Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA MENJADI TEPUNG
BERPROTEIN TINGGI SEBAGAI SOLUSI PERBAIKAN GIZI

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Dani Prasetya, 5213412037

Kristin Marianti Nainggolan, 5213412010

Dwi Waluyo, 5213413052

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
Daftar Isi
RINGKASAN................................................................................................................. 3
1. PENDAHULUAN..................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang.................................................................................................... 4
1.2 Perumusan masalah............................................................................................. 5
1.3 Tujuan penelitian................................................................................................. 6
1.4 Luaran yang diharapkan........................................................................................ 6
1.5 Manfaat program................................................................................................. 6
2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 7
2.1 Buah Kelapa...................................................................................................... 7
2.2 Santan dan Manfaat Ampas Kelapa..........................................................................7
2.3 Denaturasi Protein............................................................................................... 7
2.4 Tepung Berprotein............................................................................................... 8
2.5 Aspergillus Oryzae............................................................................................ 10
3. METODE PENELITIAN........................................................................................... 11
3.1 Variabel penelitian............................................................................................. 11
3.2 Proses sintesa tepung ampas kelapa........................................................................11
3.2.1 Preparasi bahan.......................................................................................... 11
3.2.2 Proses fermentasi........................................................................................ 11
3.2.3 Tahap pengeringan...................................................................................... 12
3.2.4 Tahap penggilingan..................................................................................... 12
3.3 Analisa kandungan protein...................................................................................13
4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN............................................................................16
4.1 Biaya Kegiatan................................................................................................. 16
4.2 Jadwal Kegiatan................................................................................................ 17

RINGKASAN
Limbah ampas kelapa merupakan hasil samping dari pembuatan santan, baik dari limbah rumah
tangga maupun limbah industri santan kemasan. Pemanfaatan akan limbah ini terbilang cukup
minim hanya sebatas pada pakan ternak dan beberapa bahan pangan yang kandungan gizinya
dibawah standar bahan pangan pada umumnya. Adanya penelitian ini dapat dijadikan alternatif
dalam pengolahan sumber bahan pangan baru yang memiliki standar gizi yang tinggi serta dapat
meningkatkan nilai guna pada limbah ampas kelapa.

