Anda di halaman 1dari 17

23

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS,

DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan salah satu pendekatan untuk memahami alur

penelitian. Kerangka konsep ini didasarkan pada landasan teoritis tentang

fisiologis demam, tepid sponge, teori kenyamanan (comfort theory) yang

dikembangkan oleh Katharine Kolcaba. kerangka konsep ini digambarkan

dengan menggunakan bagan di bawah ini (Bagan 3.1).

Bagan 3.1 Kerangka konsep Normal


36,5o- 37,5oC,
per aksila

Penurunan
Intervensi Suhu tubuh Abnormal lebih
Comfort dari 37,5oC per
Tepid aksila
sponge
plus
Anak usia pra antipiretik
sekolah dan
Nyaman
sekolah Kenyamanan
penderitademam anak
Tidak
Usia anak, pendukung / social nyaman
support, status ekonomi (kelas
perawatan)

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tepid sponge sesuai

panduan penelitian.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


24

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah suhu tubuh anak dan

intensitas rasa nyaman pada anak yang mengalami demam.

3. Variabel confounding

Variabel confounding (perancu) dalam penelitian ini adalah usia anak, social

support yaitu kehadiran orang tua dalam merawat anak selama demam dan

status ekonomi terkait dengan fasilitas perawatan.

B. Hipotesis

1. Hipotesis Mayor

Ada pengaruh tepid sponge plus antipiretik terhadap penurunan suhu tubuh

dan rasa nyaman pada anak yang mengalami demam.

2. Hipotesis Minor

a. Ada perbedaan suhu tubuh sebelum dan setelah dilakukan tepid sponge

disertai pemberian antipiretik pada kelompok intervensi.

b. Ada perbedaan suhu tubuh sebelum dan setelah diberikan antipiretik pada

kelompok kontrol.

c. Ada perbedaan kenyamanan pada anak demam sebelum dan setelah

dilakukan tepid sponge disertai pemberian antipiretik pada kelompok

intervensi.

d. Ada perbedaan kenyamanan pada anak demam sebelum dan setelah

diberikan antipiretik pada kelompok kontrol.

e. Ada perbedaan penurunan suhu tubuh pada anak demam setelah

intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


25

f. Ada perbedaan kenyamanan pada anak demam setelah dilakukan

intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

3. Definisi Operasional

Berdasarkan variabel penelitian yang telah ditetapkan, definisi operasional

variabel dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

NO Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Variabel dependen
1. Suhu tubuh Nilai panas Mengukur Termometer Suhu normal: Interval
tubuh yang suhu oral digital 36,5o 37,5oC
dapat diukur dengan per aksila
dengan melihat termometer. Demam: lebih
angka pada dari 38oC per
termometer. aksila
2. Rasa nyaman Suatu kondisi Observasi Skala nyaman 4 = sangat Interval
pasien subyektif yang dan ceklist berdasarkan nyaman
dapat diukur teori comfort 3 = nyaman
dengan menilai Kolcaba 2 = tidak
tanda-tanda (skala nyaman
fisik, comfort 1 = sangat tidak
lingkungan, daisies) nyaman
sosiokultural,
dan
psikospiritual.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


26

Variabel Independen
3. Tepid sponge Tindakan Observasi Daftar tilik Ya = 1 Nominal
memandikan Tidak = 0
anak dengan
cara di lap,
menggunakan
air hangat (30o
35oC) selama
20 menit.
Variabel confounding
4. Support Orang tua atau Observasi Angket Ya = 1 Nominal
social keluarga dan Tidak = 0
merawat sendiri checklist
anaknya.
5. Usia anak Lamanya hidup Isi format Angket Umur dalam Rasio
responden yang dan tahun
dihitung checklist
berdasarkan
tanggal lahir
sampai dengan
usia saat
dirawat
6. Status Berdasarkan Isi format Angket Kelas 3 = 1 Ordinal
ekonomi ruang dan Kelas 2 = 2
perawatan checklist Kelas 1/VIP = 3

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


27

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan disain Quasi Experimental dengan jenis rancangan

Pretest-Posttest Non Equivalent Control Group Design. Metode Quasi

Experimental adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan

kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar

yang mempengaruhi penelitian (Sugiyono, 2007). Pretest-Posttest Non

Equivalent Control Group Design karena pemilihan kelompok kontrol tidak

diacak.

