Kejang Pada Neonatus
Kejang Pada Neonatus
Oleh : Kelompok 3
Nama Kelompok :
1. Eka Sunart NIM : P07524113011
2. Ernawaty Sinaga NIM : P07524113012
3. Fadillah Tri Elmanda NIM : P07524113013
4. Funny G Silalahi NIM : P07524113014
5. Fitri Amalia harahap NIM : P07524113015
Kelas : II-B
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia
Nya. Kita masih diberi kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada Dosen kami yaitu Ibu Ardiana Batubara ,SST,M.Keb yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah ini agar dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang
dapat membantu dalam penyelesaian kurikulum.Kami menyadari dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan.Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang membantu kami
dalam menyelesakan makalah ini, kami mohon maaf atas segala kekurangan dan semoga tulisan
ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .......................................................................................
.........i
DAFTAR
ISI .........................................................................................................
....ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan..2
1.4. Manfaat Penulisan2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi kejang..
..3
2.2 Klasifikasi
kejang4
2.3 Masalah yang
ditimbulkan6
2.4 Etiologi kejang pada
BBL..7
2.5 Patofisiologi kejang pada
BBL.7
2.6 Manifestasi klinik kejang pada
BBL8
2.7
Diagnosis.
8
2.8 Diagnosis
banding.....9
2.9 Penatalaksanaan kejang pada
BBL..10
BAB III
KASUS
12
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
22
4.2
Saran...
22
DAFTAR
PUSTAKA...
23
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.7 Diagnosis
Penilaian untk membuat diagnosis antara lain dilakukan dengan urutan
sebagai berikut :
1. Anamnesis yang teliti tentang keluarga, riwayat kehamilan, riwayat persalinan
dan kelahiran.
a. Riwayat kehamilan
Bayi kecil untuk masa kehamilan
Bayi kurang bulan
Ibu tidak disuntik TT
Ibu menderita DM
b. Riwayat persalinan
Persalinan dengan tindakan
Persalinan presipitatus
Gawat janin
c. Riwayat kelahiran
Trauma lahir
Lahir asfiksia
Pemotongan tali pusat dengan alat tidak steril
2. Pemeriksaan kelainan fisik bayi baru lahir
a. Kesadaran (normal, apatis, somnolen, sopor, koma)
b. Suhu tubuh (normal, hipertermia, hipotermia)
c. Tanda-tanda infeksi lainnya
3. Penilaian kejang
a. Bentuk kejang: gerakan bola mata abnormal, nystagmus, kedipan mata proksimal,
gerakan mengunyah, gerakan otot-otot muka, timbulnya apnea yang episode,
adanya kelemahan umum yang periodik, tremor, jitterness, gerakan klonik
sebagian ekstremitas, dan tubuh yang kaku.
b. Lama kejang.
c. Apakah pernah terjadi sebelumnya.
4. Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah dapat berupa: gula darah, elektrolit darah (terutama kalsium
dan magnesium), darah tepi, punksi lumbal, punksi subdural, kultur darah, dan
titer TORCH
2. EKG dan EEC
3. Foto rotgen dan USG kepala
BAB III
KASUS
B. Keluhan Utama
Bayi Ny. Rina lahir spontan pervaginam, dengan keluhan kejang, bayi tampak kejang,
mata berputar-putar, sianosis, ektremitas kaku, tremor, bayi mengalami asfiksia
ringan, sulit bernafas, suhu tubuh 36oC, apgar score 5/8. BB : 2800 gr, PB : 50 cm,
denyut jantung : 98 x/menit
C. Riwayat Persalinan
1. Persalinan ditolong oleh : Bidan
2. Jenis persalinan : Spontan pervaginam
3. Tempat persalinan : RB Kasih Ibu
4. Lama persalinan :
a. Kala I : 10 jam 30 menit
b. Kala II : 30 menit
c. Kala III : 30 menit
d. Kala IV : 2 jam
5. Masalah yang terjadi selama persalinan : tidak ada
6. Keadaan air ketuban : jernih
7. Keadaan umum bayi : kelahiran tunggal, usia kehamilan saat melahirkan + 40
minggu
D. Pemeriksaan Fisik
1. Nilai apgar
No Asfek Yang 0 1 21 Waktu
Dinilai 1 5
1. Frekuensi Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100 1 2
denyut jantung
2. Usaha Tidak ada Lambat teratur Menangis kuat 1 1
bernafas
3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif 1 1
flexi sedikit
4. Reaksi Tidak ada Gerakan sedikit Menangis 1 2
terhadap
rangsangan
5. Warna kulit Biru/pucat Tubuh Seluruh tubuh 1 2
kemerahan kemerahan
ekstremitas biru
Jumlah 5 8
2. Atropometri
a. Berat badan : 2800 gr
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar kepala : 35 cm