Peningkatan nilai gizi terutama kadar protein pada tepung hasil olahan limbah ampas kelapa ini
dilakukan melalui proses fermentasi dimana memanfaatkan sifat enzim protease dari
mikroorganisme Aspergillus oryzae yang berperan sebagai pengurai kandungan protein
kompleks pada ampas kelapa sehingga dapat menjadi protein sederhana dan dapat dicerna oleh
manusia. Perlu diketahui bahwa limbah ampas kelapa rata-rata memiliki kadar protein dibawah
5% sedangkan, standar mutu tepung pada umumnya minimal memiliki kadar protein sebesar 8%.
Sehingga perlu dilakukannya peningkatan mutu pada tepung hasil olahan limbah ampas kelapa
agar memenuhi standar mutu bahan pangan yang ada.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada dasarnya limbah merupakan hasil sampingan atau bahan yang terbuang dari hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi. Banyak jenis limbah
dapat dimanfaatkan kembali melalui daur ulang ataupun dikonversikan ke produk lain yang
berguna, misalnya limbah dari industri pangan. Limbah tersebut biasanya masih mengandung
serat, karbohidrat, protein, lemak, asam organik, dan mineral sehingga dapat diolah ke produk
lain seperti pangan, pakan, pupuk organik dan dimanfaatkan sebagai energi alternatif.
Ampas kelapa merupakan hasil samping pembuatan santan, daging buah kelapa yang diolah
menjadi minyak kelapa dari pengolahan cara basah akan diperoleh hasil samping ampas kelapa.
Sampai saat ini pemanfaatannya masih terbatas untuk pakan ternak dan sebagian dijadikan tempe
bongkrek untuk makanan. Berdasarkan hasil analisis ampas kelapa masih bernilai tinggi bila
dimanfaatkan sebagai tepung untuk bahan makanan yang berprotein tinggi. Menurut Derrik
(2005), protein kasar yang terkandung pada ampas kelapa mencapai 23%, dan kandungan
seratnya yang mudah dicerna merupakan suatu keuntungan tersendiri untuk menjadikan ampas
kelapa sebagai bahan pakan. Salah satu cara untuk meningkatkan daya guna protein dan nilai
manfaat ampas kelapa yaitu dengan pendekatan bioteknologi melalui fermentasi yang
memanfaatkan bakteri kapang Aspergillus oryzae, bakteri dimanfaatkan untuk meningkatkan
nilai gizi bahan pakan terutama kandungan protein. Selain tidak bersifat patogen, A. oryzae juga
dikenal sebagai kapang yang paling banyak menghasilkan enzim yaitu -amilase,-
galaktosidase, glutaminase, protease, dan -glukosidase. Dari beberapa enzim ini yang paling
penting adalah enzim protease dan amilase yang bekerja dalam pemecahan protein dan amilum
dari substrat. Enzim -amilase memecah ikatan -1,4 menghasilkan glukosa, sedangkan -
glukosidase memecah ikatan -1,6 pada rantai cabang dan dekstrin menjadi glukosa (Purwoko,
2007). Enzim protease yang dihasilkan kapang A. oryzae akan merombak rantai polimer yang
panjang dari protein menjadi asam-asam amino sehingga akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar nitrogen asam amino dan asam total (Gandjar, 1977).
Pada proses fermentasi terjadi reaksi dimana senyawa komplek diubah menjadi senyawa
yang lebih sederhana dengan membebaskan molekul air. Kualitas fermentasi tergantung pada
jenis mikroba serta medium padat yang digunakan. Meskipun ampas kelapa merupakan hasil
samping pembuatan santan, namun karena kandungan protein yang cukup banyak maka ampas
kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat formula makanan. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini, yang akan dilakukan adalah mengolah ampas kelapa secara optimal dengan
memfokuskan padaproses fermentasi ampas kelapa menjadi tepung sebagai formula bahan
makanan dengan memperhatikan peningkatan kandungan protein pada saat proses fermentasi
terjadi.
1.2 Perumusan masalah
Kelapa merupakan komoditas perkebunan yang memiliki potensi pemanfaatan yang sangat
luas, mulai dari kulit, sabut, daun, air hingga daging kelapa. Sampai saat ini pemanfaatan ampas
kelapa masih terbatas untuk pakan ternak dan sebagian dijadikan tempe bongkrek untuk
makanan, didesa-desa Propinsi Jawa Timur (Hutasoit, 1988). Ampas kelapa masih bernilai tinggi
bila dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tepung. Tepung ampas kelapa adalah tepung
yang diperoleh dengan cara menghaluskan daging ampas kelapa. Besarnya manfaat ampas
kelapa dapat lebih dikembangkan atau diolah seperti menjadi tepung kelapa yang kemudian
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri makanan. Tepung kelapa dapat digunakan
dalam produk-produk roti dan kue (bakev) serta permen (confectionery) sebagai pengisi,
misalnya dalam permen kacang, biskuit, pai, tekstur pada kue, dan lain- lain (Syah et.al., 2004).
Ampas kelapa masih mempunyai nilai lemak dan protein, yang tinggi seperti pada Tabel 1 di
bawah ini yaitu ampas kelapa yang dihasilkan perasan santa rumah tangga.
Tabel 1. Komposisi Perasan Santan Kelapa
Ampas yang diperas Lemak (%) Protein
(%)
I 63,70 6,71
II 39,55 4,04
III 30,10 3,03
IV 28,24 2,94
Sumber : (Suhardiyono, 1995, dalam Kailaku, S.I, et al. 2009)

Berbagai industri pengolahan kelapa seperti industri santan dan minyak kelapa menyisakan
ampas berupa daging kelapa parut. Ampas industri pengolahan kelapa memiliki nilai gizi dengan
kadar air 4,65%, protein 4,11%, lemak 15,89%, serat kasar 30,58%, karbohidrat 79,34% dan abu
0,66%. Sedangkan, standar tepung berprotein rendah dengan kadar protein sebesar 8% - 11%.
Agar limbah ampas kelapa memenuhi standar sebagai bahan baku pembuatan tepung maka perlu
dilakukan peningkatan kadar protein salah satunya dengan cara proses fermentasi.

