Anda di halaman 1dari 10

E-COMMERCE : MODEL PERILAKU KONSUMEN

Yohanes Suhari

ABSTRAK internet di Asia pada tahun 2010 dapat dilihat pada


Perkembangan pengguna komputer sangat cepat serta Tabel 2 berikut ini :
didukung oleh sermakin terjangkaunya harga komputer serta
semakin mudahnya penggunakan komputer semakin membuka
peluang terbentuknya pasar maya (pasar digital).
Perkembangan pengguna internet yang cepat mendorong
dunis usaha untuk memanfaatkan internet sebagai sarana
untuk berhubungan dengan konsumen. Keputusan membeli
oleh konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat
dikelompokan menjadi : (1) Stimuli pemasaran; (2)
Lingkungan sosial budaya masyarakat; dan (3) Psikologi
konsumen. Langkah-langkah yang dilakukan oleh konsumen
hinga keputusan membeli dan setelah keputusan membeli
adalah sebagai berikut : (1) Pengenalan kebutuhan oleh
konsumen; (2) Pencarian informasi tentang produk yang
diinginkan; (3) Evaluasi dari berbagai produk yang dipilih
agar mendapatkan produk yang paling sesuai kebutuhan; (4)
Keputusan membeli produk; dan (4) Perliku setelah
mengkonsumsi/menggunakan produk (kepuasan).
Kata kunci : perilaku konsumen, keputusan membeli,
faktor yang mempengaruhi keputusan membeli.

