Anda di halaman 1dari 157

PEMERINTAH KOTA BANJAR

RENCANA
STRATEGIS
(RENSTRA)
DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN,
TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

2014-2018
1 PENDAHULUAN
`

1.1 Latar Belakang


Penyusunan Rencana Strategis Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup Tahun 2014 - 2018, merupakan bentuk pelaksanaan
Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Undang-Undang ini secara substansi mengamanatkan penyusunan
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) untuk periode 5
(lima) tahun dan juga sebagai instrumen untuk menyusun dan mengukur kinerja
sesuai tugas dan fungsi SKPD.
Rencana Strategis (Renstra) SKPD merupakan dokumen perencanaan
jangka menengah SKPD yang tidak terpisahkan dengan dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD). Renstra SKPD disusun guna
memberikan masukan bagi penyempurnaan penyusunan dokumen RPJMD.
Rancangan akhir Renstra SKPD disusun dengan mengacu kepada RPJMD yang
sudah ditetapkan dengan Perda.
Perubahan perkembangan masyarakat saat ini telah memberikan implikasi
terhadap tuntutan kebutuhan pelayanan yang lebih baik dan prima. Dalam
menjawab tuntutan tersebut, maka instansi pemerintah harus mampu
meningkatkan kinerja dan profesionalisme.
Kota Banjar memiliki luas wilayah 13.197,23 Ha dengan keadaan geografis
berbukit dan pegunungan. Wilayah ini dihuni penduduk sebanyak 187.183 jiwa
dengan rincian; laki-laki sebanyak 94.416 jiwa dan perempuan sebanyak 92.767
jiwa (Catatan Sipil dan Kependudukan Kota Banjar, bulan Pebruari 2014).
Peraturan Walikota Banjar Nomor : 13 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar menyatakan bahwa Dinas Cipta Karya,
Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar sebagai salah satu
perangkat daerah Kota Banjar memiliki urusan keciptakaryaan, penataan ruang,

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 1


kebersihan dan lingkungan hidup. Penyelenggaraan bangunan gedung,
penyediaan sarana dan prasarana permukiman, penataan kawasan dan
pengawasan serta pengendalian dampak lingkungan hidup dimaksudkan sebagai
upaya untuk meningkatkan kondisi infrastruktur perkotaan maupun perdesaan
guna mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Sedangkan
penyelenggaraan kebersihan dan lingkungan hidup yang terkelola diharapkan
dapat mewujudkan kondisi kota yang bersih dan hijau ( clean and green city) yang
akan menciptakan kenyamanan bagi masyarakat Kota Banjar serta menjadikan
daya tarik wisatawan maupun investor.
Rencana Strategis merupakan proses sistematik yang berkelanjutan dari
keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya
pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha
melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasil melalui umpan balik yang
terorganisasi dan rapi.
Dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Cipta Karya, Kebersihan,
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar, diharapkan dapat menjadi arah
dan pedoman penyelenggaraan pembangunan di bidang cipta karya, tata ruang,
kebersihan dan tata lingkungan. Dokumen tersebut menterjemahkan perencanaan
pembangunan setiap tahun dengan program dan kegiatan yang fokus dan terukur
serta menunjang pencapaian sasaran pembangunan Kota Banjar dari bidang cipta
karya, tata ruang, kebersihan dan lingkungan hidup.

1.2 Landasan Hukum


Adapun peraturan-peraturan terkait dengan dokumen perencanaan
pembangunan yang menjadi landasan penyusunan Rencana Strategis ini adalah :
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
2) Undang-undang nomor 27 tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di
Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 2


Nomor 130, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4246);
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
4) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);
5) Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4389);
6) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
7) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
8) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagai mana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
9) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 No 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
10) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
11) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 3


(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4723);
12) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
13) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
14) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5068);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
16) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585);
17) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
18) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4609);
19) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);
20) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4663);
21) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 4


Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
22) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4741);
23) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor
19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);
24) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4816);
25) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4817);
26) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4725);
27) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
28) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 517);
29) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 20 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Propinsi dan Daerah

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 5


Kabupaten/Kota;
30) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);
31) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 5 Tahun 2004 tentang Kecamatan dan
Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Banjar Nomor 4);
32) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 6 Tahun 2004 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Banjar (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2004
Nomor 6);
33) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kota Banjar (Lembaran Daerah
Kota Banjar Tahun 2008 Nomor 7);
34) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Banjar Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 7).
35) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 15 Tahun 2012 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar;
36) Peraturan Walikota Banjar Nomor 13 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar;
37) Peraturan Walikota Banjar Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau Kota Banjar;
38) Peraturan Walikota Banjar Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Kota
Banjar.
39) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun 2014-
2018 (Tambahan Lembaran Daerah Nomor 4).

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 6


Perencanaan Strategis Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup Kota Banjar merupakan salah satu dokumen perencanaan yang
tidak dapat terlepas dari substansi dokumen-dokumen peraturan dan perencanaan
yang menjadi landasan dan acuan penyusunan.
Pembangunan perumahan dan permukiman dilandasi peraturan
perundangan yang bersumber dari adanya amanat UUD 1945 : Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta memperoleh pelayanan kesehatan.
Amanat UUD 1945 tersebut secara hierarki dijabarkan dalam Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah maupun Keputusan-keputusan yang antara lain
meliputi :
a. Penataan Bangunan dan Jasa Konstruksi:
UU RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
UU RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
PP RI No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Konstruksi;
PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
PP No. 30 Tahun 2000 tentang Pembinaan Jasa Konstruksi;
PERPRES No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun
2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
KEPMEN PU No. 441 Tahun 1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
KEPMEN PU No. 11 Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan;
KEPMEN PU No. 10 Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
KEPMEN KIMPRASWIL No. 332 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
PERMENDAGRI No. 32 Tahun 2010 tentang pedoman pemberian Izin
Mndirikan Bangunan;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 7


PERDA Kota Banjar No. 5 Tahun 2007 tentang Izin Mendirikan Bangunan.
b. Perumahan, Permukiman, Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih:
UU RI No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;
UU RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
UU RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
PP No. 4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun;
PP No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan
Lingkungan Siap Bangun (LISIBA);
PP No. 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
Keputusan Presiden RI No. 63 Tahun 2003 tentang Badan Kebijaksanaan
dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional;
Keputusan Mendagri No. 3 Tahun 1992 tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Daerah tentang Rumah Susun;
Keputusan Menpera No. 11 Tahun 1994 tentang Pedoman Perikatan Jual
Beli Satuan Rumah Susun;
Keputusan Meneg Perkim No. 9 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Permukiman di
Daerah (RP4D);
Keputusan Meneg Perkim No. 10 Tahun 1999 tentang Kebijakan dan
Strategi Pembangunan Rumah Susun;
KEPMEN KIMPRASWIL No. 534 Tahun 2001 tentang Pedoman dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Penataan Ruang dan Perumahan
Permukiman;
KEPMEN KIMPRASWIL No. 217 Tahun 2002 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP);
KEPMEN KIMPRASWIL No. 403 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis
Rumah Sederhana Sehat (RSH);
KEPMEN KIMPRASWIL No. 24 Tahun 2003 tentang Dukungan Fasilitas
Subsidi Perumahan;
PERMEN PU No. 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 8


c. Penataan Ruang :
UU RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
PP. No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta
Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;
PP. No. 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Penataan Ruang
Wilayah;
PP. No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
KEPMEN KIMPRASWIL No. 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam
Pedoman Penyusunan RTRW Propinsi dan Kabupaten/Kota;
Penyusunan Rencana Tata Ruang (RTRW) Provinsi
Peninjauan kembali RTRW Provinsi
Penyusunan RTRW Kabupaten
Peninjauan kembali RTRW Kabupaten
Penyusunan RTRW Kota
Peninjauan Kembali RTRW Kota
KEPMENDAGRI No. 134 tahun 1998 tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Dati I
(Propinsi) dan RTRW Kabupaten Dati II (Kabupaten/Kota);
PERMENDAGRI No. 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Kota;
KEPMENDAGRI No. 84 Tahun 1992 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Kota;
SE Dirjen Penataan Ruang No. 05/SE/2003 tentang Pedoman Penilaian
Pemekaran Provinsi, Kabupaten/Kota;
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 9


Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana
Tata Ruang;
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 174 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 01 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang SPM
bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ);
SE Dirjen Penaatan Ruang No. 05/SE/2003 tentang Pedoman Penilaian
Pemekaran Propinsi, Kabupaten, Kota.
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor : 22 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat (RDTR dan RTRW
Propinsi Jawa Barat);
Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor : .... Tahun ......... tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Banjar.
d. Kebersihan :
UU RI No. 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
Permendagri No. 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah;
SNI 19-3964-1994 - SK SNI M-36-1991-03 tentang Metode Pengambilan
dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, dan
Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di
Indonesia;
SNI 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan
sampah perkotaan;
SNI 03-3241-1991 SK SNI T-11-1991-03 tentang tata Cara Pemilihan
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 10


SNI 03-3242-1994 SK SNI T-12-1991-03 tentang Tata Cara Pengelolaan
Sampah di Permukiman;
PERDA Kota Banjar No. 20 Tahun 2004 tentang Kebersihan, Keindahan dan
Ketertiban dalam Kota Banjar.
e. Lingkungan Hidup :
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 20 Tahun 2008 tentang
Petunjuk Teknis SPM bidang Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 06 Tahun 2009 tentang
Laboratorium;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 27 Tahun 2009 tentang
Pedoman Teknis Pelaksanaan KLHS;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 02 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata;
UU RI No. 32 Tahun 2010 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di daerah;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009 tentang
Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 serta
Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3 oleh Pemerintah
Daerah ;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2010 tentang
Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang
Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib AMDAL;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Ijin Lingkungan;
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 67 Tahun 2012 tentang Penyusunan
KLHS dalam RPJMD;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 11


Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 07 Tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura;
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan;

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Rencana Strategis Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup dimaksudkan sebagai arahan, pedoman dan landasan bagi
jajaran organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan
program dan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan bidang keciptakaryaan, kebersihan, tata ruang dan lingkungan
hidup selama 5 (lima) tahun ke depan.

1.3.2 Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Cipta Karya, Kebersihan,
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup:
1. Menterjemahkan visi, misi dan program pembangunan dalam RPJMD Kota
Banjar secara nyata ke dalam visi, misi, program dan kegiatan SKPD sesuai
dengan tugas dan fungsi.
2. Mewujudkan perencanaan dan penganggaran terpadu yang berbasis
hasil/kinerja.
3. Menciptakan mekanisme pelaksanaan program dan kegiatan SKPD yang fokus,
tidak tumpang tindih, dan terintegrasi.
4. Membangun sistem penilaian kinerja yang terukur, transparan, dan akuntabel.
5. Menciptakan mekanisme pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan di bidang cipta karya, kebersihan, tata ruang dan lingkungan
hidup yang efektif dan efisien.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 12


1.4 Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup Kota Banjar tahun 2014 - 2018 secara garis besar disusun
dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum
penyusunan Renstra, maksud dan tujuan penyusunan Renstra dan
sistematika penulisan dokumen Renstra.
Bab II Gambaran Pelayanan,Tugas dan Fungsi
Memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi SKPD; sumber daya yang
dimiliki oleh SKPD, kinerja pelayanan sampai saat ini, tantangan dan
peluang pengembangan pelayanan SKPD.
Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
pelayanan SKPD; telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan
wakil kepala daerah; telaahan renstra Ditjend Cipta Karya Kementerian
PU dan telaahan Renstra Dinas PU Cipta Karya Dan Tata Ruang Provinsi
Jawa Barat; telaahan dokumen RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis; serta penentuan isu-isu strategis di bidang cipta karya,
kebersihan, tata ruang dan lingkungan hidup.
Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Bab ini berisi visi dan misi SKPD, tujuan dan sasaran jangka menengah
SKPD, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka
menengah SKPD.
Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Memuat rencana program dan kegiatan SKPD selama 5 (lima) tahun
kedepan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 13


Bab VI Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD
Bab ini memuat indikator kinerja Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup yang terkait langsung atau mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota Banjar.
Bab VII Penutup
Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen
Renstra SKPD, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu
menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan oleh SKPD.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 14


0
GAMBARAN PELAYANAN DINAS CIPTA
2 KARYA, KEBERSIHAN, TATA RUANG DAN
LINGKUNGAN HIDUP

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD


Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
merupakan unsur pelaksana bidang Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas
mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan pemerintahan dan
pembangunan, melaksanakan urusan Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Tugas
pokok dan fungsi Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup Kota Banjar mengacu pada Peraturan Walikota Banjar Nomor : 13 Tahun
2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Unsur Organisasi Dinas Cipta
Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar.
Susunan Organisasi Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup Kota Banjar berdasarkan Peraturan Walikota Banjar Nomor : 13
Tahun 2013 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Unsur Organisasi
Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar
terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
3. Sub Bagian Program dan Evaluasi.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 15


c. Bidang Cipta Karya, membawahi :
1. Seksi Bangunan dan Pembinaan Jasa Konstruksi;
2. Seksi Pengembangan Perumahan dan Kawasan; dan
3. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman.
d. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, membawahi :
1. Seksi Pengelolaan Sampah dan Kelembagaan;
2. Seksi Sarana dan Prasarana; dan
3. Seksi Pertamanan dan Pemakaman.
e. Bidang Tata Ruang, membawahi :
1. Seksi Penataan dan Pemanfaatan Ruang;
2. Seksi Pengendalian Ruang; dan
3. Seksi Layanan Pertanahan.
f. Lingkungan Hidup, terdiri dari :
1. Seksi Analisis Dampak Linkungan;
2. Seksi Pencegahan dan Pengawasan Lingkungan; dan
3. Seksi Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur organisasi Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup Kota Banjar dapat dilihat pada Gambar 2.1

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 16


KEPALA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


UMUM DAN KEUANGAN PROGRAM DAN
KEPEGAWAIAN EVALUASI

KELOMPOK JABATAN BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


FUNGSIONAL CIPTA KARYA KEBERSIHAN TATA RUANG LINGKUNGAN HIDUP

SEKSI PENGELOLAAN SEKSI


SEKSI BANGUNAN SAMPAH DAN SEKSI ANALISIS
PENATAAN DAN
DAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN DAMPAK
PEMANFAATAN
JASA KONSTRUKSI RUANG LINGKUNGAN

SEKSI SARANA
DAN SEKSI
SEKSI SEKSI PENCEGAHAN
PRASARANA PENGENDALIAN
PENGEMBANGAN RUANG DAN PENGAWASAN
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
KAWASAN
SEKSI
PERTAMANAN SEKSI LAYANAN
SEKSI PENYEHATAN DAN PEMAKAMAN SEKSI PENGENDALIAN
PERTANAHAN
LINGKUNGAN DAN DAN PEMULIHAN
PERMUKIMAN LINGKUNGAN

UPT LABORATORIUM UPT PENGELOLA


LINGKUNGAN HIDUP LIMBAH

Gambar 2.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 17


2.1.1 Kepala Dinas
1) Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
2) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi
dan melaksanakan kewenangan daerah sebagai bidang
Pengembangan Otonomi Daerah dan sebagai bidang Perimbangan
Keuangan serta melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan
Walikota.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2), Kepala Dinas mempunyai fungsi:
a. Perencanaan Program Kerja dibidang Cipta Karya, Kebersihan
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup;
b. Pembagian tugas kepada bawahan;
c. Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan tugas dibidang Cipta
Karya, Kebersihan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup;
d. Pelimpahan tugas-tugas kepada bawahan;
e. Pelaksanaan hubungan kerjasama dengan lembaga non
pemerintahan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
f. Mengkoordinasikan kegiatan program dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah; dan
g. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
4) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)
menyelenggarakan tugas pemerintahan meliputi:
a. Memimpin Dinas Cipta Karya, Kebersihan Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup dalam perumusan perencanaan dan kebijakan
dalam mengambil keputusan dibidang Cipta Karya, Kebersihan
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan bidang tugasnya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 18


2.1.2 Sekretariat
1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris berada dibawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas.
2) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan mengelolaan
administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan menginventarisir
aset dinas serta menyusun rencana program dan evaluasi kerja dinas.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), Sekretaris mempunyai fungsi:
a. Perencanaan program pelayanan administrasi perkantoran;
b. Perencanaan program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur;
c. Perencanaan program peningkatan disiplin aparatur;
d. Pengkoordinasian program-program kegiatan setiap bidang;
e. Pelaksanaan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dinas; dan
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
4) Sekretaris sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3),
menyelenggarakan tugas pemerintahan meliputi :
a. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan tugas;
b. Membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian
Program dan Evaluasi;
c. Merencanakan operasional kerja Sekretariat Dinas berdasarkan
rencana dan sasaran yang telah ditetapkan sebagai pedoman
kerja;
d. Mengatur urusan tata usaha, keuangan, aset, perencanaan dan
pengendalian serta pembinaan kepegawaian dinas;
e. Melaksanakan inventarisasi semua barang bergerak dan tidak
bergerak milik dinas;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 19


f. Mengevaluasi pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian, Sub Bagian keuangan dan Sub Bagian Program
dan Evaluasi;
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas Sekretariat Dinas kepada
Kepala Dinas; dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) Sekretaris terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan; dan
c. Sub Bagian Program dan Evaluasi.

