Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISA SINTESA METODE NESTING

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Profesi Ners Keperawatan Anak

Disusun oleh:
Arswoto Ilham R.
P27220020234

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Arswoto Ilham R Kode Kasus : BBLSR

Semester :1 Mata Kuliah : ANAK

Kelas : Profesi Ners A Tanggal : 3 November 2020

Jenis Tindakan : Metode Nesting

A. Keluhan Utama
Ny. A mengatakan bayinya lahir dengan berat badan 1200gr dan suhu
badan dingin
B. Diagnosa medis
BBLSR
C. Diagnosa keperawatan
Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan
lemak tubuh subkutan.
D. Data yang mendukung diagnosa
keperawatan Data Subjektif :
-
Data objektif
- KU : lemah
- SPO2 : 95%
- Gerak aktif
- S: 36,1oC RR: 48x/mnit
- Akral teraba dingin
- BB : 1200gr
E. Dasar Pemikiran Tindakan
Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi baru lahir yang
berat badannya kurang dari 1500 gram. Hipotermi adalah kondisi suhu
tubuh menurun drastis dibawah 35oC. Nesting adalah suatu alat yang
digunakan di ruang NICU atau perinatologi yang terbuat dari bahan
phlanyl dengan panjang sekitar 121-132 cm, dapat disesuaikan dengan
panjang badan bayi yang diberikan pada bayi prematur atau BBLR.
Methode nesting atau sarang yang mengelilingi bayi dan posisi fleksi
merupakan salah satu aspek dari pengelolaan lingkungan perawatan
dalam developmental care. Perilaku bayi berat badan rendah dan
premature cenderung pasif dan malas. Perilaku ini dapat diamati dari
ekstermitas yang tetap cenderung ektensi dan tidak berubah sesuai
dengan pemosisian.
F. Prinsip tindakan keperawatan

STANDAR SOP
OPERASIONAL PENGGUNAAN NESTING
PROSEDUR

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN


½

Pengertian Nesting adalah suatu alat yang digunakan di ruang NICU yang
diberikan pada BBLR atau bayi prematur yang bertujuan untuk
meminimalkan pergerakan badan bayi

Tujuan Menstimulasikan perasaan seperti di dalam rahim sehingga


membuat membuat berkurangnya kegelisahan bayi dan tidak
rentan terkejut.
Prosedur 1. Persiapan
a. Pra interaksi
b. Pengkajian terhadap kenyamanan bayi
c. Persiapan alat, yaitu bedong bayi sebanyak 3 buah
2. Pelaksanaan
a. Lakukan pengkajian awal pada bayi
b. Pengkajian meliputi skala nyeri, TTV serta tindakan
yang akan dilakukan, Saat melakukan tindakan
perhatikan keadaan umum bayi
c. Setelah melakukan tindakan berikan sentuhan positif
seperti mengelus maupun menggendong bayi
d. Setelah dalam kondisi tenang kemudian diletakkan
dalam nesting yang sudah dibuat.
e. Cara membuat nesting: buat gulungan dari 3 bedongan
kemudian ikat kedua ujungnya sehingga didapatkan 2
gulungan bedongan dari 6 bedongan yang
dipersiapkan. Gunakan selotip untuk merekatkan sisi
gulungan bedongan, 1 gulungan bedong tersebut
dibuat setengah lingkaran, jadi dari 2 gulungan
bedongan ters terlihat seperti lingkaran, kemudian bayi
diletakkan didalam nest dengan posisi fleksi diatas kaki
dibuat seperti penyangga dengan menggunakan kain
bedongan.
3. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan yang dapat membuat
stress pada bayi, bayi yang terpasang nest tersebut
tampak tenang tidak rewel dan nyaman.

Unit Ruang Perinatologi, NICU

Referensi Bayuningsih dan Indriansari, (2011)

G. Analisis Tindakan
Nesting adalah suatu alat yang digunakan di ruang NICU yang
diberikan pada BBLR atau bayi prematur yang bertujuan untuk
meminimalkan pergerakan badan bayi. Developmental care merupakan
asuhan yang memfasilitasi perkembangan bayi melalui pengelolaan
lingkungan perawatan dan observasi perilaku sehingga bayi
mendapatkan stimulus lingkungan yang sesuai untuk menunjang
stabilisasi fisiologis tubuh dan penurunan stress (Mc Grat et all 2002).
Tujuan dari developmental care adalah meminimalisasi potensi
terjadinya komplikasi jangka pendek dan jangka panjang sebagai akibat
hospitalisasi di ruang perawatan intensive. Methode nesting atau sarang
yang mengelilingi bayi dan posisi fleksi merupakan salah satu aspek dari
pengelolaan lingkungan perawatan dalam developmental care. Perilaku
bayi berat badan rendah dan premature cenderung pasif dan malas.
Perilaku ini dapat diamati dari ekstermitas yang tetap cenderung ektensi
dan tidak berubah sesuai dengan pemosisian (Wong, et all, 2009).
Perilaku ini ternyata berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan yang
menunjukan perilaku normal fleksi dan aktif.

H. Bahaya dilakukannya tindakan


1. Alergi
2. Kemerahan
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
Dx Intervensi Rasional
Hipotermi berhubungan 1. Monitor TTV dan KU 1. Mengetahui
2. Monitor residu kondisi klien
dengan kontrol suhu 3. Pemantauan intake- 2. Mengetahui
yang imatur dan output cairan dalam
4. Observasi suhu tiap 2 tubuh klien
penurunan lemak tubuh jam 3. Mengetahui
subkutan. 5. Kolaborasi pemberian balance cairan
terapi obat 4. Mengetahui
suhu
5. Menunjang
proses
penyembuhan

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S: -
O:
1. KU : lemah
2. SPO2 : 95%
3. Gerak aktif
4. S: 37,1oC RR: 48x/mnit
5. Akral teraba hangat
6. BB : 1200gr
A: Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor TTV dan KU
2. Monitor residu
3. Pemantauan intake-output
4. Observasi suhu tiap 2 jam
5. Kolaborasi pemberian terapi obat
K. Evaluasi diri (berisi tentang kesenjangan langkah prosedur yang
telah dilakukan dengan SOP nya).
SOP dilakukan sesuai prosedur
L. Daftar pustaka / referensi
Dini Nurbaeti. 2017. Pengaruh Nesting Terhadap Perubahan Fisiologis
Dan Perilaku Bayi Prematur Di Perinatologi Rumah Sakit
Umum Daerah Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada volume17 nomor 2 tahun 2017

Mahasiswa Pembimbing

Arswoto Ilham Ramadhan Tri Widyastuti Handayani, M.Kep., Sp. Kom


NIM. P27220020234 NIP. 91985111 620190 1 201

Anda mungkin juga menyukai