1. PENDAHULUAN
Perkembangan pengguna internet sangat pesat. Pada
tahun 1995 pengguna internet di dunia baru 16 juta
orang sedangkan pada tahun 2010 sudah mendekati dua Perkembangan infrastruktur yang pesat belakangan ini
miliar (1966514816) pengguna. Ini menunjukkan pasar dan konvergensi teknologi yang memungkinkan semakin
baru yaitu pasar maya (pasar digital) sangat besar, mudahnya mengakses internet melalui berbagai
sehingga mencari pangsa pasar melalui pasar maya perangkat akan berpengaruh pada terus meningkatnya
sangat menjanjikan. Pengguna internet berdasarkan pertumbuhan pengguna internet. Penetrasi perangkat
wilayah geografi pada tahun 2010 adalah seperti pada bergerak (telepon seluler, personal digital assistant,
Tabel 1 berikut ini : komputer jinjing, dan semacamnya) di Indonesia cukup
Tabel 1 tinggi yaitu 39% sedangkan pengguna internet kecepatan
tinggi melalui perangkat bergerak (mobile broadband
internet) per akhir 2007 adalah 315.000 orang,
merupakan yang tertinggi di ASEAN.
Faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
melakukan transaksi secara online dapat dikelompokkan
menjadi : (1) Stimuli pemasaran; (2) Lingkungan sosial
Pada tahun 2010 pengguna internet dibandingkan budaya; dan (3) Psikologi konsumen. Sebagian
dengan populasi penduduk diseluruh dunia adalah 28,7% konsumen online takut melaksanakan transaksi secara
(pengguna internet sebanyak 1996514816 dan populasi online karena berbagai pertimbangan, yaitu : (1)
penduduk 6845609960). Perkembangn teknologi yang Kejahatan komputer yang tinggi, yaitu maraknya
cepat dengan harga yang semakin terjangkau kedepan pembobolan kartu kredit; (2) Perlindungan terhadap
perkembangan pasar maya akan semakin besar. konsumen yang melakukan pembelian secara online; (3)
Penyebaran pengguna internet awalnya memang Penipuan yang dilakukan secara online. Artikel ini
lebih banyak di tempat asalnya yaitu Amerika Serikat, bertujuan untuk mengulas bagaimana perilaku konsumen
namun pada perkembangan pengguna internet juga dalam memutuskan melakukan pembelian secara online.
berkembang di wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan
semakin tersebarnya teknologi internet ini. Pengguna
2. PERILAKU KONSUMEN ONLINE definisi di atas model perilaku konsumen dapat diartikan
Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis sebagai suatu skema atau kerangka kerja yang
konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen disederhanakan untuk menggambarkan aktivitas-
organisasi. Barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen aktivitas konsumen. Fungsi model perilaku konsumen
individu dapat digunakan untuk diri sendiri, anggota adalah sebagai berikut (Mangkunegoro, 2002:21):
keluarga atau diberikan pada orang lain sebagai hadiah. 1. Deskripsi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan
Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian pendalaman mengenai langkah-langkah yang diambil
digunakan langsung oleh individu maka individu konsumen dalam memutuskan membeli.
tersebut dinamakan pemakai akhir atau konsumen akhir. 2. Prediksi, yaitu meramalkan kejadian-kejadian dari
Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, aktivitas-aktivitas konsumen pada waktu yang akan
yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga datang.
lainnya yang membeli produk, peralatan dan jasa untuk 3. Penjelasan, yaitu mempelajari sebab akibat dari
menjalankan organisasinya. beberapa aktivitas pembelian.
Terdapat beberapa definisi perilaku konsumen. 4. Pengendalian, yaitu mempengaruhi dan
Definisi perilaku konsumen menurut Engel, et al. mengendalikan aktivitas-aktivitas konsumen pada
(1993:4) adalah sebagai berikut: "Consumer behavior as masa yang akan datang.
those activities directly involved in obtaining,
consuming, and disposing of products and services, 3.1. Model perilaku konsumen dari Howard dan
including the decision processes that precede and follow Sheth
these actions". Schiffman dan Kanuk (1994:7), Model Howard dan Sheth tentang perilaku membeli
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut: "The berisi empat elemen pokok (Swasta dan Irawan,
term consumer behavior refers to the behavior that 2003:123), yaitu: (1) bahan / input, (2) proses intern, (3)
consumers display in searching for, purchasing, using, hasil/output dan (4) pengaruh eksogen.
evaluating, and disposing of products and services that 1). Bahan/Input
they expect will satisfy their needs". Wilkie (1990:12), Sebagai bahan dari model tersebut adalah berupa
mendefinikikan perilaku konsumen sebagai berikut: dorongan dari sumber pemasaran (termasuk
"The activities that people engage in when selecting, periklanan) dan lingkungan sosial (yaitu kelas-kelas
purchasing, and using product and services so as to sosial).
satisfy needs and desires. Such activities involve mental 2). Proses Intern
and emotional processes, in addition to physical Dalam model Howard dan Sheth, proses intern dari
actions". pembeli digolongkan dalam dua bagian, yaitu: (1)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat pengamatan, dan (2) belajar. Kedua variabel tersebut
disimpulkan bahwa perilaku konsumen online adalah mempunyai susunan berurutan. Seseorang dapat
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, belajar dari suatu pengamatan lebih dahulu.
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan 3). Hasil/Output
proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan Sebagai hasil dari model Howard dan Sheth adalah
barang secara online, menggunakan barang-barang atau keputusan untuk membeli.
jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. 4). Pengaruh Eksogen
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh pengaruh Terdapat variabel-variabel eksogen yang ikut
eksternal dan internal (Schiffman & Kanuk, 2000:443- mempengaruhi perilaku pembeli meskipun
445). Pengaruh eksternal terdiri dari usaha pemasaran pengaruhnya tidak terlalu besar. Variabel-variabel
yaitu produk, promosi, harga dan distribusi serta tersebut adalah:
lingkungan sosial budaya yang terdiri dari keluarga, a). Pentingnya pembelian
sumber informasi, sumber non komersial yang lain, b). Sifat kepribadian
kelas sosial, subbudaya dan budaya. Pengaruh internal c). Status keuangan
yaitu psikologi konsumen yang terdiri dari motivasi, d). Batasan waktu
persepsi, belajar, kepribadian dan sikap. e). Faktor sosial dan organisasi
f). Kelas sosial
3. MODEL PERILAKU KONSUMEN g). Kebudayaan
Laudon & Della Bitta (1984:29) mengemukakan "a
model can be defined as a simplified representation of
relity". Model didefinisikan oleh Zaltman & Wallendorf
(1979:515) sebagai berikut: "a model is a representation
of something (in our case, a process)". Berdasarkan
7). Satisfaction, yaitu tingkat penyesuaian antara
kebutuhan dengan pembelian barang yang
diharapkan oleh konsumen.