2.1.2.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


1) Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.
2) Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyiapan pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, perjalanan
dinas, perlengkapan kantor dan menginventarisir serta
pemeliharaan barang inventaris kantor dan benda berharga.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud ayat (2),
Sub Bagian Umum mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja;
b. Pengelolaan surat menyurat, kearsipan, pengadaan dan
perjalanan dinas;
c. Pengelolaan administrasi kepegawaian;
d. Pengelolaan rumah tangga, perlengkapan kantor, dan
menginventarisir serta pemeliharaan inventaris kantor dan
pengelolaan benda berharga; dan
e. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 20


4) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas pemerintahan
meliputi :
a. Menyiapkan bahan untuk menyusun dan menyempurnakan
organisasi dan tatalaksana;
b. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,
kebijakan teknis, pedoman serta bahan-bahan lainnya yang
berhubungan dengan tugas sub bagian umum dan
kepegawaian;
c. Menyusun rencana kebutuhan kantor dan melaksanakan
pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kantor;
d. Melayani keperluan dan kebutuhan serta perawatan ruang kerja,
ruang rapat/pertemuan, komunikasi, dan sarana/prasarana
kantor;
e. Memfasilitasi usulan pengangkatan, mutasi, kenaikan pangkat,
kenaikan gaji berkala, cuti, penilaian, pemberian penghargaan,
pemberian sanksi/hukuman dan pemberhentian/pensiun, serta
pendidikan dan pelatihan pegawai;
f. Melaksanakan pengurusan perjalanan dinas, keamanan kantor
serta pelayanan kerumah tanggaan yang lainnya;
g. Mencatat, membukukan dan mengurus seluruh aset dan benda
berharga dinas;
h. Melaporkan kegiatan pelaksanaan pekerjaan sub bagian umum
dan kepegawaian kepada Sekretaris; dan
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 21


2.1.2.2 Sub Bagian Keuangan
1) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris
Dinas.
2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan
pertanggungjawaban keuangan.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan kegiatan administrasi keuangan;
b. Penyusunan rencana anggaran rutin dan pembangunan
dinas;
c. Pengelolaan, evaluasi dan pengendalian administrasi
keuangan;
d. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi;
e. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya; dan
f. Pelaksanaan tugas penatausahaan keuangan dinas.
4) Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas pemerintahan
meliputi :
a. Merencanakan kegiatan dan program kerja sub bagian
keuangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja;
b. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-
undangan, kebijakan teknis, pedoman serta bahan-
bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas Sub
Bagian Keuangan;
c. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi,
mengiventarisasi permasalahan serta melaksanakan

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 22


pemecahan permasalahan yang berhubungan dengan
tugas-tugas yang berkaitan dengan keuangan;
d. Melaksanakan analisis keuangan, perbendaharaan,
verifikasi, akuntansi, evaluasi anggaran, dan pelaporan
keuangan;
e. Melaksanakan pengadaan sekretariat keuangan
anggaran rutin dan anggaran pembangunan;
f. Mengurus keuangan perjalanan dinas;
g. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan;
h. Melaporkan kegiatan pelaksanan pekerjaan kepada
Sekretaris; dan
i. Melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1.2.3 Sub Bagian Program dan Evaluasi


1) Sub Bagian Program dan Evaluasi dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris Dinas.
2) Sub Bagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas pokok
menyiapkan bahan penyusunan rencana program dibidang
Cipta Karya, Kebersihan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
serta mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilaksanakan.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud ayat (2), Sub
Bagian Program dan Evaluasi mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan penyusunan rencana program;
b. Pelaksanaan penyusunan rencana program kerja di
bidang Cipta Karya, Kebersihan Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup;
c. Pelaksanaan pengendalian program Cipta Karya,
Kebersihan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 23


d. Pelaksanaan evaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan; dan
e. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
4) Sub Bagian Evaluasi dan Program sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas
pemerintahan meliputi :
a. Menghimpun dan menyiapkan bahan-bahan secara
menyeluruh untuk penyusunan rencana kegiatan dinas;
b. Merencanakan kegiatan dan program kerja sub bagian
program dan evaluasi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman
kerja;
c. Menyiapkan dan menyusun Rencana Strategis
(RENSTRA);
d. Menyiapkan dan menyusun Rencana Kinerja Tahunan
(RENJA);
e. Menyiapkan dan menyusun Pra Rencana Kerja dan
Anggaran (Pra RKA);
f. Menyiapkan dan menyusun Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA);
g. Menyiapkan dan menyusun Dokumen Pengguna
Anggaran (DPA) dinas;
h. Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan
program/kegiatan dinas serta menyiapkan tindak lanjut
hasil monitoring;
i. Menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan
program/kegiatan dinas dan menyusun LAKIP dinas;
j. Membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas staf sub
bagian penyusunan program dan evaluasi;
k. Membuat dan menyusun laporan kinerja tahunan;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 24


l. Melaporkan kegiatan pelaksanaan pekerjaan rutin
bulanan dan triwulan kepada Sekretaris;
m. Melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1.3 Bidang Cipta Karya


1) Bidang Cipta Karya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
2) Bidang Cipta Karya mempunyai tugas pokok menyusun
rencana, membina, monitoring, evaluasi dan
mengoordinasikan pelaksanaan Kebijakan di bidang Cipta
Karya.
3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Kepala Bidang Cipta Karya mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya;
b. Penyiapan bahan penetapan kebijakan Cipta Karya
meliputi: bangunan dan pembinaan jasa konstruksi,
pengembangan perumahan dan kawasan, serta
penyehatan lingkungan dan permukiman;
c. Penyiapan bahan penetapan pedoman, norma, standar,
prosedur dan kriteria di bidang Cipta Karya;
d. Pengoordinasian dan memfasilitasi pembangunan di
bidang Cipta Karya;
e. Pelaksanaan pembinaan, supervisi, dan monitoring
penyelenggaraan urusan bidang Cipta Karya;
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
atasan; dan
g. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 25


4) Bidang Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dan ayat (3), menyelenggarakan tugas pemerintahan,
meliputi :
a. Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya;
b. Menyiapkan bahan penetapan kebijakan Cipta Karya
meliputi: bangunan dan pembinaan jasa konstruksi,
pengembangan perumahan dan kawasan, serta
penyehatan lingkungan dan permukiman;
c. Menyiapkan bahan penetapan pedoman, norma,
standar, prosedur dan kriteria di bidang Cipta Karya;
d. Mengoordinasikan dan memfasilitasi pembangunan di
bidang Cipta Karya;
e. Melaksanakan pembinaan, supervisi dan monitoring
penyelenggaraan urusan bidang Cipta Karya;
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
atasan;
g. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas; dan
h. Menyusun laporan kegiatan dibidang tugasnya.
5) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat 2, Kepala Bidang Cipta Karya terdiri dari :
a. Seksi Bangunan dan Pembinaan Jasa Konstruksi;
b. Seksi Pengembangan Perumahan dan Kawasan; dan
c. Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman;

2.1.3.1 Seksi Bangunan dan Pembinaan Jasa Konstruksi


1) Seksi Bangunan dan Pembinaan Jasa Konstruksi dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Cipta Karya.
2) Seksi Pembinaan Jasa Konstruksi mempunyai tugas
melakukan pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 26


pelaksanaan kegiatan yang meliputi bangunan dan
pembinaan jasa konstruksi.
3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Seksi Bangunan dan Pembinaan Jasa Konstruksi
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya;
b. Pelaksanaan kebijakan pembinaan jasa konstruksi yang
telah ditetapkan;
c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sistem
informasi, sumber daya manusia dan teknologi bidang
jasa konstruksi;
d. Penyiapan bahan pemberian rekomendasi penerbitan
perizinan usaha jasa konstruksi;
e. Pembangunan dan pengelolaan fisik gedung dan
bangunan pemerintah daerah;
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
atasan;
g. Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya.
4) Seksi Bangunan dan Pembinaan Jasa Konstruksi
sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3),
menyelenggarakan fungsi pemerintahan meliputi :
a. Menyiapkan bahan untuk penyusunan rencana kegiatan;
b. Mengembangkan sistem informasi, sumber daya
manusia, dan teknologi jasa konstruksi;
c. Melaksanakan perizinan usaha jasa konstruksi;
d. Pengawasan pembangunan infrastruktur daerah;
e. Melakukan koordinasi dengan unsur-unsur terkait;
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
atasan;
g. Menyampaikan laporan kegiatan di bidang tugasnya;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 27


h. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi;
i. Menyusun laporan di bidang tugasnya; dan
j. Melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

2.1.3.2 Seksi Pengembangan Perumahan dan Kawasan


1) Seksi Pengembangan Perumahan dan Kawasan dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Cipta Karya.
2) Seksi Pengembangan Perumahan dan Kawasan mempunyai
tugas melakukan pembinaan, koordinasi, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan pengembangan perumahan
dan kawasan.
3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Seksi Pengembangan Perumahan dan Kawasan
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program kerja sesuai dengan
bidang tugasnya;
b. Pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian pengembangan perumahan dan kawasan;
c. Pelaksanaan pengkajian bahan dan koordinasi dalam
rangka fasilitasi pengembangan perumahan dan
kawasan;
d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
atasan; dan
e. Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya.
4) Seksi Pengembangan Perumahan dan Kawasan sebagaimana
dimaksud ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan fungsi
pemerintahan meliputi:
a. Menyusun kebijakan teknis pengembangan perumahan
dan kawasan;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 28


b. Melaksanakan pembinaan kepada pihak terkait yang
berkaitan dengan pengembangan perumahan dan
kawasan;
c. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai fungsinya;
d. Melakukan evaluasi dan pelaporan dibidang dan
tugasnya.
e. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi;
f. Menyusun laporan di bidang tugasnya; dan
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.

2.1.3.3 Seksi Penyehatan Lingkungan Dan Permukiman


1) Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman dipimpin
oleh Kepala Seksi berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Cipta Karya.
2) Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman mempunyai
tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan di lingkup Penyehatan
Lingkungan dan Permukiman.
3) Dalam melaksanankan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Kepala seksi penyehatan lingkungan dan
permukiman mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya;
b. Pelaksanaan perencanaan, pengawasan, dan
pengendalian terhadap pembangunan penyehatan
lingkungan dan permukiman;
c. Pelaksanaan persiapan pembangunan,
bangunan/fasilitas umum dan sarana penyehatan
lingkungan dan permukiman;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 29


d. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang; dan
e. Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya.
4) Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan
fungsi pemerintahan meliputi:
a. Mengawasi kegiatan Penyehatan Lingkungan dan
Permukiman;
b. Melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat dalam
usaha penyehatan lingkungan dan permukiman;
c. Melakukan koordinasi dengan unsur-unsur yang
berkaitan dengan usaha penyehatan lingkungan dan
permukiman;
d. Melaporkan kegiatan pelaksanaan kepada Kepala Bidang;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya;
f. Menyusun laporan di bidang tugasnya; dan
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.

2.1.4 Bidang Kebersihan


1) Bidang Kebersihan dipimpin oleh Kepala Bidang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
2) Kepala Bidang Kebersihan mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan perencanaan program kebersihan
dan pertamanan.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), Bidang Kebersihan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan perencanaan pengelolaan sampah dan
kelembagaan;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 30


b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan sampah dan
kelembagaan;
c. Penyusunan manajemen persampahan/program
pengembangan kinerja pengelolaan persampahan,
penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan
persampahan; dan
d. Penyusunan laporan kegiatan.
4) Kepala Bidang Kebersihan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas
pemerintahan, meliputi :
a. Merencanakan pengelolaan kebersihan;
b. Merencanakan penyediaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana kebersihan;
c. Mengembangkan kinerja pengelolaan persampahan;
d. Pelaporan kinerja pengeloaan persampahan, sarana dan
prasarana kepada kepala dinas; dan
e. Menyusun laporan kegiatan dibidang tugasnya.
5) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), Bidang Kebersihan, terdiri dari :
a. Seksi Pengolahan Sampah dan Kelembagaan;
b. Seksi Sarana dan Prasarana; dan
c. Seksi Pertamanan dan Pemakaman.

2.1.4.1 Seksi Pengolahan Sampah dan Kelembagaan


1) Seksi Pengolahan Sampah dan Kelembagaan dipimpin oleh
Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Kebersihan.
2) Seksi Pengolahan Sampah dan Kelembagaan mempunyai
tugas pokok perencanaan program dan pelaksanaan
pengolahan sampah dan kelembagaan.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 31


3) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (2),
Seksi Pengolahan Sampah dan Kelembagaan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan dan merencanakan kegiatan dan program
kerja Seksi Pengolahan Sampah dan Kelembagaan;
b. Pelaksanaan kegiatan manajemen persampahan meliputi
:
1. Penyusunan kebijakan pengelolaan persampahan;
2. Penyusunan perencanaan penyediaan sarana dan
prasarana pengelolaan persampahan;
3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan persampahan;
4. Pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan
persampahan dan peningkatan sumber daya manusia;
dan
5. Penyusunan perhitungan target retribusi pelayanan
kebersihan, penyedotan kakus dan sewa alat berat.
c. Pengevaluasian realisasi pelaksanaan operasional
pengolahan sampah dan kelembagaan; dan
d. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
4) Seksi Pengolahan Sampah dan Kelembagaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan
tugas pemerintahan meliputi :
a. Melakukan pengawasan kebersihan;
b. Melakukan Pembinaan Peran Wanita Keluarga Sehat
Sejahtera (P2WKSS);
c. Melakukan pendataan dan pelaporan volume timbulan
sampah organik, anorganik dan bahan beracun dan
berbahaya (B3);
d. Melaporkan kegiatan pelaksanaan pekerjaan kepada
kepala bidang; dan

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 32


e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala
bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1.4.2 Seksi Sarana dan Prasarana


1) Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh Kepala Seksi
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Kebersihan.
2) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian
sarana dan prasarana Bidang Kebersihan.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai
fungsi :
a. Pelaksanaan fasilitasi pengawasan kebersihan;
b. Pelaksanaan fasilitasi kegiatan pengendalian kebersihan
meliputi:
1. Fasilitasi penyusunan kebijakan pengelolaan
persampahan;
2. Fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana
pengelolaan persampahan;
3. Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan persampahan;
4. Fasilitasi bimbingan teknis pengelolaan persampahan
dan peningkatan sumber daya manusia; dan
5. Fasilitasi peningkatan operasi pelayanan dan
penyelenggaraan retribusi kebersihan, penyedotan
kakus dan sewa alat berat.
c. Pemeliharaan sarana angkutan dan prasarana
kebersihan;
d. Pengevaluasian sarana dan prasarana; dan
e. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 33


4) Seksi Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas
pemerintahan meliputi :
a. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan;
b. Memelihara sarana angkutan dan prasarana kebersihan;
c. Mengevaluasi dan melaporkan kondisi sarana dan
prasarana;
d. Melaporkan kegiatan pelaksanaan pekerjaan kepada
kepala bidang;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala
bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya;
f. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi
sarana dan prasarana; dan
g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

2.1.4.3 Seksi Pertamanan dan Pemakaman


1) Seksi Pertamanan dan Pemakaman dipimpin oleh Kepala
Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang.
2) Seksi Pertamanan Pemakaman mempunyai tugas pokok
yaitu memelihara, mengembangkan, mengelola,
melestarikan taman kota dan ruang terbuka hijau (RTH),
menyelenggarakan kegiatan pertamanan dan pemakaman
melalui penyusunan perencanaan program pengelolaan
pertamanan dan pemakaman.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat 2,
Seksi Pertamanan Pemakaman mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan, norma, estndar, prosedur dan
manual pengelolaan ruang terbuka hijau dan
pemakaman;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 34


b. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta
pengumpulan dan analisa data base jumlah jiwa yang
meninggal;
c. Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan penataan
pengelolaan areal pemakaman;
d. Pemberian perijinan pemakaman dan pertamanan;
e. Pemeliharaan sarana dan prasarana pertamanan dan
pemakaman;
f. Pelaksanaan monitoring dan mengevaluasi realisasi
pelaksanaan operasional pertamanan dan pemakaman;
dan
g. Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya.
4) Kepala Seksi Pertamanan dan Pemakaman sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan
tugas pemerintahan meliputi :
a. Melaksanakan pembuatan, survey, penataan taman,
pemakaman kota dan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
b. Melaksanakan Kegiatan Pemeliharaan taman,
pemakaman kota/ TMP dan ruang terbuka hijau;
c. Mengumpulkan data/informasi jumlah penduduk,
kelahiran dan kematian;
d. Monitoring dan mengevaluasi semua kegiatan
operasional pertamanan dan pemakaman;
e. Melaporkan kegiatan pelaksanaan pekerjaan kepada
kepala bidang;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan
g. Menyusun laporan di bidang tugasnya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 35


2.1.5 Bidang Tata Ruang
1) Bidang Tata Ruang dipimpin oleh Kepala Bidang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
2) Kepala Bidang Tata Ruang mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan perencanaan program tata
ruang.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (2),
Bidang Tata Ruang mempunyai fungsi:
a. Penyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis;
b. Penyusunan rencana tata ruang detail dan teknis tata
ruang;
c. Penyusunan rencana pemanfaatan ruang dan tata guna
lahan; dan
d. Pengendalian pemanfaatan ruang serta pelayanan
pertanahan.
4) Bidang Tata Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3), menyelenggarakan tugas pemerintahan
meliputi:
a. Menyusun program kerja Bidang Tata Ruang;
b. Menyusun petunjuk teknis pembinaan perencanaan
penataan ruang;
c. Melakukan pemanfaatan ruang dan tata guna lahan;
d. Mengendalikan, mengawasi, merencanakan,
memanfaatkan dan evaluasi ruang;
e. Melaksanakan pembinaan teknis dan rekomendasi dalam
rangka pelayanan umum di Bidang Tata Ruang;
f. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas;
Menganalisa dan mengembangkan kinerja bidang, dan
g. Melaporkan kegiatan bidang kepada kepala dinas.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 36


5) Dalam melaksanakan tugas dimaksud ayat (2), Bidang Tata
Ruang terdiri dari:
a. Seksi Penataan dan Pemanfaatan Ruang;
b. Seksi Pengendalian Ruang; dan
c. Seksi Layanan Pertanahan

2.1.5.1 Seksi Penataan dan Pemanfaatan Ruang


1) Seksi Penataan dan Pemanfaatan Ruang dipimpin oleh
Kepala Seksi berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang.
2) Kepala Seksi Penataan dan Pemanfaatan Ruang mempunyai
tugas pokok yaitu menyusun rencana Tata Ruang melalui
kegiatan penyelarasan kegiatan dinamika penduduk dan
sektor pembangunan sesuai dengan daya dukung
lingkungan bersama dinas/ instansi terkait dan masyarakat.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Seksi Penataan dan Pemanfaatan Ruang
mempunyai fungsi :
a. Menyusun Rencana Tata Ruang dan Teknis Tata Ruang;
b. Menyusun petunjuk teknis dan pembinaan penataan dan
pemanfaatan ruang; dan
c. Pengawasan dan evaluasi penataan dan pemanfaatan
ruang;
4) Kepala Seksi Penataan dan Pemanfaatan Ruang
sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3),
menyelenggarakan tugas pemerintahan meliputi :
a. Menyusun rencana kegiatan penataan dan pemanfaatan
ruang;
b. Menyiapkan pedoman/ standar teknis penataan dan
pemanfaatan ruang;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 37


c. Menyiapkan data dan informasi melalui survey dan
pemetaan sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan;
d. Menyusun rencana strategis pembangunan di bidang
Penataan dan Pemanfaatan Ruang;
e. Menyusun Rencana rinci dan Teknis Tata Ruang
kawasan perkotaan, pedesaan, fungsional dan tertentu;
f. Melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis Penataan
dan Pemanfaatan Ruang;
g. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dan pelibatan
masyarakat dalam penataan dan pemafaatan ruang; dan
h. Menyusun dan melaporkan hasil kegiatan.

2.1.5.2 Seksi Pengendalian Ruang


1) Seksi Pengendalian Ruang dipimpin oleh Kepala Seksi berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.
2) Kepala Seksi Pengendalian Ruang mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan pemanfaatan, pengawasan,
penertiban dan evaluasi pengendalian ruang.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Seksi Pengendalian Ruang mempunyai fungsi:
a. Menyusun rencana kegiatan pengendalian ruang;
b. Menyiapkan dan menyusun pedoman/ standar teknis
pengendalian ruang;
c. Pembinaan teknis dan pengawasan perijinan,
peruntukan penggunaan tanah; dan
d. Melaksanakan kebijakan di bidang Pengendalian Ruang.
4) Kepala Seksi Pengendalian Ruang sebagaimana dimaksud
ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas
pemerintahan meliputi :
a. Melaksanakan kebijakan dalam hal pengendalian ruang;
b. Monitoring, sosialisasi dan evaluasi pengendalian ruang;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 38


c. Koordinasi dengan unsur terkait; dan
d. Menyusun dan melaporkan hasil kegiatan pengendalian
ruang.

