LAPORAN PENDAHULUAN STATUS GIZI BALITA - Docx NITIP
LAPORAN PENDAHULUAN STATUS GIZI BALITA - Docx NITIP
1. Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
(Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita
adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-
5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua
untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan
makan.Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik.
Namunkemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi
penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak diperiode
selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang
berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut
golden age atau masa keemasan.
2. Karateristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak
usia 1 3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak usia 1-3
tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa
yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa
usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar.
Namun perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang
mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya
lebih besar. Oleh karena itu,pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
dengan frekuensi sering.
Pada usia prasekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah
dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul
dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami
beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase
gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan tidak terhadap setiap
ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan,
akibat dari aktivitas yang mulai banyak danpemilihan maupun penolakan
terhadap makanan. Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative lebih
banyak mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-
laki (BPS, 1999).
B. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikangambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badanmerupakan pengukuran yang
terpenting pada bayi baru lahir. Dan hal ini digunakan untuk menentukan apakah
bayi termasuk normalatau tidak (Supariasa,et all, 2001).Berat badan merupakan
hasil peningkatan /penurunan semuajaringan yang ada pada tubuh antara tulang,
otot, lemak, cairantubuh. Parameter ini yang paling baik untuk melihat perubahan
yang terjadi dalam waktu singkat karena konsumsi makanan dan
kondisikesehatan (Soetjiningsih 1998).
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain,
2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya,
3. Ketelitianpenimbangan maksimum 0,1 kg,
4. Skalanya mudah dibaca,
Aman untuk menimbang balita. Sedangkan jenis timbangan sebaiknya yang
memenuhi persyaratan tersebut, timbangan yang dianjurkan untuk anak balita
adalah dacin dengan kapasitas minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. jenis
timbangan lain yang dapat digunakan adalah detecto, sedangkan timbangan injak
(bathroom scale) akurasinya kurang karena menggunakan per, sehingga hasilnya
dapat berubah-ubah. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U
(Berat Badanmenurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat
perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam
penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung
pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan
perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990) dalam
Atmarita,Soendoro, T. Jahari, AB. Trihono dan Tilden, R. (2009). Pengukuran
berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatanatau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang otot, lemak, organ tubuh, dan
cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang
anak. Selainmenilai berdasarkan status gizi dan tumbuh kembang anak, berat
badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang
diperlukan dalam tindakan pengobatan.
Interpretasi :
1. BB/U < dipetakan pada kurva berat badan :
2. BB< sentil ke-10 : disebut deficit
3. BB>sentil ke-90 : disebut kelebihan
4. BB/U dibandingkan acuan standar, dinyatakan dalam
presentase:
1. >120% : disebut gizi lebih
2. 80-120% : disebut gizi baik
3. 60-80%: - tanpa edema : gizi kurang
4. dengan edema : gizi buruk (kwashiorkor)
5. < 60% : - tanpa edema : marasmus
dengan edema : marasmus- kwashiorkor
Perubahan berat badan (berkurang atau bertambah) perlu mendapatperhatian karena
merupakan petunjuk adanya masalah nutrisi akut.Kehilangan BB dihitung sebagai
berikut (BB saat ini/BB semula)x100%.
1. 85-95% : kehilangan BB ringan (5-15%)
2. 75-84% : kehilangan BB sedang (16-25%
3. <75% : kehilangan BB berat (>25%
c. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang cukup
penting. Keistemewaannya bahwa ukuran tinggi badan akan meningkat terus
pada waktu pertumbuhan sampai mencapai tinggi yang optimal. Di samping
itu tinggi badan dapat dihitung dengan dibandingkan berat badan dan dapat
mengesampingkan umur. Tinggi badan memberikan gambaran fungsi
pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi
badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang
berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi
badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi
Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan
biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya
memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan
akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004). Pengukuran tinggi
badan untuk anak yang sudah bisa berdiri dilakukan dengan alat
pengukurtinggi mikrotoa (microtoise) yang memiliki ketelitian 0,1 cm.
Sedangkan pada anak yang belum bisa berdiri digunakan alatpengukur
panjang badan dengan posisi anak berbaring di tempat datar. Pengukuran
tinggi badan maupun panjang badan dapat dilakukan dengan menggunakan
pita ukur.
Cara mengukur panjang badan usia 0-24 bulan yaitu:
1. alatpengukur diletakkan di atas meja atau tempat yang datar,
2. bayiditidurkan lurus di dalam alat pengukur,
3. bagian bawah alatpengukur sebelah kaki digeser sehingga tepat
menyinggung telapakkaki bayi dan skala pada sisi alat ukur dapat dibaca.
Interpretasi :
1. TB/U pada kurva:
< sentil 5 : defisit berat
Sentil 5 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah perawakan pendek akibat
defisiensi nutrisikronik atau konstitusional.