b. Model Perilaku Konsumen dari Kotler


Model perilaku konsumen dari Kotler disajikan
pada gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa
stimuli pemasaran dan stimuli lain masuk pada kotak
hitam konsumen. Stimuli pemasaran terdiri dari:
produk (product), harga (price), tempat (place),
promosi (promotion). Stimuli yang lain yaitu
kekuatan dan peristiwa yang berpengaruh signifikan
yang berada di lingkungan konsumen, yaitu ekonomi,
teknologi, politik dan budaya. Semua stimuli ini
masuk pada kotak hitam konsumen, dimana
konsumen menyerap semua stimuli tersebut dan
memberikan responnya berupa: pilihan produk,
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa model Howard - pilihan merek, pilihan dealer, waktu pembelian dan
jumlah pembelian.
Sheth menitikberatkan pada pembelian ulang dan
menggambarkan dinamika perilaku selama satu periode
(Swasta dan Irawan, 2003:124). Pada bagian
output/hasil dari model Howard dan Sheth terdapat lima
langkah, yaitu: (1) perhatian, (2) pemahaman merek, (3)
sikap, (4) tujuan, dan (5) membeli. Model Howard dan
Sheth dapat dilihat pada gambar 1. Arah panah
menunjukkan arus informasi dan garis putus-putus
menunjukkan umpan balik dalam proses pembelian
suatu produk tertentu.
Variabel proses pengamatan terdiri dari:
1). Perhatian, merupakan reseptor-reseptor indera untuk
mengendalikan penerimaan informasi. Stimuli berubah menjadi respon melalui dua bagian.
2). Stimulus ambiguity, yaitu ketidakpastian tentang Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi
yang diamati dan tidak adanya makna dari informasi bagaimana menerima dan bereaksi terhadap stimuli.
yang diterima. Kedua, proses keputusan pembeli yang mempengaruhi
3). Perceptual bias, yaitu suatu distorsi dari informasi perilaku pembeli.
yang diterima. Pembelian oleh konsumen banyak dipengaruhi oleh
4). Overt search, yaitu penelususan informasi secara karakteristik: (1) kebudayaan yang terdiri dari: budaya,
aktif. subbudaya dan kelas sosial, (2) sosial yang terdiri dari:
Variabel proses belajar terdiri dari: kelompok acuan, keluarga, peran dan status, (3) personal
1). Motif, yaitu suatu dorongan dari dalam diri untuk yang terdiri dari: usia dan siklus hidup, pekerjaan,
mencapai tujuan membeli. keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian serta konsep
2). Choice criteria, yaitu seperangkat motif yang diri, (4) Psikologi yang terdiri dari: motivasi, persepsi,
berhubungan dengan tingkat produk yang menjadi proses belajar, kepercayaan dan sikap. Faktor-faktor
pertimbangan. yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dilihat
3). Brand comprehension, yaitu pengetahuan tentang pada gambar 3 berikut:
berbagai merek barang yang akan dibeli.
4). Attitude, yaitu kesukaan kepada merek yang
didasarkan atas kriteria memilih.
5). Intention, yaitu prediksi yang meliputi kapan,
dimana dan bagaimana konsumen bertindak
terhadap suatu merek serta dipengahui pula oleh
faktor lingkungan.
6). Confidence, yaitu keyakinan terhadap suatu merek
tertentu.
merupakan pengembangan dari model Howard dan
Sheth mengenai situasi pemecahan masalah.
Langkah-langkah utama didalam model EKB adalah:
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, pembelian dan hasilnya.
1). Pengenalan Kebutuhan
Terdapat tiga determinan pengenalan kebutuhan, yaitu
informasi yang disimpan dalam ingatan, perbedaan
individu dan pengaruh lingkungan. Model pengenalan
kebutuhan dapat dilihat pada gambar 5. Pengaruh
lingkungan terdiri dari: budaya, kelas sosial, pengaruh
pribadi, keluarga dan situasi. Perbedaan individu terdiri
Dalam proses keputusan, tahap-tahap yang dilewati dari: sumber daya konsumen, motivasi, pengetahuan,
oleh pembeli adalah: pengenalan kebutuhan, pencarian sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.
informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan
tingkah laku setelah pembelian. Proses keputusan
membeli dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 di atas menyiratkan bahwa dalam setiap


pembeliannya konsumen melewati lima tahap. Tetapi
pada pembelian yang lebih rutin, konsumen seringkali 2). Pencarian Informasi
melompati atau membalik beberapa tahap ini. Langkah berikutnya setelah pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan pada tahap pertama proses adalah pencarian informasi internal ke dalam ingatan
keputusan membeli, adalah ketika konsumen mengenali untuk menentukan apakah cukup banyak yang
adanya masalah atau kebutuhan. Pencarian informasi diketahui mengenai pilihan yang tersedia untuk
pada tahap proses keputusan membeli, yang merangsang memungkinkan pilihan dibuat tanpa pencarian
konsumen untuk mencari informasi lebih banyak; adalah informasi lebih lanjut. Apabila informasi internal
konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau kurang, dilakukan pencarian informasi eksternal.
mungkin aktif mencari informasi. Evaluasi alternatif Pencarian internal adalah pencarian berdasarkan yang
pada tahap proses keputusan membeli, adalah ketika ada pada diri konsumen, yaitu ingatan dan
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi pengalaman masa lalu. Pencarian eksternal adalah
alternatif dalam perangkat pilihan. Keputusan membeli pencarian yang bersumber di luar konsumen.
pada tahap proses keputusan membeli, adalah ketika Pencarian eksternal dilakukan dengan cara: dari
konsumen benar-benar membeli produk. Tingkah laku mulut ke mulut, mencoba-coba dan informasi dari
setelah pembelian pada tahap proses keputusan membeli, pemasaran.
adalah ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak 3). Evaluasi Alternatif
puas. Penilaian alternatif dimulai dengan pembentukan dan
c. Model Perilaku Konsumen dari Engel, Kollat dan perubahan kepercayaan terhadap produk atau merek dan
Blackwell (EKB) atributnya, diikuti perubahan sikap terhadap tindakan
Model ini mempunyai kesamaan dengan model pembelian, dan selanjutnya adalah niat untuk melakukan
Howard dan Sheth, baik dalam ruang lingkup, sudut tindakan pembelian (Gambar 6) .
pandang maupun tujuannya. Model EKB membedakan
tipe-tipe perilaku konsumen atas dasar situasi yang
dihadapinya, apakah pilihan membeli berlangsung secara
rutin atau hanya pada saat tertentu saja. Model EKB
Dalam melakukan evaluasi alternatif
memanfanfaatkan kriteria evaluasi , yaitu standar dan
spesifikasi, untuk membandingkan produk dan merek
yang berbeda. Kriteria evaluasi dibentuk dan
dipengaruhi oleh pebedaan individu dan pengaruh
lingkungan. Ketika berbagai alternatif dibandingkan,
penilaian dibentuk.
4). Pembelian dan Hasil
Pembelian merupakan langkah setelah evaluasi
alternatif. Setelah membeli hasilnya adalah puas atau
tidak tidak puas. Kepuasan merupakan evaluasi pasca
konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih
setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.
Ketidakpuasan terjadi bila alternatif yang dipilih
lebih rendah dari yang diharapkan.