2.1.5.3 Seksi Layanan Pertanahan


1) Seksi Layanan Pertanahan dipimpin oleh Kepala Seksi
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.
2) Kepala Seksi Layanan Pertanahan mempunyai tugas pokok
melaksanakan pelayanan pertanahan yang meliputi
inventarisasi dan pengadaan tanah.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (2),
Seksi Layanan Pertanahan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana inventarisasi tanah;
b. Penyusunan rencana kebutuhan lahan; dan
c. Penyusunan pedoman/standar teknis tata guna lahan.
4) Kepala Seksi Layanan Pertanahan sebagaimana dimaksud
ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas
pemerintahan meliputi:
a. Melaksanakan kebijakan bidang layanan pertanahan;
dan
b. Menyusun dan melaporkan hasil kegiatan layanan
pertanahan.

2.1.6 Bidang Lingkungan Hidup


1) Bidang Lingkungan Hidup dipimpin oleh Kepala Bidang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas.
2) Kepala Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok
melaksanakan dan menyiapkan bahan rencana teknis,
melaksanakan penyusunan perencanaan program lingkungan
hidup.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 39


3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), Bidang Lingkungan Hidup mempunyai
fungsi :
a. Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya
alam dan lingkungan hidup;
b. Peningkatan pengendalian polusi;
c. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup; dan
d. Penyelenggaraan pelayanan lingkungan.
4) Bidang Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas
pemerintahan, meliputi :
a. Menyiapkan bahan kerja harian bidang lingkungan
hidup;
b. Merencanakan harian bidang lingkungan hidup;
c. Koordinasi antar bidang ditingkat Dinas Cipta Karya,
Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, antar
OPD ditingkat Kota, serta OPD ditingkat Provinsi atau
Kementerian Lingkungan Hidup;
d. Mengawasi dan membina pengelolaan lingkungan
pribadi, perusahaan swasta/pemerintahan;
e. Menilai dan meluruskan dokemen lingkungan yang
dibuat oleh pemrakarsa;
f. Memantau kualitas lingkungan/operasional laboratorium;
g. Mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan Kasi Analisis
Dampak Lingkungan dan Kasi Pencegahan dan
Pengawasan Lingkungan;
h. Melaporkan hasil bidang lingkungan kepada kepala
dinas; dan
i. Menyusun laporan kegiatan dibidang tugasnya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 40


5) Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (2),
Bidang Lingkungan Hidup terdiri dari :
a. Seksi Analisis Dampak Lingkungan.
b. Seksi Pencegahan dan Pengawasan Lingkungan.
c. Seksi Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan.

2.1.6.1 Seksi Analisis Dampak Lingkungan


1) Seksi Analisis Dampak Lingkungan dipimpin oleh Kepala
Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Lingkungan Hidup.
2) Seksi Analisis Dampak Lingkungan mempunyai tugas pokok
melaksanakan analisa peningkatan kualitas akses informasi
sumber daya alam dan lingkungan hidup dan analisa
peningkatan pengendalian polusi.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Seksi Analisis Dampak Lingkungan
mempunyai fungsi melaksanakan :
a. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di
bidang lingkungan;
b. Pengembangan data dan informasi lingkungan;
c. Penyusunan data dan sumber daya alam;
d. Pengkajian dampak lingkungan;
e. Koordinasi penyusunan Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan;
f. Penguatan jejaring informasi lingkungan;
g. Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran;
h. Pelaksanaan monitoring dan mengevaluasi realisasi
pelaksanaan operasional analisa peningkatan kualitas
akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
dan analisa peningkatan pengendalian polusi; dan
i. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 41


4) Seksi Analisis Dampak Lingkungan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas
pemerintahan, meliputi :
a. Menyiapkan bahan kerja harian dibidang Analisa
Dampak Lingkungan;
b. Merencanakan kegiatan harian dibidang Analisa Dampak
Lingkungan;
c. Melakukan koordinasi dengan instansi lain yang terkait
dalam hal Analisa Dampak Lingkungan terhadap usaha
dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan;
d. Melaksanakan survey kelapangan dalam hal Analisa
Dampak Lingkungan terhadap usaha dan atau kegiatan
yang akan dilaksanakan;
e. Membuat berita acara dan melaporkan hasil survey
lapangan;
f. Melaksanakan penilaian dan evaluasi terhadap dokumen
lingkungan yang diajukan pemrakarsa kegiatan dan atau
usaha yang menjadi dasar keluarnya rekomendasi
lingkungan;
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas rutin dibidang
Analisa Dampak Lingkungan kepada kepala bidang; dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala
bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1.6.2 Seksi Pencegahan dan Pengawasan Lingkungan


1) Seksi Pencegahan dan Pengawasan Lingkungan dipimpin
oleh Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang Lingkungan Hidup;
2) Seksi Pencegahan dan Pengawasan Lingkungan mempunyai
tugas pokok melaksanakan kegiatan pencegahan dan
pengawasan lingkungan;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 42


3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), Seksi Pencegahan dan Pengawasan
Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Pengembangan data informasi lingkungan;
b. Penyusunan data dan Sumber Daya Alam;
c. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan
hidup;
d. Monitoring dan mengevaluasi kegiatan pencegahan dan
pengawasan pencemaran/ perusakan lingkungan hidup;
e. Pelaksanaan pengawasan terhadap usaha dan/ atau
kegiatan
f. yang berpotensi terhadap pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup;
g. Pemantauan kualitas lingkungan hidup; dan
h. Penyusunan laporan kegiatan.
4) Seksi Pencegahan dan Pengawasan Lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3),
menyelenggarakan tugas pemerintahan meliputi :
a. Menyiapkan bahan kerja;
b. Merencanakan kegiatan;
c. Melakukan koordinasi dengan instansi lain yang terkait
dalam hal inventarisasi dan penyusunan data sumber
daya alam;
d. Melaksanakan survey ke lapangan dalam hal
pencegahan dan pengawasan terhadap usaha dan/ atau
kegiatan yang berpotensi terhadap pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup;
e. Membuat berita acara dan laporan survey; dan
f. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap
usaha dan/ atau kegiatan yang berpotensi terhadap
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 43


2.1.6.3 Seksi Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan
1) Seksi Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan dipimpin oleh
Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Lingkungan Hidup.
2) Seksi Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan mempunyai
tugas pokok melaksanakan kegiatan pengawasan dan
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Seksi Pengendalian dan Pemulihan
Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan koordinasi penilaian Kota Sehat/ Adipura;
b. Pemantauan kualitas lingkungan/operasional
laboratorium;
c. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan
hidup;
d. Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair;
e. Pengelolaan B3 dan limbah B3;
f. Pengkoordinasian Prokasih (Program Kali Bersih);
g. Pengembangan produksi ramah lingkungan;
h. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup;
i. Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengendalian lingkungan hidup;
j. Pengawasan pengevaluasian kegiatan pengendalian
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; dan
k. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
4) Seksi Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan
tugas pemerintahan, meliputi :
a. Menyiapkan bahan kerja harian di bidang Pengendalian
dan Pemulihan Lingkungan;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 44


b. Mengumpulkan, mengolah data permasalahan dibidang
lingkungan hidup;
c. Merencanakan kegiatan harian dibidang Pengendalian
dan Pemulihan Lingkungan;
d. Melaksanakan kegiatan dibidang Pengendalian dan
Pemulihan Lingkungan;
e. Memfasilitasi sengketa lingkungan;
f. Mengevaluasi kerja harian dan penyusunan laporan
dalam rangka penyelesaian sengketa lingkungan,
pelaksanaan Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan
dan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawab
diseksinya;
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas rutin dan tugas-
tugas khusus yang diberikan ke seksi Pengendalian dan
Pemulihan Lingkungan kepada kepala bidang; dan
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala
bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1.7 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)


Tugas Pokok dan fungsi unsur organisasi Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) pada Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup Kota Banjar, diatur tersendiri dalam peraturan Walikota.

2.1.8 Kelompok Jabatan Fungsional


1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi Dinas sesuai dengan keahlian
dan kebutuhan.
2) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) terdiri dari sejumlah Pegawai Negeri Sipil
dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 45


3) Setiap kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dipimpin oleh seorang tenaga fungsional
senior yang ditunjuk oleh Kepala Dinas serta berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
4) Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan sifat,
jenis kebutuhan dan beban kerja.
5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) diatur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

2.2 Sumber Daya SKPD


2.2.1 Sumber Daya Manusia
Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
terdiri dari jabatan 1 kepala dinas (pejabat eselon II.b), 1 sekretaris
(eselon III.a), 4 kepala bidang (eselon III.b), 11 kepala sub bagian dan
seksi (eselon IV.a). Personil keseluruhan sejumlah 272 orang, terdiri dari
PNS 71 orang dan honorer 201 orang. Berdasarkan jenis kelamin terdiri
dari laki-laki 117 orang dan perempuan 95 orang. Berdasarkan golongan
ruang terdiri dari : Golongan I/a tidak ada, golongan I/b 10 orang,
golongan I/c tidak ada, golongan I/d 2 orang, golongan II/a 4 orang,
golongan II/b 25 orang, golongan II/c 2 orang, golongan II/d 3 orang,
golongan III/a 2 orang, golongan III/b 11 orang, golongan III/c 5 orang,
golongan III/d 5 orang, golongan IV/a tidak ada, golongan IV/b 2 orang,
golongan IV/c tidak ada, golongan IV/d tidak ada, golongan IV/e tidak ada
dan honorer 201 orang.
Daftar nominatif pegawai berdasarkan golongan ruang dan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel II.1 dan daftar nominatif pegawai
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel II.2.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 46


TABEL II.1
DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA HONORER
BERDASARKAN GOLONGAN RUANG DAN JENIS KELAMIN

BIDANG
KEBERSIH-
BIDANG BIDANG AN BIDANG UPTD UPTD
GOLO- SEKRETA-
CIPTA TATA DAN LINGKUNG LABORA- PENGELO- JUMLAH
NGAN/ RIAT TOTAL
KARYA RUANG PERTAMAN- AN HIDUP TORIUM LA LIMBAH
RUANG
AN

L P L P L P L P L P L P L P L P
I/a - - - - - - - - - - - - - - - - -
I/b - - - - - - 10 - - - - - - - 10 - 10
I/c - - - - - - - - - - - - - - - - -
I/d 2 - - - - - - - - - - - - - 2 - 2
II/a - 1 - - 1 - 1 - - - - - 1 - 3 1 4
II/b 4 2 5 - 1 - 6 2 1 - 1 - 3 - 21 4 25
II/c - 1 1 - - - - - - - - - - - 1 1 2
II/d - - 2 - - - 1 - - - - - - - 3 - 3
III/a - 1 - - - - 1 - - - - - - - 1 1 2
III/b 1 - 1 1 - 2 2 - - 2 1 - - 1 5 6 11
III/c - - 1 1 1 1 - 1 - - - - - - 2 3 5
III/d 2 1 - - - - 1 - - 1 - - - - 3 2 5
IV/a - - - - - - - - - - - - - - - - -
IV/b 1 - - - - - - - - 1 - - - - 1 1 2
IV/c - - - - - - - - - - - - - - - - -
IV/d - - - - - - - - - - - - - - - - -
IV/e - - - - - - - - - - - - - - - - -
Honorer 13 5 5 2 3 2 88 62 1 1 - 2 15 5 125 76 201
JUMLAH 23 11 15 4 6 5 110 59 2 5 2 2 19 6 177 95 272
TOTAL 34 19 11 172 7 4 25 272
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian (Februari, 2014)

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 47


TABEL II.2
DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI
BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

BIDANG BIDANG UPTD UPTD


BIDANG BIDANG
KEBERSIHAN LINGKUNGAN LABORA- PENGELOLA
SEKRETARIAT CIPTA TATA JUMLAH
PENDIDIKAN DAN HIDUP TORIUM LIMBAH TOTAL
KARYA RUANG
PERTAMANAN
L P L P L P L P L P L P L P L P
SD/MI - - - - - - 68 49 - - - - - - 68 49 117
SLTP/MTS 4 - - - - - 12 1 - - - - 6 1 22 2 24
SLA/MA 8 5 7 - 4 1 27 7 1 1 1 - 12 4 60 17 77
D1 - - - - - - 1 1 - - - - - - 1 1 2
D2 - - - - - - - - - - - - - - - - 0
D3 - 2 3 - - - - - - - - 1 - - 3 3 6
S1 9 4 4 4 2 4 2 3 1 4 1 1 1 1 20 22 42
S2 1 1 1 - - - 1 - - - - - - - 3 1 4
JUMLAH 22 12 15 4 6 5 111 61 2 5 2 2 19 6 177 95 272
TOTAL 34 19 11 172 7 4 25 272
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian (Februari, 2014)

2.2.2. Sarana dan prasarana


Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mencapai maksud/tujuan dan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses pelaksanaan kegiatan. Tersedianya
sarana dan prasarana yang cukup dengan kualitas yang memadai sangat
dibutuhkan dalam penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Dalam hal ini Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup memiliki beberapa kelengkapan sarana dan prasarana,
diantaranya:
1. Kendaraan operasional kantor
Kendaraan Dinas Operasional digunakan untuk kepentingan dinas
dalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsi Dinas. Kendaraan
Dinas Operasional dibatasi penggunaannya pada hari kerja kantor dan
hanya digunakan di dalam kota, namun pengecualian penggunaan ke
luar kota atas izin pimpinan.
2. Kendaraan pengangkut sampah
Kendaraan pengangkut sampah digunakan untuk mengangkut
sampah di seluruh kawasan Kota Banjar. Hal tersebut dilaksanakan
guna menunjang terciptanya Kota Banjar yang bersih, indah dan asri.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 48


3. Peralatan pertanian/pertamanan
Peralatan pertanian/pertamanan berperan dalam menunjang
pekerjaan pengelolaan pertamanan.
4. Peralatan bengkel dan alat ukur
Peralatan bengkel digunakan untuk memperbaiki peralatan
operasional teknis kantor yang rusak, sedangkan alat ukur biasanya
digunakan untuk mengukur suatu benda untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan.
5. Peralatan kantor dan rumah tangga
Peralatan kantor dan rumah tangga berperan penting dalam
menunjang terlaksananya seluruh kegiatan/pekerjaan yang
dilaksanakan Dinas.
6. Peralatan studio dan komunikasi
Peralatan studio dan komunikasi berperan penting dalam kegiatan
sosialisasi, komunikasi dan lain-lain.
7. Peralatan laboratorium
Peralatan laboratorium digunakan untuk menunjang pekerjaan
bidang lingkungan hidup salah satunya untuk menguji kualitas
lingkungan.
Sampai dengan saat ini, sarana dan prasarana tersebut belum
dapat memenuhi kebutuhan sepenuhnya, seperti kendaraan pengangkut
sampah yang ada sekarang belum dapat melayani seluruh warga karena
keterbatasan jumlah kendaraan pengangkut sampah. Begitu pula dengan
peralatan laboratorium belum cukup memadai untuk mengukur kualitas
air, udara maupun tanah sesuai harapan, sehingga sampel harus diambil
ke luar kota.
Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
didukung sarana dan prasarana sebagaimana Tabel II.3 berikut :

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 49


TABEL II.3
DAFTAR SARANA DAN PRASARANA PERKANTORAN
DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR JENIS SARANA DAN PRASARANA JUMLAH

1 2 3 4
1 Alat-alat Besar 4
- Buldozer 1
- Wheel Loader+Attachmnet 1
- Portable Water Pump 2
2 Alat-alat Angkutan 293
- Station Wagon 2
- Mini Bus (Penumpang 14 orang ke bawah) 6
- Truck + Attachhment 12
- Pick Up 2
- Mobil Tinja 2
- Kendaraan Bermotor Khusus Lain-lain 1
- Sepeda Motor 47
- Kendaraaan Bermotor Beroda Tiga Lain-lain 9
- Gerobak Tarik 52
- Gerobak Dorong 37
- Angkutan Barang Lain-lain 31
- Sepeda 146
3 Alat Bengkel dan Alat Ukur 7
- Mesin Kompresor 2
- Peralatan Las Listrik 2
- Dongkrak Mekanik 1
- Tool Kit Set 1
- Perkakas Khusus Lain-lain 1
4 Alat Pertanian/Pertamanan 11
- Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman Lain-lain 1
- Alat Processing Lain-lain 9
- Penyemprot Tangan (Hand Sprayer) 1
5 Alat Kantor dan Rumah 325
Tangga
- Mesin Ketik Manual Portable (11-13) 3
- Mesin Foto Copy dengan Kertas Folio 1
- Rak Besi/Metal 2
- Filling Besi/Metal 8
- Band Kas 1
- Lemari kayu 1
- Alat Penghancur Kertas 2
- Papan Pengumunan 11
- White Board 2
- Alat Pemotong Kertas 1
- Lemari Kayu 10
- Meja Kayu/Rotan 29
- Kursi Besi/Metal 32
- Kursi Kayu/Rotan/Bambu 9
- Meja Rapat 1
- Meja Tulis 1

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 50


- Kursi Tamu 6
- Kursi Putar 39
- Kursi Lipat 14
- Meja Komputer 9
- Meja Biro 16
- Sofa 1
- Mesin Potong Rumput 6
- Lemari Es 1
- AC Unit 2
- AC Split 13
- Kompor Listrik 1
- Televisi 3
- Cassette Recorder 1
- Loudspeaker 1
- Sound System 2
- Unit Power Supply 2
- Camera Video 4
- Camera Film 3
- Tustel 2
- Dispenser 1
- Handy Cam 2
- Mini Komputer Server 1
- P.C Unit 28
- Lap Top 29
- Note Book 5
- Magnetic Tape Unit 1
- Storage Modul Disk 2
- Hard Disk 3
- Peralatan Komputer Mainframe Lain-lain 2
- Printer 16
- Peralatan Mini Komputer Lain-lain 1
- Monitor 1
- Printer 8
- Scanner 1
- Keyboard 2
- Peralatan Personal Komputer Lain-lain 4
- Modem 2
- Kursi Kerja Pejabat Eselon II 1
- Lemari Arsip untuk arsip Dinamis 9
6 Alat Studio dan Alat 29
Komunikasi
- Camera + Attachment 2
- Proyektor + Attachment 2
- Compact Disc. Player 1
- Equalizer 1
- Microphone/Wireless Mic 2
- Unintemuptible Power Supply (UPS) 4
- Power Amplifier 1
- Mixer PVC 1
- Peralatan Pemetaan Ukur Lain-lain 1
- Loudspeaker 3

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 51


- Sound System 1
- Telephone (PABX) 1
- Pesawat Telephone 2
- Facsimile 1
- Unit Transceiver SSB Portable 4
- Alat Komunikasi Sosial Lain-lain 2
7 Alat Laboratorium 45
- Flash Filterring 3
- Alat Uji Gas Buang 1
- Filter Fiennul 4
- Aquadestilator 1
- Atomic Abssoption Spectro 1
- Turbidimeter 1
- Separate Funnel 5
- Destilator 1
- Titrator 4
- Magnetic Strirer 1
- Oven 1
- Sound Level Meter 1
- Meja Kerja 4
- Stop Watch 1
- Water Sample 2
- Current Meter 1
- Alat Lab. Kualitas Air & Tanah Lain-lain 3
- Alectric Desicator 1
- ALat Lab. Lingkungan Lain-lain 8
- PH Meter 1
Jumlah 802
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Februari, 2014)

2.3 Kinerja Pelayanan


2.3.1 Urusan Wajib Pekerjaan Umum
2.3.1.1 Pelayanan Tata Bangunan
Pelayanan tata bangunan yang ditangani Dinas Cipta Karya,
Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup meliputi pembangunan
dan rehabilitasi gedung kantor (prasarana pemerintahan daerah).
Prasarana pemerintahan daerah/gedung kantor yang ditangani berjumlah
27 unit, dengan kondisi yang sudah memadai berjumlah 23 unit (85,19%)
dan kurang memadai berjumlah 4 unit (14,81%).
Sedangkan pelayanan tata bangunan sarana pendidikan,
kesehatan, pasar, terminal, olah raga, wisata dan pelayanan umum

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 52


lainnya ditangani oleh dinas/instansi terkait, sedang Dinas Cipta Karya,
Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup bertugas melakukan verifikasi perencanaan teknis dan
diikutsertakan dalam melaksanakan pengawasan, pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan.

