Posyandu Penimbangan
Posyandu Penimbangan
Salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.
Posyandu merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dikelola oleh
program pelayanan kesehatan dasar, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Imunisasi,
yang ditemukan oleh Perdana (1980) dalam Pramudho (1997) di Kabupaten Maros
pengobatan penderita, pembangunan jamban serta imunisasi bagi bayi dan ibu hamil.
Adanya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 berdampak
bahwa salah satu penyebab terjadinya kasus kurang gizi pada masyarakat karena tidak
aktivitas Posyandu tersebut berakibat pemantauan gizi pada anak dan ibu hamil
terabaikan. Namun meskipun demikian dari hasil penelitian Satoto dkk (2002)
sampai sekarang dan sebagian masyarakat miskin masih menggunakan Posyandu sebagai
tempat pelayanan kesehatan. Hal ini membuktikan bahwa posyandu masih mempunyai
peran penting sebagai forum kegiatan masyarakat. Seperti dikemukakan diatas bahwa
operasional posyandu tidak lepas dari adanya kader posyandu yang telah banyak
membantu pelaksanaan kegiatan posyandu di 5 (lima) meja yang ada telah ditetapkan.
Menurut Satoto dkk (2002) bahwa tingkat presisi dan akurasi para kader
Barat dan Jawa Tengah menunjukkan bahwa hanya 30% kegiatan posyandu dilaksanakan
dengan benar, 90% kader membuat kesalahan dalam penimbangan dan pencatatan
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan, presisi dan akurasi data
penimbangan masih rendah. Selain itu, berdasarkan penelitian UNICEF (2002) bahwa
tingkat presisi kader dalam menimbang hanya 39% dan tingkat akurasinya hanya 3 %.
dari 27 posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batu 10 pada awal bulan Juni
2006, terutama di posyandu yang sudah pernah mengikuti program pelatihan kader
posyandu yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Tanjung Pinang dimana ditemukan
1. Cara penimbangan balita di posyandu tidak dilakukan sesuai petunjuk mengenai cara
2. Buku-buku laporan posyandu tidak diisi dengan benar (lebih dari separuh posyandu).
mempunyai Kartu Menuju Sehat, D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang di
posyandu, N : Jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badannya, di Posyandu
4. Strata Posyandu masih ada yang berstrata pratama (2 posyandu) dan madya (11
posyandu).
Untuk itulah penulis merasa tertarik melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Program
Pelatihan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Batu 10 Kota Tanjung Pinang.
B. Perumusan Masalah
Gejala-gejala yang ditemukan pada saat pelatihan kader posyandu dilakukan yang menjadi
penyebab penulis mencoba untuk melakukan penelitian ini adalah: cara penimbangan balita
di posyandu tidak dilakukan sesuai petunjuk mengenai cara penimbangan yang benar, dimana
hampir semua kader posyandu melakukan kesalahan dalam penimbangan misalnya, angka
timbangan tidak di nolkan terlebih dahulu sebelum melakukan penimbangan dan buku-buku
laporan posyandu tidak diisi dengan benar hal ini terjadi pada lebih dari separuh posyandu
serta balok SKDN di posyandu lebih dari 60% posyandu tidak dibuat.
penelitian yaitu Bagaimana gambaran hasil pelaksanaan program pelatihan kader posyandu
1. Tujuan
a. Umum:
Untuk mengetahui gambaran hasil pelaksanaan program pelatihan kader posyandu
b. Khusus:
3) Untuk mengetahui pengetahuan kader tentang cara pengisian kartu menuju sehat
2. Manfaat
kebijakan program.
b. Sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti lain yang dapat digunakan sebagai bahan
D. Kerangka/Landasan Teoritis
1. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menilai hasil dari
program yang dilaksanakan, karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed
back) terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi sulit
rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan tujuan yang direncanakan itu telah
mencapai tujuan atau belum (Notoatmojo, 2003). Untuk mendapatkan evaluasi yang
tepat, adekuat dan sesuai dengan tujuan evaluasi, dapat digunakan beberapa
pendekatan, salah satunya adalah dengan pendekatan sistem. Pendekatan sistem dapat
3 kategori yaitu : 1) Evaluasi input adalah : evaluasi yang dilakukan pada atribut atau
ciri ciri tempat pemberian pelayanan, yang meliputi sumber daya sebagai berikut :
personil, peralatan, keuangan, dan fasilitas 2) Evaluasi proses adalah : evaluasi yang
dilakukan terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang
evaluasi yang dilakukan terhadap hasil pelayanan, berkaitan dengan hasil yang
Menurut Zulfendri (2005) ketiga komponen input, proses dan output tersebut
tertentu yang membedakannya dari analisis yaitu: a). Fokus nilai dimana evaluasi
ditujukan kepada pemberian nilai dari sesuatu kebijakan, program maupun kegiatan.
Evaluasi terutama untuk menujukan manfaat atau kegunaan dari suatu kebijakan,
mengenai suatu hal, b). Interpendensi fakta nilai; suatu hasil evaluasi tidak hanya
tergantung fakta semata namun juga terhadap nilai, c). Orientasi masa kini dan masa
lampau; evaluasi diarahkan pada hasil yang sekarang ada dan hasil yang diperoleh
masa lalu, d). Dualitas nilai; nilai yang ada dari sutua evaluasi mempunyai kualitas
statu kegiatan. Tujuan evaluasi secara umum untuk mengetahui dengan pasti apakah
yang valid mengenai program dan kegiatan yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
statu tujuan, sasaran dan target tertentu, b). Memberi sumbangan pada klarifikasi dan
kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari tujuan dan target, c). Memberi sumbangan
pada aplikasi metode analisis kebijakan termasuk perumusan masalah yang
kesenjangan antara pencapaian hasil kegiatan dan program dengan harapan atau
renacana yang sudah ditetapkan. Fokus evaluasi dapat dikelompokkan menjadi: a).
Input evaluation, b). Proces evaluation, c). Output evaluation, d). Outcome evaluation
keunggulan, Agus (2004 : 11). Pendapat ini umumnya berdasarkan pada informasi
konsensus dari orang yang memiliki informasi tersebut. Terkadang tidak ada
kesamaan tentang makna tersebut karena tiap orang memiliki kriteria yang berbeda
keputusan tentang aktivitas pelatihan. Penting sekali bahwa evaluasi ini dilakukan
secara hati-hati sehingga keputusan akan didasarkan pada bukti-bukti yang akurat.
Keputusan yang baik akan memberikan kontribusi yang berarti bagi kebaikan
tinggi. Keputusan yang dibuat harus memperhatikan aspek kontek organisasi dan
rencana organisasi dimasa depan. Proses evaluasi ini merupakan lebih sebagai
mengenai proses pelatihan, perubahan yang bisa dipertalikan dengan pelatihan atau
peningkatan efektivitas bagi mereka yang telah mengikuti pelatihan. Informasi ini
juga bisa membantu memutuskan apakah pelatihan adalah cara yang paling efektif
untuk mencapai bentuk perubahan organisasi. Karena itu penting sekali untuk
dikumpulkan. Jika ini tidak dilakukan, maka proses evaluasi akan kehilangan fokus
dan menjadi suatu pemborosan dana saja. Tujuan evaluator adalah harus melakukan
sesuatu dengan sumber daya yang tersedia. Sangat mustahil untuk mengumpulkan
(edukatif). Pendidikan adalah suatu proses yang unsur-unsurnya terdiri dari masukan
(input) yaitu sasaran pendidikan dan keluaran (out put) yakni suatu bentuk perilaku
: 1).
(PKM) perlu untuk dilakukan suatu perencanaan dan evaluasi supaya mempunyai
hasil yang optimal. Disamping itu dalam kegiatan PKM dapat diartikan sebagai
kesehatan secara mandiri oleh masyarakat, perlu adanya partisipasi dari masyarakat
a Diagnostic Approach mengajak kita untuk membuat perencanaan PKM mulai dari
outcome (dalam hal ini adalah kualitas hidup) dan kemudian menelusur dengan
sebelum kita menetapkan cara / intervensi yang akan dilakukan. Hal ini sangat
penting untuk diperhatikan karena kalau tidak intervensi hanya berdasar pada kira-
kira saja dan akan menyebabkan kegiatan intervensi ini salah arah atau tidak efektif.