Model EKB dapat dikelompokkan menjadi empat


bagian, yaitu: input, pemrosesan informasi, proses
keputusan dan variabel pengaruh. Secara utuh model
EKB disajikan pada gambar 7 berikut ini:

Komponen input menggambarkan pengaruh eksternal


yang memberikan sumber informasi tentang produk
tertentu dan mempengaruhi nilai, sikap dan perilaku
konsumen terhadap produk tersebut. Diantara faktor
intput ini aktivitas bauran pemasaran mencoba
mengkomunikasikan nilai dari produk dan jasa kepada
konsumen potensial. Yang termasuk bauran pemasaran
Garis putus-putus pada model EKB menunjukkan umpan adalah: produk, promosi, harga dan distribusi. Jenis
balik setelah melakukan pembelian. input kedua, yaitu sosial budaya, juga memberi pengaruh
d. Model Perilaku Konsumen dari Schiffman dan besar pada konsumen. Input sosial budaya terdiri dari
Kanuk pengaruh nonkomersial, yaitu: keluarga, sumber
Schiffman dan Kanuk membedakan model menjadi informasi, sumber non komersial yang lain, kelas sosial,
input, proses dan output. Model Schiffman dan Kanuk subbudaya dan budaya.
dapat dihat pada Gambar 8. Pada bagian proses berkaitan dengan bagaimana
konsumen membuat keputusan. Pada bagian psikologi
menggambarkan bagaimana pengaruh internal (motivasi,
persepsi, belajar, kepribadian dan sikap) berpengaruh
terhadap proses pengambilan keputusan. Dalam proses
pengambilan keputusan terdiri dari dari tiga tahap,
yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian sebelum
membeli dan evaluasi alternatif. Pengenalan kebutuhan
biasanya terjadi ketika konsumen dihadapkan pada
permasalahan. Pencarian sebelum membeli dimulai
ketika konsumen merasa bahwa kebutuhan dapat
dipuaskan dengan membeli dan mengkonsumsi produk.
Ketika melakukan evaluasi alternatif, konsumen
cenderung menggunakan dua jenis informasi, yaitu:
daftar merek dari yang mereka rencanakan untuk dipilih
dan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi Keputusan membeli merupakan output dari model
masing-masing merek. Howard dan Seth. Output dari model Kotler
Pada bagian output dari model keputusan konsumen digambarkan sebagai respon pembeli yang terdiri dari
berkaitan dengan dua jenis aktivitas setelah keputusan, pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer, waktu
yaitu perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian. pembelian, banyaknya pembelian. Pada penjelasan
Pada perilaku pembelian, konsumen membuat tiga jenis model kotler disebutkan bahwa keputusan membeli
pembelian: pembelian percobaan, pembelian ulang dan terjadi ketika konsumen benar-benar membeli produk.
pembelian yang sudah lama direncanakan. Terdapat tiga Pada model Schiffman dan Kanuk, keputusan membeli
hasil dari evalusi setelah pembelian, yaitu: (1) kinerja terjadi pada proses keputusan yang menjelaskan tentang
aktual sesuai dengan harapan, (2) kinerja aktual melebihi bagaimana konsumen membuat keputusan.
harapan (yang mengarah pada kepuasan, dan (3) kinerja
aktual lebih rendah dari harapan (yang mengarah pada
ketidakpuasan). KEPUTUSAN MEMBELI SECARA ONLINE
Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, Keputusan dalam arti yang umum adalah "..., a
promosi dan tempat, pada model perilaku konsumen dari decision is the selection of an option from two or more
Kotler dinamakan stimuli pemasaran, pada model alternative choices" (Schiffman & Kanuk, 2000:437).
perilaku konsumen dari Schiffman dan Kanuk Turban (1995:38) mengartikan keputusan sebagai
dinamakan usaha pemasaran perusahaan. Pada model berikut: "Decision making is a process of choosing
EKB tidak disebutkan secara lebih rinci, hanya among alternative courses of action for the purpose of
dikatakan sebagai marketer dominated messages, attaining a goal or goals". Dengan kata lain untuk
sedangkan pada model Howard dan Seth digambarkan membuat keputusan harus terdapat alternatif pilihan.
sebagai stimulus dalam bentuk simbolis. Sebaliknya jika konsumen tidak memiliki alternatif
Lingkungan sosial budaya pada model Howard dan untuk memilih maka tidak dapat dikategorikan sebagai
Seth digambarkan sebagai stimulus (terdiri dari pengambilan keputusan.
keluarga, kelompok referensi dan kelas sosial), pada Tidak semua konsumen dalam mengambil keputusan
model Kotler digambarkan sebagai stimuli lain yaitu memerlukan tingkat pencarian informasi yang sama. Jika
budaya. Meskipun faktor sosial budaya dalam model dalam pengambilan keputusan memerlukan usaha yang
