Anda di halaman 1dari 7

Laporan Keuangan

PT Blue Bird Group


Diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (anggota dari Crowe
Horwath International)
Profil singkat perusahaan

PT Blue Bird Group bermula dari sejumlah kecil taksi hingga menjadi sebuah
perusahaan yang melayani kebutuhan jutaan penumpang di Indonesia, kami adalah peletak
standar layanan taksi berkualitas. Didukung oleh teknologi tinggi, kami berkomitmen untuk
melebarkan sayap dan melayani pelanggan kami dengan maksimal.

Dari taksi, kontainer dan alat berat, hingga logistik, Blue Bird Group adalah
kelompok usaha yang siap melayani segala kebutuhan Anda. Bagi banyak warga Jakarta dan
kota-kota besar di Indonesia, Blue Bird Group bukan hanya sekadar perusahaan taksi tapi
menjadi bagian dari gaya hidup. Jika New York terkenal dengan yellow taxi dan London
dengan black cab, maka Jakarta dengan Blue Bird: armada taksi biru yang selalu menghiasi
jalan-jalan Ibukota yang sibuk setiap waktu.

Dengan terus melayani jutaan penumpang setiap bulannya, Blue Bird Group telah
memperluas jenis layanannya, mulai dari regular taxis (Blue Bird & Pusaka) sampai dengan
executive taxi (Silver Bird), limousine & car rental (Golden Bird), charter bus (Big Bird),
Logistic (Iron Bird Logistic), Industry (Restu Ibu Pusaka-Bus Body Manufacturing & Pusaka
Niaga Indonesia), Property (Holiday Resort Lombok & Pusaka Bumi Mutiara), IT &
Supporting Services (Hermis Consulting-IT SAP, Pusaka Integrasi Mandiri-EDC, Pusaka
GPS, Pusaka Buana Utama-Petrol Station, Pusaka Bersatu-Lubricant, Pusaka Sukucadang
Indonesia-Spare Part) dan Heavy Equipment (Pusaka Andalan Perkasa & Pusaka Bumi
Transportasi).

1.RISK ASSESMENT DAN AKUN AKUN YANG BERESIKO

-ISA 240.10

Tujuan auditor adalah :

a) Mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
yang disebabkan oleh kecurangan.
b) Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai risiko salah saji yang material
yang dinilai, yang disebabkan oleh kecurangan, dengan merancang dan mengimplementasi
tanggapan yang tepat, dan

c) Menanggapi dengan tepat kecurangan atau dugaan mengenai kecurangan yang


diidentifikasi selama audit (berlangsung).

- ISA 315.3

Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material, yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan tingkat
asersi, melalui pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
internalnya, yang akan memberikan dasar untuk merancang dan mengimplementasi
tanggapan terhadap risiko salah saji material yang dinilai.

-ISA 240.11

Untuk tujuan ISAs, istilah-istilah berikut mempunyai makna seperti dijelaskan dibawah.

a) Fraud (kecurangan) perbuatan yang disengaja oleh seseorang atau beberapa orang
diantara manajemen, TCWG (those charged with governance), pegawai, atau pihak ketiga,
dengan menipu untuk memperoleh keuntungan yang tidak dapat dibenarkan atau keuntungan
yang tidak sah/melawan hokum.

b) Fraund risk faktors (faktor-faktor resiko kecurangan) peristiwa atau kondisi yang
mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melawan kecurangan atau memberikan
peluang untuk melakukan kecurangan.

