Anda di halaman 1dari 2

DODOL / JENANG

Dodol/Jenang adalah sediaan padat Obat Tradisional dengan konsistensi lunak tetapi
liat, terbuat dari Serbuk Simplisia dan/atau Ekstrak. Dodol merupakan salah satu makanan khas
tradisional yang dikenal diIndonesia. Pembuatan dodol dilakukan dengan cara mendidihkan secara
terbuka campuran tepung ketan, gula kelapa, dan santan hingga kental dan kalis, kemudian
didinginkan menjadi semi padat. Bahan tambahan lainnya sering digunakan sebagai penyedap,
misalnya bawang merah goreng, daging, buah seperti durian, nangka, nanas, sirsak dan lain-lain
(Haryadi, 1998).

Dodol dapat dikategorikan sebagai makanan semi basah yang mempunyai kandungan
air tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah serta tahan lama dalam penyimpanan. Makanan
semi basah mempunyai kadar air 20%-50% dan aktivitas air (aw) sebesar 0,7-0,9 (Troller dan
Christian, 1978). Selain memiliki kadar air yang cukup tinggi, umur simpan pada dodol juga relatif
pendek sekitar 4-5 hari. Kerusakan yang terjadi pada dodol diantaranya adalah pertumbuhan jamur
maupun aroma tengik yang timbul pada dodol (Omega, n.d.)

Bahan tambahan pangan yang diijinkan dalam penggunaannya pada produk makanan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor772/Menkes/Per/IX/1988 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 235/Menkes/Per/VI/1979 tentang Bahan Tambahan
Makanan meliputi antioksidan, anti kempal, pengawet, pengeras, pewarna,dan bahan tambahan
lain yang termasuk humektan (Saparinto and Hidayati, n.d.).

Bahan tambahan makanan yang ditambahkan pada dodol adalah humektan. Humektan
yaitu bahan tambahan makanan yang dapat menyerap uap air, sehingga dapat mempertahankan
kadar air dalam makanan. Penggunaan humektan bertujuan untuk menurunkan nilai aw. Tujuannya
adalah mengontrol aktivitas mikroba dan kimia yang dapat mempercepat penurunan mutu produk
bakery, dengan cara mengikat air. Contoh humektan yang sering digunakan adalah sukrosa,
fruktosa, laktosa,manitol, laktosa, madu, molase,maupun gliserol (Hendry Noer, 2010). Diantara
humektan tersebut, gliserol menduduki tempat pertama dalam penggunaannya untuk dicampurkan
dalam berbagai makanan (Soewedo, 1984)

PAREM, PILIS, TAPEL


Parem, pilis dan tapel adalah sediaan padat obat tradisional bahan bakunya berupa
serbuk simplisia, sediaan galenik, atau campurannya dan digunakan sebagai obat luar.

- Parem adalah obat tradisional dalam bentuk padat, pasta atau seperti bubuk yang
digunakan dengan cara melumurkan pada kaki atau tangan pada bagian tubuh lain.
- Pilis adalah obat tradisional dalam bentuk padat atau pasta yang digunakan dengan
cara mencoletkan pada dahi.
- Tapel adalah obat tradisional dalam bentuk padat, pasta, atau seperti bubur yang
digunakan dengan cara melumurkan pada seluruh permukaan perut (Permenkes,
n.d.)

DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, S. dan S., 1998. Modifikasi Proses Pembuatan Dodol. Agritech 18.
Omega, F., n.d. Pengaruh Penambahan Gliser ol Dengan Berbagai Konsentrasi Terhadap Kualitas
Jenang Dodol Selama Penyimpanan [WWW Document]. URL
http://eprints.uns.ac.id/6440/1/205001111201109161.pdf (accessed 7.9.17).
Permenkes, n.d. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Keputusan menteri Republik Indonesia nOMOR:
661/ mENKES/ sk/vii/1994 Tentang Persyaratan Obat TradisionalINDONESIANOMOR:
661/MENKES/SK/VII/ 1994TENTANGPERSYARATAN OBAT TRADISIONAL [WWW
Document]. URL http://jdih.pom.go.id/produk/Keputusan%20Menteri/5_1994_661-Menkes-SK-
VII-1994_ot.pdf (accessed 7.9.17).
Saparinto, C., Hidayati, D., n.d. Bahan Tambahan Pangan - Google Buku [WWW Document]. URL
https://books.google.co.id/books?id=5WsQ_Wk3cm8C&printsec=frontcover&dq=bahan+Tamba
han+Pangan&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=bahan%20Tambahan%20Pangan&f=fal
se (accessed 7.9.17).
Soewedo, H., 1984. Laporan penelitian pengaruh penggunaan gliserol terhadap daya simpan dan mutu
bandeng asap. text.

Anda mungkin juga menyukai