Oleh:
Kadek Diana Harmayani dan I G. M. Konsukartha
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana
ABSTRACT
The spreading pattern of inhabitant in Banjar Ubung Sari, it is causes expanding of human settlements.
Itts cause the poor sewerage disposal of household waste such as toilet and kitchen are not organized
better. The waste can also cause contamination of ground water that influences the happening of
spreading some contagion.
Research result of well water drill do not contaminated by bacterium, so its can consume to become
drinking water. For water coming from well dig most impure by bacterium of E.Coli and bacterium of
Coliforms, so that the water coming from well dig some of may not consume to become drinking water.
But most (82, 98 %) resident of Banjar Ubung Sari are use water of PDAM for everyday requirement.
The problems of waste-disposal of urine and faeces are planned by a tank of septik which located in
walkway, this planning is done because insufficient land around the house yard. .Tthis matter also is
conducted to avoid the happening of environmental problem, health problem, and to minimize the expense
of septik tank cleaning for the people around.
Key Words: Banjar Ubung Sari, Contamination of Water, Tank of Septik
ABSTRAK
Di daerah Banjar Ubung Sari, pola penyebaran penduduknya tidak merata dan volume penduduk
pendatangnya cukup besar. Hal ini mengakibatkan makin berkembangnya permukiman-permukiman yang
kurang terencana dengan baik dan kurang terencana sehingga dapat mengakibatkan sistem pembuangan
limbah rumah tangga seperti pembuangan limbah kamar mandi/wc dan dapur tidak terkoordinasi dengan
baik. Limbah tersebut dapat berakibat pada pencemaran air tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya
penyebaran beberapa penyakit menular.
Hasil penelitian terhadap air sumur yang berasal dari air sumur bor tidak mengalami pencemaran oleh
bakteri, sehingga air sumur bor dapat dikonsumsi menjadi air minum. Untuk air yang berasal dari sumur
gali sebagian besar tercemar oleh bakteri E.Coli dan bakteri Coliforms, sehingga air sumur yang berasal
dari sumur gali sebagian tidak boleh dikonsumsi menjadi air minum. Tetapi sebagian besar (82,98 %)
penduduk Banjar Ubung Sari memakai air dari PDAM untuk kebutuhan sehari-harinya.
Permasalahan pembuangan tinja dan air seni di daerah tersebut diatasi dengan direncanakan sebuah
tangki septik yang terletak di gang/jalan, perencanaan ini dilaksanakan karena lahan yang dikuasai oleh
penduduk sekitar tidak cukup untuk merencanakan tangki septik di halaman rumah. Selain itu, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya masalah lingkungan hidup, masalah kesehatan penduduk sekitar,
dan untuk meringankan beban/biaya pengurasaan tangki septik bagi penduduk sekitar.
Kata Kunci: Banjar Ubung Sari, Pencemaran Air, Tangki Septik
92
PENCEMARAN AIR TANAH AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN KUMUH
(KADEK DIANA HARMAYANI DAN I G. M. KONSUKARTHA)
93
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 5 NO. 2 AGUSTUS 2007 : 62 - 108
2. Objek yang diteliti dalam penulisan ini a. Pada umumnya bebas dari bakteri pathogen.
adalah air sumur. b. Dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut.
3. Limbah domestik yang diamati dalam c. Paling praktis dan ekonomis untuk
saluran pembuangan adalah limbah dapur mendapatkan dan membagikannya.
dan limbah kamar mandi/wc. d. Lapisan tanah yang menampung air biasanya
4. Yang diuji adalah kualitas air sumur yang merupakan tempat pengumpulan air alami.
terdiri dari aspek bakteriologi dan 2. Kerugian:
parameter kualitas air yaitu sifat fisik- a. Air tanah sering kali mengandung banyak
kimia air. mineral-mineral seperti Fe, Mn, Ca dan
5. Merencanakan penanganan akibat sebagainya.
pencemaran limbah domestik yaitu b. Biasanya membutuhkan pemompaan.
dengan mendesain sistem jaringan
pembuangan limbah pada daerah 3. Pencemaran Air
permukiman kumuh. Pencemaran adalah suatu penyimpangan dari
keadaan normalnya. Jadi pencemaran air tanah
TINJAUAN PUSTAKA adalah suatu keadaan air tersebut telah mengalami
penyimpangan dari keadaan normalnya. Keadaan
1. Air Tanah normal air masih tergantung pada faktor penentu,
Air tanah adalah air yang tersimpan/ yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air
terperangkap di dalam lapisan batuan yang (Wardhana, 1995).