1.3 Tujuan penelitian


Penelitian ini bertujuan:
1. Pemanfaatan limbah ampas kelapa.
2. Memperbaiki kualitas bahan olahan makanan.
3. Mengoptimasi peningkatan protein melalui fermentasi dengan beberapa variabel.

1.4 Luaran yang diharapkan


1. Memperoleh kondisi pengolahan yang optimum dalam meningkatkan kadar protein
tepung ampas kelapa
2. Seminar sumber pangan alternatif

1.5 Manfaat program


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ampas kelapa dapat dimanfaatkan
menjadi tepung sebagai salah satu bahan pengolahan makanan dan dapat
ditingkatkan kualitasnya dengan proses fermentasi.
2. Pemahaman terhadap peningkatan mutu bahan pangan, dan dengan
demikiankebutuhan bahan pangan yang berkualitas dapat terpenuhi.
3. Pemanfaatan ampas kelapa ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif
pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan serta menambah daya guna ampas
kelapa.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Kelapa


Kelapa (Cocos nucifera Lin) adalah komoditas sosial yang mudah tumbuh
didaerah tropis dan merupakan tanaman yang penting dan melibatkan jutaan
masyarakat tani di negara - negara Asia Pasifik. Pertanaman kelapa di Indonesia
mencapai luas 3.759.397 ha. Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian yaitu, epicarp
(adalah kulit bagian luar yang permukaannya licin, agak keras dan tebalnya kurang
1/7 mm) mecocarp, (kulit bagian tengah yang disebut sabut, bagian ini terdiri dari
seratserat yang keras tebalnya 3 5 cm) endocarp, (adalah bagian tempurung yang
keras sekali, tebalnya 3 6 mm, bagian dalam melekat pada kulit luar dari biji atau
endosperm), putik lembaga atau endosperm yang tebalnya 8 10 mm (Setyamidjaja,
2008).

2.2 Santan dan Manfaat Ampas Kelapa


Santan kelapa adalah cairan yang tidak ditembus cahaya yang diperoleh dari
ekstrak parutan kelapa. Parutan daging kelapa ditambah air atau tanpa ditambah air
diperas hingga keluar santannya. Ampas kelapa merupakan hasil samping pembuatan
santan, daging buah kelapa yang diolah menjadi minyak kelapa dari pengolahan cara
basah akan diperoleh hasil samping ampas kelapa. Hasil analisis yang dilakukan
Rindengan et al, (1997) pada tepung ampas kelapa dari Genjah Kuning Nias dan
Dalam Tenga (GKN x DTA) adalah sebagai berikut: kadar air 4,65%, protein 4,11%,
lemak 15,89%, serat kasar 30,58%, karbohidrat 79,34% dan abu 0,66%. Sampai saat
ini pemanfaatannya masih terbatas untuk pakan ternak dan sebagian dijadikan tempe
bongkrek untuk makanan, didesa-desa Propinsi Jawa Timur (Hutasoit, 1988). Ampas
kelapa masih bernilai tinggi bila dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
tepung. Tepung ampas kelapa adalah tepung yang diperoleh dengan cara
menghaluskan daging ampas kelapa.