d. Lingkar dada : 30
e. Lila : 9,5 cm
3. Reflek
a. Moro : tidak ada
b. Tonic neak : tidak ada
c. Palmargrap : tidak ada
4. Menangis : tidak menangis spontan, bayi manangis saat dirangsang
5. Tanda vital-vital
a. Nadi : 110 x/menit
b. Suhu : 36oC
c. Pernafasan : 32 x/menit
6. Kepala
a. Simetris : tidak ada kelainan yang dialami
b. Ubun-ubun besar : cembung
c. Ubun-ubun kecil : tidak ada
d. Caput succedenum : tidak ada
e. Chepal hematoma : tidak ada
f. Sutura : tidak ada moulage
g. Luka kepala : tidak ada
h. Kelainan yang dijumpai : tidak ada kelainan
7. Mata
a. Posisi : simetris kanan dan kiri, tampak berputar-putar
b. Kotoran : tidak terdapat kotoran
c. Perdarahan : tidak terdapat perdarahan
d. konjungtiva: : pucat , sclera : ikterik
8. Hidung
a. Lubang hidung : terdapat 2 lubang kanan dan kiri
b. Cuping hidung : ada, simetris kanan dan kiri
c. Keluaran : tidak ada
9. Mulut
a. Simetris : atas dan bawah
b. Palatum : tidak ada celah
c. Saliva : tidak ada hipersaliva
d. Bibir : tidak ada labia skizis
e. Gusi : merah, tidak ada laserasi
f. Lidah bintik putih : tidak ada
10. Telinga
a. Simetris : kanan dan kiri
b. Daun telinga : ada kanan dan kiri
c. Lubang telinga : ada kanan dan kiri berlubang
d. Keluhan : tidak ada
11. Leher
a. Kelainan : tidak ada kelainan
b. Pergerakan : dapat bergerak ke kanan dan ke kiri
12. Dada
a. Simetris : simetris akan dan kiri
b. Pengeraakan : bergerak waktu bernafas
c. Bunyi nafas : nafas lambat, teratur
d. Bunyi jantung : dangkal, cepat, tidak teratur, 98 x/menit
13. Perut
a. Bentuk : simetris, tidak ada kelainan
b. Bising usus : teratur
c. Kelainan : tidak ada kelainan
14. Tali pusat
a. Pembuluh darah : 2 arteri 1 vena
b. Perdarahan : tidak ada perdarahan
c. Kelainan : tidak ada kelainan
15. Kulit
a. Warna : kebiruan
b. Turgor : (+) ada
c. Lanugo : ada
d. Vernik kaseosa : ada
e. Kalainan : tidak ada kelainan
16. Punggung
a. Bentuk : lurus
b. Kelainan : tidak ada kelainan
17. Ekstremitas
a. Tangan : simetris kanan dan kiri, kulit tampak biru
b. Kaki : simetris kanan dan kiri, kulit tampak biru
c. Pergerakan : kaku
d. Kuku : lengkap, warna kebiruan
e. Bentuk kaki : lurus
f. Bentuk tangan : lurus
g. Kelainan : tidak ada kelainan
18. Genetalia : jenis kelamin perempuan
V. PERENCANAAN
a. Atasi kejang
a. Beri bayi obat anti kejang dengan memberikan obat diazepam dengan dosis 0,1-
0,3 mg/kg BB IV.
b. Pasang infus intravena dipembuluh darah periver dengan cairan dextrose 10%
b. Lakukan pembebasan jalan nafas
a. Bebas jalan nafas
b. Letakkan bayi pada posisi yang benar
c. Lakukan slim zuinger
c. Lakukan ransangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi
b. Atau sentil
d. Pertahankan suhu badan bayi
a. Membungkus bayi
b. Menghidupkan radian warmer
e. Lakukan perawatan tali pusat
a. Jepit tali pusat dengan 2 klem
b. Potong tali pusat dengan kasa steril
c. Bungkus tali pusat dengan kasa steril
d. Ajarkan ibu untuk perawatan tali pusat
e. Anjurkan pada ibu untuk perawatan tali pusat secara teratur
f. Evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
f. Lakukan penilaian bayi
a. Perhatikan dan nilai nafas bayi
b. Hitung frekuensi/denyut jantung bayi
c. Nilai warna kulit bayi
g. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI Ekslusif
h. Anjurkan ibu untuk mengkomsumsi sayuran hijau
VI. PELAKSANAAN
Pada tanggal 19 November 2007
i. Mengobati kejang
a. Pasang infus intravena di pembuluh darah perifer, di tangan, kaki atau kepala jika
bayi di duga dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit diabetes melitus pemasangan
infus melalui vana umbilikostik
b. Beri obat anti kejang yaitu : diazepam 0,5/kg, supositoria IM sampai kejang
teratasi
c. Bila kejang sudah teratasi, beri cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg
BB/hari
ii. Melakukan pembebasan jalan nafas
a. Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung dan mulut
bayi secara zig-zag dengan kasa steril segera setalah lahir
b. Melakukan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah
dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung ke bawah bahu sehingga
bahu terangkat 2-3 cm
c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lendir dari mulut
dan hidung menggunakan slim zuinger. Bila air ketuban bercampur mekonium.