mengalami pengisian/penambahan secara Pencemar air dapat menentukan indikator yang
terus menerus oleh alam. Kondisi suatu terjadi pada air lingkungan. Pencemar air
lapisan tanah membuat suatu pembagian dikelompokkan sebagai berikut:
zone air tanah menjadi dua zone besar:
1. Bahan buangan organik
1. Zone air berudara (zone of aeration) Bahan buangan organik pada umumnya berupa
Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi
mengandung air yang masih dapat kontak oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat
dengan udara. Pada zone ini terdapat tiga mengakibatkan semakin berkembangnya mikro-
lapisan tanah, yaitu lapisan air tanah organisme dan mikroba patogen pun ikut juga
permukaan, lapisan intermediate yang berkembang biak di mana hal ini dapat
berisi air gravitasi dan lapisan kapiler mengakibatkan berbagai macam penyakit.
yang berisi air kapiler.
2. Bahan buangan anorganik
2. Zone air jenuh (zone of saturation) Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa
Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit
mengandung air tanah yang relatif tak didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan
terhubung dengan udara luar dan lapisan buangan anorganik ini masuk ke air lingkungan
tanahnya atau aquifer bebas. maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam
2. Sifat-Sifat Air Tanah di dalam air, sehingga hal ini dapat
mengakibatkan air menjadi bersifat sadah karena
Air tanah secara umum mempunyai sifat-sifat mengandung ion kalsium (Ca) dan ion
yang menguntungkan, khususnya dari segi magnesium (Mg). Selain itu ion-ion tersebut
bakteriologis, namun dari segi kimiawi air dapat bersifat racun seperti timbal (Pb), arsen
tanah mempunyai beberapa karakteristik (As) dan air raksa (Hg) yang sangat berbahaya
tertentu tergantung pada lapisan kesadahan, bagi tubuh manusia.
kalsium, magnesium, sodium, bikarbonat,
pH, dan lain-lainnya. 3. Bahan buangan zat kimia
Keuntungan dan kerugian pemanfaatan air Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya
tanah. seperti bahan pencemar air yang berupa sabun,
1. Keuntungan: bahan pemberantas hama, zat warna kimia,
larutan penyamak kulit dan zat radioaktif. Zat
94
PENCEMARAN AIR TANAH AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN KUMUH
(KADEK DIANA HARMAYANI DAN I G. M. KONSUKARTHA)
4 Limbah
Limbah adalah zat, energi, dan atau Observasi Awal Studi Literatur
komponen lain yang dikeluarkan atau Identifikasi Masalah
dibuang akibat sesuatu kegiatan baik industri
maupun non-industri (Peraturan Daerah Pengumpulan Data
Propinsi Daerah Tingkat I Bali, 1988).
Buangan industri adalah bahan buangan Data Primer: Data Sekunder:
sebagai hasil sampingan dari proses - Observasi - Monografi daerah studi
- Kuisioner - Jumlah penduduk
produksi industri yang dapat berbentuk - Pengambilan sampel air - Mata pencaharian penduduk
tanah dari sumur - Pendidikan penduduk
benda padat, cair maupun gas yang dapat - Penelitian laboratorium - Parameter kualitas air
menimbulkan pencemaran. - Data utilitas
95
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 5 NO. 2 AGUSTUS 2007 : 62 - 108
96
PENCEMARAN AIR TANAH AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN KUMUH
(KADEK DIANA HARMAYANI DAN I G. M. KONSUKARTHA)
97
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 5 NO. 2 AGUSTUS 2007 : 62 - 108
Gambar 5. Kondisi Sumur Yang Dipakai Untuk Gambar 7. Kondisi Saluran Air/Drainase Yang Tersumbat
Pengambilan Data
3. Hasil Pengukuran Sampel
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil yaitu
sebanyak lima (5) dari lokasi yang sama dengan
jarak 50 200 m. Sampel ini diambil pada saat
musim kemarau dengan kedalaman sumur yang
berbeda.
Setelah diambil sampel tersebut langsung dibawa ke
Laboratorium Analitik Universitas Udayana untuk
diteliti apakah air sumur di daerah Banjar Ubung
Sari tersebut mengalami pencemaran atau tidak.