Quasi Experimental ini bertujuan untuk menguji hubungan. Derajat kekuatan

rancangan tergantung kepada efek perlakukan yang dapat diukur melalui variabel

terikat. Quasi Experiment minimal memenuhi 1 dari 3 syarat rancangan true

experiment yaitu: sampel diambil secara acak, ada kelompok kontrol, dan ada

perlakuan (Burn & Grove, 1993).

Penelitian ini melibatkan 2 kelompok yaitu: (1) kelompok anak (3 sampai 12

tahun) yang mengalami demam 38oC ke atas dan orang tuanya, mendapat

tindakan tepid sponge; (2) kelompok anak (3 sampai 12 tahun) yang mengalami

demam 38oC ke atas dan orang tuanya, tidak mendapat tepid sponge, dan

berfungsi sebagai kelompok kontrol. Kegiatan tepid sponge dilaksanakan selama

20 menit untuk setiap partisipan di kelompok intervensi. Pengukuran suhu tubuh

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


28

(pre-test) sebelum diberikan antipiretik pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol dilakukan untuk memperoleh data dasar suhu tubuh. Kelompok intervensi

diberikan obat antipiretik (parasetamol atau ibuprofen) dan tepid sponge. Tepid

sponge dilakukan segera setelah anak diberi minum obat antipiretik. Kegiatan

evaluasi (post-test) pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan

pada menit ke-60 setelah pemberian antipiretik untuk mengukur penurunan suhu

dan tingkat kenyamanan. Hasil sebelum dan sesudah intervensi dibandingkan.

Rancangan penelitian secara ringkas dapat dilihat pada skema 4.1.

Skema 4.1 Rancangan Penelitian Quasi-Exsperimental dengan Pretest-


Posttest Control Group Design

Q1 Q2

Kelompok Pre Intervensi Post Dibandingkan


Perlakuan test test Q1-Q2 = X1

Subyek
Penelitian
Q3 Q4

Kelompok Pre Post Dibandingkan


Kontrol test test Q3-Q4 = X2

Keterangan:
Q1 = Pengukuran variabel dependen kelompok perlakuan
Q2 = Pengukuran ulang variabel dependen kelompok perlakuan
Q3 = Pengukuran variabel dependen kelompok kontrol
Q4 = Pengukuran ulang variabel dependen kelompok kontrol
X1 = Perubahan suhu dan tingkat kenyamanan kelompok perlakuan
X2 = Perubahan suhu dan tingkat kenyamanan kelompok kontrol

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


29

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang mengalami demam dan

orang tuanya yang dirawat inap di ruang perawatan anak Rumah Sakit

Muhammadiyah Bandung.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia pra sekolah dan sekolah yang

mengalami demam dan orang tuanya, yang dirawat inap di ruang perawatan

anak Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung pada saat dilakukan penelitian

selama bulan Juli 2009 dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

a. Anak berusia 3 sampai 12 tahun yang dirawat di ruang perawatan anak

(kelas 3, 2, 1 dan VIP) Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dan orang

tuanya.

b. Suhu tubuh anak sama dengan atau lebih dari 38oC dengan pengukuran

suhu di aksila.

c. Orang tua dapat membaca dan menulis

d. Orang tua bersedia mengikuti penelitian.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami gangguan

termoregulasi atau kelainan pada hipotalamus (trauma kapitis, tumor otak

dibagian hipotalamus) dan kelainan pada pembuluh darah.

Jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan hasil penelitian Alves,

Almeida, dan Almeida (2008) diperoleh simpang baku gabungan sebesar

0,55. Bila dipilih = 0,05, power = 0,80, maka dengan rumus di bawah ini

(Dahlan, 2006):

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


30

n1 = n2 = 2
( (Z + Z)S
X1-X2 ) 2

Keterangan:

Z = 1,96

Z = 1,28

Selisih minimal yang dianggap bermakna (X1-X2) = 0,5

Simpang baku gabungan = 0,55

Maka jumlah sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 25

klien untuk masing-masing kelompok, 25 responden untuk kelompok intervensi

dan 25 responden sebagai kelompok kontrol. Total sampel dalam penelitian ini

adalah 50 orang.

Sampel yang diikutsertakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan cara non

probability sampling jenis consecutive sampling, yaitu dengan menetapkan

subyek yang memenuhi kriteria penelitian. Subyek ini dimasukkan dalam

penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden yang

diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro & Ismael, 2002).