2.3.1.2 Pelayanan Rumah Layak Huni


Pembangunan perumahan di Kota Banjar saat ini pada umumnya
dilakukan oleh masyarakat secara individu dan pengembang/developer.
Dalam hal ini Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan, dengan
memperhatikan secara menyeluruh dan terpadu pada peningkatan jumlah
penduduk dan penyebarannya, perluasan kesempatan kerja dan usaha,
program pembangunan sektoral dan pembangunan daerah, pelestarian
kemampuan lingkungan, kondisi geografis dan potensi sumber daya alam,
termasuk daerah rawan bencana, nilai sosial budaya dan daerah, serta
pengembangan kelembagaan. Selain hal tersebut, Dinas Cipta Karya,
Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup juga melaksanakan
perencanaan dan melaksanakan pembangunan, perbaikan dan
peremajaan perumahan.
Jumlah rumah penduduk Kota Banjar dari tahun ke tahun semakin
meningkat dengan kondisi rumah layak huni meningkat pula. Jumlah
rumah tidak layak huni dari tahun ke tahun juga terus meningkat sehingga
membutuhkan penanganan sehingga dapat menjadi tempat tinggal yang
nyaman dan sehat serta dapat meningkatkan kualitas hidup penghuninya.
Perkembangan rumah layak huni di Kota Banjar yang semakin
meningkat setiap tahunnya sebagian besar didorong kesadaran
masyarakat akan rumah layak dan sehat serta adanya program fasilitasi
dan stimulasi pembangunan rumah layak huni maupun program
peningkatan perumahan lainnya dari pemerintah daerah, pemerintah

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 53


provinsi dan pemerintah pusat. Data Kondisi Perumahan Per Kecamatan
Kota Banjar dapat dilihat pada Tabel II. 4.

T ABEL II.4
DAT A KONDISI PERUM AH AN PER KECAM AT AN KOT A
BANJ AR
Tipe Rumah
Kecamatan Semi Jumlah
Permanen Panggung Lepo
Permanen
Banjar 9.500 2.694 313 1.064 13.571
Purwaharja 4.209 1.194 139 471 6.013
Pataruman 10.261 2.910 339 1.149 14.659
Langensari 9.177 2.602 303 1.028 13.110
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjar 2011

2.3.1.3 Pelayanan Sanitasi


Ruang lingkup pelayanan sanitasi adalah ketersediaan MCK/sarana
pembuangan air limbah kotoran manusia setempat dan limbah cair rumah
tangga. Pada Tahun 2011 jumlah rumah tangga se-Kota Banjar 47.353
dan jumlah rumah tangga besanitasi sejumlah 34.661 (73,20%), dan
sisanya sejumlah 12.692 (26,80%) belum bersanitasi. Data rumah tangga
bersanitasi per kecamatan di Kota Banjar dapat dilihat pada Tabel II.5.

T ABE L II. 5
DATA KONDISI RUMAH T ANGGA BERSANITASI PER KECAMATAN
DI KOTA BANJAR

Rumah RT
No. Kecamatan %
Tangga Bersanitasi
1. Banjar 13.571 10.914 80,42
2. Pataruman 14.659 10.169 69,37
3. Langensari 13.110 9.032 68,89
4. Purwaharja 6.013 4.546 75,60

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 54


Jumlah 47.353 34.661 73,20
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjar 2011

2.3.1.4 Pelayanan Sarana Jalan Lingkungan


Jalan lingkungan berfungsi untuk mobilitas manusia dan angkutan
barang, mencegah perambatan kebakaran serta untuk menciptakan ruang
dan bangunan yang teratur (Undang-undang RI No. 4 Tahun 1992).
Peningkatan dan perbaikan prasarana jalan lingkungan
permukiman di Kota Banjar dilakukan setiap tahun anggaran baik melalui
Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
maupun belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa. Data
Pembuatan dan Perbaikan Jalan Lingkungan di Kota Banjar dapat Dilihat
Pada Tabel II.6.

TABEL II.6
DATA PEMBUATAN DAN PERBAIKAN JALAN LINGKUNGAN
DI KOTA BANJAR

pPPPembuatan dan Perbaikan Jalan Lingkungan (m)

TTh. 2009 thyTh. 2012 TH. 2013


373731,4 4447,8 1212682,812682,8

TBBBBVVFRRWRW
2.3.1.5 Pelayanan Drainase
Drainase di wilayah Kota Banjar bedasarkan pola tangkapan air
permukaannya terdiri atas 2 sistem utama, yaitu Citanduy,
Ciseel/Cikembang/Cimaragas. Oleh karena itu pengembangan saluran-
saluran drainase, baik di sepanjang jalan maupun yang tidak mengikuti
jaringan jalan akan diarahkan pengalirannya menurut masing-masing
sistem tersebut. Data Perbaikan dan Pemeliharaam Drainase Trotoar di
Kota Banjar dapat dilihat pada Tabel II.7.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 55


TABEL II.7
DATA PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN DRAINASE TROTOAR
Di KOTA BANJAR
Panjang (m)
Pekerjaan
2009 2010 2013
Perbaikan 5399,45 2546 678.95
Pemeliharaan 9326,92 - -

2.3.1.6 Pelayanan Air Bersih


Rumah Tangga pengguna air bersih di Kota Banjar mencapai
84,17%. Pembangunan sarana prasarana air bersih dititikberatkan pada
peningkatan jaringan perpipaan guna meningkatkan jangkauan layanan
masyarakat. Data Sarana Air Bersih Per Kecamatan di Kota Banjar dapat
dilihat pada Tabel II.8
TABEL II.8
DATA SARANA AIR BERSIH PER KECAMATAN DI KOTA BANJAR

No. Kecamatan Rumah Tangga RT Pengguna %


Air Bersih

1. Banjar 13.571 11.528 84,95


2. Pataruman 14.659 12.000 81,86
3. Langensari 13.110 11.199 85,42
4. Purwaharja 6.013 5.132 85,35
Jumlah 47.353 39.859 84.17

2.3.2 Urusan Wajib Lingkungan Hidup


2.3.2.1 Pelayanan Persampahan
Perkembangan Kota Banjar yang cukup pesat pada saat ini ditandai
dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, peningkatan kebutuhan
lahan, eksploitasi sumber daya alam, dan aktivitas penduduk perkotaan
yang semakin tinggi dan beragam. Perkembangan kota dapat
mengakibatkan adanya kecenderungan buangan/limbah yang meningkat

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 56


dan bervariasi. Buangan tersebut berupa sampah dan limbah cair.
Beberapa kegiatan perkotaan yang menjadi sumber penghasil sampah
antara lain: permukiman, kegiatan perkantoran, pemerintahan, ataupun
dari kegiatan perekonomian.
Seiring dengan pertumbuhan Kota Banjar maka diperlukan
ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan yang layak dan memadai,
berupa sarana dan prasarana pengelolaan persampahan. Penyediaan
sarana dan prasarana ini harus disertai dengan sistem manajemen dan
pengelolaannya yang efektif dan efisien.
Pengelolaan sampah mulai dari sumbernya yaitu Tempat
Penampungan Sementara (TPS) sampai ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) pada umumnya masih dilakukan secara konvensional. Sampah
Terangkut 22,36%. Sampah diambil oleh pemulung TPA baru berkurang
sekitar 1,55% . Sampah masuk sel TPA 20,81%. Sampah dikelola
masyarakat 77,64%. Dari data tersebut tahun mendatang diluncurkan
program pembentukkan lembaga pengelola sampah
dengan nama Bank Sampah agar dapat mengurangi volume timbulan
sampah yang sampai ke TPA, diharapkan lingkungan menjadi bersih dan
sehat.
Adapun Data Sarana dan Prasarana Persampahan ditampilkan pada
Tabel II.9, Wilayah Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada Tabel II.10,
Rute Pelayanan Persampahan/Kebersihan Oleh Dump Truck pada Tabel
II.11, Rute Pelayanan Persampahan/Kebersihan Oleh Arm Roll (Kontainer)
pada Tabel II.12, Rute Pelayanan Persampahan/Kebersihan Oleh Motor
Roda dan Roda Sampah Dinas pada Tabel II.13, Rute Pelayanan
Persampahan/Kebersihan Oleh Motor Roda dan Roda Sampah Lingkungan
pada Tabel II.14, Volume Timbulan Sampah Kota Banjar pada Tabel II.15,
Volume Sampah yang Terangkut, Diambil oleh Pemulung dan Masuk ke
Sel TPA pada Tabel II.16, dan Volume Sampah Yang Tertangani Oleh Kota
Banjar pada Tabel II.17.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 57


TABEL II.9
DATA SARANA DAN PRASARANA PERSAMPAHAN

KONDISI
NO URAIAN JUMLAH KAPASITAS (M3)
BAIK RUSAK
SARANA
1 ARM ROLL 6 6
2 KONTAINER 34 34
3 DUMP TRUCK 5 5
4 RODA SAMPAH 15 11 4
5 MOTOR RODA SAMPAH 41 39 2
6 LOADER 1 1
7 MOBIL SEDOT TINJA 2 2
8 TROLI 250 250
9 ANHANG 50 50
10 MESIN PENCACAH SAMPAH 8 8
11 MESIN PENCACAH PLASTIK 3 3

PRASARANA
A TPS 10
1 NEGLASARI 6
2 BALOKANG (PARUNG) 6
3 TERMINAL 12
4 PURWAHARJA 6
5 MEKARHARJA 6
6 CIBODAS 6
7 CENTRAL 12
8 SUKAMANAH 6
9 BOJONGKANTONG 6
10 LANGENSARI 6

B LANDASAN KONTAINER 9
1 STIKES 6
2 PERUM GARDU 6
3 PEUM TAMANSARI 6
4 REST AREA 6
5 PROCIT PERUMAHAN 6
6 PROCIT KANTOR 6
7 RSUD 6
8 PERUM DOBO 6
9 LINGKUNGAN JADIMULYA 6
Sumber : Seksi Sarana dan Prasarana, Februari 2014

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 58


TABEL II.10
Wilayah Pelayanan Persampahan/Kebersihan

JUMLAH KK
NO WILAYAH
TERLAYANI BELUM TERLAYANI TOTAL
1 KEL. PATARUMAN 635 3,653 4,288
2 KEL. HEGARSARI 240 4,567 4,807
3 KEL. MEKARSARI 711 2,623 3,334
4 DESA BALOKANG 60 2,583 2,643
5 KEL. BANJAR 687 3,918 4,605
6 DESA RAHARJA 84 1,399 1,483
7 KEL. KARANGPANIMBAL 43 1,340 1,383
8 KEL. PURWAHARJA 475 1,917 2,392
9 KEL. MUKTISARI 80 1,951 2,031
JUMLAH 3,015 23,951 26,966

Sumber : Seksi Pengelolaan Sampah dan Kelembagaan, Desember 2013

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 59


TABEL II.11
Rute Pelayanan Persampahan/Kebersihan Oleh Dump Truck

NAMA SARANA NOMOR RUTE


NO
PETUGAS KEBERSIHAN POLISI 2013
1 BASIMAN DUMP TRUCK D 8181 Y JL BKR
JL SUDIRO W
JL GUDANG
JL SUDARSONO
PARUNGSARI
JL M ISA
JL SILIWANGI
RANDEGAN DALAM
2 YANTO DUMP TRUCK Z 8001 X JL KANTOR POS
JL PEGADAIAN
JL LETJEN SOEWARTO
JL RAYA BATULAWANG
JL PURWANEGARA
TAMAN SUDIRO
JL TENTARA PELAJAR (PAGAK)
JL MAYJEN LILI KUSUMAH
JL PELITA
JL GERILYA
3 WAHID DUMP TRUCK D 9893 A JL MAYOR JAMHUR
JL MUHAMAD HAMIM (GG SETIA)
JL DR HUSEIN KARTASASMITA
PINTU SINGA - BANJAR KOLOT
PERUM PEPABRI
JL DEWI SARTIKA
JL MAYJEN DIDI KARTASASMITA
ALUN-ALUN
JL MESJID AGUNG
GARDU
4 SONJAYA DUMP TRUCK Z 8009 U JL KANTOR POS (BNI-JL BUNTU)
JADIMULYA
JL PATARUMAN
JL PURNOMOSIDI
SINAR TANJUNG (GN GEMBOK)
DAERAH CIBEUREUM
PASAR LANGKAP LANCAR
PESANTREN AL-AZHAR
MULYASARI
PANATASAN
LEMBUR BALONG
Sumber : Seksi Pengelolaan Sampah dan Kelembagaan, Desember 2013

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 60


TABEL II.12
Rute Pelayanan Persampahan/Kebersihan Oleh Arm Roll (Kontainer)

NAMA SARANA NOMOR RUTE


NO
PETUGAS KEBERSIHAN POLISI 2013
1 YAYAT ARM ROLL D 9556 A TPS SENTRAL
LK PERUM TAMANSARI
LK PERUM DOBO
LK KANTOR PROCIT
LK PERUMAHAN PROCIT (GOLF)
POLSEK BANJAR
2 NANA ARM ROOL D 9557 A TPS TERMINAL
RSU
SAMSAT
3 DIKA ARM ROLL D 8162 C TPS PASAR (MALAM)
LK CIROAS
TPS CIBODAS
LK PERUM GARDU
LK KANTOR PROCIT
TPS CENTRAL
LK BOJONGKANTONG
SETDA
4 ERPIN ARM ROLL Z 8027 X BATALYON 324
TPS LANGENSARI
TPS CENTRAL
LK PARUNGSARI
POLRES
PERUM BANJAR RAHARJA
5 DADANG ARM ROLL Z 8017 T TPS PASAR (SIANG)
LK SMAN 1 BANJAR
TPS LANGENSARI
LK STIKES
Sumber : Seksi Pengelolaan Sampah dan Kelembagaan, Desember 2013

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 61


TABEL II.13
Rute Pelayanan Persampahan/Kebersihan Oleh Motor Roda
dan Roda Sampah Dinas

NAMA SARANA NOMOR RUTE


NO
PETUGAS KEBERSIHAN POLISI 2013
1 JUMENA MOTOR RODA Z 2860 X CIMENYAN 2
2 YULIANTO MOTOR RODA D 3352 V CIMENYAN 2
3 IWAN MOTOR RODA Z 2791 X CIMENYAN 1
4 HERMAWANTO MOTOR RODA Z 2859 X PARUNGLESANG
5 CUCU HENDAR MOTOR RODA D 3355 V CIBULAN
6 ROSID MOTOR RODA D 3348 V BALOKANG
7 APEP MOTOR RODA Z 2964 X BALOKANG, JADIMULYA
8 AGUS MOTOR RODA Z 2959 X JELAT
9 DIDI MISDI MOTOR RODA Z 2962 X CIKABUYUTAN BARAT
10 SARIPIN MOTOR RODA Z 2960 X PASAR BANJAR
11 CUCU MOTOR RODA D 3353 V LANGENSARI
12 NONO MOTOR RODA D 3351 V CIBODAS
13 RIO MOTOR RODA BALOKANG
14 EMAN RODA SUKARAME
15 RISMANTO RODA CIMENYAN 1 (BEDENG)
16 ASIDI RODA PARUNGLESANG
17 SUJADI RODA BABAKANSARI (DOBO)
18 AJAT RODA GUDANG
Sumber : Seksi Pengelolaan Sampah dan Kelembagaan, Desember 2013

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 62


TABEL II.14
Rute Pelayanan Persampahan/Kebersihan Oleh Motor Roda
dan Roda Sampah Lingkungan

NAMA SARANA NOMOR RUTE


NO
PETUGAS KEBERSIHAN POLISI 2013
1 EHOM MOTOR RODA Z 2958 X PURWAHARJA
2 DADIS RODA SUMANDING WETAN
3 YAYAT RODA SUMANDING WETAN
4 U. KOMAR RODA SUMANDING WETAN
5 AMIR RODA CIMENYAN 2
6 SUBEJO RODA CIMENYAN 2
7 AEN RODA JELAT, CIROAS
8 DADAN RODA JADIMULYA
9 YOYO RODA CIMENYAN
10 JUING RODA CIKABUYUTAN BARAT
11 KAMSIN RODA PARUNGLESANG
12 IKIN RODA GANG SETIA
13 ADE RODA BANJAR KOLOT
14 MAMAN RODA BANJAR KOLOT
15 KUSNADI RODA LINGKUNGAN SOSRO
16 JUHARI RODA JALAN GUDANG
17 WAWAN RODA PERUM DOBO
18 SOLIHIN RODA LEMBUR BALONG
19 NANA RODA CIMENYAN
20 FUAD RODA MUKTISARI
21 E. RAMDANI RODA CIBULAN
22 JUHAR RODA WARGAMULIA
23 TISNA RODA MULYASARI
24 ASEP YANI RODA MULYASARI