Gambar 6. Kondisi Jamban Yang Masih Layak Pakai
Tabel 4.4 Hasil Analisis
Hasil
4. Kondisi saluran air/drainase No Parameter Satuan
1 2 3 4 5
Kondisi saluran air/drainase di daerah 1 Bau Berbau
Tidak Tidak Tidak Tidak
berbau berbau berbau berbau
Banjar Ubung Sari jarang terjadi Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
genangan air, genangan itu pun hanya 2 Rasa
berasa berasa berasa berasa berasa
disebabkan oleh air hujan. Namun dari 3 Kekeruhan mg SiO2/l 112,5 ttd 12,5 175 137,5
4 pH 7,90 7,43 7,35 7,69 7,21
pengambilan data kuisioner didapatkan 5 BOD5 ppm 8,03 1,80 1,44 4,31 3,60
(68,09%) penduduk Banjar Ubung Sari 6 COD ppm 15,05 3,60 2,40 7,18 5,30
masih menganggap bahwa kondisi saluran 7 PO4 ppm 0,255 1,017 0,180 0,412 0,833
air di daerah ini masih baik dan (31,91%) 8 Amoniak ppm 0,190 0,067 0,056 0,110 0,353
E.Coli/l0
penduduk menganggap bahwa kondisi 9 E.Coli 28 0 0 3 3
0 m1
saluran air di daerah ini rusak berat, tapi 10 Coliforms
Co1ifoa
1100 240 1100 150
dari pengamatan langsung ke lapangan m/l00 m1
Tidak
kondisi saluran air yang ada sebagian Kondisi air Terce- Tidak Terce- Terce-
11 terce-
sumur mar tercemar mar mar
besar keadaannya tidak dapat berfungsi mar
dengan baik. Walaupun begitu (100%) Sumber: UPT-Laboratorium Analitik Universitas Udayana
penduduk di daerah tersebut masih
menganggap bahwa saluran air/drainase Tabel 4.4 menunjukkan tingkat pencemaran air
itu sangat penting, sehingga dalam sumur di daerah Banjar Ubung Sari.
mengatasi permasalahan saluran air akibat a. Tingkat Pencemaran Air Sumur 1
limbah/buangan domestik penduduk lebih Hasil dari penelitian air sumur pada sampel 1
senang menanganinya secara bergotong- diketahui bahwa air sumur tersebut telah
royong. mengandung unsur-unsur yang mengakibatkan
terjadinya pencemaran seperti air sumur pada
sampel 1 ini berbau, kekeruhannya mencapai
112,5 mg SiO2/l, bakteri E.Colinya mencapai
28/100 ml dan bakteri Coliformsnya mencapai
98
PENCEMARAN AIR TANAH AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN KUMUH
(KADEK DIANA HARMAYANI DAN I G. M. KONSUKARTHA)
1100/l00 ml, yang melebihi standar baku tidak berfungsi dengan baik namun hal tersebut
mutu kualitas air, sehingga air sumur pada tidak berpengaruh terhadap kualitas air sumur
sampel 1 ini dapat dikatakan tercemar dan bor tersebut. Letak sumur bor tersebut dengan
tidak layak untuk dijadikan air minum. kamar mandi cukup jauh dan sistem pembuangan
Sampel air sumur 1 ini diambil dari rumah kamar mandinya sudah memakai tangki septik.
penduduk yang dekat dengan sekolah dan c. Tingkat Pencemaran Air Sumur 3
hotel, lokasinya berada di tengah-tengah Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa air
permukiman penduduk. Keadaan sumur sampel 3 ini airnya tidak berbau, tidak
topografi tempat pengambilan sampel air berasa, kekeruhannya hanya mencapai 12,5 mg
sumur ini tidak begitu landai, kedalaman SiO2/l, pHnya 7,35, BOD5-nya 1,44 ppm, COD-
air sumurnya mencapai 6,00 m, dan nya 2,40 ppm, PO4-nya 0,180 ppm, amoniak
saluran air/drainase pada tempat bebasnya hanya 0,056 ppm, bakteri E.Colinya
pengambilan sampel ini tidak berfungsi nihil sedangkan bakteri Coliformsnya mencapai
dengan baik. Saluran air/drainase tersebut 240/100 ml. Air sumur tersebut tidak tercemar,
tidak terbuat dari kontruksi pasangan batu sehingga air sumur tersebut layak untuk
kali melainkan hanya terbuat dari tanah dijadikan air minum. Sampel air sumur 3 ini
saja, sehingga saluran tersebut tidak dapat diambil dari sumur gali di yayasan pesantren.