2.3 Denaturasi Protein


Denaturasi adalah suatu perubahan atau modiikasi terhadap struktur sekunder,
tersier, dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan
peptida. Denaturasi protein dapat juga diartikan sebagai kerusakan struktur sekunder
dan tersier protein akibat terpecahnya ikatan hidrogen , interaksi hidrofobik atau
ikatan disulfida. Reaksi denaturasi tidak mampu memutuskan ikatan peptida sehingga
struktur primer molekul protein tidak mengalami kerusakan (Winarno,2006).
Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka
dikatakan protein ini terdenaturasi. Ada dua macam denaturasi, pengembangan rantai
peptida dan pemecahan protein menjadi unit lebih kecil tanpa disertai pengembangan
molekul. Yang pertama kali terjadi pada pengembangan polipeptida, sedangkan yang
kedua terjadi pada bagian molekul yang bergabung dalam ikatan sekunder
(Winarno,2006).
- Faktor faktor Penyebab
Denaturasi proteindapat terjadi dengan berbagai macam perlakuan, antara
lain dengan perlakuan panas, pH, garam,dan tegangan permukaan.
Denaturasi protein merupakan suatu keadaan dimana protein mengalami
perubahan atau perusakan struktur sekunder, tersier dan kuartenernya.
Denaturasi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
pemanasan, suasana asam atau basa yang ekstrim, kation logam berat dan
penambahan garam jenuh ( Purnomo,2007). Protein akan mengalami
denaturasi apabila dipanaskan pada suhu 50oC sampai 80oC. Laju
denaturasi protein dapat mencapai 600 kali untuk tiap kenaikan 10oC.
(Poedjiadi, 1994 dalam Paramita, 2013).

- Dampak yang Ditimbulkan Pada produk


Denaturasi menimbulkan beberapa dampak pada produk , dampak
dampak tersebut diantaranya adalah hilangnya aktivitas enzim,
penambahan kelarutan dan dehidrasi, dan perubahan warna. Selain itu
produk yang memiliki kandungan protein akan mengalami kerusakan
mulai dari kerusakan struktur primernya sampai pada kerusakan struktur
tersiernya (Purwaningsih,2007).

2.4 Tepung Berprotein


Tepung dari ampas kelapa sangat baik digunakan sebagai salah satu bahan
makanan. Protein yang terkandung didalamnya merupakan sumber-sumber asam
amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau
karbohidrat. Protein juga didefenisikan sebagai makromolekul polipeptida yang
tersusun dari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida,
berbobot molekul tinggi dari 5000 sampai berjuta-juta. Protein terdiri dari bermacam-
macam golongan, makro molekul yang heterogen, walaupun demikian semuanya
merupakan turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi.Selain itu, juga
dikenal istilah protein kasar yaitu nilai hasil bagi dari total nitrogen ammonia dengan
faktor 16% atau hasil kali dari total nitrogen ammonia dengan faktor 6,25. Faktor
16% berasal dari asumsi bahwa protein mengandung nitrogen 16%. Jenis tepung
terigu termasuk dalam daftar jenis tepung yang sering digunakan di dapur. Tepung
terigu ada tiga jenis:
1. Tepung Terigu Protein Rendah: Tepung terigu protein rendah
mempunyai kadar protein gluten sekitar 8% hingga 11%, terbuat dari
gandum yang lunak. Ciri-cirinya mempunyai daya serap air dan gula
yang rendah, hasil adonan tidak lunak dan cenderung sulit diuleni.
Biasanya digunakan untuk membuat kue kering, pastel, gorengan,
bakpau.
2. Tepung Terigu Protein Sedang: Tepung terigu protein sedang disebut
juga all purpose flour. Mempunyai kadar protein gluten sekitar 12%,
terbuat dari campuran tepung terigu protein tinggi dan tepung terigu
protein rendah. Biasanya digunakan untuk membuat adonan
fermentasi, donat, bakpau, bapel, panada, cake, muffin, brownies,
onde-onde.
3. Tepung Terigu Protein Tinggi: Tepung terigu protein tinggi disebut
juga Bread Flour, mempunyai kadar protein gluten minimal 13%,
terbuat dari gandum bertekstur keras. Ciri-cirinya mempunyai daya
serap air tinggi, elastis, mudah digiling. Tepung ini paling cocok untuk
membuat roti dan mie.
Tepung ampas kelapa adalah tepung yang diperoleh dengan cara menghaluskan
ampas kelapa yang telah dikeringkan (Rony Palungkun 1993: 53) menjelaskan bahwa
tepung ampas kelapa dapat dibuat dari kelapa parut kering yang dikeluarkan sebagian
kandungan lemaknya melaluiproses pressing. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dari
proses ini selain diperoleh tepung kelapa juga diperoleh minyak yang bemutu tinggi.
Disamping sebagai sumber pati (gizi), tepung juga sebagai pembentuk struktur. Sifat
fisik tepung yang harus diperhatikan adalah harus berwarna putih, tidak menggumpal
dan tidak lengket. Dikaitkan dengan sifat kimia daging buah kelapa hibrida maka
yang berperan pada sifat fisik tepung adalah kadar galaktomanan dan fosfolipida.
sifat-sifat fisikokimia daging buah kelapa yang mempengaruhi pengolahan kopra,
minyak, kelapa parut kering, santan dan tepung.
2.5 Aspergillus Oryzae
Aspergillus oryzae termasuk dalam divisi Fungi, kelas Deuteromycetes, ordo
Plectascales, dan famili Aspergillaceae. A. oryzae merupakan salah satu dari strain
utama kelompok Aspergillus flavus oryzae. Kapang ini sudah lama dikenal secara
luas dengan nama Aspergillus oryzae (Ahlb.) Cohn. (Raper and Fannel, 1968).
Aspergillus oryzae terdapat dalam tanah dan juga beberapa tanaman kering seperti
serealia, kacang kacangan, dan jerami. Kapang tersebut selama pertumbuhan akan
membentuk miselia putih dan akhirnya membentuk spora kehijauan (Wedhastri,
1990). Suhu pertumbuhan optimum A. oryzae sekitar 35C, tetapi suhu untuk
produksi adalah 30oC sehingga fermentasi lebih banyak dilakukan pada suhu 30 oC
(Rahayu dkk, 1993). A. oryzae juga dikenal sebagai kapang yang paling banyak
menghasilkan enzim yaitu -amilase, -galaktosidase, glutaminase, protease, dan -
glukosidase. Dari beberapa enzim ini yang paling penting adalah enzim protease dan
amilase yang bekerja dalam pemecahan protein dan amilum dari substrat. Enzim -
amilase memecah ikatan -1,4 menghasilkan glukosa, sedangkan -glukosidase
memecah ikatan -1,6 pada rantai cabang dan dekstrin menjadi glukosa.Selain itu, A.
oryzae dimanfaatkan dalam pembuatan koji dan derivatnya, sake, shoyu, dan miso.
Proses fermentasinya tidak menghasilkan aflatoxin. A. oryzae bukan mikroba patogen
(Domash et al, 1996).

3. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel penelitian


Variabel yang mempengaruhi dalam penelitian ini merupakan bentuk dari variabel
sintesis yaitu variabel yang mempengaruhi dalam proses sintesis atau pembuatan
tepung dari bahan baku, variabel yang termasuk dalam variabel sintesis diantaranya :
a Konsentrasi yeast atau ragi
b Waktu fermentasi
c Suhu Pengeringan
3.2 Proses sintesa tepung ampas kelapa
Proses sintesa tepung ampas kelapa terdiri dari proses :

3.2.1 Preparasi bahan


Pada tahap preparasi bahan, bahan baku berupa limbah ampas kelapa melalui
tahap pembersihan dari limbah lain dan pencucian

3.2.2 Proses fermentasi


Proses fermentasi berlangsung dengan beberapa kondisi fermentasi yaitu sesuai
dengan variabel sintesa yang bertujuan untuk mengetahui kondisi proses
fermentasi mana yang optimal untuk meningkatkan kandungan protein pada
tepung hasil olahan variasi yang dilakukan diantaranya :
1 Variasi konsentrasi yeast atau ragi pada proses fermentasi jumlah yeast
yang digunakan dapat berpengaruh pada kecepatan proses fermentasi.
variasi yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu 3%, 6%, dan
9%.Jenis ragi yang digunakan dalam fermentasi ini adalah ragi kecap
berupa jamur jenis Aspergillus oryzae.
2 Waktu fermentasi lamanya proses fermentasi akan mempengaruhi
jumlah senyawa yang terfermentasi walaupun proses fermentasi memiliki
titik optimal dan penurunan kecepatan reaksi fermentasi. Variasi lama
waktu fermentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: selama 4
hari, 8 hari dan 12 hari fermentasi.
3 Suhu Pengeringan dapat berpengaruh pada kadar protein dalam tepung,
hal ini disebabkan karena pada suhu yang terlalu tinggi protein akan
mengalami denaturasi atau kerusakan struktur protein. Variasi yang
dilakukan pada suhu pengeringan sebesar 35oC, 50oC, dan 65oC.