Sumber : Seksi Pengelolaan Sampah dan Kelembagaan, Desember 2013

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 63


Volume timbulan sampah Kota Banjar Tahun 2013 adalah 169.467,51 M3.
Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL II.15
Volume Timbulan Sampah Kota Banjar
VOLUME JUMLAH VOLUME
NO SUMBER SAMPAH SAMPAH HARI SAMPAH
ORANG UNIT
(LTR/OR/HR) PER TAHUN LITER M3
1 PEMUKIMAN 203,512.00 2.25 365.00 167,134,230.00 167,134.23
2 PERTOKOAN
TOKO KECIL 5.00 309.00 2.50 365.00 4,562.50 4.56
TOKO BESAR 10.00 60.00 2.50 365.00 9,125.00 9.13
MINIMARKET 10.00 10.00 2.50 365.00 9,125.00 9.13
SUPERMARKET 60.00 2.00 2.50 365.00 54,750.00 54.75
3 PASAR (M2) 30,000.00 3.00 0.20 365.00 2,190,021.90 2,190.02
4 PERKANTORAN
KANTOR BESAR 60.00 12.00 0.50 365.00 10,950.00 10.95
KANTOR KECIL 30.00 37.00 0.50 365.00 5,475.00 5.48
5 SEKOLAH
UNIVERSITAS 200.00 2.00 0.10 365.00 7,300.00 7.30
SLTA SEDERAJAT 400.00 15.00 0.10 365.00 14,600.00 14.60
SLTP SEDERAJAT 400.00 15.00 0.10 365.00 14,600.00 14.60
SD SEDERAJAT 300.00 119.00 0.10 365.00 10,950.00 10.95
TK SEDERAJAT 50.00 51.00 0.10 365.00 1,825.00 1.83
JUMLAH 169,467,514.40 169,467.51
Sumber : Seksi Pengelolaan Sampah dan Kelembagaan, Desember 2013

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 64


Volume sampah yang tertangani oleh Kota Banjar sebanyak 169.467,51
M3 (100%) dengan rincian sebagai berikut :

TABEL II.16
Volume Sampah yang Terangkut, Diambil oleh Pemulung
dan Masuk ke Sel TPA
VOLUME SAMPAH SAMPAH DIAMBIL PEMULUNG
SAMPAH MASUK SEL TPA
NO BULAN TERANGKUT ORGANIK ANORGANIK
Kg M3 Kg M3 Kg M3 Kg M3
1 Januari 1,059,920.00 4,239.68 3,766.00 15.06 26,486.00 105.94 1,029,668.00 4,118.67
2 Februari 776,910.00 3,107.64 7,243.00 28.97 28,001.00 112.00 741,666.00 2,966.66
3 Maret 781,541.00 3,126.16 4,255.00 17.02 27,260.00 109.04 750,026.00 3,000.10
4 April 791,750.00 3,167.00 3,453.00 13.81 25,966.50 103.87 762,330.50 3,049.32
5 Mei 767,220.00 3,068.88 4,440.00 17.76 26,441.50 105.77 736,338.50 2,945.35
6 Juni 674,550.00 2,698.20 3,956.00 15.82 24,655.00 98.62 645,939.00 2,583.76
7 Juli 663,590.00 2,654.36 3,088.00 12.35 25,439.50 101.76 635,062.50 2,540.25
8 Agustus 664,580.00 2,658.32 2,744.00 10.98 25,194.00 100.78 636,642.00 2,546.57
9 September 630,520.00 2,522.08 2,965.00 11.86 26,072.50 104.29 601,482.50 2,405.93
10 Oktober 702,440.00 2,809.76 2,488.00 9.95 25,650.50 102.60 674,301.50 2,697.21
11 Nopember 843,730.00 3,374.92 2,025.00 8.10 25,639.50 102.56 816,065.50 3,264.26
12 Desember 871,770.00 3,487.08 3,017.00 12.07 24,859.50 99.44 843,893.50 3,375.57
JUMLAH 9,228,521.00 36,914.08 43,440.00 173.76 311,665.50 1,246.66 8,873,415.50 35,493.66
Sumber : Seksi Pengelolaan Sampah dan Kelembagaan, Desember 2013

TABEL II.17
Volume Sampah Yang Tertangani Oleh Kota Banjar

NO URAIAN VOLUME SAMPAH (M3) PERSENTASE


1 SAMPAH TERANGKUT 37,898.50 22.36
A DIAMBIL OLEH PEMULUNG
SAMPAH ORGANIK 173.76 0.103
SAMPAH ANORGANIK 2,456.60 1.450
B MASUK SEL TPA 35,268.14 20.811
2 SAMPAH DITANGANI MASYARAKAT 131,569.01 77.64
JUMLAH 169,467.51 100.00
Sumber : Seksi Pengelolaan Sampah dan Kelembagaan, Februari 2014

Kapasitas daya tampung TPS yang ada di Kota Banjar per satuan
penduduk adalah 0,62 m3. Hal ini diperoleh dari ritase pengangkutan
sampah ke TPS dengan perhitungan sebagai berikut :

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 65


TPS Per Satuan Penduduk
Keterangan :
Arm Roll : 14 rit/hari X 6.1 M3/rit = 85.4 M3/rit
Dump Truck : 4 rit/hari X 7.53 M3/rit = 30.12 M3/rit
115.52 M3/rit

3
TPS Per Satuan Penduduk = 115.5 M /rit
X 1000 Penduduk
187,183 Jiwa

3
= 0.62 M /Penduduk

2.3.2.2 Pelayanan Pertamanan


Pelayanan taman tahun 2014 di Kota Banjar terdiri dari jumlah
sarana taman kota sebanyak 6 sarana dalam kondisi baik, luas taman
kota yaitu 46,747.75 m2 dan luas jalur hijau yaitu 33,850 m2. Berikut
disajikan data cakupan sarana kota pada tabel II.18, data cakupan
layanan taman kota pada tabel II.19, dan data cakupan layanan jalur hijau
pada tabel II.24.

TABEL II.18
DATA CAKUPAN SARANA TAMAN KOTA

Kondisi
No. Jenis Sarana Jumlah
Baik sedang Rusak
1. Mobil Tangga 1 1 - -
2. Mobil Siram 1 1 - -
3. Mesin Rumput 3 2 - 1
4. Mobil Pick Up 1 1 - -
Jumlah 6 5 - 1
Sumber : Seksi Pertamanan dan Pemakaman, Desember 2013

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 66


TABEL II.19
DATA CAKUPAN LAYANAN TAMAN KOTA

Luas kondisi
No. Lokasi
(m2) Baik Sedang Rusak
1 2 3 4 5 6
1. Taman Belakang Pendopo 640.00 640.00 - -
2. Taman alun-alun Kota
Banjar 3,575.00 3,575.00 - -
3. Taman Alun-alun
Langensari 7,000.00 7,000.00 - -
4. Taman Tugu Batas
Batulawang 3,000.00 3,000.00 - -
5. Taman Makam Pahlawan
7,000.00 7,000.00 - -
6. Taman Tugu Batas Ampel
Koneng 5,000.00 5,000.00 - -
7. Taman Tugu Batas
Binangun 1,000.00 1,000.00 - -
8. Taman Jembatan Batas
Madusari 2,250.00 2,250.00 - -
9. Taman Parungsari 75.00 75.00 - -
10. Taman Belakang Rumah
Sakit Umum 580.00 580.00 - -
11. Taman Tugu Batas Cijolang
688.00 688.00 - -
12. Taman Halaman TPA
Cibeureum 210.00 210.00 - -
13. Taman Lapang Bhakti
15,400.00 15,400.00 - -
14. Segitiga RCA
225.00 225.00 - -
15. Segitiga Olpado
12.50 12.50 - -
16. Segitiga Cipadung
33.00 33.00 - -
17. Segitiga Patung Sudiro
28.75 28.75 - -
18. Segitiga Stasion
18.00 18.00 - -
19 . TamanTaman Segitiga pajak
12.50 12.50 - -
Jumlah : 6,747.75 6,747.75
Sumber : Seksi Pertamanan dan Pemakaman, Desember 2013

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 67


TABEL II.20
DATA CAKUPAN LAYANAN JALUR HIJAU

kondisi
No. Lokasi/Jalan/Jalur
Luas (m2) Baik Sedang Rusak
1 2 3 4 5 6
1. Rumah Makan Beti s/d Segitiga 1,200 1,200 - -
Cipadung
2. Segitiga Cipadung s/d Ketapang 900 900 -
-
3. Ketapang s/d Batu Engko 300 300 -
-
4. Parungsari s/d Puskesmas Randegan 2,500 2,500 -
-
5. Puskesmas Randegan s/d Tugu Batas 2,300 2,300 - -
Cijolang
6. Patung Sudiro s/d Bina Putra 1,000 1,000
7. Bina Putra s/d Setopan Tanjung sukur 300 300 -
-
8. Patung Sudiro s/d Sumber berlian 1,600 1,600 -
-
9. Purwanegara s/d Jembatan Ciroas 400 400 -
-
10. Jln. Didi Karta Sasmita s/d Pintu Singa 900 900 -
-
11. Jl. Husen Kartasasmita s/d Perum 300 300 - -
Pintusinga
12. Jalr.Jln.RS.Bersalin pamongkoran s/d 600 600
RM.Baledahar - -

13. jLr.Jl.Cibeunter s/d Perum Balokang 600 600 - -


14. Jln. Batulawang s/d SPBU 800 800
- -

15. Jlr.Jln. Pasir Angin s/d kelurahan 1,700 1,700


Muktisari - -

16. Jlr.Jl.Batas Muktisari s/d Batas 1,500 1,500


Waringinsari - -

17. Batas Waringinsari s/d Kecamatan 1,500 1,500


Lakbok - -

18. Jlr.Jln.Jembatan Madusari s/d SMA 2 700 700


Banjar - -

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 68


19. Jlr.Jln.dari SMA 2 s/d Alun-alun 800 800 - -
Langensari
20. Capilduk/PU s/d Jalur rejasari 9,500 9,500 - -
21. Jlr Jln.Dewi Sartika s/d Dipatiukur 400 400 - -
22. Stadion Patroman s/d SPBU 750 750 - -
23. Jln.Lingkar Stadion Patroman 1000 1000 - -
24. Jalur Procit s/d Jembatan D.Sutami 300 300 - -
25. Jln. Grilya Pamongkoran 2,000 2,000 - -
Jumlah 33,850 33,850

2.3.2.3 Pelayanan Lingkungan Hidup

Dalam melaksanakan kegiatan dan kewenangannya untuk mengelola


lingkungan hidup. Bidang Lingkungan Hidup mengacu kepada Peraturan
Negara Lingkungan Hidup No 20 Tahun 2007 tentang standar pelayanan
minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/ Kota. Sementara itu untuk pelaksanaan tugas Bidang
Lingkungan Hidup pada Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang Dan
Lingkungan Hidup standar pelayanan minimal disesuaikan dengan kondisi
wilayah yang meliputi :
1. Pelayanan pencegahan pencemaran air dengan kewenangan
Pemerintah Kota Banjar yaitu Pengendalian, Pemantauan,
Pengawasan dan Pembinaan jenis usaha penghasil limbah cair yang
mempunyai jenis pelayanan dasarnya :
- Inventarisasi perusahaan penghasil limbah cair
- Identifikasi kualitas air limbah
- Pemantauan, Pengawasan dan Pembinaan terhadap jenis usaha
penghasil limbah cair
- Laporan hasil pembinaan
- Informasi laporan
2. Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak
dengan kewenangan Pemerintah Kota Banjar yaitu Pengendalian,
Pemantauan, Pengawasan dan Pembinaan jenis usaha pencemaran

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 69


udara dari sumber tidak bergerak mempunyai jenis pelayanan
dasarnya :
- Inventarisasi perusahaan pencemaran udara dari sumber tidak
bergerak
- Pelaksanaan, Pemantauan, Pengawasan dan Pembinaan
- Pelaksanaan pentaatan emisi cerobong asap sesuai ketentuan
- Laporan hasil pembinaan
- Informasi laporan
3. Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk
produksi biomasa kewenangan Pemerintah Kota Banjar yaitu
Pengendalian, Pencemaran dan/atau kerusakan tanah untuk kegiatan
produksi biomassa mempunyai jenis pelayanan dasarnya :
- Identifikasi kondisi awal tanah
- Analisis sifat dasar tanah
- Evaluasi penetapan status kerusakan lahan
- Laporan Evaluasi
4. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan kewenangan Pemerintah
Kota Banjar yaitu terwujudnya pencapaian kinerja meliputi pelayanan
yang diberikan persepsi, perubahan perilaku dan pengaduan
masyarakat mempunyai jenis pelayanan dasarnya :

- Pencatatan pengaduan
- Menelaah dan mengklasifikasi pengaduan
- Melakukan verifikasi pengaduan
- Pelaksanaan tindak lanjut pengaduan masyarkat

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 70


2.3.3 Urusan Wajib Penataan Ruang
Pelayanan Ketataruangan :
Ketataruangan dalam melaksanakan kegiatan dan kewenangannya,
bidang Penataan Ruang mengacu pada UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 No. 68, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4725), Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Permen PU
No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Peraturan Daerah Propinsi Jawa
Barat No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Propinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Banjar Tahun 2014-2034.
Pelaksanaan Tugas Ketataruangan pada Bidang Tata Dinas Cipta
Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar
Standar Pelayanan Minimal disesuaikan dengan kondisi wilayah,
kebijakan pemerintah dan peran serta masyarakat. Sehingga
sebagai awal dari upaya tersebut di atas, Bidang Tata Ruang
melaksanakan kegiatan Perencanaan Tata Ruang Teknis, yaitu :
1. Perencanaan Kawasan Strategis Pusat Kota dan Langensari
2. Masterplan Perbatasan Jabar-Jateng
3. Perencanaan RTH di Pusat Kota
4. Perencanaan Taman Kota di Langensari
5. Fasilitasi Land Consolidation (LC)
Hal tersebut diupayakan dapat menjadi salah satu acuan bagi
pelaksanaan Pembangunan di Kota Banjar.

2.3.4 Urusan Wajib Pertanahan


Fasilitasi Land Consolidation (LC) :
Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Land Consolidation (LC) ini mengacu
pada UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 71


Agraria dan Peraturan Kepala BPN Nomor 4 Tahun 1991 tentang
Konsolidasi Tanah.
Land Consolidation (LC) adalah kebijakan pertanahan mengenai
penataan kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha
pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan, untuk
meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan Sumber Daya
Alam dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Pada hakekatnya
merupakan penataan bidang tanah dengan menyediakan
infrastruktur lingkungan.
Maksud dari kegiatan ini mendapatkan gambaran muka bumi/peta
topografi peta situasi di Kawasan Eks HGU Pataruman Kecamatan
Pataruman Kota Banjar dengan harapan dapat terfasilitasinya aset
lahan di Kawasan Eks HGU Pataruman yang dikelola oleh instansi
vertical (Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia/Lapas),
Pemerintah Kota dan masyarakat.
Sasaran pada kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Terlaksananya pengukuran dan pemetaan di Kawasan Eks HGU
Pataruman
2. Teridentifikasinya luasan dan batasan lahan di Kawasan Eks
HGU Pataruman
3. Teridentifikasinya penggunaan lahan/tata guna lahan di
Kawasan Eks HGU Pataruman
4. Tersusunnya Album Peta di Kawasan Eks HGU Pataruman,
meliputi di peta Topografi, Peta Situasi, Peta Batas-batas
bidang tanah dan Peta Tata guna Lahan.
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
Pengukuran dan Pemetaan di Kawasan Eks HGU Pataruman yang
mengikuti standar Pedoman Teknis yang berlaku sehingga tercipta
suatu kawasan yang terintegrasi dan berdaya guna.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 72


2.3.5 Urusan Wajib Perumahan
Pelayanan Pemakaman
Memperhatikan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun
2006, Pelayanan Pemakaman termasuk dalam Urusan Wajib
Perumahan dan memperhatikan Peraturan Daerah Kota Banjar No.
16 Tahun 2013 tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH) dimana
Kawasan Hijau Pemakaman berfungsi sebagai tempat pelayanan
publik untuk penguburan jenazah. Pemakaman berfungsi sebagai
RTH. Untuk menambah keindahan kota, daerah resapan air,
pelindung pendukung ekosistem, sebagai sumber pendapatan dan
pemersatu ruang kota sehingga RTH di pemakaman yang tertata
dengan baik akan menghilangkan kesan pemakaman yang
menyeramkan. Untuk itu perlu rencana penataan pemakaman di
wilayah Kota Banjar, sebagai rencana strategis bagi pembangunan
jangka menengah dan jangka panjang pada urusan pemakaman.

2.3.6 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Cipta Karya,
Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup membutuhkan anggaran.
Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat, untuk membangun Kota Banjar.
Selain kinerja pelayanan yang telah dijelaskan di bagian awal,
kinerja Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
juga terlihat dari realisasi pendanaannya. Adapun anggaran dan realisasi
pendanaan ditampilkan pada Tabel II.25.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 73


Tabel II.25
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Kota Banjar
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun Rata-rata
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
ke- Pertumbuhan
Uraian
Realisas
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran
i
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
4.1 PENDAPATAN ASLI
DAERAH
4.1.2 Hasil Retribusi Daerah 175.600.860 188.176.903 178.776.903 217.002.100 222.828.600 183.303.500 190.345.700 216.814.800 272.970.200 226.501.200 104,39 101,15 121,28 125,79 101,65 0,07 0,06

5.1 BELANJA TIDAK


LANGSUNG
5.1.1 Belanja Pegawai 2.023.947.156 2.385.520.456 2.622.239.154 3.045.062.902,54 3.753.004.615,75 1.946.696.135 2.264.912.704 2.536.913.683 2.755.409.152 3.446.639.527 96,18 94,94 96,75 90,49 91,84 0,21 0,19
5.2 BELANJA LANGSUNG
5.2.1 Belanja Pegawai 603.915.000 617.270.000 806.960.000 854.860.000 1.664.675.000 544.355.000 609.968.000 792.118.000 853.566.000 1.621.367.000 90,14 98,82 98,16 99,85 97,40 0,44 0,49
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 2.280.517.500 1.811.096.000 2.558.969.000 2.368.022.819 4.995.240.000 1.841.955.366 1.732.857.183 2.335.332.731 2.208.600.585 4.182.454.041 80,77 95,68 91,26 93,27 83,73 0,30 0,39
5.2.3 Belanja Modal 2.101.596.500 2.444.613.500 5.890.045.500 5.737.569.000 30.466.507.709 1.903.919.100 2.307.137.000 5.434.020.953 5.288.546.223 30.603.260.551 90,59 94,38 92,26 92,17 98,83 3,43 3,77

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 74


2.4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan
2.4.1 Tantangan Pengembangan Pelayanan

Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pelayanan Dinas


Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup,
meliputi:

1. Rendahnya cakupan layanan air bersih terutama bagi daerah


rawan air. Kondisi ini membutuhkan rekayasa teknologi tepat
guna dan terjangkau.
2. Menumbuhkan /meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat terutama masyarakat di
permukiman kumuh.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan
infrastrukur drainase agar pembuangan sampah ke saluran
drainase tidak terjadi sehingga drainase dapat berfungsi
dengan optimal.
4. Terdapat lokasi kawasan permukiman yang terpencar
mengakibatkan sukar terpenuhi pelayanan infrastruktur dan
prasarana lainnya.
5. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi
masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam. Hal ini diperlukan
pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dengan
paradigma baru sebagaimana diamanatkan Undang-undang
nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
6. Guna mengurangi dampak pemanasan global dan
mempertahankan gelar Adipura yang telah diraih di Kota
Banjar, maka diperlukan pemeliharaan dan penataan ruang
terbuka hijau lebih optimal agar tercipta lingkungan yang indah,
teduh dan nyaman.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 75


7. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah
yang masih rendah, sementara konflik sosial yang berkaitan
dengan pengelolaan TPA sampah sampai saat ini masih sering
terjadi di samping ketersediaan sarana dan prasarana
persampahan yang masih belum memadai.
2.4.2 Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Peluang yang dapat diupayakan dan dimanfaatkan untuk
pengembangan pelayanan Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup, meliputi:
1. Tuntutan masyarakat akan pelayanan prima terhadap pelayanan
publik mendorong untuk meningkatkan profesionalisme aparatur
dan melakukan inovasi pelayanan;
2. Tingginya kebutuhan masyarakat akan perumahan yang
memadai.
3. Tingginya kebutuhan air bersih,dan sanitasi lingkungan
permukiman dan perumahan
4. Adanya bantuan pemerintah pusat dan provinsi
5. Masyarakat sangat mendambakan terhadap lingkungan kota
yang bersih, sehat aman dan nyaman, sehingga pengelolaan
sampah harus mendapat perhatian dan penanganan yang
optimal.
6. Seiring dengan peningkatan pembangunan di Kota Banjar maka
semakin menurunnya kualitas lingkungan yang harus dideteksi
sedini mungkin sehingga diperlukan pengembangan laboratorium
lingkungan.
7. Untuk meminimalisir dampak dari industri maka diperlukan
kegiatan pengawasan operasional industri sehingga dampak
negatif dari limbah padat, cair dan udara dapat dikurangi. Hasil
dari pengawasan ini dijadikan dasar untuk rekomendasi IPLC
(Izin Pengelolaan Limbah Cair).

