Pemanggangan merupakan proses pengolahan pangan yang digunakan untuk
mengubah mutu bahan pangan dengan cara mengurangi kadar air yang ada dalam bahan pangan, menggunakan udara panas sebagai media panas. Alat-alat yang biasa digunakan dalam proses pemanggangan yakni oven listrik dan oven gas. Pada praktikum kali ini yakni pengujian pemanggangan dengan menggunakan sampel pisang uli dan alatnya oven listrik. Praktikan melakukan dua pengujian, yaitu pengaruh waktu pemanggangan dan pengaruh dimensi bahan. Pada pengaruh waktu pemanggangan mula-mula pisang uli dikupas dan diiris dengan ketebalan 5cm, kemudian pisang uli dipanggang selama 5, 10, 15, dan 20 menit pada suhu 60C, setelah itu diamati dan dianalisis waktu pemanggangan terhadap mutu produk, dari percobaan ini diamati pengaruh waktu terhadap perubahan warna, aroma dan tekstur. Pada waktu pemanggangan 5 menit, didapatkan hasil warna pisang uli masih belum berubah dengan warna awal pada saat belum dimasukkan ke dalam oven yaitu berwarna kuning muda, ini dikarenakan waktu yang digunakan masih belum terlalu lama. Aroma pisang juga masih sama seperti awal (+), serta tekstur yang masih agak keras. Pada waktu pemanggangan 10 menit, warna yang dihasilkan juga masih sama yaitu kuning muda, namun aroma pisang sudah mulai tercium (++) dan tekstur juga sudah mulai empuk (++). Pada waktu pemanggangan 15 menit, warna sudah mulai memucat yakni kuning pucat (+), namun aroma pisang masih sama seperti 10 menit, pada tekstur pisang sudah lebih empuk (+++) dibandingkan dengan awal. Dan pengamatan terakhir pada waktu pemanggangan 20 menit, warna yang dihasilkan lebih pucat atau kuning pucat (++), serta aroma pisang yang lebih pekat dibanding dengan waktu pemanggangan sebelumnya (+++), namun tekstur sama seperti pemanggangan pada waktu sebelumnya (15 menit). Perubahan yang terjadi pada warna pisang tersebut dikarenakan terjadinya reaksi mailard yaitu reaksi pencoklatan non-enzymatis yang terjadi karena adanya reaksi antara gula pereduksi dengan gugus amin bebas dari asam amino atau protein, sehingga menghasilkan sampel pisang berubah warnanya lebih coklat. Reaksi mailard dalam makanan dapat berfungsi untuk menghasilkan flavor dan aroma, dapat menyebabkan kehilangan ketersediaan asam amino, kehilangan nilai gizi, pembentukan antinutrisi, pembentukan komponen toksik, dan komponen mutagenik (Catrien, 2008). Reaksi mailard ini juga berpengaruh terhadap aroma yang dihasilkan dari pisang yang dipanggang dengan waktu yang lebih lama, sehingga aroma semakin pekat. Dan pada tekstur dengan waktu pemanggangan yang semakin lama pisang akan semakin empuk karena pisang yang terkena dan menyerap udara panas yang dikeluarkan oven, dan mungkin karena sifat pisang yang jika dipanaskan teksturnya akan lebih empuk, mungkin karena pengaruh gula yang terkandung dalam pisang tersebut. Semakin lama waktu yang digunakan untuk pemanggangan, warna akan semakin cokelat dan aroma pisang akan semakin pekat karena terjadinya reaksi mailard.
2. Pengaruh Dimensi Bahan
Pada percobaan pengaruh dimensi bahan saat pemanggangan, mula-mula pisang
uli dikupas dan diiris sebanyak 100 gram dengan ketebalan 1 cm, 5 cm dan pisang dalam ukuran utuh, kemudian dipanggang dengan oven hingga matang, lalu diamati waktu pemanggangan yang dibutuhkan untuk setiap perlakuan, yang diamati yaitu pengaruh dimensi atau ketebalan terhadap watku matang. Dari hasil yang didapat digunakan waktu pemanggangan yang sama yaitu 1 jam 48 menit. Pada dimensi atau ketebalan pisang 1 cm dalam waktu 1 jam 48 menit warnanya kecoklatan dan teksturnya juga lebih empuk dan matang. Pada ketebalan 5 cm dengan waktu pemanggangan yang sama, warna pisang tersebut agak coklat dan teksturnya sedikit empuk namun belum matang. Dan pada dimensi pisang utuh dalam waktu yang sama pula, pisang berwarna putih kekuningan dan memiliki tekstur yang keras. Hal ini dikarenakan ketebalan atau dimensi pisang yang berbeda-beda. Semakin tebal ukuran pisang maka semakin kecil luas permukaannya, sehingga butuh waktu lebih lama dalam proses pematangan. Begitupula semakin kecil ukuran pisang maka semakin besar luas permukaan, sehingga membutuhkan waktu yang lebih cepat dalam proses pematangan. Kacang tanah
Pada percobaan ini dilakukan penyangraian terhadap sampel kacang tanah.
Setiap 5 menit diamati perubahan kerenyahan kulit beserta warna pada kacang tanah selama 30 menit. Pada hasil percobaan ini adalah kerenyahan kulit kacang tanah semakin renyah dan warnanya pun semakin coklat jika waktu sangrai semakin lama. Kadar air yang terkandung dalam kacang tanah pun hanya sedikit dan menyebabkan kecoklatan pada kulit kacang tanah dengan cepat. Hal ini merupakan pencoklatan yang tidak diinginkan dan juga merupakan suatu penurunan mutu pada kacang tanah. Di dalam kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue. Kecoklatan yang timbul pada kacang tanah setelah disangrai dengan waktu yang cukup lama ini mungkin dikarenakan adanya reaksi Maillard. Reaksi Maillard ini merupakan bereaksinya asam amino (bahan penyusun protein) dan gula saat memasak (Maillard, 2000). Dikarenakan dalam kacang tanah terdapat lemak yang akan sangat kaya mungkin pada saat dipanaskan bereaksi dengan penghantar panas lalu mengalami pencoklatan.
Catrien, Yusi Stephanie Surya, Tomi Ertanto. 2008. Reaksi Mailard Pada Produk Pangan. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Kentang Merupakan Salah Satu Komoditas Yang Mempunyai Potensi Untuk Dikembangkan Sebagai Sumber Karbohidrat Dalam Rangka Menunjang Program Diversifikasi Pangan