Kotler tidak digambarkan secara tegas, tetapi dalam besar, maka konsumen perlu meluangkan waktu untuk
penjelasannya dijabarkan secara rinci bahwa faktor melalukan proses keputusan. Sebaliknya untuk
sosial yang teridiri dari kelompok referensi, keluarga, pembelian yang sifatnya rutin cenderung merupakan
peran dan status, faktor kebudayaan yang terdiri dari peristiwa yang monoton dan menunjukkan berkurangnya
budaya, subbudaya dan kelas sosial mempengaruhi tingkat kesenangan. Terdapat tiga tingkat pengambilan
perilaku konsumen. Pada model EKB digambarkan keputusan oleh konsumen dari usaha yang paling tinggi
sebagai pengaruh lingkungan yang terdiri dari budaya, ke usaha yang paling rendah, yaitu: extensive problem
kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. Pada solving, limited problem solving dan routinized response
model Schiffman dan Kanuk pengaruh sosial budaya behavior (Schiffman & Kanuk, 2000:438).
terdiri dari keluarga, sumber informal, sumber non a. Pengambilan keputusan diperluas (extensive problem
komersial yang lain, kelas sosial, sub budaya dan solving)
budaya. Ketika konsumen belum memiliki kriteria untuk
Faktor psikologi pada model Howard dan Seth mengevaluasi ketegori produk atau merek yang
digambarkan sebagai proses intern (yang terdiri dari memenuhi kategori tertentu atau banyaknya merek
pengamatan dan belajar). Faktor psikologi pada model yang harus dipertimbangkan terlalu banyak, usaha
Kotler tidak digambarkan secara eksplisit tetapi pengambilan keputusan tersebut dikategorikan
dijalaskan lebih lanjut bahwa faktor personal yang terdiri sebagai pengambilan keputusan diperluas. Pada
dari usia dan siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, tingkat pengambilan keputusan diperluas konsumen
gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri, faktor memerlukan informasi yang banyak untuk
psikologi yang terdiri dari motivasi, persepsi, proses menentukan kriteria guna mengambil keputusan
belajar, kepercayaan dan sikap. Pada model EKB (Schiffman & Kanuk, 2000:438).
digambarkan sebagai perbedaan individu yang terdiri b. Pengambilan keputusan terbatas (limited problem
dari sumber daya konsumen, motivasi, pengetahuan, solving)
sikap, kepribadian, gaya hidup, demografi. Pada model Pada tingkat ini, konsumen telah menentukan kriteria
Schiffman dan Kanuk digambarkan bidang psikologi dasar untuk melakukan evaluasi kategori produk dan
terdiri dari motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, berbagai merek untuk kategori produk tersebut.
sikap. Pencarian informasi tambahan tentang masing-
masing merek ditujukan agar pilihan menjadi lebih rutinitas sedangkan Kotler disamping melihat dari
baik (Schiffman & Kanuk, 2000:439). dimensi tingkat keterlibatan pembeli juga berdasarkan
c. Perilaku respon rutinitas (routinized response derajat perbedaan berbagai merek.
behavior) Dalam mengevaluasi alternatif yang potensial,
Pada tingkat ini, konsumen telah memiliki beberapa konsumen cenderung menggunakan dua jenis informasi,
pengalaman terhadap kategori produk dan kriteria yaitu menentukan berbagai merek yang
telah ditentukan dengan baik. Dalam beberapa situasi, dipertimbangkan untuk dipilih dan kriteria yang
konsumen melakukan pencarian informasi untuk digunakan untuk mengevaluasi merek. Himpunan
sedikit menambah informasi atau sebaliknya cukup pertimbangan terdiri dari beberapa merek yang
menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki konsumen kenal, ingat dan dapat diterima. Kriteria yang
(Schiffman & Kanuk, 2000:439). digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi merek
Berdasarkan derajat keterlibatan pembeli dan derajat yang berkaitan dengan himpunan pertimbangannya
perbedaan antara berbagai merek terdapat empat jenis biasanya dengan melihat pentingnya atribut produk.
perilaku pembelian, yaitu: complex buying behavior, Aturan keputusan konsumen sering merujuk pada
dissonance-reducing buyer behavior, habitual buying turunan (heuristics), strategi keputusan (decision
behavior dan Variety-seeking buying behavior (Kotler, strategies) dan strategi pemrosesan informasi
2000:177-178). (information-processing strategies), yang merupakan
a. Complex buying behavior prosedur yang digunakan untuk memilih merek. Aturan
Konsumen memiliki perilaku pembelian kompleks ini memudahkan pembuatan keputusan yang komplek.