Prosedur penilaian risiko bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai
entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari entitas
tersebut.Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko
pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup.
Bukti prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang
merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengujian pengendalian dan/atau
prosedur substantif.
Dalam PT Blue Bird Group banyak sekali resiko resiko yang harus dipahami oleh
seorang auditor seperti resiko bisnis dan resiko kecurangan. Berikut ini adalah tiga langkah
yang dapat diambil auditor untuk mengidentifikasi resiko :

Tiga Langkah Identifikasi Risiko

Langkah 1 Kumpulkan Informasi dasar tentang entitas

Langkah permulaan ialah pemperoleh pemahaman dasar atau mempunyai kerangka acuan
untuk merancang prosedur penilaian risiko. Tanpa ini, akan sangat sulit, bahkan tidak
mungkin, mengidentifikasi kesalahan dan kecurangan apa yang bisa terjadi dalam laporan
keuangan. Langkah awal ini adalah untuk memperoleh atau mutakhirkan informasi dasar
relevan tentang entitas, tujuannya, budaya (perusahaan), operasi, pegawai/eksekutif kunci,
struktur organisasi dan pengendalian intern.

Langkah 2 Rancang, laksanakan, dan dokumentasikan prosedur penilaian risiko

Kegiatan / prosedur penilaian risiko harus dilakukan agar :

a) Sumber risiko salah saji yang material dapat diidentifikasi;

b) Pemahaman yang tepat mengenai entitas, bisa diperoleh;

c) Bukti-butki audit yang menjadi pendukung, bisa diperoleh.

Dengan pemahaman dasar tentang entitas yang diperoleh dalam langkah 1 diatas, rancang
dan laksanakan prosedur penilaian risiko dan kegiatan terkait.

Lakukan pertemuan dengan anggota tim audit mengenai kerentanan laporan keuangan
terhadap salah saji yang material.

Tanyakan kepada manajemen bagaimana mereka mengidentifikasi dan mengelola faktos


risiko, khususnya , dan faktor risiko apa yang sudah mereka identifikasidan kelola. Juga
Tanya manajemen apakah kesalahan atau kecurangan betul-betul terjadi (dalam tahun
berjalan).

Dokumentasikan semua faktor risiko yang ddiidentifikasi.


Langkah 3 Hubungan risiko yang diidentifikasi dengan area laporan keuangan

Untuk setiap faktor risiko (penyebab risiko) yang diidentifikasi, tentukan dampak (salah
saji yang spesifik seperti kesalahan atau kecurangan) yang bisa terjadi pada laporan
keuangan. Ingat, satu faktor bisamengakibatkan sejumlah salah saji yang berbeda, yang
mungkin berdampak terhadap lebih dari satu area laporan keuangan. (lihat Butir
Pertimbangan dibawah untuk beberapa contoh).

Identifikasi saldo akun, jenis transaksi, dan disclosures yang material dalam laporan
keuangan.

Hubungan atau petakan risiko yang diidentifikasi ke area tertentu dalam laporan keuangan
disclosures, dan asersi yang dipengaruhi. Jika risiko yang diidentifikasi berdifat pervasive,
hubungkan dengan laporan keuangan secara keseluruhan. Identifikasi dampak risiko menurut
area dalam laporan keuangan; ini akan membantu penilaian risiko di tingkat asersi.

Identifikasi dampak risiko pervasif akan membantu penilaian risiko di tingkat laporan
keuangan.

Selanjutnya bisa melakukan analytical procedure dan substantif test.

Dari melihat operasional perusahaan dan laporan keuangan PT Blue Bird Group,
saya menyimpulkan ada dua akun yang sangat berisiko yaitu pendapatan dan asset tetap.
Pendapatan tentu saja berisiko karena frekuensi transaksinya yang termasuk padat dan
pendapatan yang diperoleh tidak hanya dari satu sumber tapi banyak sumber . Selain itu
dengan banyaknya armada dari PT Blue Bird Group maka dapat dipastikan bahwa setoran
yang dilakukan oleh para supir taksi sangatlah beresiko terjadi kecurangan. Aset tetap PT
Blue Bird Group termasuk salah saji material, karena disebutkan di dalam Catatan atas
Laporan Keuangan bahwa asset tetap PT Blue Bird Group tidak hanya bangunan-bangunan
tetap, tetapi juga mobil, taksi, bus, alat berat, truk, peralatan kantor dan perlengkapannya.
Nilai Aset tetap sebenarnya lebih kecil daripada nilai pendapatan, tetapi biaya perawatan
mobil dan beban penyusutan mobil merupakan hal yang sangat beresiko untuk salah saji
material.
2. REVENUE RISK DAN REBUTTABLE PRESUMPTION