Variasi pada proses fermentasi akan memberikan perbedaan dalam


peningkatan kadar protein dalam bahan. Dan berdasarkan hasil analisa uji
laboratorium dapat diketahui kondisi fermentasi yang memberikan peniingkatan
kadar protein yang optimal.
3.2.3 Tahap pengeringan

Pengeringan yang dilakukan pada pembuatan tepung berprotein ini menghindari


proses pengeringan menggunakan suhu tinggi, Karena suhu tinggi dapat
menyebabkan denaturasi protein atau kerusakan struktur protein. Secara
mekanismenya dapat berlangsung sebagai berikut, panas yang tinggi dapat
mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar. Hal ini terjadi
karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik yang menyebabkan molekul
penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan
ikatan molekul tersebut. Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi
sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi
panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada
struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa
ikatan peptida. Proses ini biasanya berlangsung pada kisaran suhu yang sempit.
Namun demikian dalam pemasakan proses denaturasi protein perlu dilkukan agar
kandungan protein pada bahan makanan lebih mudah dicerna dalam tubuh.
Sebagai contoh, Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama
pemasakan.

3.2.4 Tahap penggilingan


Tahap penggilingan dilakukan seperti halnya dalam pembuatan tepung berbahan
dasar gandum atau beras.

3.3 Analisa kandungan protein


Kandungan protein bahan ditentukan dengan menghitung kadar nitrogen total dalam bahan
melalui cara Kjedahl. Sampel sebanyak 2 gram dan dimasukan ke dalam labu Kjedahl, kemudian
ditambahkan 1,15 gram CuSO4 .5H2O dan 5 gram Na2SO4 yang telah bercampur rata.
Selanjutnya ditambahkan 20 ml H2SO4 pekat, dan didestruksi sampai campuran berwarna hijau.
Setelah labu Kjedahl dan campurannya menjadi dingin, campuran dimasukan ke dalam labu
destilasi. Corong destilator diisi larutan NaOH 45 % (b/v), dan destilator dipanaskan sampai
semua ammonia menguap yang ditandai dengan perubahan warna campuran dalam labu
destilator menjadi coklat kehitaman. Destilat ditampung dalam Erlenmeyer yang berisi 10 ml
HCl standar dan indikator fenolftalin beberapa tetes. Kelebihan HCl dalam destilat dititrasi
dengan larutan NaOH standar sampai warna merah berubah menjadi kuning. Selanjutnya kadar
protein dihitung dalam persen sebagai berikut :

% Nitrogen =

( ml HCl x N HCl ) ( ml NaOH x N NaOH ) x 144,67


mg sampel

% Protein = Nitrogen x 6,25 (faktor konversi)