mengalirkan air limbah dengan Keadaan topografi tempat pengambilan sampel
baik/mampet. Selain itu, kamar mandinya air sumur ini sangat landai, sistem saluran
tidak memakai tangki septik sehingga air/drainasenya berfungsi dengan baik dan
kotoran/limbah yang dihasilkan dibuang kontruksinya terbuat dari pasangan batu kali, dan
begitu saja ke saluran air/drainase dan sistem pembuangan kamar mandinya sudah
letak kamar mandi dengan sumur sangat memakai tangki septik dan kedalaman air sumur
dekat, sehingga air sumur tersebut dapat ini mencapai 6,50 m.
terkontaminasi langsung oleh kotoran
manusia dan air limbah yang dihasilkan. d. Tingkat Pencemaran Air Sumur 4
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa air
b. Tingkat Pencemaran Air Sumur 2 sumur sampel 4 ini mengandung bakteri E. Coli
Hasil dari penelitian air sumur 2 sampai 3/100 ml, bakteri Coliforms sampai
menunjukkan bahwa air sumur tersebut 1100/100 ml dan kekeruhannya mencapai 175
tidak tercemar, hal ini dapat dilihat dari mg SiO2/l. Dari hasil di atas diketahui bahwa air
airnya yang tidak berbau, tidak berasa, sumur tersebut tercemar dan tidak layak untuk
kekeruhannya tidak terdeteksi, pHnya dijadikan air minum. Sampel air sumur 4 ini
7,43, BOD5-nya hanya 1,80 ppm, COD- diambil dari rumah penduduk yang dekat dengan
nya 3,60 ppm, PO4-nya 1,017 ppm, MCK umum dan letak sumur berada di tengah-
amoniak bebasnya 0,067 ppm, bakteri E. tengah permukiman penduduk. Keadaan
Coli dan Coliforms nihil, sehingga air topografi tempat pengambilan sampel air sumur
sumur ini layak untuk dijadikan air ini landai, sistem saluran air/drainasenya
minum. Sampel air sumur 2 ini diambil berfungsi baik dan kontruksinya terbuat dari
dari rumah penduduk yang memakai pasangan batu kali, dan sistem pembuangan pada
sumur bor. Air sumur bor tersebut tidak kamar mandinya sudah memakai tangki septik,
tercemar, disebabkan karena sumur bor namun kamar mandi dan sumur letaknya sangat
tidak mengalami kontaminasi/ dekat. Kedalaman air sumur ini mencapai 5,00
berhubungan langsung dengan kotoran m.
manusia dan air limbah yang dihasilkan
oleh penduduk di sekitar daerah tersebut, e. Tingkat Pencemaran Air Sumur 5
dan selain itu sumur bor tersebut berada di Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa air
daerah aquifer terkekang sehingga air sumur sampel 5 ini mengandung bakteri E. Coli
yang berada di atasnya sulit untuk sampai 3/100 ml, bakteri Coliforms sampai
merembes ke bawah. Keadaan topografi 150/100 ml dan kekeruhannya mencapai 137,5
tempat pengambilan sampel ini tidak mg SiO2/l dari basil di atas diketahui bahwa air
begitu landai, saluran air/drainasenya sumur tersebut tercemar dan tidak layak untuk
99
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 5 NO. 2 AGUSTUS 2007 : 62 - 108
15 15 15
15
350 150 180
topografi pengambilan sampel air sumur
Potongan Tangki Septik Filter Up Flow
ini landai, sistem pembuangan pada
kamar mandinya sudah memakai tangki
septik, dan kedalaman air sumur ini
mencapai 4,00 m.
RUMAH RUMAH RUMAH RUMAH
PENDUDUK PENDUDUK PENDUDUK PENDUDUK
4. Konsep Pengelolaan Saluran
Pembuangan Tinja Dan Limbah
Cair Pipa Inlet
15
Pipa Inlet
15
100 100
Lubang Periksa 30
20
Lubang Periksa 30
20
Pipa Udara
20
15
A A 30
Pipa Udara
20
15
A
Pipa Outlet
buangan yang timbul karena adanya 15
350
15
150
15
180
15
45
15
800 15
350
15
150
15
180
15
45
15
100
PENCEMARAN AIR TANAH AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN KUMUH
(KADEK DIANA HARMAYANI DAN I G. M. KONSUKARTHA)
Jumlah penghuni tiap rumah kurang dari Dan dari hasil penelitian didapatkan bahwa air
lima orang. Jika tangki septik yang sumur yang berasal dari air sumur bor tidak
direncanakan digunakan untuk mengalami pencemaran oleh bakteri, sehingga air
menampung sebanyak empat rumah sumur bor dapat dikonsumsi menjadi air minum.