PT. Blue Bird Group sebagai perusahaan penyedia jasa transportasi mengandalkan
sumber pendapatan terbesar dari melayani penumpang melalui ribuan armada taksi yang
tersebar di seluruh Indonesia. Frekuensi pendapatan yang diperoleh sangatlah padat dan
cukup rumit karena permintaan penumpang yang tidak pasti serta tingginya jumlah yang
diperoleh dari hal tersebut menjadikan pendapatan merupakan hal yang sangat beresiko.

Dari laporan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan sangatlah material
senilai Rp 4.796.096.000.000 dan sangat beresiko salah saji material. Pengakuan pendapatan
dalam PT Blue Bird Group merupakan hal yang rumit karena banyaknya pendapatan dari
ribuan armada taksi yang frekuensinya sangat padat. PT Blue Bird Group tidak hanya
mendapatkan pendapatan dari armada taksi saja tetapi dari anak perusahaan yang bergerak di
berbagai sektor seperti pengangkutan barang , hotel dan lain lain. Armada Taksi PT Blue Bird
Group juga memiliki berbagai jenis taksi seperti taksi reguler , taksi eksekutif , rental
limosin , dan bus. Reservasi untuk penggunaan jasa tersebut juga dilakukan tidak hanya lewat
telefon tetapi bisa menggunakan reservasi online.

Risko pengakuan pendapatan di PT Blue Bird Group menurut saya tidak dapat
di rebutt (dibantahkan) . Alasannya karena banyaknya sumber pendapatan seperti berbagai
kelas dari armada taksi , promo yang diberikan kepada penumpang serta frekuensi dari
transaksi yang sangat padat menjadikan pengakuan pendapatan merupakan hal yang
kompleks dan beresiko untuk salah saji material.

3.ASET TETAP DAN TEST OF CONTROL

Asersi-asersi manajemen terhadap aset tetap adalah:


1. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence). Asersi tentang keberadaan
atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada
tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode
tertentu.
2. Kelengkapan (completencess). Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan
apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan
telah dicantumkan di dalamnya.
3. Hak dan kewajiban (right and obligation). Asersi tentang hak dan kewajiban
berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan
kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
4. Penilaian (valuation) atau alokasi. Asersi tentang penilaian atau alokasi
berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan
biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.
5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Asersi tentang
penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen-komponen
tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.
Auditor dapat melihat apakah dasar depresiasi yang digunakan atas asset tetap sudah
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku atau PSAK.

Test of Control yang dapat dilakukan atas asset tetap antara lain:
Inquiry, dengan melakukan wawancara dengan manajer untuk melihat apakah sudah
ada pengendalian internal dalam proses pembelian asset tetap, apakah sistem
pengendalian perusahaan sudah dijalankan dengan baik. Inquiry menyediakan bukti
yang paling sedikit
Observation. Observasi yaitu dengan melihat proses mengenai akun yang
bersangkutan, apakah asset tetap yang datang/dibeli telah dilaksanakan oleh karyawan
yang bersangkutan, bagaimana proses pengendalian internal dijalankan
Inspection of document. Dengan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-
dokumen terhadap pembelian asset tetap dan melihat apakah semua dokumen sudah
diotorisasi dan persediaan yang dicatat sesuai dengan dokumen yang ada. Mengingat
pembelian asset tetap merpakan pembelian yang jumlahnya cukup besar dan
membutuhkan otorisasi kas yang sangat ketat, sehingga harus dilihat apakah otorisasi
yang dilakukan sudah dilakukan oleh atasan yang bersangkutan
Reperformance of a control. Melakukan kembali aktivitas pengadaan asset tetap
untuk menilai efektivitas dari pengendalian internal perusahaan

Anda mungkin juga menyukai