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Rumah

sakit ini dipilih karena jumlah anak demam yang dirawat cukup tinggi setiap

minggunya. Sedangkan penyakit utamanya meliputi DHF, observasi febris dan

tifoid. Selama Juni 2009, usia anak yang dirawat karena demam antara 3 bulan

sampai 13 tahun. Selain itu, masih adanya kesalahan pemahaman tentang

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


31

aplikasi tepid sponge untuk menurunkan demam pada orang tua dan perawat,

sehingga tujuan kompres hangat tidak efektif.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu periode penyusunan proposal,

pengambilan data dan pelaporan hasil penelitian. Penyusunan dan seminar

proposal dilakukan pada bulan Juni 2009. Pengambilan data dilaksanakan pada

bulan Juli 2009. Penyusunan dan pelaporan hasil penelitian dilaksanakan pada

akhir bulan Juli 2009.

E. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip etik yang bertujuan

melindungi subyek penelitian. Responden dari kelompok intervensi dan

kelompok kontrol dilindungi hak-haknya. Penelitian ini berdasarkan

pertimbangan 5 petunjuk yang direkomendasikan American Nurses Association

(ANA) (Wood & Harber, 2006):

1. Right to self-determination

Hak otonomi responden meliputi hak mau atau menolak ikut serta dalam

penelitian ini. Responden (anak dan orang tua) mendapat penjelaskan tentang

prosedur penelitian, manfaat, dan risikonya sebelum diikutsertakan dalam

penelitian. Selanjutnya responden diberi kesempatan untuk memberikan

persetujuan atau menolak berpartisipasi dalam penelitian. Responden dapat

mengundurkan diri dari penelitian tanpa ada konsekuensi apapun.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


32

2. Right to privacy and dignity

Penelitian ini melindungi privasi dan martabat responden. Selama penelitian,

kerahasiaan responden dijaga, dengan cara menutup tirai di sekeliling tempat

tidur klien selama tindakan untuk responden yang dirawat di ruang perawatan

kelas 3 dan kelas 2. Untuk responden yang dirawat di kelas VIP atau kelas 1,

pengunjung dianjurkan untuk menjenguk pada saat jam kunjungan atau tidak

menerima kunjungan selama dilakukan tindakan.

3. Right to anonymity and confidentiality

Data penelitian diberi kode, dan identitas responden tidak dicantumkan dalam

laporan hasil intervensi. Data asli responden hanya diketahui oleh peneliti dan

responden yang bersangkutan. Selama pengolahan data, analisis, dan

publikasi dari hasil penelitian, tidak dicantumkan identitas responden.

4. Right to fair treatment

Kelompok intervensi mendapatkan perlakuan tepid sponge, sedangkan

kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan tersebut. Setelah selesai

intervensi, kelompok kontrol mendapat pendidikan kesehatan tentang tepid

sponge, dan jika diperlukan memperoleh tindakan tersebut.

5. Right to protection from discomfort and harm

Penelitian ini tetap mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan

responden. Kenyamanan dan keamanan responden dari resiko terkena injuri,

baik fisik, psikososial dan spiritual dijaga dengan cara membuat lingkungan

pemeriksaan atau perawatan yang tidak menyebabkan trauma pada anak.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


33

F. Alat Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi termometer digital, alat

tulis, jam tangan, perlengkapan mandi tepid sponge, daftar tilik pelaksanaan

tepid sponge dan skala kenyamanan comfort daisies. Daftar tilik disusun

untuk mengamati adanya perubahan suhu tubuh dan tingkat kenyaman klien

anak. Data yang meliputi karakteristik responden tercantum dalam daftar

tilik. Karakteristik responden meliputi: umur anak, obat antipiretik, dosis, jam

pemberian, dan diagnosa penyakit. Daftar tilik pelaksanaan tepid sponge

disusun untuk menyamakan tindakan yang diberikan kepada partisipan.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas dilakukan untuk menjamin tes yang dilakukan mengukur apa

yang akan diukur (Portney & Watkins, 2000). Uji validitas instrumen

dilakukan dengan cara mengukur suhu dengan menggunakan termometer

digital. Termometer tersebut sudah dikalibrasi dengan tingkat keakuratan

99% (tercantum dalam brosurnya).

