Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS EKSFOLIATIVA GENERALISATA

Maristella Rosalina, Irma D. Roesyanto-Mahadi


Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Rumah Sakit Umum H. Adam Malik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Email : rosasarumpaet@gmail.com

ABSTRAK
PENDAHULUAN
Dermatitis eksfoliativa generalisata (DEG) adalah suatu kelainan kulit dengan gejala berupa eritema dan skuama
generalisata yang melibatkan lebih dari 90% permukaan kulit penderita. Nama lain penyakit ini adalah pitiriasis
rubra (Hebra), eritroderma (Wilson-Brocq), dan eritema skarlatiniform. Istilah eritroderma digunakan apabila
eritema kulit hanya disertai sedikit atau tanpa skuama, sedangkan istilah dermatitis eksfoliativa digunakan apabila
dijumpai skuama yang cukup dominan pada kulit eritema.
KASUS
Seorang perempuan umur 38 tahun datang dengan keluhan bercak merah pada seluruh tubuh disertai sisik halus
yang sudah dialami lebih kurang 6 bulan ini. Bercak merah mucul pertama kali setelah os melahirkan dan os
mendapatkan terapi tetapi tidak mendapatkan perbaikan.Bercak merah semakin lama semakin menyebar keseluruh
tubuh, beberapa minggu kemudian timbul sisik-sisik halus pada permukaan kulit kemudian pasien datang berobat
ke RSUPH. Adam Malik Medan. Pasien juga mengeluhkan mukanya membengkak. Tidak ada keluhan luka pada
mukosa mata, tenggorokan dan alat kelamin. Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya,
riwayat menderita penyakit kulit yang lain sebelumnya disangkal, riwayat alergi terhadap obat-obatan tidak
diketahui, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.Pengobatan pada pasien
ini diberikan terapi injeksi metilprednisolon 62,5 /12jam, antihistamin 1 x sehari, antibiotik salep 2x sehari (pada
daedrah yang eritem) , pelembab 2xsehari.
DISKUSI
Prinsip penanganan dermatitis eksfoliativa generalisata adalah menghindari faktor pencetus, mempertahankan
kelembaban kulit, mencegah garukan, aplikasi steroid topikal dan mengatasi penyebab dan komplikasinya. Untuk
perawatan kulit dapat diberikan pelembab dan steroid topikal potensi rendah. DEG merupakan kelainan yang
kompleks yang melibatkan banyak faktor, prognosis dermatitis eksfoliativa generalisata tergantung pada penyakit
yang mendasarinya.
Kata kunci : DEG,
PENDAHULUAN

Dermatitis eksfoliativa generalisata (DEG) adalah suatu kelainan kulit dengan gejala berupa
eritema dan skuama generalisata yang melibatkan lebih dari 90% permukaan kulit penderita.
1,2,3Nama lain penyakit ini adalah pitiriasis rubra (Hebra), eritroderma (Wilson-Brocq), dan
eritema skarlatiniform.4 Istilah eritroderma digunakan apabila eritema kulit hanya disertai
sedikit atau tanpa skuama, sedangkan istilah dermatitis eksfoliativa digunakan apabila
dijumpai skuama yang cukup dominan pada kulit eritema.5,6 Penyakit ini adalah kasus yang
jarang meskipun mudah dikenali dan merupakan kondisi kulit yang serius. Pada sebagian
besar serial kasus, laki-laki melebihi wanita dengan proporsi 2-4:1 dengan umur rata-rata 40-
60 tahun. Penyakit ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu, DEG primer/idiopatik (20%)
dengan penyebab tidak diketahui dan DEG sekunder (80%) dengan penyebab diketahui,
antara lain karena perluasan penyakit kulit yang telah ada sebelumnya, obat-obatan, gangguan
dasar atau penyakit sistemik lainnya.

Untuk menemukan penyebabnya ditentukan berdasarkan anamnesis yang cermat terhadap


riwayat penyakit terdahulu serta gambaran klinis yang khas, karena tidak ada cara untuk
menentukan penyebab yang definitif. Pemeriksaan histopatologi tidak dapat membedakan
penyebab DEG secara pasti. Spesimen biopsi dari DEG cenderung memperlihatkan gambaran
yang non spesifik. Penemuan ini sering menutupi gambaran histologis dari penyakit yang
mendasarinya.

Sebagian besar penyebab DEG adalah akibat perluasan penyakit kulit sebelumnya seperti
dermatitis kontak, psoriasis, dermatitis seboroik, pemphigus foliaceus, dermatitis atopik,
pityriasis rubra pilaris, erupsi obat, limfoma, infeksi skabies, dermatofitosis, dan lain-lain.

Gejala awal berupa bercak eritematosa yang berkembang menjadi eritema generalisata.
Skuama putih atau kuning akan muncul 2-6 hari setelah onset eritema. Sedangkan gejala
klinis lainnya yang bisa dijumpai adalah pruritus, gangguan termoregulasi, takikardi, edema
perifer, limfadenopati, hepatomegali dan splenomegali.
Perjalanan klinis dan prognosis DEG bervariasi, bergantung pada etiologi dasar. Pengobatan
awal DEG adalah dengan penggantian cairan dan elektrolit, yang kadang-kadang memerlukan
penanganan rawat inap. Obat yang diduga sebagai pencetus dihentikan, pemberian
suplemen folat dan diet tinggi protein. Pemberian steroid sistemik dapat membantu pada
beberapa kasus, kemudian pemberian obat topikal pada kulit meliputi pemberian emolien
sebagai pelembab, dan steroid topikal potensi ringan-sedang. Pemberian antihistamin
diberikan bila ada keluhan pruritus, sedangkan antibiotika sistemik tetap diberikan pada
penderita yang terbukti atau tidak terbukti mengalami infeksi sekunder.
KASUS

Anda mungkin juga menyukai