ketika sangat terlibat dalam suatu pembelian dan Aturan keputusan oleh konsumen dibagi menjadi dua
menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai kategori, yaitu aturan keputusan compensatory dan
merek. Konsumen sangat terlibat bila suatu produk aturan keputusan non compensatory. Pada aturan
mahal, jarang dibeli, beresiko dan memiliki ekspresi keputusan compensatory konsumen mengevaluasi merek
pribadi yang tinggi. Biasanya konsumen tidak yang dipilih dan memberi skor pada masing-masing
mengetaui banyak mengenai kategori produk dan merek yang dipilih berdasarkan atribut produknya. Pada
harus banyak belajar. Pembeli akan memulai proses aturan keputusan compensatory kelebihan salah satu
belajar saat pertama ditandai dengan atribut bisa menutupi kekurangan untuk atribut yang
mengembangkan kepercayaan mengenai produk lain. Sebaliknya pada aturan keputusan non
tersebut, kemudian membuat pilihan dengan compensatory tidak mungkin kelebihan salah satu atribut
bijaksana. produk untuk menutupi kekurangan pada atribut produk
b. Dissonance-reducing buyer behavior yang lain. Terdapat tiga aturan non compensatory, yaitu
Konsumen memiliki perilaku pembelian mengurangi aturan conjunctive, disjunctive dan lexicographic. Pada
ketidaksesuaian ketika sangat terlibat dalam suatu aturan conjunctive, konsumen menentukan tingkat
pembelian tetapi tidak melihat banyak perbedaan minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut. Jika
merek. Pembeli mempelajari apa yang tersedia tetapi terdapat nilai atribut di bawah tingkat minimum maka
akan membeli dengan cukup cepat karena perbedaan merek tidak dimasukkan ke dalam pertimbangan lebih
merek tidak nyata. lanjut. Pada aturan disjunctive, jika terdapat satu atribut
c. Habitual buying behavior yang nilainya lebih tinggi dari standar minimum yang
Konsumen memiliki perilaku pembelian menurut diterima maka merek dapat diterima. Pada aturan
kebiasaan ketika keterlibatan konsumen rendah dan lexicographic, konsumen meranking atribut. Kemudian
tidak ada perbedaan merek secara nyata. Konsumen konsumen membandingkan berbagai alternatif merek
tidak secara ekstensif mencari informasi mengenai pada satu atribut yang paling penting. Jika skornya
merek, mengevaluasi karakteristiknya, dan membuat cukup tinggi, merek dipilih dan proses berakhir.
keputusan tidak dengan penuh pertimbangan Terdapat empat macam pengambilan keputusan
mengenai merek apa yang dibeli. konsumen, yaitu: economic view, passive view, cognitive
d. Variety-seeking buying behavior view dan emotional view (Schiffman & Kanuk,
Konsumen memiliki perilaku pembelian mencari 2000:439). Pada economic view pengambilan keputusan
variasi ketika keterlibatan konsumen rendah tetapi oleh konsumen dilakukan secara rasional. Konsumen
merek berbeda nyata. Konsumen banyak melakukan dapat mengambil keputusan secara rasional dengan
peralihan merek karena alasan untuk variasi bukan syarat: konsumen paham terhadap semua alternatif
karena ketidakpuasan. produk , mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-
Schiffman dan Kanuk membedakan tingkat keputusan masing alternatif produk, dapat menentukan satu
menjadi tiga, yakni pengambilan keputusan diperluas, alternatif terbaik. Pada passive view digambarkan bahwa
pengambilan keputusan terbatas dan perilaku respon konsumen bersikap patuh pada kepentingan melayani
diri sendiri dan usaha pemasaran. Konsumen (2) sosial yang terdiri dari: kelompok acuan, keluarga,
dipersepsikan sebagai pembeli yang tidak rasional dan peran dan status, (3) pribadi yang terdiri dari: usia dan
menuruti kata hati. Pada cognitive view konsumen siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
digambarkan sebagai pemecah persoalan. Pada kepribadian dan konsep diri, (4) Psikologi yang terdiri
pandangan ini konsumen sering digambarkan sebagai dari: motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan
penerima atau secara aktif mencari informasi produk sikap. Disamping empat faktor di atas, terdapat faktor
atau jasa yang memenuhi keinginannya dan lain yang ikut mempengaruhi perilaku membeli, yaitu:
meningkatkan taraf kehidupannya. Pada emotional view (1) stimuli pemasaran, yaitu: produk, harga, tempat dan
digambarkan bahwa konsumen dalam memutuskan promosi, (2) stimuli lain / lingkungan makro, yaitu
membeli memerlukan keterlibatan perasaan atau emosi. faktor-faktor yang berdampak luas seperti: ekonomi,
Lebih lanjut Turban (1995:52) mengemukanan "in real teknologi, politik, lingkungan alam dan sosial budaya.