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 76


8. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah
mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan
konsisten oleh semua pemangku kepentingan dituangkan melalui
Peraturan Walikota No.30 Tahun 2011 tentang Dokumen
Lingkungan Hidup, atasa dasar UU No.32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menjadi
dasar untuk pemberian rekomendasi atas usaha/kegiatan.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 77


ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS
3 DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan SKPD
3.1.1. Permasalahan Urusan Wajib Pekerjaan Umum
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena
atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki
dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga
perlu diatasi secara bertahap. Adapun isu strategis yang menjadi tantangan
bidang cipta karya kedepannya mulai dari Tahun 2014-2018 yaitu:
1. Masih kurangnya infrastruktur pemerintahan yang representatif yang
menunjang laju pembangunan.
2. Model pengembangan perumahan dan permukiman, baik dari sarana
prasarananya yang tidak ramah lingkungan dan layak huni.
3. Lemahnya sistem drainase yang belum terintegrasi dengan baik.
4. Belum meratanya pelayanan air bersih yang mudah dan murah bagi
masyarakat.
5. Belum terkelolanya masalah penanganan sampah yang terpadu dan
berkesinambungan.
6. Belum terkendalinya dan tertatanya pemanfaatan ruang kota.
7. Terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan adanya
peningkatan aktivitas usaha maupun perilaku konsumtif masyarakat.
8. Belum meratanya Ruang Terbuka Hijau (RTH).
9. Belum ada persiapan untuk mendukung Reaktivasi Transportasi masal Jalur
Kereta Api Banjar-Cijulang.
10. Belum optimalnya pembangunan di kawasan perbatasan
11. Belum optimalnya pembangunan untuk pembangunan kawasan Agropolitan.
3.1.2. Permasalahan Urusan Wajib Tata Ruang

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 78


Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang tata ruang, sebagai
berikut:
1. Belum optimalnya regulasi yang mengatur tentang penataan ruang.
2. Masih lemahnya koordinasi dalam pemanfataan ruang.
3. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam penataan ruang.
4. Belum optimalnya RTR untuk dijadikan acuan bagi pembangunan dan
investasi di daerah.
5. Belum tersedianya data inventarisasi tanah aset milik pemerintah.
6. Belum adanya ketersediaan lahan untuk pembangunan
7. Belum optimalnya basic data bidang ketataruangan
8. Masih kurangnya kualitas SDM

3.1.3. Permasalahan Urusan Wajib Lingkungan Hidup


Ada beberapa permasalahan penting yang perlu mendapat perhatian :
1. Bagi sebagian besar para pelaku usaha, masyarakat dan para pengambil
kebijakan masih beranggapan bahwa melakukan proses produksi atau
kegiatan yang ramah lingkungan memerlukan biaya yang mahal dan
memperbesar biaya produksi dan memperkecil keuntungan serta menghambat
investasi. Pemahaman yang seperti ini merupakan tantangan dalam upaya
pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan, terutama pengendalian
pencemaran air sungai dan air tanah.
2. Masih terbatasnya kelompok masyarakat yang peduli terhadap lingkungan
serta terbatasnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya menjaga
kualitas lingkungan untuk menjaga kualitas hidup manusia. Kondisi ini
menyebabkan replikasi percontohan/demplot tentang pengelolaan lingkungan
belum berkembang secara cepat seperti yang diharapkan.
3. Peningkatan aktifitas transportasi sebagai peningkatan aktifitas perekonomian
dan bisnis memang terus diupayakan. Kondisi ini suka tidak suka
menyebabkan meningkatnya pencemaran udara terutama terjadi di wilayah
perkotaan yang ditunjukkan meningkatny polutan udara seperti CO, NO2, HC
dan partikulat sebagai akibat meningkatnya usaha/kegiatan masyarakat selain

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 79


juga bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Terus meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor serta kondisi emisi gas buang dari kendaraan angkutan
umum di Kota Banjar menjadi penyebab memburuknya kualitas udara pada
ruas-ruas jalan terutama pada saat padat kendaraan dan pusat-pusat aktifitas
penduduk.
4. Keterpihakan para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup
masih relatif rendah sehingga upaya pengguatan kelembagaan lingkungan
hidup dan alokasi anggaran masih relatif rendah dibandingkan dengan sektor
lain. Pengelolaan lingkungan hidup masih sebagai pelengkap pembangunan di
daerah dan belum dijadikan arus utama pembangunan.
5. Permasalahan lingkungan di daerah perkotaan adalah pengelolaan sampah
yang belum sepenuhnya dapat menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse,
Recycle), meningkatnya pembuangan limbah cair domestik dan home industry
ke aliran sungai dengan tanpa melalui pengelolaan terlebih dahulu,
penyerobotan daerah sempadan sungai untuk permukiman, serta
keterbatasan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kondisi ini menyebabkan tidak saja
mengurangi estetika lingkungan tetapi telah mengancam pada pencemaran
lingkungan.
6. Penurunan kualitas (degradasi) sumberdaya hutan dan lahan, serta
sumberdaya air semakin meningkat yang ditandai dengan semakin
bertambahnya luas lahan kritis dan nilai kekritisan lahan.
7. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pemberdayaan
masyarakat untuk peduli terhadap pengelolaan sampah secara mandiri.
8. Peningkatan sumber emisi gas rumah kaca, emisi gas buang sumber bergerak
dan tidak bergerak.
9. Peningkatan limbah cair, padat dan B3.
10. Kurangnya penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 80


3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah
Penyusunan Rencana Strategis SKPD sangat dipengaruhi dan merupakan
penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan Kota Banjar
sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra Dinas Cipta Karya,
Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup sejalan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun 2014-2018.

Visi Kota Banjar:


Visi dan misi merupakan gambaran otentik Kota Banjar dalam 5 (lima)
tahun mendatang pada kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk
periode RPJMD Tahun 2014-2018. Gambaran Nyata tentang visi dan misi
dituangkan ke dalam tujuan dan sasaran merujuk pada arah kebijakan RPJPD Kota
Banjar Tahun 2005-2025. Tujuan dan sasaran juga mengalami pengayaan
mempertimbangkan berbagai isu strategis dan kebijakan nasional.
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan
pembangunan dan isu strategis di Kota Banjar serta mempertimbangkan budaya
yang hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintah Kota Banjar tahun 2014-
2018 yang hendak dicapai adalah :
Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Masyarakat Kota Banjar yang
Agamis, Mandiri dan Sejahtera Menuju Banjar Agropolitan

Iman dan Taqwa merupakan kata kunci atau landasan Pemerintah Kota
Banjar dalam mencapai visi :
- Agamis, artinya kondisi dimana masyarakatnya memiliki keberdayaan
secara religius sehingga mampu mengembangkan budaya masyarakat dan
kearipan lokal serta melangsungkan kehidupan keagamaan menuju
keimanan, ketaqwaan serta akhlak mulia yang rukun dan saling
menghormati.
- Mandiri, artinya kondisi dimana memiliki kekuatan sendiri untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakatnya dalam bidang pendidikan,

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 81


kesehatan, ketenagakerjaan, pelayanan publik berbasis e-government,
infrastruktur, lingkungan dan sumber daya air.
- Sejahtera, artinya kondisi masyarakat yang memiliki keberdayaan secara
sosial dan ekonomi sehingga mampu melangsungkan kehidupan individu
maupun kemasyarakatan secara layak dan aman.
Misi Kota Banjar:
Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan yang bertumpu pada
potensi sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan
semangat kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proposional dari
seluruh pemangku kepentingan kota, maka misi yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :

Misi 1 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)


Mengingat pentingnya sumber daya manusia ini dalam pembangunan,
maka sudah seharusnya peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah
satu fokus dalam pembangunan. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai a
process of enlarging peoples choice atau proses meningkatkan aspek kehidupan
masyarakat. Aspek terpenting kehidupan ini dilihat dari (1) usia yang panjang dan
hidup sehat; (2) tingkat pendidikan yang memadai; dan (3) standar hidup yang
layak. Tingkat keberhasilan dalam pembangunan manusia dapat diukur dengan
indikator yang dinamakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Sumber Daya Manusia yang agamis, berbudi luhur, berpendidikan dan
berperilaku hidup sehat merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan selama lima
tahun kedepan. Dengan menekankan perhatian terhadap pendidikan, kesehatan
dan peningkatan daya beli masyarakat maka diharapkan dapat memberikan
dampak terhadap peningkatan produktivitas masyarakat Kota Banjar agar menjadi
masyarakat yang mau berpartisipasi, bekerja sama dan menjaga keharmonisan
dan mampu memanfaatkan segala potensi untuk mewujudkan segala cita-cita.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 82


Misi 2 : Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas dengan tidak
mengesampingkan pemerataan pembangunannya merupakan salah satu cara
yang ditempuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Banjar.
Mengingat laju pertumbuhan ekonomi tertinggi selama 10 tahun terakhir berada di
kisaran lima persen tentunya masih memungkinkan bagi Kota Banjar untuk terus
memacu laju pertumbuhan ekonominya yang berkualitas, mengingat keunggulan
ekonomi kota terletak di sektor jasa khususnya jasa distribusi dan jasa kota transit
(untuk orang dan barang), dengan tambahan faktor networking akan mampu
menghasilkan bentukan nilai tambah ekonomi yang besar.
Networking yang dimaksudkan terutama untuk memanfaatkan potensi
ekonomi daerah sekitar untuk memproduksi barang dan jasa lain yang nilai
tambahnya meresap di Kota banjar ditambah kebijakan ekonomi diarahkan pada
pemberdayaan dan penguatan ekonomi masyarakat pedesaan dengan prinsip
keadilan dimana pemerintah memperlakukan setiap pelaku ekonomi dan pelaku
usaha baik besar maupun kecil pada posisi yang sama.

Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup


Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha-usaha dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan faktor
lingkungan. Istilah berkelanjutan digunakan untuk konsep pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara arif,
bijaksana, efisien dan memperhatikan pemanfaatan untuk masa kini dan generasi
yang akan datang. Untuk menjaga kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan
tetap terjaga, maka pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan
pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestariannya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 83


Misi 4 : Meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum serta tata kelola
pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya
good governance dan good government
Perbedaan pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial,
kesenjangan kesejahteraan, tingkat kemiskinan dan kepadatan penduduk serta
ancaman lain berupa perkembangan miras dan narkoba, prostitusi, perjudian,
premanisme dan ancaman dari luar merupakan faktor korelatif timbulnya
gangguan ketertiban dan ketentraman yang dapat diredam oleh sikap, perilaku
dan tindakan masyarakat yang patuh dan disiplin terhadap hukum.
Pembangunan bidang hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses penyelenggaraan good and clean governance. Oleh karena itu,
pembangunan bidang hukum merupakan salah satu kebijakan pembangunan
untuk mewujudkan pemantapan kinerja pemerintah daerah didukung dengan
pemberdayaan aparatur pemerintah daerah dalam rangka peningkatan
kompetensi dan profesionalismenya sehingga dapat memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat.
Telaahan terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah memberikan gambaran peran serta dan keterlibatan langsung Dinas Cipta
Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Hal ini ditunjukkan melalui:
a. Pernyataan misi ke 1: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Pada misi ini terlihat jelas peran serta Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata
Ruang dan LH dalam memberikan pelayanan berupa pembangunan,
pemeliharaan dan pengendalian infrastruktur di bidang cipta karya dan
kebersihan.
b. Pernyataan misi ke 2: Meningkatkan Laju Pertumbuhan ekonomi (LPE).
Pada misi kedua ini, Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan LH
berperan dalam penyediaan infrastruktur jalan lingkungan.
c. Pernyataan misi ke 3: Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup
Pada misi ketiga ini, Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan LH
berperan dalam penyediaan infrastruktur sanitasi, drainase dan air bersih.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 84


3.3. Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra Dinas PU
Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Barat
3.3.1. Renstra Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum

Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang-undang


terhadap tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka visi Direktorat
Jenderal Cipta Karya adalah :
Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak,
produktif, berdaya saing dan berkelanjutan
Adapun makna dari visi tersebut adalah:
- Layak, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang mempunyai
persyaratan kecukupan prasarana dan sarana permukiman sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal sebagai tempat bermukim warga perkotaan dan
perdesaan.
- Produktif, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat
menghidupkan kegiatan perekonomian di lingkungan permukiman.
- Berdaya saing, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat
menonjolkan kualitas lingkungan permukimannya dengan baik dan mampu
bersaing sebagai lingkungan permukiman yang menarik untuk warganya.
- Berkelanjutan, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang asri,
nyaman dan aman sebagai tempat bermukim warganya untuk jangka panjang.
Untuk mencapai visi tersebut, maka Misi Direktorat Jenderal Cipta Karya
tahun 2014 2018 adalah:
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukiman di perkotaan dan
perdesaan untuk mewujudkan permukiman yang layak, berkeadilan sosial,
sejahtera, berbudaya, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan dalam
rangka pengembangan wilayah.
2. Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah
daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur permukiman, termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan
pola investasinya

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 85


3. Melaksanakan pembinaan dalam penataan kawasan serta pengelolaan
bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keandalan
bangunan gedung..
4. Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan, daerah
perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar dan daerah tertinggal
termasuk penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.
5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang
professional dengan menerapkan prinsip good governance.

Kementerian Lingkungan Hidup

(Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 11 Tahun 2010 tentang


Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup
Tahun 2014 2018)

VISI

Terwujudnya Kementerian Lingkungan Hidup yang handal dan proaktif, serta


berperan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan
pada ekonomi hijau.

MISI

1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan


hidup terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan
berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau;
2. Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses
pembangunan untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi
dan ekologi dalam pembangunan berkelanjutan;
3. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber
daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi
lingkungan hidup;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 86


4. Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan
kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup secara terintegrasi.

TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan yang ingin dicapai Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2014-2018


sesuai Visi dan Misi tersebut di atas adalah: Terwujudnya pembangunan
Indonesia berdasarkan pembangunan berkelanjutan dengan penekanan pada
ekonomi hijau (green economy) untuk menahan laju kemerosotan daya tampung,
daya dukung, dan kelangkaan sumberdaya alam, serta mengatasi bencana
lingkungan.

Sasaran dan Lokus Prioritas

Secara umum, sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah mewujudkan


perbaikan fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang
mengarah pada pengarusutamaan prinsip pembangunan berkelanjutan. Sasaran
khusus yang hendak dicapai adalah:
1. Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan sungai, danau,
pesisir dan laut, serta air tanah;
2. Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati dan
ekosistem hutan;
3. Membaiknya kualitas udara dan pengelolaan sampah serta limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3);
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi.

Sasaran strategis yang ingin dicapai pada tahun 2014-2018, diarahkan pada lokus
prioritas sebagai berikut:
1. Daerah Aliran Sungai (DAS), dengan lokus kegiatan utama yaitu Sungai
Ciliwung dan Bengawan Solo;
2. Perkotaan, dengan lokus kegiatan mewakili karakteristik Kota Metropolitan,
Kota Besar, Kota Sedang, dan Kota Kecil;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 87


3. Ekosistem Pulau, dengan lokus kegiatan utama yaitu Teluk Tomini dan
pulau-pulau kecil terluar.

Telaahan Renstra Kementrian LH

Kementerian Negara Lingkungan Hidup telah mengeluarkan Peraturan


Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2010 2014. Amanat
RPJP 2005 2025 untuk mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari menetapkan
focus kegiatan pada pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan penekanan pada pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup. Untuk mewujudkannya perlu dilakukan upaya-
upaya: mendayagunakan dan mengelola sumberdaya alam terbarukan maupun
tak terbarukan; menjaga dan melestarikan sumberdaya alam air dan energi;
mengembangkan potensi kelautan; menjaga, mengelola dan meningkatkan nilai
tambah sumberdaya khas dan kehati; mitigasi bencana; mengendalikan
pencemaran dan kerusakan lingkungan serta meningkatkan kapasitas pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Hal ini mengimplikasikan diharuskannya
kelembagaan di bidang lingkungan hidup untuk menangani pengelolaan
sumberdaya alam dan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup, secara umum
permasalahan lingkungan hidup pada tahun 2014 2018 masih akan dihadapkan
pada pencemaran air, udara, sampah dan limbah B3 terutama yang bersumber
dari kegiatan industri dan jasa, rumah tangga (limbah domestik) dan sector
transportasi; kerusakan lingkungan hidup di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan
ekosistem-ekosistem sensitif lainnya, bencana lingkungan serta memburuknya
dampak yang dirasakan akibat fenomena perubahan iklim.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Visi Kementerian Lingkungan
Hidup yaitu Terwujudnya Kementerian Lingkungan Hidup yang handal dan

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 88


proaktif serta berperan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan
menekankan pada ekonomi hijau.

Telaahan Renstra Kementrian Perumahan Rakyat


Renstra Kementrian Perumahan Rakyat dilaksanakan sesuai dengan
peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor : 02/Permen/M/2010 Tentang
Rencana Strategis Kementrian Perumahan Rakyat Tahun 2014-2018.

