Anda di halaman 1dari 2

Tempat Akumulasi Emas Aluvial (Placer)

Flysh Geost Tuesday, February 16, 2016

Daerah-daerah sungai yang terlalu rendah bukanlah merupakan tempat yang favorit bagi
akumulasi emas aluvial (placer), demikian juga dengan daerah hulu sungai. Hal ini karena di
tempat-tempat tersebut suplai material sumber terbatas. Daerah yang paling bagus adalah daerah
pertengahan antara hulu dan hilir sungai.

Ketika aliran air sungai melintasi lantai lembah yang licin, maka butiran-butiran emas serta
gravel-gravelnya akan melintas dengan cepat tanpa atau hanya sedikit sekali memiliki
kesempatan untuk terendapkan. Tetapi jika suatu sungai atau anak-anak sungainya mencapai
lembah dengan gradien yang agak landai, maka tercapai kondisi yang ideal untuk terjadinya
pengendapan dan pengkonsentrasian emas sehingga dapat membentuk deposit yang bernilai
ekonomis.

Baca juga : Emas Aluvial (Placer) dan Sejarah Perburuannya


Di daerah sungai bermeander dengan kecepatan aliran yang tinggi, aliran tercepat berada pada
bagian luar meander. Sedangkan aliran yang lambat berada di sisi sebaliknya. Perpotongan
keduanya, di mana endapan gravel terbentuk, merupakan tempat yang favorit bagi pengendapan
butiran emas. Dengan terjadinya migrasi lateral dari meander tersebut, maka "pay streak" akan
tertutupi dan akhirnya berpindah jauh dari "stream channel" asalnya. "Pay streak" adalah
area akumulasi mineral-mineral berat akibat pertemuan aliran yang deras dengan aliran yang
lambat.

Gambar beberapa model akumulasi emas aluvial pada sungai.

Sebenarnya, emas aluvial (placer) tidak terbentuk di meander-meander hilir dari suatu sungai
tua, karena kecepatan alirannya tidak memungkinkan untuk mampu mentransport mineral-
mineral berat seperti emas. Ketika sungai memotong batuan berlapis yang sangat miring atau
vertikal, seperti batu slate, sekis, atau perselingan lapisan yang kasar dan halus, maka lapisan
yang kasar cenderung akan menonjol ke atas, sedangkan yang halus akan terpotong.
Proses tersebut diatas akan membentuk riffles. Bentuk "riffles" ini mirip dengan potongan-
potongan kayu yang dipaku di bagian dasar sluice box untuk memisahkan emas pada proses
"sluicing". Riffle-riffle alami ini merupakan perangkap yang sangat bagus untuk menjebak
butiran emas, dan bisa membentuk bonanza (endapan plaser yang sangat besar dan kaya).

Pada saat material-material dibawa oleh anak sungai yang beraliran cepat masuk ke sungai induk
yang beraliran lambat, maka material-material tersebut akan terakumulasi dengan kecepatan
yang menurun, dalam bentuk "pay streak" di sisi sungai yang terdekat. Jika sungai memotong
lode (tubuh batuan yang termineralisasi), dan melewati bagian lode yang sudah terkorosi
(lapuk), maka "pay streak" akan menyebar sepanjang channel sungai di sisi hilir dari lode
tersebut.

Baca juga : Sejarah dan Potensi Emas Aluvial di Indonesia


Butiran emas akan cenderung mengambil posisi di jalur "pay streak". Proses ini bisa dijadikan
indikasi untuk menentukan hulu di mana emas berasal, dan kemudian akan mencirikan lode
induk di daerah sekitarnya. Dari sinilah para geologi juga bisa menemukan emas primer yang
bernilai tinggi.

Akumulasi emas aluvial menuntut adanya kondisi kesetimbangan yang kontinyu antara
kecepatan sungai dengan akumulasi gravel. Gravel-gravel tidak boleh terlalu tebal, harus
bergerak secara lamban ke arah hilir, dan harus betul-betul terendam secara keseluruhan dalam
air. Ada ataupun tidaknya kondisi seperti ini di suatu sungai sangat menentukan nilai ekonomis
suatu "pay streak" dan jarang-tidaknya disseminasi emas.
==========

http://www.geologinesia.com/2016/02/tempat-akumulasi-emas-aluvial-placer.html

Anda mungkin juga menyukai