life, people usually make decisions that are based on an Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membeli
attempt to attain only a satisfactory level of goal menurut Engel, et al. (1993) adalah: (1) pengaruh
attainment". Simon (1997:176) berargumentasi "it is lingkungan, yaitu: budaya, kelas sosial, pengaruh
basically impossible to make decisions in a completely pribadi, keluarga, situasi, (2) perbedaan individu, yaitu:
rational manner since human rationality is basically sumber daya konsumen, motivasi, pengetahuan, sikap,
bounded by is inability to obtain all the information kepribadian, gaya hidup, demografi, (3) proses
needed to make rational decisions". psikologis, yaitu: pemrosesan informasi, pembelajaran,
Lebih lanjut Turban (1995:56) mengatakan "decision perubahan sikap dan perilaku. Disamping tiga faktor di
situations are frequently classified on the basis of what atas terdapat stimuli lain, yaitu stimuli pemasaran dan
the decision maker knows (or believes) about the stimuli lain.
forecasted results". Klasifikasi keputusan tersebut Sumarwan (2003:32) menjelaskan proses keputusan
adalah: (1) Keputusan dengan kepastian, yaitu konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk
pengambil keputusan mengetahui dengan pasti dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama: (1)
akibat/hasil dari keputusan tersebut, (2) Keputusan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan
dengan resiko, yaitu pengambil keputusan mengetahui lembaga lainnya, (2) faktor perbedaan individu
probabilitas terjadinya hasil dari keputusan yang konsumen (kebutuhan dan motivasi, kepribadian,
diambil, dan (3) keputusan dengan ketidakpastian, yaitu pengolahan informasi dan persepsi, proses belajar,
pengambil keputusan tidak tahu akibat/hasil dari pengetahuan, sikap), dan (3) faktor lingkungan
keputusan yang diambil. konsumen (budaya, karakteristik sosial ekonomi,
keluarga dan rumah tangga, kelompok acuan, situasi
konsumen).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN Sciffman & Kanuk (2000) membedakan model
MEMBELI SECARA ONLINE menjadi input, proses dan output. Komponen input
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli menggambarkan pengaruh eksternal yang memberikan
adalah berbeda-beda untuk masing-masing pembeli. sumber informasi tentang produk tertentu dan
Disamping produk yang dibeli dan saat pembeliannya, mempengaruhi nilai, sikap dan perilaku. Faktor external
faktor-faktor tersebut adalah (Swastha dan Irawan, terdiri dari: (1) usaha pemasaran perusahaan (yaitu:
2003:105): kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi produk, promosi, harga, distribusi), dan (2) lingkungan
kecil, keluarga, pengalaman, kepribadian, sikap dan sosial budaya (yaitu: keluarga, sumber informal, sumber
kepercaan, konsep diri). Menurut Howard dan Sheth non komersial yang lain, kelas sosial, sub budaya dan
dalam dalam Swastha dan Irawan (2003:123) faktor budaya). Pada bagian proses berkaitan dengan
yang mempengaruhi perilaku membeli: (1) bahan/input bagaimana konsumen membuat keputusan. Pada bagian
yang terdiri dari sumber pemasaran (merek, kualitas, proses digambarkan pengaruh internal/psikologi (yaitu:
harga, kekhususan, service, kegunaan) dan lingkungan motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap)
sosial (keluarga, kelompok referensi, kelas sosial), (2) terhadap proses pengambilan keputusan. Pada bagian
proses intern yang digolongkan menjadi dua bagian, output berkaitan dengan aktivitas setelah keputusan,
yaitu pengamatan dan belajar, (3) pengaruh eksogen, yaitu perilaku pembelian dan perilaku setelah pembelian.
yaitu: pentingnya pembelian, sifat kepribadian, status Kekuatan sosial budaya dan psikologis berpengaruh
keuangan, batasan waktu, faktor sosial dan organisasi, terhadap keputusan membeli oleh konsumen (Stanton, et
kelas sosial serta kebudayaan. al., 1991:135-136). Kekuatan sosial budaya terdiri dari
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membeli faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan dan
menurut Kotler (2000:161-176) terdiri dari: (1) budaya keluarga. Kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman
yang terdiri dari: budaya, sub budaya dan kelas sosial, belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri
(self-concept). Hasil penelitian dari Pollard, et al. (2002), Howard, John A. and Seth, Jagdisth N., 1969. The