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tanjung Pinang. Adapun tujuan dari pelatihan
pelatihan tersebut masih dirasakan belum optimal seperti apa yang diinginkan.
Secara singkat evaluasi dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan hasil yang diharapkan (yang direncanakan). Namun sebenarnya kalau
dalam melaksanakan evaluasi dapat pula diketahui adanya faktor pendorong dan
baik pada phase pendidikan maupun phase perilaku. Dalam evaluasi ini perlu
c. Evaluasi Out Come ialah evaluasi terhadap masalah pokok yang pada awal
perencanaan akan diperbaiki dan dirasakan baik oleh masyarakat maupun petugas
kesehatan, yaitu :
Farida (2000 : 3) dalam Ralph Tyler, mendefinisikan evaluasi sebagai proses yang
menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Selain itu juga
FKM UNDIP (2006 : 9) dalam (Dignan & Carr, 1992), menyatakan bahwa
dikendalikan oleh aturan yang tidak fleksibel. Ketika para profesional kesehatan
terlihat jelas bahwa fleksibilitas itu adalah suatu unsur kunci untuk menghasilkan
evaluasi yang merujuk pada pertanyaan-pertanyaan penting mengenai program.
itu dan motivasi untuk evaluasi. Evaluasi adalah perputaran, dimana informasi
perbandingan. Untuk bisa efektif, evaluasi harus memusatkan pada suatu indikator
yang paling mendasar : apa yang kita harapkan jika program berfungsi seperti
hidup yang lebih sehat, atau banyak perubahan-perubahan yang lain, tergantung
suatu proses pembandingan hasil kegiatan dengan standar yang telah ditetapkan yang
2. Program
statu kelompok yang sama secara sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk mencapai
tujuan dan sasaran. Program yang baik akan menuntun pada hasil-hasil yang
diinginkan. Oleh karena itu, penetapan program dilakukan dengan melihat kebijakan
yang telah ditetapkan, tujuan dan sasaran serta visi dan misi.
a. Program merupakan alat untuk pencapaian tujuandan sasaran, oleh serena itu dalam
yang dilakukan atas dasar berbagai pertimbangan baik dilihat dari sisi aspek-
aspek tertentu.
c. Program dapat dilengkapi dengan fase-fase pelaksanaan yang akan menuntun para
pelaksana pada alur yang sistematik sehingga tujuan dan sasaran dapat dicapai
sesuai harapan.
d. Mengkaji ulang, program yang telah berhasil dirumuskan dan mengkaji ulang serta
3. Posyandu
Tujuan dari adanya posyandu adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian
bayi, balita dan angka kelahiran. Selain itu juga agar masyarakat dapat
untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis petugas Puskesmas (Depkes
kegiatan pelayanan oleh masyarakat dan oleh petugas khususnya petugas kesehatan.
Namun dalam kegiatan tersebut masyarakat yang mempunyai peranan pokok dalam
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
Kesehatan ibu dan Anak (KIA), Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare . Kelima
program tersebut dilaksanakan secara terpadu melalui mekanisme 5 meja yang ada
a. Meja 1, pendaftaran (bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur)
telah dipilih oleh masyarakat, namun tidak berarti seluruh pelayanan yang ada di
tidak mungkin dilakukan oleh kader, seperti memberikan suntikan vaksin, suntikan KB
dan lain sebagainya yang hanya boleh dilakukan oleh petugas kesehatan khusus yang
sudah dilatih.
secara ringkas kriteria kategorisasi Posyandu tampak pada tabel berikut ini .
TABEL I.1
Indikator
Frekwensi timbang
Cakupan kumulatif KB
Program tambahan
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
pertahun, dengan rata rata jumlah kader yang hadir sebanyak 5 orang atau lebih.
