PENDAHULUAN
1
jasmani yang dapat dilatih adalah kelenturan (flexibility) yang merupakan kemampuan untuk
menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah pergerakannya.
I.2.TUJUAN
I.2.1.TUJUAN UMUM
Setelah memberikan penyuluhan tentang Pencegahan Low Back Pain pada lansia di
Posyandu Lansia Krajan Tengah, Desa Punung, Kecamatan punung diharapkan ibu-ibu lansia
dapat mengetahui tentang pencegahan Low Back Pain.
I.2.2.TUJUAN KHUSUS
Setelah memberikan penyuluhan tentang Pencegahan Low Back Pain, diharapkan lansia di
Posyandu lansia Krajan Tengah Desa Punung, Kecamatan Punung dapat mengerti dan
memahami tentang :
1. Apa yang dimaksud dengan Low Back Pain
2. Mengetahui penyebab dari Low Back Pain
3. Kemungkinan terapi untuk Low Back Pain pada lansia
4. Mengatur posisi tubuh untuk aktivitas sehari-hari sehingga dapat mengurangi resiko
untuk terkena Low Back Pain
I.3.MANFAAT
I.3.1.Manfaat Bagi Masyarakat
Pengetahuan yang diberikan diharapkan dapat menambang pengetahuan masyarakat
tentang Low Back Pain. Sehingga lansia dapat mengetahui penyebab, terapi dan melakukan
tindakan pencegahan untuk terhindar atau mengurangi resiko terkena Low Back Pain,
sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup lansia.
I.3.2.Manfaat Bagi Dokter Internship
Dokter Internship mampu menjalankan fungsinya memberikan pengetahuan tentang
Pencegahan Low Back Pain kepada masyarakat. Selain itu, dapat melatih diri dalam
pelayanan kesehatan di masyarakat, bukan hanya dalam terapi penyakit tetapi dalam promosi
kesehatan dan preventif penyakit.
I.3.3.Manfaat Bagi Puskesmas Punung
Pengetahuan masyarakat mengenai Pencegahan Low Back Pain pada Lansia dapat
membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat terutama lansia, serta sebagai salah satu
upaya promosi kesehatan dari Puskesmas
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
II.1.3. Masalah pada lansia
Masalah-masalah pada lansia antara lain, mudah jatuh, mudahlelah, kekacauan mental akut,
nyeri dada, sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik, berdeba-debar, pembengkakan
kaki bagian bawah, nyeri punggung bawah atau pinggang, nyeri pada sendi pinggul, berat
badan menurun, mengompol, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan tidur,
keluhan pusing, keluhan dingin dan kesemutan, serta mudah gatal.
4
sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada
istirahat dan pemakaian analgesik.
II.2.2.2.Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri
ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang
berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena
osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
5
belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri
pada tulang belakang hingga ke pinggang
Spondilosis, spondilo artrosis deformans merupakan salah satu sebab umum dari LBP,
terutama pada lansia. Nyeri tersebut bertambah pada gerakan pinggang , terutama pada
saat melakukan gerakan pinggang setelah berdiam dalam sikap duduk atau baring.
HNP, penyebabnya adalah degenerasi diskus dan ligamentum longitudinal akibat stress
setiap kali seseorang mengangkat benda berat,dan menegakkan badan secara bertenaga
sehingga anunulus fibrosus dapat sobek.
LBP pada osteoporosis biasanya diakibatkan kompresi fraktur. Tetapi adakalanya
osteoporosis tanpa fraktur ditemukan pada kasus LBP umum. Fraktur kompresi sering
timbul karena trauma yang tidak berarti dan tanpa disadari. Batuk, bersin, atau duduk
terguncang-guncang sudah dapat menimbulkan fraktur kompresi pada tulang belakang
yang osteoporotik. Karena fraktur tersebut biasanya medula spinalis tidak mengalami
gangguan apapun, tetapi radiks dapat terjepit sehingga menimbulkan nyeri radikular.
Osteoporosis juga sering dijumpai pada wanita tua yang dikenal dengan osteoporosis post
menopause
b. Penyakit Fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai dengan
nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat
beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.
c. Penyakit Infeksi
Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai
dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.
d. Psikoneurotik
Beban psikis yang dirasakan berat oleh penderita dapat pula bermanifestasi sebagai
LBP karena menegangnya otot - otot.
6
Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama
juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP.
Obesitas merupakan salah satu faktor yangmenyebabkan terjadinya LBP akibat
pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat
penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot.
II.3.Penatalaksanaan LBP
a. Bedrest/ tirah baring
Pada saat LBP menyerang, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi
tekanan apapun pada tulang belakang. Apabila memungkinkan membaringkan pasien di
tempat tidur. Atur posisi yang nyaman.