Maka penghisapan dari trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium.
Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung
iii. Mempertahankan suhu tubuh bayi
a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada di atas perut ibu
bila tali pusat panjang, mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk
mengihilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui
evaporasi
b. Menghidupkan radio warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi dengan
meletakkan bayi telentang di bawah alat pemancar panas. Alat pemancar panas
perlu disiapkan sebelumnya agar kasur tempat diletakkan bayi juga hangat.
iv. Melakukan perawatan tali pusat
a. Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem
b. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat dan mengikatnya
c. Membungkus tali pusat dengan kasa steril
d. Mengajarkan pada ibu untuk perawatan tali pusat
e. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
v. Melakukan rangsangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi kearah atas
b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat
menimbulkan atau mempertahankan pernafasan
vi. Melakukan penilaian bayi
a. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
b. Menilai warna kulit bayi
vii. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif bagi bayi selama 6 bulan
viii. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
ix. Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung kegiatan ibu dalam merawat
bayinya
x. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau seperti bayam, daun katu,
daun singkong, serta kacang-kacang.
VII. EVALUASI
Pada tanggal 19 November 2007
1. Pemberian obat anti kejang telah dilakukan
a. Pemasangan infus intravena
b. Memberi obat anti kejang yaitu diazepam 0,5/kg sampai kejang teratasi
2. Pembebasan jalan nafas telah dilakukan
a. Mata, hidung, dan mulut telah di bersihkan
b. Bayi telah diposisikan dengan benar
c. Jalan nafas telah dibersihkan
3. Suhu tubuh bayi telah dipertahankan
a. Bayi telah dibungkus dengan handuk kering dan bersih
b. Tubuh dan kepala bayi telah dikeringkan dengan handuk
c. Radian wamer telah melakukan pembesan jalan nafas
4. Rangsangan taktil telah dilakukan dan punggung telah diusap ke arah atas
5. Perawatan tali pusat telah dilakukan
6. Kejang telah teratasi, memberikan cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60
ml/kgBB/hari
7. Bayi telah bernafas spontan
8. Ibu mengerti akan pentingnya ASI ekslusif selama 6 bulan
9. Ibu mengerti cara merawat tali pusat bayi
10. Suami dan keluarga bersedia membantu ibu dalam merawat bayinya
11. Ibu mengerti dan tersedia mengkonsumsi sayuran hijau, seperti : bayam, daun katu,
daun sinkong, serta kacang-kacang
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kejang pada BBL secara klinis adalah perubahan proksimal dari fungsi
neurologik (misalnya perilaku, sensorik, motorik, dan fungsi autonom sistem
syaraf yang terjadi pada bayi berumur sampai dengan 28 hari. Kejang dapat
timbul sebagai suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan berelaksasi
secara cepat dan berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari aktivitas
elektrik di otak, yaitu terjadi loncatan loncatan listrik di dalam sel otak.
Manifestasi klinik kejang sangat bervariasi bahkan sangat sulit
membedakan dengan gerakan bayi itu sendiri. Meskipun demikian diagnosis yang
cepat dan penanganan yang tepat merupakan hal yang penting, karena pengenalan
kondisi yang terlambat meskipun tertangani akan dapat meninggalkan sekuel pada
sistem syaraf.
4.2 Saran
Mengingat kejang merupakan tanda bahaya yang sering terjadi pada BBL
dan dapat mengakibatkan hipoksia otak yang cukup berbahaya bagi kelangsungan
hidup bayi maka diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang baik agar sebagai
bidan, kita dapat menangani kejang pada BBL dalam praktik kebidanan kelak.
DAFTAR PUSTAKA