Dengan memperhatikan amanat peraturan perundangan, hasil pencapaian


pembangunan perumahan pada periode sebelumnya, potensi dan permasalahan
yang dihadapi serta aspirasi berbagai pemangku kepentingan, maka ditetapkan
Visi Kementrian Perumahan Rakyat yaitu : Setiap Keluarga Indonesia
Menempati Rumah Yang Layak Huni. Pencapaian visi tersebut memerlukan
komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan dan
permukiman mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus
ditangani. Kementrian Perumahan Rakyat sebagai salah satu pemangku
kepentingan dalam pencapaian visi tersebut memiliki kewenangan sebagai
regulator maupun pelaksana pembangunan perumahan sehingga terpenuhi
kebutuhan rumah yang layak huni bagi setiap keluarga Indonesia.

Misi :

Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka dirumuskan Misi Kementrian Perumahan


Rakyat sebagai berikut :
1. Meningkatkan iklim yang kondusif dan koordinasi pelaksanaan kebijakan
pembangunan perumahan dan permukiman.
2. Meningkatkan ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau dalam
lingkungan yang sehat dan aman serta didukung oleh prasarana, sarana
dan utilitas yang memadai.
3. Mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang
efisien, akuntabel dan berkelanjutan.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 89


4. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya perumahan dan kawasan
permukiman secara optimal.
5. Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan
lainnya dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.

3.3.2. Renstra BPLHD Provinsi Jawa Barat


Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) untuk tahun 2014 2018 merupakan langkah-langkah kontribusi BPLHD
Provinsi Jawa Barat untuk pencapaian tujuan serta sasaran yang ditetapkan
Provinsi Jawa Barat. Untuk itu prinsip perencanaaannya pun dilandasi dan dibatasi
oleh kewenangan yang dimiliki lembaga ini sebagai Lembaga Teknis Daerah
dimana BPLHD Provinsi Jawa Barat selaku institusi tingkat Provinsi, peranannya
menjadi fasilitator guna mengimplementasikan makna Otonomi Daerah
berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 dan perkembangan minat masyarakat.
Berdasarkan kajian kewenangan lembaga teknis daerah, BPLHD Provinsi Jawa
Barat menitik beratkan peranannya selaku koordinator dan fasilitator bagi seluruh
stakeholder (Pihak terkait) yang terdiri dari institusi sektoral, masyarakat, dunia
usaha, dunia pendidikan dan LSM di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Dalam Rencana Strategis ini program maupun kegiatan merupakan
refleksi dari pada visi, misi yang telah ditetapkan pada tahun 2008 yang
merupakan perencanaan yang berkesinambungan dan berkaitan sangat erat,
sehingga dengan demikian pada tahun 2008 sampai dengan 2013 besar
kemungkinan tidak banyak perubahan kecuali untuk program-program bersifat
wajib (mandatory programme) yang dicanangkan oleh Pusat seperti Proyek
Prokasih (Program Kali Bersih), Langit Biru (Program pengendalian Pencemaran
Udara) dan ADIPURA tidak tertutup kemungkinan terjadi perubahan dalam arti
kata perencanaan pengembangannya dan tujuan serta sasarannya.
Pada pelaksanaannya, Rencana Strategis ini sangat ditentukan oleh komitmen,
keterlibatan serta dukungan dari pada masyarakat serta pihak eksekutif dan
legislatif, baik dalam bentuk fasilitasi kebijakan maupun pendanaan dalam upaya-
upaya pengendalian lingkungan hidup dalam skala makro maupun mikro;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 90


khususnya dalam aspek-aspek yang sangat erat kaitannya dengan implementasi
program dan kegiatan yang menjadi kewenangan BPLHD Provinsi Jawa Barat.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Keberadaan penataan ruang di seluruh Negara Indonesia ini, mengacu


kepada Undang undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
sebagai pengganti Undang undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang.
Oleh karena itu semua produk Rencana Tata Ruang dan turunannya
direvisi, karena harus disesuaikan dengan Undang-undang terbaru tentang
PenataanRuang. Maka pada akhirnya keluarlah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN). Untuk kemudian diikuti oleh Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
masing- masing Provinsi-nya. Kota Banjar, dalam hal ini berada pada wilayah
Administrasi Provinsi Jawa Barat. Maka keberadaan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Banjar-pun mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2009
2029. Selanjutnya di lakukan suatu Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Banjar.
Sedangkan untuk mencegah daya rusak Lingkungan Hidup, atau dengan
kata lain untuk mengoptimalkan keinginan dari terciptanya suatu Pembangunan
yang Berwawasan Lingkungan, maka pada setiap penyusunan produk penataan
ruang, dalam hal ini Revisi RTRW Kota Banjar, disusunlah juga suatu Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Secara umum, KLHS berfungsi untuk menelaah efek dan atau dampak
lingkungannya, sekaligus mendorong pemenuhan tujuan tujuan keberlanjutan
dari suatu pembangunan dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) pada suatu
kebijakan, rencana atau program pembangunan.
Adapun kaidah terpenting KLHS dalam perencanaan tata ruang adalah
pelaksanaan yang bersifat partisipatif, dan sedapat mungkin didasarkan pada

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 91


keinginan sendiri untuk memperbaiki mutu dari pada penataan ruang itu sendiri,
agar keseluruhan proses dapat bersifat lebih efisien dan efektif.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada bagian berikut ini.

3.4.1 Telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

Sebelum menelaah secara regional, dalam hal ini lingkup Provinsi, akan
ditelaah terlebih dahulu dalam skala Nasional. Berdasarkan pada Undangundang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, sebagai pengganti Undang
undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, maka disusunlah suatu
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), yang dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Dalam RTRWN ini telah ditetapkan
Kawasan Andalan dan Fungsi Kota-Kota secara nasional. Dalam penetapan
kawasan andalan tersebut, wilayah Kota Banjar termasuk dalam atau merupakan
bagian dari Kawasan Andalan Priangan Timur - Pangandaran. Sektor unggulan
dalam Kawasan Andalan Priangan Timur - Pangandaran ini meliputi : pertanian,
industri, perkebunan, pariwisata, dan perikanan. Dalam kawasan andalan ini ada 4
simpul perkotaan yang dikemukakan, yaitu : Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan
Banjar. Keempat simpul perkotaan tersebut ditetapkan dengan fungsi sebagai
Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu sebagai pusat jasa, pusat pengolahan dan simpul
transportasi yang mempunyai pelayanan satu Kota atau beberapa kecamatan.
Dengan berfokus kepada Kota Banjar, perlu pula dilihat ada 2 kawasan
andalan di sekitarnya, masing-masing adalah Kawasan Andalan Priangan Timur -
Pangandaran dan sekitarnya yang terletak di Provinsi Jawa Barat, dan Kawasan
Andalan Cilacap dan sekitarnya yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kawasan
Andalan Priangan Timur - Pangandaran ditetapkan dengan sektor unggulan adalah
pertanian, pariwisata, serta perikanan. Sementara Kawasan Andalan Jawa Tengah
Selatan ditetapkan dengan sektor unggulan : pertanian, pariwisata,
pertambangan, perikanan, dan industri; dan simpul perkotaan adalah :
Purwokerto, Kebumen, Cilacap dan Sekitarnya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 92


Selanjutnya dengan mengacu pada Peraturan Daerah nomor 22 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat tahun
2009 2029, berdasarkan Kebijakan WP dan KK dalam RTRW Propinsi Jawa
Barat, WP Priangan Timur - Pangandaran sebagai penjabaran dari Kawasan
Andalan Priangan Timur -Pangandaran dengan kesetaraan fungsi dan peran
kawasan di KSN Pacangsanak (Pangandaran Kalipucang Segara Anakan) yang
antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah perbatasan, meliputi
Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,
dan Kota Banjar. Kota Banjar termasuk ke dalam Kawasan Strategis Propinsi
(KSP), merupakan kawasan yang berada di perbatasan antara Provinsi Jawa Barat
dengan Provinsi Jawa Tengah. Kawasan yang terletak di bagian timur provinsi,
mencakup sebagian WP Ciayumajakuning, KK Metropolitan Bandung Raya dan WP
Priangan Timur-Pangandaran, ditetapkan sebagai kawasan yang didorong
perkembangannya.
Berdasarkan rencana pengembangan sistem perkotaan, Kota Banjar dan
Rancabuaya ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp), yang
mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan provinsi atau beberapa
kabupaten / kota. Dimana sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP
Priangan Timur -Pangandaran meliputi pertanian, perkebunan, perikanan tangkap,
pariwisata, industri pengolahan, industri kerajinan dan pertambangan mineral.
Fokus pengembangan Kota Banjar, diarahkan sebagai PKWp dengan
sarana dan prasarana perkotaan yang terintegrasi, kegiatan perdagangan, jasa,
dan sebagai pintu gerbang daerah bagi Provinsi Jawa Barat, karena berbatasan
langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan rencana pengembangan
infrastruktur wilayah di Wilayah Pengembangan ( WP ) Priangan Timur-
Pangandaran, khususnya Kota Banjar terdiri atas :
a. Reaktivasi jalur Kereta Api Banjar-Cijulang;
b. Pengembangan infrastruktur permukiman, terdiri atas : Peningkatan sistem
pengelolaan air limbah di Pangandaran, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 93


c. WP Ciayumajakuning-KK Metropolitan Bandung Raya-WP Priangan Timur-
Pangandaran, meliputi : Pembangunan jalan Tol Cileunyi-Nagreg-Ciamis-
Banjar.

3.4.2 Telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota


Banjar

Luas wilayah Kota Banjar berdasarkan penjelasan UU No.27/2002 adalah


kurang-lebih 113,49 km2 atau 11.349 Ha. Sementara berdasarkan pengukuran
pada Peta Rupa Bumi Bakosurtanal, seperti dikemukakan dalam Data Potensi Kota
Banjar dari Bapeda Kota Banjar tahun 2003, luas wilayah Kota Banjar adalah
13.197,23 Ha, dengan rincian menurut kecamatan yaitu :
Kecamatan Banjar : 2.623,84 Ha,
Kecamatan Pataruman : 5.405,66 Ha,
Kecamatan Purwaharja : 1.826,74 Ha,
Kecamatan Langensari : 3.340,99 Ha.
Secara administratif, Kota Banjar terdiri atas 4 kecamatan, 9 kelurahan,
dan 16 desa.
Secara geografis Kota Banjar terletak 1080.26 1080.40 Bujur Timur dan
70.19 - 7.26 Lintang Selatan, terletak di wilayah timur Provinsi Jawa Barat
berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Kedudukan/jarak dari ibukota
Provinsi Jawa Barat (Bandung) 336 km dengan luas wilayah yang terdapat di
Kota Banjar adalah sebesar 13.197,23 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis serta
Kecamatan Dayeuhluhur;
SebelahTimur, berbatasan dengan Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis dan
kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah;
Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Lakbok, Kecamatan
Purwodadi, dan Kecamatan Pamarican kabupaten Ciamis;
Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Cimaragas dan Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 94


Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Banjar maka tujuan
penataan ruang sebagai mitra pembangunan adalah mewujudkan tata ruang Kota
Banjar sebagai pusat pelayanan agrobisnis di priangan timur yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan.
Kebijakan penataan ruang wilayah terdiri atas :
1) Pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala
regional;
2) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana kota
yang terpadu dan merata;
3) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan system sarana prasarana
umum skala lokal dan regional;
4) Peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung;
5) Peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh
wilayah kota;
6) Pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung;
7) Pengembangan kawasan strategis dari perspektif ekonomi, sosial budaya dan
lingkungan serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan
8) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Rencana struktur ruang menggambarkan pengaturan lokasi fungsi-fungsi
kegiatan utama kota beserta jaringan jalan yang menghubungkannya. Struktur
tata ruang Kota Banjar adalah suatu kerangka struktural yang menampilkan
bentuk kotanya yang dapat dilihat dari unsur-unsur kegiatan fungsional Kota yang
dihubungkan oleh sistem transportasi serta didukung oleh ketersediaan sarana
umum dan sosial serta prasarana.
Rencana pengembangan struktur tata ruang Kota Banjar penyebarannya
dialokasikan di tempat-tempat strategis atau yang mempunyai aksesibilitas baik,
sehingga mudah dijangkau dari seluruh bagian wilayah Kota/kecamatan. Kegiatan
utama yang akan dikembangkan di pusat pelayanan ini berupa perdagangan dan
jasa, jasa pelayanan kegiatan pemerintahan, dan jasa pelayanan sarana sosial dan
umum, yang dikembangkan secara berjenjang sesuai skala pelayanannya.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 95


Rencana hirarki pusat pelayanan yang akan dikembangkan secara berjenjang dan
terpadu sesuai skala pelayanannya, meliputi :
Pusat Pelayanan Kota (PPK), yakni:
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan perkotaan skala kota atau wilayah yang lebih luas.
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan perdagangan dan jasa skala kota atau wilayah yang lebih luas.
Bila dilihat dari struktur ruang, Pusat pelayanan kota di Kota Banjar berada
di Banjar dengan arah kegiatan pengembangan adalah jasa pemerintahan, jasa
perdagangan, distribusi regional, serta merupakan pusat pengembangan wilayah
tengah Kota Banjar.
Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK), yakni:
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan perkotaan yang mendukung Pusat Pelayanan Kota (PPK).
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
kegiatan perdagangan dan jasa yang melayani beberapa kecamatan dan
skala kota yang mendukung Pusat Pelayanan Kota (PPK).
Sub pusat Pelayanan Kota di Kota Banjar meliputi Pataruman, Langensari
dan Purwaharja, adapun fungsi kegiatan masing-masing sub pusat tersebut antara
lain ;
Purwaharja, merupakan sebagai sub pusat pelayanan kota dengan fungsi
atau kegiatan utama adalah pariwisata skala lokal.
Pataruman, merupakan sebagai kegiatan pusat pelayanan kota dengan
fungsi utama atau kegiatan utama adalah sebagai pusat agropolitan skala
lokal. Adapun komoditas unggulan sebagai agropolitan adalah jenis padi
dan perkebunan
Langensari merupakan sebagai kegiatan pusat pelayanan kota dengan
fungsi utama atau kegiatan utama adalah sebagai pusat agropolitan skala
lokal. Adapun komoditas unggulan sebagai agropolitan adalah jenis
pertanian padi.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 96


Pusat Lingkungan (PL), yakni:
a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
kegiatan perkotaan skala kecamatan yang mendukung Sub Pusat
Pelayanan Kota (SPPK).
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan yang mendukung sub
Pusat Pelayanan Kota (SPPK).
Pusat lingkungan untuk Kota Banjar berada di Desa Cibeureum, Kel.
Mekarsari, Desa Batulawang, Desa Mulyasari dan Kel. Muktisari, dimana arah
pengembangan sebagai pusat lingkungan untuk mendukung kegiatan produksi
pertanian dan perkebunan.
Demikian keberadaan RTRW Kota Banjar, sehingga hal tersebut
menjadikan sebagai suatu acuan bagi proses pembangunan juga perijinan yang
dilaksanakan di Kota Banjar ini. Kemudian juga RTRW ini menjadi suatu pedoman
bagi pembuatan perencanaan Penataan Ruang yang lebih rinci / teknis atau
dengan kata lain turunan dari RTRW itu sendiri, seperti Rencana Detail Tata
Ruang ( RDTR ), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ( RTBL), Masterplan
Kawasan, Perencanaan Teknis Kawasan dan rencana rinci / teknis lainnya yang
dianggap perlu untuk dilakukan.
Sehingga pada akhirnya dapat menjadikan Kota Banjar ini, menjadi suatu
kota yang lebih nyaman, menarik dan betah untuk ditinggali serta disinggahi
karena mempunyai suatu keadaan kota yang mempunyai estetika dan tertata
dengan rapih.

3.4.3 Telaahan terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS ) pada RTRW Kota


Banjar dimaksudkan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam penyusunan atau
evaluasi RTRW Kota Banjar.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 97


Untuk mengetahui konsekuensi lingkungan dari suatu rencana strategis
pada tahap kebijakan, perencanaan dan program. KLHS dapat menggunakan
metodologi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), namun tidak
diterapkan pada tingkatan rencana proyek, melainkan pada tingkatan Kebijakan
(K), Perencanaan (R) dan Program (P).
Adapun tahapan yang ditempuhnya adalah sebagai berikut :
Tahap I : Pengkajian Pengaruh atau dampak kebijakan, rencana dan/atau
program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah.
Tahap II : Perumusan alternatif kebijakan, rencana dan/atau program
Raperda RTRW. Alternatif dapat dirumuskan secara partisipatif bersama para
pemangku kepentingan.
Tahap III : Perekomendasian alternatif kebijakan, rencana dan/atau program
terbaik yang mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Rekomendasi dimaksud diintegrasikan ke dalam Raperda RTRW.
Sedangkan identifikasi dari pada isu isu Pembangunan Berkelanjutan
yang terdapat di Kota Banjar itu sendiri adalah :
Keterbatasan anggaran Pembangunan Kota;
Kualitas Sumber daya Manusia;
Pengendalian pertumbuhan penduduk;
Pengentasan Kemiskinan dan Penggangguran;
Aksesibilitas dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat;
Sarana dan Prasarana Perekonomian untuk meningkatkan LPE dan Kontribusi
sektor Riil berbasais agropolitan;
Penanganan, pengendalian dan pemanfaatan tata ruang;
Kesenjangan sosial;
Partisipasi Masyarakat;
Perubahan tata nilai / budaya pada masyarakat.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 98


Adapun identifikasi isu isu Lingkungan yang ada, adalah :
Kualitas dan Kuantitas Air Baku;
Limbah Cair;
Pencemeran Udara ( Polusi, kebisingan );
Hilangnya atau Terganggungnya Sebagian Ekosistem;
Perubahan Tata Guna Lahan;
Bencana Alam ( Banjir dan Longsor );
Timbulan Sampah.
Asas asas hasil penjabaran prinsip keberlanjutan yang mendasari KLHS
bagi penataan ruang, adalah sebaga berikut :
Keterkaitan (interdependency);
Keseimbangan (equilibrium);
Keadilan (justice).
Keterkaitan (interdependency) menekankan pada pertimbangan
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya, antar satu unsur
dengan unsur lainnya, atau antara satu variabel bio fisik dengan variabel biologi,
atau keterkaitan antara lokal dan global, keterkaitan antar sektor , antar daerah
dan seterusnya.
Keseimbangan (equilibrium) menekankan pada aplikasi keseimbangan
antar aspek, kepentingan maupun interaksi antara makhluk hidup dan ruang
hidupnya, seperti diantaranya adalah keseimbangan laju Pembangunan dengan
daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup, keseimbangan pemanfaatan
dengan perlindungan dan pemulihan cadangan Sumber Daya Alam (SDA),
keseimbangan antara pemanfaatan ruang dengan pengelolaan dampaknya, dan
lain sebagainya.
Keadilan (justice) untuk menekankan agar dapat dihasilkan kebijakan,
rencana dan program yang tidak mengakibatkan pembatasan akses dan kontrol
terhadap Sumber Daya Alam (SDA), modal dan infrastruktur, atau pengetahuan
dan informasi kepada sekelompok orang tertentu.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 99