Ampas berprotein Pencucian

Fermentasi Ragi

Skema Sintesa Tepung


Pengeringan

Ampas kelapa

Penggilingan

Tepung ampas kelapa berprotein


Skema Analisa Kadar Protein

2 gram sampel +
1,15 CuSO4.5H2O +
5 gram Na2SO4

Masukan ke dalam labu


Kjedahl dan campurkan
hingga merata
Campuran + 20 ml
H2SO4 97%

Destruksi hingga
campuran berwarna
hijau, dan
didinginkan
Campuran dingin

Destilasi

Destilat + NaOH
45%
Panaskan hingga
semua ammonia
menguap

Destilat + 10 ml HCl
standar
Titrasi dengan NaOH

Campuran berubah
dari merah hingga
kuning

Penghitungan kadar
protein

4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya Kegiatan


No Kegiatan Jumlah (Rp.)
1. Tahap Persiapan
- Kertas HVS 50.000
- Spidol 20.000
- Label 10.000
- Botol sampel 270.000
Sub total 350.000
2. Tahap Operasional
- Bahan baku 500.000
- Ragi 175.000
- Aquades 20 L 50.000
- Larutan analisa
CuSO4.5H2O 200.000
Na2SO4 100.000
H2SO4 pekat 100.000
NaOH 75.000
HCl 75.000
- Ongkos kirim larutan analisa @50.000 250.000
- PH meter 210.000
- Sewa alat laboratorium
Incubator (3 buah, 12 hari) 864.000
600.000
Oven (60 jam)
400.000
Alat destilasi 200.000
Alat titrasi (buret, bekker glass) 540.000
- Nampan (27 buah) 270.000
- Serbet (27 buah) 30.000
- Tali rafia 20.000
- Spatula 25.000
- Spatula kayu 100.000
- Biaya penggilingan tepung 50.000
- Sarung tangan 200.000
- Transportasi lokal
Sub total 5.034.000
3. Tahap Penyusunan Laporan
- Penyusunan 150.000
- Penggandaan laporan 200.000
- Dokumentasi 200.000
- ATK 50.000
Sub total 600.000
4. Tahap Seminar Hasil Penelitian dan Penyebarluasan
Hasil Penelitian
- Registrasi seminar nasional 1.000.000
Nama BulanSub
ke -total 1.000.000
kegiatan 1 2 Total 3 4 5
6.984.000
A. Tahap persiapan
1. Perijinan Sewa Laboratorium
2. Persiapan Alat dan Bahan

B. Tahap Operasional
1. Praktik
2.Analisa Hasil Praktik

C. Tahap Monitoring
1.Penyusunan Laporan
2.Seminar Artikel Ilmiah
3.Penyerahan Laporan
4.2 Jadwal Kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Elyana, Puri. 2011. Pengaruh Penambahan Ampas Kelapa Hasil Fermentasi


Aspergillus oryzae dalam Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus Linn). Skripsi Universitas Sebelas Maret.
Fajri, Putri Meddiati. 2010. Tepung Ampas Kelapa pada Umur Panen 11-12 Bulan
sebagai Bahan Pangan Sumber Kesehatan. Jurnal Kompetensi Teknik
vol.1,No.2,(2010) 97-105.
Fauzan, Muhtia. 2013. Pengaruh Substitusi Tepung Ampas Kelapa Terhadap
Kandungan Gizi, Serat dan Volume Pengembangan Roti. Artikel Penelitian
Universitas Diponegoro.
Hasanuddin dan Halid, Lahay Idham. 2012. Pembuatan Biopelet Ampas Kelapa
sebagai Energi Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Tanah Ramah
Lingkungan. Laporan Penelitian Berorientasi Produk Dana PNBP Tahun
Anggaran 2012. Universitas Negeri Gorontalo.
Miskiyah, dkk. 2006. Pemanfaatan Ampas Kelapa Limbah Pengolahan Minyak
Kelapa Murni Menjadi Pakan (Fermented Virgin Coconut Oil Waste Product
as Feed Source). Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Paramita, Octavianti. 2013. Pengaruh Jenis Air Perendaman Terhadap Kandungan
Vitamin C, Serat, dan Protein Tepung Mangga (Mangifera Indica L). Jurnal
Bahan Alam Terbarukan Vol 2 No 1(2013)24-30.

Zaena, Dini Rayyani. 2013. Pengaruh Substitusi Tepung Ampas Kelapa Terhadap
Nilai Indeks Glikemik, Beban Glikemik, dan Tingkat Kesukaan Roti. Artikel
Penelitian Universitas Diponegoro.