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang kegiatannya lebih dari 8 x
pertahun, rata rata jumlah kader yang bertugas sebanyak 5 orang atau lebih,
Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih
sederhana.
Posyandu ini berarti sudah dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, cakupan 5
program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah
Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain
dan mempunyai satu tujuan yang jelas. Komponen suatu sistem terdiri dari input,
proses, output, effect, out-come dan mekanisme umpan baliknya (Muninjaya, 1999).
daya atau masukan dari suatu sistem yang terdiri dari tenaga, sarana dan dana. Proses
yaitu semua kegiatan sistem yang mengubah input menjadi output, dalam pelayanan
Posyandu, proses adalah semua kegiatan dari mulai persiapan bahan, tempat dan
evaluasi. Sedangkan menjadi output dalam program pelayanan terpadu ini adalah
produk program sebagai kinerja dari hasil pelayanan terpadu (Muninjaya, 1999).
Untuk lebih jelasnya mengenai komponen input, proses dan output pada pelayanan di
a. Komponen Input
1) Tenaga
perempuan yang dipilih oleh masyarakat dan telah dilatih untuk menangani
leaflet, poster.
d) Alat memasak.
3). Pendanaan
pada umumnya tergantung dari jumlah kegiatan dan jumlah pasien yang
usaha.
b). Pihak pemerintah, yaitu dana yang bersumber dari bantuan pemeritah
c). Bantuan tertentu yaitu dana yang didapat dari bantuan pihak pihak
lain lain.
1). Perencanaan
Rencana kerja pada kegiatan Posyandu ini dilakukan melalui rapat PKK /
kegiatan Posyandu.
rencana kerja kader ini, akan terlihat pada pembuatan jadwal yang
2) Pengorganisasian
3) Pelaksanaan kegiatan
a). Penimbangan
melihat naik atau tidak naik berat badan anak, yang dilakukan sebulan
- Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada semua anak balita usia 1
- Pemberian tablet tambah darah (Fe) setiap hari pada semua ibu hamil,
sebagai salah satu usaha pencegahan kurang darah pada ibu hamil.
- Pemberian oralit atau larutan gula garam (LGG) pada semua anak yang
diare.
ditetapkan.
pencatatan dan pelaporan ini dapat diketahui hasil yang telah dicapai
dalam rangka untuk perbaikan gizi akan lebih berdaya guna dan berhasil
Menurut Azrul Azwar, DR,dr, MPH, output merupakan hasil dari statu pekerjaan
(health service). Kinerja output disini meliputi cakupan hasil program gizi di
Posyandu yang dapat dilihat dalam bentuk persentase cakupan yang berhasil
dicapai oleh suatu Posyandu. Adapun cakupan hasil program gizi di Posyandu
Cakupan program (K/S) adalah : Jumlah Balita yang memiliki Kartu Menuju
Sehat (KMS) dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu
jumlah balita diwilayah tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar
di Posyandu dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Posyandu
Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) adalah : Rata rata jumlah Balita yang
naik berat badan (BB) nya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang di
vitamin A (Februari dan Agustus) dibagi dengan dua kali jumlah balita yang
Cakupan distribusi tablet tambah darah (Fe) adalah : Jumlah ibu hamil yang
mendapatkan Fe (90 tablet) dibagi dengan jumlah ibu hamil yang ada
tercapai.
Pelatihan adalah suatu proses belajar mengajar terhadap pengetahuan, sikap
ceramah, tanya jawab, curah pendapat, simulasi atau praktek (Depkes, 2000).
yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara
sukarela sebagai kader Posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kader
Posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara purna
/ paruh waktu sebagai kader Posyandu dengan mendapat imbalan khusus dari dana
yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria tenaga profesional antara lain
sebagai berikut :
3) Bersedia dan mau bekerja secara purna / paruh waktu untuk mengelola Posyandu.
E. Konsep Operasaional
- Tenaga
- Sarana
- Pendanaan
Input
Dari uraian beberapa teori tentang evaluasi, maka dapat digambarkan konsep operasional,
sebagai berikut:
Evaluasi
Proses