GASTRITIS EROSIF
Dokter Pembimbing :
Disusun oleh:
Isnaini Ashar
20050310200
BAB II LAPORAN
KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Usia : 82 tahun
Pekerjaan : Petani
1
Alamat : Bantul
Agama : Islam
II. ANAMNESA
2
Riwayat batuk kronis disangkal
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang serupa dengan
pasien.
e. Anamnesis Sistem
Vital Sign
- Suhu : 36,3 C\
- Nadi : 82 x/menit
- Pernafasan : 22x/menit
A. KEPALA
Mata : Mata cekung (-/-), conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
palpebra udem (-/-), reflek pupil (+) normal, isokor
Hidung : Discharge (-/-) warna putih jernih atau bening, deformitas (-/-),
deviasi septum (-/-), nafas cuping hidung (-)
Leher : JVP tidak meningkat, pembesaran thyroid (-), kaku kuduk (-),
budzinky I (-).
B. THORAX
PULMO
JANTUNG
C. ABDOMEN
D. EKSTREMITAS
1. Laboratorium
Darah Lengkap
Foto Thorax
IV. DIAGNOSIS
V. DIAGNOSIS BANDING
- Ulkus peptikum
- GERD
- Sirosis hepatik
VI. TERAPI
Terapi Farmakologis:
Infus RL 16 tpm
Inj.Kalnex 3x1 amp
Inj.Metocloparamid 3x1 amp
Inj. Ceftriaxone 2x1 g
Vitamin K 2x1
Laxadin syr 1x2 cth
Omeprazole 2x1
Inpepsa syr 3x1 cth
PUSTAKA
A. Gastritis Erosive
I. Definisi
a. Helicobater pylori
OAINS dan alkohol merupakan zat yang dapat merusak mukosa lambung
dengan mengubar permeabilitas sawar epitel, sehinga memungkinkan
difus balik asam klorida yang mengakibatkan kerusakan jaringan
terutama pembuluh darah. Zat ini menyebabkan perubahan kualitatif
mukosa lambung yang dapat mempermudah terjadinya degradasi
mukus oleh pepsin. Mukosa menjadi edem, dan sejumlah besar protein
plasma dapat hilang. Mukosa kapiler dapat rusak mengakibatkan
hemoragi interstisial dan perdarahan. Mukosa antrum lebih rentan
terhadap difusi balik dibanding fundus sehinga erosif serin terjadi di
antrum (Lindseth, G.,
2006).
c. Stress ulkus
Ulkus stress dibagi menjadi 2. Ulkus cushing karena cedera otak ditandai
oleh hiperasiditas nyata yang diperantarai oleh rangsang vagus dan ulkus
curling an sepsis ditandai oleh hipersekresi asam lambung. Sebagian
besar peneliti setuju bila iskemia mukosa lambung adalah factor etiologi
utama yang menyebabkan terjadinya destruksi sawar lambung dan
terbentuk ulserasi (Lindseth, G., 2006).
V. Terapi
a. Non-medikamentosa
1. Istirahat
2. Diet
1. Antasida
3. Koloid Bismuth
4. Sukralfat
5. Prostaglandin
+ +-
Mekanisme kerja memblokir enzim K H ATP ase yang akan
+ +-
memecah KH ATP menjadi energi yang digunakan untuk
mengeluarkan asam lambung. Penggunaan jangka panjang dapat
menimbulkan kenaikan gastrin darah. PPI mencegah pengeluaran asam
lambun, menyebabkan pengurangan rasa sakit, mengurangi faktor
agresif pepsin dengan PH>4.
Omeprazol 2x20 mg
Terapi tripel
c. Tindakan operasi
KESMIPULAN
+ +-
Omeprazole dengan memblokir enzim K H ATP ase yang akan memecah
+ +-
KH ATP menjadi energi yang digunakan sel parietal untuk
mengeluarkan asam lambung
Inpepsa syrup, berisi sukralfat yang dibentuk dari sukrosa oktasulfat dan
polialumunium sebagai pelindung mukosa dari asam lambung, pepsin dan
garam empedu.
Vitamin K, sebagai koenzim yang mensintesa faktor pembekuan darah,
yakni faktor II (protrombin), VII (prokonvertin), IX (christmas faktor) dan X
(Stuart- Power faktor).
DAFTAR PUSTAKA
Hirlan, 2006, Gastritis, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Suyono, S. (ed),
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Lindes, G., 2006. Gangguan Lambung dan Duodenum, dalam Patofisiologi. Jakarta:
EGC
McGuigan, J., 2000. Ulkus Peptikum dan Gastritis, dalam Prinsip-Prinsip Ilmu
Penyakit Dalam. Jakata: EGC
Tierney, L., dkk.2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Salemba Medika