Instrumen untuk mengukur skala kenyamanan merupakan adaptasi dari

comfort daisies Kolcaba (2000). Instrumen tersebut bergambar bunga

daisi yang terdiri dari 4 ekspresi. Ekspresi bunga tersebut menunjukkan

tingkat kenyamanan, yaitu ekspresi menangis (1) menunjukkan sangat

tidak nyaman, wajah sedih (2) menunjukkan tidak nyaman, ekspresi

senyum (3) menunjukkan nyaman, dan ekspresi tertawa (4) menunjukkan

kondisi sangat nyaman.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


34

Uji validitas instrumen skala nyaman dilakukan dengan cara menilai ciri

atau keadaan subyek yang diukur, sesuai dengan teori atau hipotesis yang

melatarbelakanginya. Skala comfort daisies dipilih karena dapat dipahami

oleh usia anak pra sekolah dan sekolah, sesuai tahap tumbuh kembang

anak.

Daftar tilik tepid sponge diadaptasi dari tahap-tahap pelaksanaan tepid

sponge yang direkomendasikan oleh Rosdahl dan Kowalski (2008).

Daftar tilik ini disusun dalam bentuk kolom-kolom yang meliputi kolom

tindakan, kolom jawaban ya dan tidak. Daftar tilik disusun untuk

persamaan persepsi antara peneliti dan asisten peneliti.

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu 9 kolektor data,

sehingga sebelum pengumpulan data diperlukan persamaan persepsi

antara peneliti dan kolektor data. Persamaan persepsi dilakukan dengan

cara penjelasan prosedur pengambilan data selama satu jam. Pelaksanaan

persamaan persepsi dilakukan satu hari sebelum peneliti melakukan

pengambilan sampel penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan reliabilitas alat ukur

adalah:

1) Membuat standar pengukuran suhu tubuh dan tingkat kenyamanan.

2) Memperhatikan prinsip automatisasi dengan memilih termometer

yang sudah dikalibrasi.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


35

3) Melakukan penyempurnaan instrumen yang berupa lembar angket

untuk mendokumentasikan hasil pengukuran.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Prosedur Administrsi

Penelitian dilakukan setelah dinyatakan lulus uji etik oleh Komite Etik

Penelitian Keperawatan/ Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia pada bulan Juli 2009, dan memenuhi prosedur administrasi yang

berlaku di unit pelayanan kesehatan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.

Ijin penelitian ditujukan kepada direktur Rumah Sakit Muhammadiyah

Bandung.

2. Prosedur Teknis

Prosedur teknis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

a. Peneliti bekerjasama dengan kepala ruangan atau perawat di ruang rawat

anak untuk membantu pelaksanaan penelitian. Adapun perawat yang

membantu penelitian memiliki kriteria pendidikan minimal D3

Keperawatan.

b. Peneliti dan perawat (asisten peneliti) melakukan apersepsi selama 2 jam

guna menyamakan persepsi tentang prosedur penelitian, tugas dan

tanggung jawab kolektor data serta data-data yang akan digali dari

responden.

c. Peneliti melakukan pengontrolan responden sesuai kriteria inklusi untuk

meminimalkan dan mengontrol variabel konfonding yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


36

d. Peneliti menentukan responden dari anak yang menderita demam dan

orang tuanya di kelas VIP, 1, 2 dan 3 ruang rawat anak RSMB.

Pelaksanaan penelitian dilakukan bersamaan antara kelompok kontrol dan

kelompok intervensi.

e. Peneliti dan perawat asisten peneliti memperkenalkan diri kepada calon

responden, menjelaskan tujuan penelitian dan prosedur penelitian, dan

meminta kesediaan calon responden untuk berpartisipasi sebagai

responden dalam penelitian.

f. Peneliti dan responden dari kedua kelompok membuat kontrak untuk

pelaksanaan pre-test, intervensi dan post-test.

g. Orang tua dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol mendapatkan

penjelasan tentang perawatan anak demam dan tepid sponge.

h. Post-test untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan

pada menit ke 60 setelah pemberian antipiretik.

i. Langkah-langkah pemberian tepid sponge (Rosdahl & Kowalski, 2008)

meliputi:

Tahap persiapan

1) Jelaskan prosedur kepada keluarga cara tepid sponge.

2) Persiapan alat meliputi ember tempat air hangat (30o 35oC), lap

mandi atau handuk kecil sebanyak 6 buah, handuk mandi 1 buah,

selimut mandi 1 buah, perlak besar 1 buah, thermometer digital, dan

selimut tidur 1 buah.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


37

Pelaksanaan

1) Memberi kesempatan kepada orang tua klien untuk membantu

anaknya menggunakan urinal atau pispot sebelum tepid sponge.

2) Mengukur suhu tubuh klien dan mencatat dalam lembar angket.

