Anda di halaman 1dari 3

BAB IX

KESIMPULAN UMUM

1. Pengujian produktivitas formasi merupakan metode teknis dan cara


evaluasi yang secara langsung dapat memberikan keterangan mengenai
kandungan isi fluida dalam batuan suatu lapisan, produktivitas formasi dan
juga karakteristik reservoir.
2. Tujuan utama dari pengujian sumur hidrokarbon ini atau yang lebih
dikenal luas dengan well testing adalah untuk menentukan kemampuan
suatu lapisan atau formasi untuk berproduksi.
3. Pressure Build-Up testing merupakan suatu teknik pengujian transien
tekanan yaitu dengan memproduksikan sumur selama suatu selang waktu
tertentu dengan laju alir yang tetap, kemudian menutup sumur tersebut.
Penutupan sumur ini menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai
fungsi waktu (tekanan yang dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar
sumur).
4. Dari hasil analisa dan perhitunan PBU 4 didapatkan data:
m = 89.47845671psi/cycle
k = 8.831578338 mD
S = 4.638848795
PI = 0.432181082 BPD/psi
Ps = 361.117017 psi
FE = 0.561690553
End of Wellbore Storage = 4 jam
ri = 51.72361514 ft
tpDH = 0.005 jam
P* = 1119.7 psi
P rata-rata = 1051 Psi (dengan metode MBH)
5. Wellbore Storage merupakan kejadian dimana suatu sumur ditutup
kemudian dibuka lagi, akan terjadi aliran permukaan tetapi dengan laju
yang berbeda dengan aliran di reservoir.
6. Aplikasi lapangan dari analisa ini:
a. Penggantian metode produksi dari natural flow menjadi artificial
lift
99
100

b. Menentukan perlu atau tidaknya pemboran sumur sisipan


c. Mengetahui keberhasilan stimulasi terhadap suatu sumur.
7. Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap
selama pengujian berlangsung. Informasi-informasi yang diperoleh dari
hasil analisa Pressure Drawdown Test adalah :
a. Permeabilitas formasi (k).
b. Faktor skin (S).
c. Volume pori-pori yang berisi fluida (Vp).
d. Waktu berakhirnya efek wellbore Storage (twbs)
8. Analisa Pressure Drawdown dapat memperkirakan volume pori sehingga
dapat diketahui cadangan pada sumur tersebut sejauh drainage area-nya.
9. Dari hasil analisa PDD diperoleh hasil sebagai berikut :
EOWB = 11 jam
dP = 200 psi
dT = 3 jam4
Slupe (m) = 33.22630289 psi/cycle.
P1jam = 3598.9 psi
Permeabilitas (k) = 24.03589057 mD
Skin Factor (S) = 1.890162125
Ps = 54.63869638 psi.
Cs = 0.13425
t WBS = 28.4397977 jam
Pwf = 3550.688263psi
FE = 0.780841861
PI = 0.919490442BPD/psi
tpss = 60 jam
re = 988.4678662 ft
Pwf = 44.665psi
t = 50 jam
Vp = 1222143.986bbl
101

10. Berbagai macam metoda evaluasi formasi telah cukup maju dalam
beberapa tahun belakangan, tapi terlepas dari metoda evaluasi, potensi
komersial dari suatu formasi tidak dapat ditentukan secara akurat hingga
diperbolehkan untuk diproduksi. Drill Stem Test (DST) atau Wireline
Formation Test merupakan well completion sementara yang bertujuan
untuk sampling formation fluids, dan menetapkan kemungkinan untuk
produksi komersial.
11. Pada dasarnya pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan lapisan
produktif dengan tekanan atmosphere yaitu dengan cara mengeliminir
pengaruh tekanan hidrostatik lumpur pemboran dan tekanan di dasar
lubang sumur dicatat sebagai fungsi dari waktu.
12. Metode yang digunakan adalah IHS dengan Idealnya untuk menganalisa
data yang dihasilkan oleh uji sumur dengan baik, maka pengujian sumur
harus berlangsung cukup lama sehingga data tekanan yang didapat
merupakan data tekanan formasi yang sebenarnya.
13. Aplikasi lapangannya adalah berkaitan dengan aspek reservoir dan aspek
produksi dimana pada aspek reservoir dapat mengetahui sifat batuannya
yakni permeabilitas dan kompresibilitasnya serta dapat mengetahui
transmisibilitasnya sehingga dapat mengetahui harga faktor skinnya
apakah terjadi kerusakan atau stimulasi. Sedangkan pada aspek produksi
dapat mengetahui harga productivity index suatu sumur jadi mengetahui
kemampuan sumur untuk berproduksi serta mengetahui boundary pada
aliran fluidanya apakah no flow atau constant pressure.

Anda mungkin juga menyukai