamnya Sampah anorganik dikelompok kontrol, pada sebelum
misalnya : logam-logam, pecahan gelas, penelitian 3,00 dan setelah
dan plastik Sampah Organik misalnya : penelitian tetap 3,00
sisa makanan, sisa pembungkus dan 2. Perubahan pengelolaan sampah
sebagainya (Danur, 2012). domestik dikelompok intervensi
Kurangnya praktik yang baik tentang menunjukan perubahan negatif 9
sampah telah menyebabkan rendahnya orang, perubahan positif 66 orang
tingkat kesadaran dan kepedulian dan oerubahan tetap sebanyak 4
masyarakat untuk memecahkan masalah orang. Hasil uji beda wilcoxon
persampahan, seperti hasil penelitian menunjukan p-value 0,000.
yang telah dilakukan di RT 30 RW 07 Perubahan pengelolaan sampah
Desa Sindanglaya Kecamatan domestik dikelompok kontrol
Tanjungsiang Kabupaten Subang tahun menunjukan perubahan negatif 30

STIKes Dharma Husada Bandung 14


orang, positif 41 orang, perubahan yang dapat mempengaruhi penyakit
tetap 10 orang. Hasil uji beda berbasis lingkungan kotor.
wilcoxon p-value=0,031
3. Perbedaan perubahan praktik DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan Sampah Domestik Amos Noelaka, 2012. Kesadaran
pada kelompok eksperimen dan Lingkungan. Jakarta: PT
kelompok kontrol diperoleh p-value Rinika Cipta.
0,000 artinya terdapat perubahan Anonim, 2011. Diktat Hambatan dan
praktik pengelolaan sampah Propulsi Jilid I dan Jilid II.
domestik antara kelompok Semarang : Teknik
ekskperimen dan kontrol. Rata-rata Perkapalan Universitas
perubahan pada kelompok Diponegoro.
eksperimen=3, sedangkan pada Arikunto, 2006. Metodologi
kelompok kontrol=1. Penelitian. Yogyakarta.
4. Dilakukan uji lebih mendalam Bina Aksara.
terhadap pertanyaan tentang _______ , 2010. Metodologi
pengelolaan sampah (p1) kelompok Penelitian. Yogyakarta.
ekskperimen maupun kelompok Bina Aksara.
kontrol terjadai perbedaan. Azwar, 2007. Reliabilitas dan
Sedangkan uji lebih mendalam Validitas, Pustaka Pelajar,
tentang pengelolaan sampah (p2) Yogyakarta
dikelompok eksperimen terdapat Chandra. 2012. Pengantar Kesehatan
perubahan, sedangkan pada Lingkungan. Jakarta:
kelompok kontrol tidak terjadi Penerbit Buku Kedokteran
perubahan. Dainur, 2012. Materi-materi Pokok
Ilmu Kesehatan
Saran Masyarakat. Jakarta: Widya
1. Bagi Puskesmas Medika.
Perlu ditingkatkan lagi bentuk dan Dinas Kebersihan, 2009. Komposisi
partisipasi warga dalam Sampah di LPA Benowo.
sosialisasi/penyuluhan kepada Dinas Kebersihan dan
masyarakat dan terus melakukan Pertamanan Kota Surabaya.
pembinaan-pembinaan dan Surabaya.
pelatihan-pelatihan kepada Natural Hadi, 2013. Corporate Social
Leader yang dapat menggerakan Responsibility. Yogyakarta:
setiap warganya disekitar, Graha Ilmu.
khususnya di bidang pengelolaan Kemenkes RI, 2013. Sampah Dan
sampah. Penyakit Yang Ditimbulkan
2. Bagi Masyarakat Setempat Berbasis Lingkungan.
Diharapkan kepada masyarakat Khomsan Et Al, 2009. Peranan
setempat dapat ikut peran serta Pangan dan Gizi untuk
dalam pengelolaan sampah domestik Kualitas Hidup. Penerbit
agar dapat terciptanya lingkungan PT Gramedia Widiasarana
yang nyaman dan bersih. Indonesia. Jakarta
3. Penelitian selanjutnya Kusnoputranto, 2010. Kesehatan
Diharapkan agar dapat meneliti Lingkungan. FKM UI.
lebih lanjut terkait pengelolahan Jakarta.
sampah khususnya sampah Maulana 2009. Promosi Kesehatan
domsetik, misalnya faktor-faktor Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

STIKes Dharma Husada Bandung 15


Mawati, 2012. Sampah anorganik Kesehatan lingkungan dan
dan Organik di Industri. keindahan. Jakarta. EGC.
Jakarta. EGC
Mukono, 2006. Prinsip Dasar Sugi Rahayu, 2014. Hubungan antara
Kesehatan Lingkungan. Lingkungan Tempat
Airlangga Univ Press. Tinggal, Sikap terhadap
Surabaya. IKIP, Motivasi Berprestasi
_______ , 2013. Prinsip Dasar dan Kebiasaan Belajar
Kesehatan Lingkungan. dengan Keberhasilan
Edisi Revisi, Airlangga Belajar Mahasiswa IKIP
Univ Press. Surabaya. Yogyakarta Semester VI.
Mathis, 2012. Jackson. 2006.Human Tesis. Jakarta: PPS IKIP
Resource Management Jakarta.
(Edisi Ke 10), Jakarta: Trihadiningrum, 2008. Mikrobiologi
Salemba Empat. Lingkungan. Surabaya:
Nahadi, 2007. Efektivitas Jurusan Teknik
Pembekalan Asesmen Lingkungan-ITS.
Pembelajaran bagi Undang-undang RI No 18 tahun
Mahasiswa. 2008
Pengolahan Sampah Kimia.
Disertasi. Sekolah Pasca
Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia
Bandung.
Notoatmodjo, 2005. Metodologi
penelitian kesehatan.
Jakarta : PT Rineka Cipta
_______ , 2010. Promosi kesehatan
teori dan Aplikasi, Jakarta :
PT Rineka Cipta
_______ , 2012. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Soekanto, 2003. Metode Penelitian
Sosial. PT Remaja
Rosdakarya: Jakarta.
Soemirat Slamet, 2012. Kesehatan
Lingkungan. Gajah MAda
Univ Press. Yogyakarta.
Sugiyono 2014. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Syamsu Yusuf, 2011. Sosiologi dan
lingkungan serta
pengaruhnya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Surya wikipedia, 2010. Sampah
Merupakan Masalah

STIKes Dharma Husada Bandung 16

Anda mungkin juga menyukai