Mencatat nama obat antipiretik yang telah diminum klien untuk

menurunkan suhu tubuh sebelum dilakukan tepid sponge.

3) Menutup tirai, meletakkan perlak dibawah tubuh klien, dan membuka

pakaian klien.

4) Membasahi lap mandi kecil dengan air hangat di aksila dan pangkal

paha. Lap atau handuk untuk kompres jangat terlalu basah. Peras

handuk kompres sampai tidak ada air yang menetes, tetapi cukup

lembab. Melap dengan handuk kecil bagian ekstremitas selama 5

menit, kemudian punggung dan badan selama 10-15 menit.

5) Hentikan prosedur jika klien kedinginan atau menggigil. Atau segera

setelah suhu tubuh klien mendekati normal (37,5o C per aksila).

Selimuti klien dengan selimut tidur. Pakaikan klien baju yang tipis

dan mudah menyerap keringat.

6) Catat suhu tubuh dan tingkat rasa nyaman klien sebelum, selama dan

setelah prosedur.

k. Data dari kedua kelompok, baik pre-test maupun pos-test selanjutnya

akan diolah dan dianalisis sesuai tujuan penelitian.

l. Pengukuran rasa nyaman dilakukan dengan cara :

1) Menanyakan perasaan yang sedang dialami anak setelah dilakukan

intervensi berdasarkan skala gambar tingkat kenyamanan, atau

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


38

2) Menilai ekspresi anak dan hasilnya disesuaikan dengan gambar

bunga.

H. Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, dilakukan pengolahan data melalui empat

langkah (Hastono, 2007):

1. Editing

Editing merupakan kegiatan menyunting kuesioner atau formulir. Hal-

hal yang harus diperhatikan saat menyunting adalah kelengkapan isi

jawaban kuesioner, kejelasan jawaban, relevansi jawaban dengan

pertanyaan, dan keajegan dalam jawaban.

2. Coding

Coding merupakan pemberian kode atau merubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan pengkodean

adalah untuk mempermudah analisis data dan mempercepat pemasukan

data.

3. Processing

Tahap ini merupakan kegiatan pemrosesan data melalui kegiatan

memasukkan data ke dalam program analisis data di komputer.

4. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan penyuntingan kembali data yang sudah

dimasukkan ke dalam program komputer. Hal ini untuk mengidentifikasi

data yang salah saat pemasukkan data pertama kali. Cara untuk cleaning

adalah dengan mengidentifikasi data yang hilang, variasi data, dan

konsisten data.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009


39

Analisis data merupakan langkah selanjutnya setelah pengumpulan data.

Sugiyono (2007) menjelaskan bahwa analisis data memungkinkan data yang

ada memiliki arti yang dapat berguna memberi solusi untuk menyelesaikan

masalah penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara

univariat dan bivariat. Analisis univariat (Hastono, 2007) dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi, persentase dan proporsi. Semua data dianalisis

dengan tingkat kemaknaan 95% ( = 0.05).

Tabel 4.1. Analisis bivariat variabel penelitian (Dahlan, 2008):

Variabel Independen Variabel Dependen Uji Statistik

Suhu tubuh kelompok Suhu tubuh kelompok Uji t berpasangan


perlakuan sebelum minum perlakuan setelah minum
antipiretik dan tepid sponge. antipiretik dan tepid sponge.

Suhu tubuh kelompok Suhu tubuh kelompok Uji t berpasangan


kontrol sebelum minum kontrol setelah minum
antipiretik. antipiretik.

Tingkat kenyamanan Tingkat kenyamanan Uji t berpasangan


kelompok perlakuan kelompok perlakuan setelah
sebelum minum antipiretik minum antipiretik dan tepid
dan tepid sponge. sponge.

Tingkat kenyamanan Tingkat kenyamanan Uji t berpasangan


kelompok kontrol sebelum kelompok kontrol setelah
minum antipiretik. minum antipiretik.

Suhu tubuh kelompok Suhu tubuh kelompok Uji t tidak


perlakuan setelah minum kontrol setelah minum berpasangan
antipiretik dan tepid sponge. antipiretik.

Tingkat kenyamanan Tingkat kenyamanan Uji kai kuadrat (Chi-


kelompok perlakuan setelah kelompok kontrol setelah Square)
minum antipiretik dan tepid minum antipiretik.
sponge.

Pengaruh Tepid, Tia Setiawati, FIK UI, 2009

Anda mungkin juga menyukai