faktor yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi Theory of Buyer Behavior. New York: John
makanan adalah keterbatasan waktu (berbelanja, Willey & Sonds, Inc.
persiapan dan mengkonsumsi, mudah rusak), keakraban
(kebiasaan, budaya dan tradisi, neofobia makanan), Kotler, P., 2003. Marketing Management. Elevent
hubungan sosial (yang menjadi keinginan sosial, food Edition. USA :Pearson Education, Inc.
ideology), ideologi pribadi (kepercayaan, kebijakan
perdagangan), media dan iklan, kesehatan (pengetahuan, ................., 2000. Marketing Management. Millennium
optimistic bias). Edition. USA :Prentice-Hall, Inc.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat dikelompokkan
bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan membeli Kotler, P., Armstrong, G., Saunders, J., and Wong, V.,
terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor 1999. Principles of Marketing. 2nd Edition.
ekstenal terdiri dari bauran pemasaran / marketing USA :Prentice-Hall, Inc.
stimuli dan lingkungan sosial budaya. Faktor internal
yaitu faktor psikologi. Laudon, David L. and Della Bitta, Albert J., 1984.
Consumer Behavior : Concept and Applications.
USA: McGraw Hill Inc.
KESIMPULAN
Keputusan membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh Li, N. and Zhang, P. (2002), Consumer online shopping
berbagai faktor. Faktor tersebut dapat dikelompokan attitudes and behavior: an assessment of research,
menjadi : (1) Stimuli pemasaran; (2) Lingkungan sosial Proceedings of 8th Americas Conference on
budaya masyarakat; dan (3) Psikologi konsumen. Information System, 2002, pp. 508-17.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh konsumen hinga
keputusan membeli dan setelah keputusan membeli Lohse, G.L., Bellman, S. and Johnson, E.J. (2000),
adalah sebagai berikut : (1) Pengenalan kebutuhan oleh Consumer buying behavior on the internet:
konsumen; (2) Pencarian informasi tentang produk yang findings from panel data, Journal of Interactive
diinginkan; (3) Evaluasi dari berbagai produk yang Marketing, Vol. 14 No. 1, pp. 15-29.
dipilih agar mendapatkan produk yang paling sesuai
kebutuhan; (4) Keputusan membeli produk; dan (4) Mangkunegoro, Anwar Prabu, 2002. Perilaku
Perliku setelah mengkonsumsi/menggunakan produk Konsumen. Edisi revisi. Bandung: PT Refika
(kepuasan). Lankah-langkah keputusan membeli ada Aditama.
yang dilakukan secara jelas (betul-betul memerlukan
waktu dan tenaga/usaha) dan ada yang kurang jelas Pollard, J., Kirk, S.F.L., and Cade, J.E., 2002. Factors
(hanya sedikit waktu serta usaha), bergantung pada affecting food choice in relation to fruit and
harga serta kompleksitas barang yang dibeli. Harga vegetable intake. Nutrion Research Reviews
semakin mahal dan kompleksitas (kecanggihan) barang 15:373-387.
yang dibeli semakin tinggi, langkah-langkah dalam
keputusan membeli semakin menghabiskan banyak Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leislie Lazar, 2000.
waktu serta usaha. Consumer Behavior. Seventh Edition. USA
:Prentice-Hall, Inc.
DAFTAR PUSTAKA
---------------------------------------------------------, 1994.
Ajzen, I. (1991), The theory of planned behavior, Consumer Behavior. Fifth Edition. USA
Organizational Behavior and Human Decision :Prentice-Hall, Inc.
Processes, Vol. 50, pp. 179-211.
Simon, H. (1977). The New Science of Management
Childers TL, Carr CL et al. (2001), Hedonic and Decisions, Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall
utilitarian motivations for online retail shopping
behaviour, Journal of Retailing 77, 511535. Stanton, W.J., Etzel, M.J., and Walker, B.J., 1991.
Fundamentals of Marketing. 9nd. Edition.USA:
Engel, JF., Blackwell, RD., & Miniard, PW., 1993. McGraw-Hill, Inc.
Consumer Behavior. Seventh Edition. USA: The
Dryden Press. Sumarwan, Ujang, 2003. Perilaku Konsumen. Bogor:
PT. Ghalia Indonesia
Swastha Basu dan Irawan, 2003. Manajemen Pemasaran
Modern. Yogyakarta: Liberty Offset.

Turban, Efraim, 1995. Decision Support Systems. 4nd


Edition. USA :Prentice-Hall, Inc.

Wilkie, Wieliam L., 1990. Consumer Behavior. 2nd.


Edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Zaltman, Gerald and Wallendorf, Melani, 1979.


Consumen Behavior: Basic Findings and
Management Implications. USA : John Willey &
Sons Inc.

http://www.internetworldstats.com/ [diakses Januari


2011]

Anda mungkin juga menyukai