LAMPIRAN

Ketua

CURRICULUM VITAE

Informasi Pribadi
Nama : Dani Prasetya
Jurusan / Universitas : Teknik Kimia / Universitas Negeri Semarang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Borobudur Timur X, RT 05 RW 09
Kembangarum, Semarang Barat
Nomor telepon : +62856 4258 1857
E-mail : prasetya_de@ymail.com
Tanggal Lahir : 07 Mei 1994
Tempat Lahir : Semarang
Kewarganegara : Indonesia
Riwayat Pendidikan
o SMA Negeri 7 Semarang lulus 2012
o SMP Negeri 19 Semarang lulus 2009
o SD Negeri Kembangarum 03 lulus 2006
Riwayat Pekerjaan dan Pengalaman Praktik
o Asisten Penelitian 2014
Optimasi Pemurnian Bioetanol dengan Metode Distilasi:
Kesetimbangan Uap-Cair Sistem Biner Etanol(1) + 1-Hexanol
(2) pada Tekanan 101.33 kPa

Pengalaman Organisasi
o Sharing committee HMPTK 2015
o Ketua Panitia Open Recruitment HMPTK 2015 2015
o Staff Human Resource Development 2014

o Staff Departemen Informasi dan Komunikasi HMPTK 2013

Seminar, Training, dan Kegiatan Sosial


o Stadium General A Novel Process : Recovery of Organic 2014
Solvents from Their Aqueos Solutions with the Aid of Biological
Buffers
o Penanaman Mangrove Green Day Engineering Mangunharjo, 2014
Mangkang
o Pelatihan Dasar Software DWSIM Teknik Kimia Unnes 2014
Anggota 1

CURRICULUM VITAE

Informasi Pribadi
Nama : Kristin Marianti Nainggolan
Jurusan / Universitas : Teknik Kimia / Universitas Negeri
Semarang
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Pakkat, Kecamatan Pakkat, Medan
Nomor telepon : +62822 7699 6481
E-mail : kristin_nainggolan95@yahoo.com

Tanggal Lahir : 15 September 1995


Tempat Lahir : Medan
Kewarganegaraan : Indonesia
Riwayat Pendidikan
o SMA St Maria Pakkat lulus 2012
o SMP Negeri 1 Pakkat lulus 2009
o SD Inpres No 174544 Medan lulus 2006

Pengalaman Organisasi
o Putra Putri Kampus FT Universitas Negeri Semarang 2015

Seminar, Training, dan Kegiatan Sosial


o Stadium General A Novel Process : Recovery of Organic 2014
Solvents from Their Aqueos Solutions with the Aid of
Biological Buffers
o Penanaman Mangrove Green Day Engineering Mangunharjo, 2014
Mangkang
o Pelatihan Dasar Software DWSIM Teknik Kimia Unnes 2014

Anggota 2

CURRICULUM VITAE

Informasi Pribadi
Nama : Dwi Waluyo
Jurusan / Universitas : Teknik Kimia / Universitas Negeri
Semarang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Ds Putatsari Rt 04/Rw 03, Kec
Grobogan, Kab Grobogan
Nomor telepon : +62856 4165 0331
E-mail : dwiwaluyo31@gmail.com
Tanggal Lahir : 31 Mei 1993
Tempat Lahir : Semarang
Kewarganegaraan : Indonesia
Riwayat Pendidikan
o SMA Negeri 1 Grobogan 2011
o SMP Negeri 2 Grobogan 2008
o SD Negeri 5 Putatsari 2005
Riwayat Pekerjaan dan Pengalaman Praktik
o Tutor Bahasa Inggris SMPIT Nurul Islam Tengaran 2012-2013
o Musyrif Asrama Putra SMPIT Nurul Islam Tengaran 2012-2013
o Outdoor Class Training Mastering System Basic English
Course 2012

Pengalaman Organisasi
o Ketua Departemen Public Relation and Communication 2015
o Sekertaris Departemen Public Relation and Communication 2014
o Ketua ROHIS SMA Negeri 1 Grobogan 2009

o Ketua OSIS SMP Negeri 2 Grobogan 2004


2004
o Wakil Ketua Pramuka SMP Negeri 2 Grobogan

Seminar, Training, dan Kegiatan Sosial


o Studium General Project Management Institute 2015

o Stadium General A Novel Process : Recovery of Organic
Solvents from Their Aqueos Solutions with the Aid of 2014
Biological Buffers
o Penanaman Mangrove Green Day Engineering Mangunharjo, 2014

Mangkang

Anda mungkin juga menyukai