dengan penghuni sebanyak 18 orang. Untuk air yang berasal dari sumur gali sebagian
Kuantitas tinja dan air seni yaitu sebanyak besar tercemar oleh bakteri E.Coli dan bakteri
1,57 ltr/orang/hari, sedangkan air yang Coliforms, sehingga air sumur yang berasal dari
digunakan dalam menyiram kloset yaitu sumur gali sebagian tidak boleh dikonsumsi menjadi
sebanyak 12 ltr/org/hari, maka limbah air minum. Tetapi sebagian besar (82,98 %)
yang dihasilkan yaitu: penduduk Banjar Ubung Sari memakai air dari
QTinja dan air seni =18 orang 1,57 PDAM untuk kebutuhan sehari-harinya.
ltr/orang/hari = 28,26 ltr/hari Karena keadaan saluran yang tidak berfungsi
=0,02826 m3/hari dengan baik, maka direncanakan saluran yang
QAir = 18 orang 12 ltr/org/hari berbentuk saluran terbuka dengan bentuk segi empat
= 216 ltr/hari pada bagian atas dan setengah lingkaran pada bagian
= 0,216 m3/hari bawahnya, mengingat bentuk ini mampu
Vol. Tangki Septik =La Tinggi mengalirkan debit yang besar maupun kecil dan
=(P L) T saluran dengan bentuk kombinasi segi empat dan
=(7,4 1,0) 4 setengah lingkaran ini dapat mencegah terjadinya
=29,6 m3 sedimentasi/ pengendapan pada bagian bawah
Umur Rencana Tangki Septik (UR) saluran.
29,6 m 3 Permasalahan pembuangan tinja dan air seni di
= 3
0,02826 m hari daerah tersebut diatasi dengan direncanakan sebuah
=1047 hari tangki septik yang terletak di gang/jalan,
=2,9 tahun perencanaan ini dilaksanakan karena lahan yang
dikuasai oleh penduduk sekitar tidak cukup untuk
SIMPULAN DAN SARAN merencanakan tangki septik di halaman rumah.
Selain itu, hal ini dilakukan untuk menghindari
1. Simpulan terjadinya masalah lingkungan hidup, masalah
Dari hasil observasi dan kuisioner didapatkan kesehatan penduduk sekitar, dan untuk meringankan
bahwa keadaan daerah Banjar Ubung Sari beban/biaya pengurasaan tangki septik bagi
sangat padat, hal ini dapat dilihat dari luas penduduk sekitar.
lahan yang dikuasai hampir sama dengan luas 2. Saran
bangunan yang ditempati yaitu 74,47 %.
Sedangkan untuk tempat yang dihuni Perlunya pembuatan atau perencanaan tata
sebagian besar (55,32 %) adalah bangunan saluran yang sesuai dengan hasil analisis yang
semi permanen, ini disebabkan tanah yang telah dilakukan. Pemeliharaan terhadap saluran
ditempati merupakan tanah kontrakan dan pembuangan lebih ditingkatkan guna
penduduknya sebagian besar penduduk menghindari terjadinya endapan, penyumbatan,
pendatang yang bekerja sebagai pekerja penyebaran penyakit, dan pencemaran
musiman dengan penghasilan yang tidak ekosistem.
menentu. Untuk saluran air/ drainasenya
tidak berfungsi dengan baik, karena saluran DAFTAR PUSTAKA
tersebut tersumbat oleh sampah dan limbah Anonim, 1988. Peraturan Daerah Propinsi Daerah
yang dibuang oleh penduduk di sekitar. Ada Tingkat I Bali Nomor 16 Tahun 1988,
juga penduduk yang membuang air limbah Tentang Pengawasan dan Penaggulangan
dapur langsung ke tanah, sehingga hal ini Pencemaran Lingkungan Oleh Limbah,
dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran Denpasar, Bali.
terhadap lingkungan.
101
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 5 NO. 2 AGUSTUS 2007 : 62 - 108
102