2) TB/U dibandingkan standar baku (%) :
90-110% : baik/normal
70-89% : tinggi kurang
< 70% : tinggi sangat kurang
3) BB/TB
Rasio BB/TB bila dikombinasi dengan berat badan menurutumur dan tinggi badan
menurut umur sangat penting dan lebihakurat dalam penilaian status nutrisi karena ia
mencerminkanproporsi tubuh serta dapat membedakan antara wasting danstunting
atau perawakan pendek. Indeks ini digunakan padaanak perempuan hanya sampai
tinggi badan 138cm, dan padaanak lelaki sampai tinggi badan 145cm. Setelah itu
rasio BB/TBtidak begitu banyak artinya, karena adanya percepatan tumbuh
(growth spurt). Keuntungan indeks ini adalah tidakdiperlukannya faktor umur, yang
sering kali tidak diketahuisecara tepat.BB/TB dinyatakan dalam persentasi dari BB
standaryang sesuai dengan TB terukur individu tersebut. Caraperhitungannya adalah
sebagai berikut : BB/TB (%) = (BB terukur saat itu)/(BB standar sesuai untuk
TBterukur) x 100%
Interpretasi:
a) Penilaian status gizi berdasarkan presentase TB/BB
o > 120% : obesitas
o 110-120% : overweight
o 90-110% : normal
o 70-90% : gizi kurang
o < 70% : gizi buruk
b) Nilai BB/TB di sekitar sentil ke-50 menunjukkankesesuaian atau normal. Makin
jauh deviasi, makin besarpula kelebihan atau kekurangan gizi pada individu tersebut.
d. Lingkar Kepala
Lingkar kepala dipakai untuk mengetahui volume intrakranial dandipakai untuk
menaksir pertumbuhan otak. Apabila kepala tumbuhtidak normal maka kepala akan
mengecil dan menunjukkan retardasimental sebaliknya bila kepala membesar
kemungkinan ada penyumbatan aliran serebrospinal seperti pada hidrosefalus yang
akan meningkatkan volume kepala.
Alat yang sering digunakan dibuat dari serat kaca (fiberglass)dengan lebar kurang
dari 1 cm, fleksibel dan tidak mudah patahpengukuran sebaiknya mendekati 1
desimal. Caranya denganmelingkarkan pita pada kepala.
Interpretasi:
1) Lingkaran kepala < sentil ke-5 atau < -2 SB menunjukan adanya mikrosefali dan
kemungkinan malnutrisi kronik pada masaintrauterin atau masa bayi/ anak dini.
2) Lingkaran kepala > sentil ke-95 atau >+2 SB menunjukanadanya makrosefali.
e. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukuran ini mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuhdibandingkan berat badanPada anak
umur 1-5 tahun, LILA saja sudah dapat menunjukanstatus gizi. Alat yang digunakan
adalah pita ukur yang terbuat darifiberglass, atau jenis kertas tertentu berlapis plastik.
Pengukurandilakukan pada lengan yang tidak aktif pada pertengahan bahu dansiku.
Pada orang normal (tidak kidal) dilakukan pada tangan kiri,sedangkan pada anak
yang kidal dilakukan pengukuran pada lengankanan.
Interpretasi :
1) <12,5cm : gizi buruk
2) 12,5-13,5cm : gizi kurang
3) >13,5cm : gizi baik
Bila dikaitkan dengan umur, nilai LILA dibanding dengan bakustandar dan
dinyatakan dalam persen. Nilai 100% adalah persentilke-50 nilai baku.
Interpretasi :
1) 85-100% : gizi baik (normal)
2) 75-85% : gizi kurang
3) <75% : gizi buruk
Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeksLILA/TB. Interpretasi:
1) >85% : gizi baik (normal)
2) 80-85% : borderline/kurang kalori protein (KKP) I
3) 75-80% : gizi kurang/ KKP II
4) <75% : gizi buruk/ KKP III
f. Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit bagian triseps dan subskapularmenggambarkan refleksi
tubuh kembang jaringan lemak di bawahkulit, yang mencerminkan kecukupan energi
(Soetjiningsih, 1998).
Hampir 50% lemak tubuh berada di jaringan subkutis hingga denganmengukur
lapisan lemak dengan pemeriksaan TLK (total lemakkulit) dapat diperkirakan jumlah
lemak total dalam tubuh. Hasilnyadibandingkan dengan standar dan dapat
menunjukan status gizi dankomposisi tubuh, serta cadangan energi. Bila dikaitkan
denganindeks BB/TB, ia dapat menentukan malnutrisi kronik. LILA yangdikaitkan
dengan nilai (TLK)- triseps, dapat dipakai menghitungmassa otot.
Alat yang digunakan adalah Skin-Fold Calipers dengan ketelitian 0,1mm, tekanan
konstan 10 gram / mm, dan jangkauan jepitan 20-40mm. Jenis alat yang sering
digunakan adalah Harpenden Calipers.