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan sikap
tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per, dengan demikian tempat tidur
harus dari papan lurus, dan kemudian ditutup dengan lembar busa tipis. Tirah baring ini
sangat bermanfaat untuk LBP mekanik akut, fraktur dan HNP. Pada HNP sikap berbaring
paling baik ialah dalam posisi setengah duduk dimana tungkai dalam sikap fleksi pada sendi
panggul dan lutut. Lama tirah baring tergantung pada berat ringannya gangguan yang
dirasakan penderita. Trauma mekanik akut tidak perlu lama berbaring, HNP lebih lama, dan
kasus fraktur paling lama.
b. Kompres hangat atau dingin
Penggunaan kompres hangat meningkatkan aliran darah ke suatu area dan
kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri. Kompres es dapat menurunkan prostaglandin,
yang memperkuat sensivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cidera dengan
menghambat proses inflamasi.
c. Medikamentosa
Obat-obatan mungkin perlu diberikan ntuk menangani nyeri akut. Analgetik narkotik
digunakan untuk memutus lingkaran nyeri; relaksan otot dan penenang digunakan untuk
membuat relaksasi pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga dapatmengurangi
nyeri. Obat anti inflamasi seperti aspirin dan NSAID berguna untuk mengurangi nyeri.
Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons inflamasi dan mencegah timbulnya
neurofibrosis, yang terjadi akibat gangguan iskemia. Dokter dapat memberikan injeksi
7
kortikosteroid epidural, suntikan infiltrasi otot paraspinalis dengan anestesi local, atau
menyuntik sendi faset dengan steroid untuk menghilangkan nyeri.
d. Relaksasi otot
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan
ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas
abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan
bernafas dengan perlahan dan nyaman.
e. Traksi
Untuk kasus seperti HNP dapat dilakukan pelvic traction. Alat- alat untuk itu di
rumah sakis sudah bekerja secara otomatis. Berat anak timbangan yang diperlukan adalah 10-
15 kg. Dengan traksi tersebut kedua tungkai bebas bergerak, jadi tidak menjemukan penderita
sehingga bisa dilakukan pada masa yang cukup lama bahkan terus-menerus.
f. Korset lumbosakral
Korset digunakan sebagai tindakan jangka pendek. Korset membantu otot relaks, dan
mencegah pasien melakukan gerakan yang bisa memperburuk LBP.
g. Latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung/ senam
Latihan fisik mencegah kontraktur dan atrofi tak terpakai (disused atrophy) serta
untuk melancarkan sirkulasi darah. Untuk golongan orang tua anjuran untuk senam diberikan
sebagai terapi pelengkap.
Latihan peregangan punggung bawah secara ringan bisa membantu meredakan nyeri
dan meningkatkan mobilitas. Anjurkan penderita melakukannya dengan perlahan dan lembut,
serta bernafas teratur selama latihan.
8
II.4.Pencegahan Low Back Pain
1. Posisi tubuh ketika duduk dan menyetir
Bagi pelajar dan orang kantoran hal ini sering diabaikan. Hal yang sederhana ini jika
berlangsung lama juga akan menyebabkan ketegangan pada otot dan sendi punggung
bawah.Akibatnya akan timbul nyeri dan ketidaknyamanan.
a. Posisi Terlentang
Selipkan bantal di bawah lutut ketika tidur posisi terlentang. Hal ini untuk pertahankan kontur
tulang belakang dan agar otot di punggung lebih rileks,
b. Posisi Miring
Selipkan bantal di antara kedua tungkai dan dikepala ketika tidur dengan posisi miring
dengan lutut ditekuk. Tujuannya sama, agar otot-otot daerah pinggang tidak tegang.
9
3.Ketika Beranjak Bangun dari Posisi Tidur
Jangan beranjak bangun langsung dari posisi terlentang karena akan memperberat atau
mencetuskan nyeri. Sebaiknya miring dahulu, kemudian dengan tangan menyangga berubah
posisi jadi duduk. Setelah duduk beberapa waktu untuk memantapkan posisi pinggang
kemudian baru berdiri. Hindari gerakan yang tiba-tiba dan memutar pinggang (bending).
10
BAB III
III.1.Perencanaan
III.1.1. Sasaran
Kegiatan penyuluhan tentang Pencegahan Low Back Pain pada Lansia di Posyandu Lansia
Krajan Tengah, Desa Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
Kegiatan ini dilakukan di Posyandu Lansia Krajan Tengah tanggal 17 April 2013
Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Low Back Pain pada Lansia ini dilakukan di Posyandu
Lansia Krajan Tengah, Desa Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
Pemilihan intervensi adalah berupa pemberian penyuluhan tentang Pencegahan Low Back
Pain pada lansia kepada lansia di posyandu Krajan Tengah, Desa Punung, Kecamatan
Punung, Kabupaten Pacitan
11
BAB IV
Pada tanggal 17 April 2013 dilakukan Penyuluhan tentang Pencegahan Low Back
Pain pada Lansia di Posyandu Lansia Krajan Tengah, Desa Punung, Kecamatan Punung yang
dihadiri sekitar 20 lansia, 3 kader posyandu, dan 1 staff perawat Puskesmas Punung.
Setelah dilakukan pemberian materi, para peserta dapat melakukan tanya jawab dengan
narasumber. Agar peserta dan kader desa dapat lebih mudah dan lebih mengerti tentang
Pencegahan Low Back Pain pada lansia sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
12
DAFTAR PUSTAKA
13