Pada akhirnya dapat disimpulkan, bahwa pada KLHS RTRW Kota Banjar
tersebut, menghasilkan beberapa rekomendasi, diantaranya :
1. Ketersediaan lahan pertanian tanaman pangan
Untuk menjaga ketersediaan lahan pertanian tanaman pangan, maka perlu
dinyatakan dengan jelas dimana kawasan yang diperuntukan untuk
pertanian tanaman pangan. Penentuan kawasan pertanian tanaman
pangan harus mempertimbangkan faktor-faktor keterkaitan dengan
kawasan lain, kesuburan tanah, ketersediaan air dan segala hal-hal yang
berkaitan dengan produksi tanaman pangan.
2. Timbulan sampah
Penanganan timbulan sampah harus dilakukan sejak dari tempat pertama
sampah tersebut timbul. Pemilahan sampah merupakan kunci kesuksesan
penanganan timbulan sampah. Apabila sampah tidak dipilah, maka
sampah tidak akan dapat dijadikan sebagai suatu sumberdaya alternatif
karena pemilahan sampah bertujuan untuk memisahkan sampah yang
sudah benar-benar tidak bernilai ekonomis dan sampah yang masih
bernilai ekonomis (sampah recyclable dan bahan kompos). Sedapat
mungkin penanganan timbulan sampah dilaksanakan dalam sistem cluster,
dimana suatu cluster kawasan tertentu memiliki tempat pemilahan sampah
yang memadai.
3. Kualitas dan Kuantitas Air Bersih
Kualitas dan kuantitas air bersih merupakan suatu isu yang sangat penting
karena kehidupan semua makhluk hidup di muka bumi ini sangat
tergantung kepada ketersediaan air bersih. Penataan ruang seyogyanya
harus berdasarkan kepada ketersediaan air bersih. Kawasan yang
berfungsi sebagai kawasan resapan air dan kawasan tangkapan air harus
dijaga dan dilestarikan sehingga ketersediaan air bersih dapat
dipertahankan.
4. Dampak Sosial dan Budaya;
Penataan ruang mungkin akan menimbulkan dampak negatif pada tata
sosial dan budaya masyarakat. Hal ini sangat penting untuk mengetahui

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 100


kultur / norma yang berlaku umum pada suatu kelompok masyarakat,
yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan tata ruang suatu
kawasan. Rencana tata ruang suatu kawasan yang tidak sesuai dengan
kultur yang berlaku di masyarakat dikhawatirkan dapat menimbulkan
gejolak. Oleh karena itu, apabila diperkirakan bahwa perencanaan tata
ruang dapat menimbulkan gejolak di masyarakat, maka harus dilakukan
sosialisasi yang baik dan persuasif sehingga rencana tata ruang tersebut
dapat diterima oleh masyarakat.
5. Kualitas Udara;
Perubahan pola kegiatan ataupun pola transportasi masyarakat karena
adanya perubahan tata ruang dapat menimbulkan dampak terhadap
kualitas udara. Oleh karena itu, penggunaan sumber-sumber energi yang
ramah lingkungan mutlak dilakukan. Selain itu, pemantauan kualitas udara
harus dilakukan secara rutin dan kontinyu agar apabila terjadi penurunan
kualitas udara dapat segera diambil langkah untuk mengembalikan kualitas
udara menjadi lebih baik lagi.
6. Limbah Cair
Dengan adanya pembangunan yang dilaksanakan akan berakibat terhadap
penggunaan air bersih dalam operasional dan aktifitas sehari hari.
Adanya peningkatan volume air baku akan berakibat terhadap
meningkatnya limbah cair. Untuk itu perlu adanya penanganan agar
limbah cair yang dihasilkan tidak langsung dibuang ke lingkungan (badan
air penerima) yang akan mengakibatkan terjadinya pencemaran kualitas
air khususnya peningkatan konsentrasi COD dan BOD. Untuk mengurangi
terjadinya pencemaran kualitas air diwajibkan bagi setiap penghasil limbah
cair untuk membuat suatu Unit Pengolahan limbah Cair (Septic Tank)
dengan ketentuan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ada.
7. Potensi Banjir;
Kota Banjar merupakan kota yang dilalui oleh cukup banyak sungai dan
anak sungai. Apabila jalur-jalur perairan ini terganggu, dikhawatirkan akan
menimbulkan potensi banjir ataupun hanya genangan sesaat. Untuk

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 101


mengurangi potensi banjir, diperlukan rekayasa-rekayasa teknis di bidang
hidrologi seperti perlunya pembuatan embung, sumur resapan, sumur
injeksi dan lubang biopori.
8. Kesejahteraan Masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat tentunya adalah suatu isu pembangunan
berkelanjutan yang penting. Penataan ruang harus dapat menaikkan
kesejahteraan masyarakat, bukan sebaliknya.
Demikian, sehingga pada akhirnya diharapkan seluruh kebijakan, rencana
dan/atau program dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banjar ini,
setelah disinergikan dengan Lingkungan Hidup, melalui Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) ini dapat berhasil meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat Kota Banjar dengan tetap pada suatu keadaan bahwa Lingkungan
Hidupnya dapat terjaga dan terawat dengan baik.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis


Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena
atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki
dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga
perlu diatasi secara bertahap.Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telahaan
dari beberapa dokumen perencanaan lainnya, maka isu-isu strategis yang ada di
bidang cipta karya, tata ruang dan kebersihan sebagai berikut :

1. Masih kurangnya infrastruktur pemerintahan yang representatif


yang menunjang laju pembangunan;
Infrastruktur merupakan salah satu syarat perlu untuk dapat berjalannya
pembangunan suatu negara maupun wilayah/kota. Disamping ketersediaan
Infrastruktur kota, infrastruktur pemerintahan yang representatif juga merupakan
suatu modal dasar dalam upaya meningkatkan pelayanan prima kepada
masyarakat, sehingga kelengkapan infrastruktur tersebut dapat menjadi
keunggulan kompetitif suatu wilayah dalam upaya menarik investasi. Investor
akan memilih suatu wilayah yang sudah lengkap dan mudah akses terhadap

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 102


layanan infrastruktur karena fungsinya yang berhubungan dengan proses
produksi. Oleh karena itu penyediaanya menjadi mutlak diprioritaskan.
Semakin mudah akses dan stabil pasokan dari infrastruktur, suatu kota
akan dapat menjamin warganya menuju kesejahteraan. Infrastruktur diyakini juga
dapat menjadi cara mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan. Saat ini Kota
Banjar telah memiliki berbagai infrastruktur yang masih perlu dikembangkan dan
direncanakan dengan baik sehingga menunjang fungsi yang disandangnya.

2. Model pengembangan perumahan dan permukiman, baik dari


sarana prasarananya yang tidak ramah lingkungan dan layak
huni;
Perkembangan pembangunan perumahan dan permukiman yang dilakukan
oleh developer ataupun swadaya masyarakat sampai saat ini belum menunjukan
pola yang terpadu dengan penyehatan / sanitasi lingkungan. Pembangunan
Perumahan oleh developer/pengembang dalam perencanaan dan pembangunan
kurang memperhatikan lingkungan terutama dengan pembangunan drainase
limbah rumah tangga dan septic tank secara komunal, Drainase yang dibangun
belum memperhatikan perbedaaan elevasi saluran sehingga terjadi genangan dan
ditunjang lagi dengan kemampuan drainase untuk menanggakap limpasan air
hujan. Isu strategisnya belum terbangunnya pengelolaan limbah rumah tangga
dan septic tank komunal yang menjadi permasalahan adalah faktor kesiapan dari
manusia, ketersediaan lahan dan teknologi pengolahan limbah yang berwawasan
lingkungan,
Pembangunan rumah swadaya yang dilakukan oleh masyarakat seiring
dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan pembangunan kota di
beberapa kawasan terutama di pusat kota dengan kepadatan penduduk dan
kepadatan bangunan yang tinggi diperlukan sarana dan prasarana di perumahan
atau permukiman padat yang cenderung kumuh. Penurunan kualitas hidup yang
terjadi antara lain terjadi dalam bentuk, penurunan kesehatan akibat lingkungan
yang tidak sehat. Implikasinya biaya kesehatan juga akan mengalami
peningkatan. Bentuk lainnya adalah lingkungan yang mengalami kerusakan

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 103


karena adanya kesenjangan antara kapasitas infrastruktur dengan volume
kegiatan. Jika terjadi terus menerus akan berdampak pada penurunan masa guna
suatu barang publik. Secara keseluruhan dampak tersebut terakumulasi menjadi
social cost (biaya sosial). Setiap tambahan biaya sosial sebagai dampak kepadatan
penggunaan barang publik akan menjadi beban baru pengembangan kawasan
yang akan mengurangi nilai kota dari waktu ke waktu. Brdasarkan data dari SPPIP
rumah semi permanen tahun 2013 sebanyak 20%. Berkaitan dengan
perumahannya, mereka terpaksa menggunakan lahan-lahan bukan miliknya
(tumpang karang) di sempadan sungai citanduy, lahan-lahan kosong, Sempadan
jalan dan sempadan jalur kereta api (aktif dan yang akan diaktifkan jalur Banjar -
Cijulang) dengan kualitas perumahan yang jauh di bawah standar. Perumahan
sawadaya juga ada yang terletak dikawasan rawan bencana patahan tanah di
lingkungan Cipadung. Di sisi lain pengembangan pembangunan perumahan belum
menyentuh pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Permasalahan utama prasarana dan sarana perkotaan (PSP) termasuk
perumahan adalah tidak memadainya penyediaan dibandingkan dengan
kebutuhan. Hal ini menyebabkan terbatasnya kesempatan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan PSP yang layak. Ketidakmampuan ekonomi dan
kurangnya kesadaran akan menjadi faktor pendorong perluasan kawasan
permukiman yang tidak diinginkan yang berkonsekuensi degradasi lingkungan dan
keselamatan kota di masa yang akan datang.
Kebutuhan perumahan akan meningkat dengan kondisi lahan yang
terbatas, kepemilikan lahan juga menjadi terbatas. Sehingga dalam waktu
beberapa tahun ke depan, Banjar sudah harus memikirkan untuk menyediakan
perumahan vertikal. Penyediaan tempat tinggal vertikal tentu saja tidak terbatas
pada penyediaan ruang tinggal, namun Banjar juga harus membuat grand design
pengembangan perumahaan di masa yang datang yang mengakomodasi
perkembangan sosial dan budaya yang ada. Konsep pengembangan rumah
tinggal vertikal ini tentu saja tidak dilakukan dalam waktu dekat karena saat ini
kondisi rumah tinggal yang ada masih memenuhi kriteria tersedianya single house.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 104


Keterbatasan lahan yang menjadi isu spesifik Kota Banjar memberi potensi
perluasan kawasan perkotaan ke kawasan semi rural-urban yang ada di sekitar
pusat kota. Sementara, beberapa kawasan yang ada di kawasan semi rural
tersebut sebagian besar adalah kawasan persawahan dengan pengairan dan lahan
pekarangan, ladang dan hutan rakyat sebagai penyangga dari aspek lingkungan.
Penurunan kualitas hidup yang terjadi antara lain terjadi dalam bentuk, penurunan
kesehatan akibat lingkungan yang tidak sehat. Implikasinya biaya kesehatan juga
akan mengalami peningkatan. Bentuk lainnya adalah lingkungan yang mengalami
kerusakan karena adanya kesenjangan antara kapasitas infrastruktur dengan
volume kegiatan. Jika terjadi terus menerus akan berdampak pada penurunan
masa guna suatu barang publik. Secara keseluruhan dampak tersebut
terakumulasi menjadi social cost (biaya sosial). Setiap tambahan biaya sosial
sebagai dampak kepadatan penggunaan barang publik akan menjadi beban baru
pengembangan kawasan yang akan mengurangi nilai kota dari waktu ke waktu.
Penataan bangunan juga belum optimal berkaitan dengan bangunan
bersejarah sebagai bangunan lama yang sudah rusak dan tak terawat. Diperlukan
renovasi dan difungsikan untuk kegiatan masyarakat, serta bangunan yang
berkarakter adat sebagai ciri khas Jawa Barat/ Banjar.

3. Lemahnya sistem drainase yang belum terintegrasi dengan baik;


Drainase di wilayah Kota Banjar berdasarkan pola tangkapan air
permukaannya terdiri atas 2 sistem utama, yaitu Citanduy,
Ciseel/Cikembang/Cimaragas. Oleh karena itu pengembangan saluran-saluran
drainase, baik di sepanjang jalan maupun yang tidak mengikuti jaringan jalan
akan diarahkan pengalirannya menurut masing-masing sistem tersebut.

Curah hujan di Kota Banjar berkisar antara 2500 - 3500 mm/tahun. Kota
Banjar memiliki saluran drainase yang memiliki pola aliran drainase menuju arah
sungai-sungai utama yang melintasi dan berada di sekitar wilayah Kota Banjar.
Batas area tangkapan (catchment area) adalah gugusan punggungan perbukitan
dan khusus di tepi Sungai Citanduy dibatasi oleh tanggul Sungai Citanduy.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 105


4. Belum meratanya pelayanan air bersih yang mudah dan murah
bagi masyarakat;
Pelayanan air bersih untuk Kota Banjar terdiri dari sistem perpipaan dan
sistem non perpipaan seperti sumur gali, sumur bor, sungai dan sebagainya.
Sistem pelayanan air bersih perpipaan di Kota Banjar dikelola oleh PDAM Tirta
Anom Kota Banjar yang dibentuk berdasarkan Perda no.23 Tahun 2004, awalnya
perusahaan ini merupakan Cabang dari PDAM Kabupaten Ciamis.

Cakupan pelayanan PDAM Tirta Anom Kota Banjar melayani 9 Desa/Kel


dari 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Banjar, Kecamatan Purwaharja dan Kecamatan
Pataruman, serta terdapat cakupan pelayanan terbatas diluar Kota Banjar yaitu 2
Desa di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis.
Desa Desa / Kelurahan - Kelurahan dan penduduk Kota Banjar yang
belum terlayani oleh sistem pelayanan air bersih perpipaan, pemenuhan
kebutuhan air bersihnya melalui sumur gali, sumur bor atau sungai dan
sebagainya.
Pola pemenuhan kebutuhan air yang massal dengan penggunaan dan
pemanfaatan yang tidak baik akan mengurangi jumlah volume air, terlebih-lebih
nantinya ketersediaan akan air bersih semakin berkurang. Maka dari itu perlu
pemanfaatan air secara hemat dan efisien dengan menyediakan pelayanan air
bersih yang terorganisir, cakupan layanan yang luas dan kemampuan biaya
pemasangan instalasi yang terjangkau oleh masyarakat.

5. Belum terkelolanya masalah penanganan sampah yang terpadu


dan berkesinambungan;
Sampah adalah limbah yang bersifat padat dan terdiri dari zat organik dan
zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dalam kegiatan keseharian
manusia (SKSNI Dept. PU, 1990). Besar kecilnya timbulan sampah perkapita
sangat ditentukan oleh berbagai macam faktor yang diantaranya adalah tingkat
ekonomi dan pola konsumsi masyarakat.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 106


Persampahan domestik saat ini lebih banyak dimusnahkan dengan metode
in-situ, yaitu dengan dibakar dan dibuang ke lahan-lahan kosong sekitar
perumahan. Sementara untuk sampah pasar dan sebagian perumahan perkotaan
dikumpulkan dan diangkut ke TPA Cibeureum.

Kegiatan pengelolaan sampah eksisting di Kota Banjar dilakukan dengan


cara pengumpulan oleh masyarakat/petugas yang ditunjuk, sampah yang diangkut
dari wadah-wadah rumah/persil kemudian dimuat ke gerobak-gerobak untuk
selanjutnya dimasukkan ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Alat
pengelolaan sampah dari rumah-rumah berupa gerobak. TPS yang merupakan
tempat pengumpul sementara berupa container dan bak pasangan bata.
Pengangkutan sampah menuju TPA dilakukan dengan menggunakan dump truck
atau compactor truck.

Keberadaan sampah saat ini telah menjadi masalah nasional, maka


kedepannya diharapkan pengelolaannya dilakukan secara komprehensif dan
terpadu agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, aman
bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Diperlukan kepastian
hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah daerah serta
peran serta masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat
berjalan secara profesional, efektif dan efisien.

6. Belum terkendalinya dan tertatanya pemanfaatan ruang kota;


Berakhirnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2004-2013 dan
belum selesainya penyusunan RTRW baru akan memberikan jeda waktu dalam
proses pemanfaatan ruang sesuai amanat UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang mengamanatkan RTRW Kota. Selain itu, konsistensi
perencanaan dengan pemanfaatan ruang masih menjadi hal yang perlu terus
dibenahi.
Aspek aspek pengendalian ruang, seperti sumber daya manusia,
perangkat hukum (sanksi), insentif disinsentif, perizinan, dan zoning regulation
belum sepenuhnya dijalankan, kondisi ini semakin memicu tingginya alih fungsi

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 107


lahan dan ketidaksesuaian peruntukan ruang. Belum optimalnya pengendalian
pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan ruang kota yang berkualitas,
diperlukan peraturan daerah tentang rencana detail tata ruang dan zonasi yang
dapat menjadi acuan dalam membangun ruang kota. Untuk mewujudkan hal
tersebut, peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata
laksana dengan mempertimbangkan keseimbangan antara ketersediaan
infrastruktur dan pengembangan kawasan. Pelaksanaannya diperlukan
konsistensi dan komitmen dalam penegakan hokum dengan sinergitas antara
pemerintah, masyarakat dengan komunitas pemerhati penataan ruang yang
didukung oleh transparansi informasi terkait penataan ruang.

7. Terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan


adanya peningkatan aktivitas usaha maupun perilaku konsumtif
masyarakat.
Realita saat ini telah terjadi penurunan kualitas lingkungan yang perlu kita
tangani agar pembangunan yang berkelanjutan diharapkan dapat berazaskan
berwawasan lingkungan guna terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan
generasi masa depan. Kerusakan kualitas lingkungan dapat kita lihat dan rasakan
terlebih lagi adanya perubahan fenomena-fenomena alam diluar dari kebiasaannya
seperti :
- Menurunnya kualitas air sungai karena masih banyaknya masyarakat yang
membuang limbah ke sungai;
- Menurunnya kuantitas air tanah dangkal seiring dengan tingginya alih fungsi
lahan yang tadinya kawasan daerah resapan air menjadi lahan produksi;
- Menurunnya kualitas tanah yang disebabkan oleh penggunaan pestisida yang
tidak bijaksana dan pupuk kimia;
- Menurunnya kualitas udara ambient yang disebabkan oleh peningkatan jumlah
kendaraan yang sangat signifikan dan aktifitas usaha kegiatan yang
menghasilkan polusi udara diluar ambang batas baku mutu.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 108


8. Belum Meratanya Ruang Terbuka Hijau
Ketersediaan ruang terbuka dan Ruang terbuka hijau sangat dibutuhkan
oleh Kota Banjar Regulasi yang mengatur batasan minimal sebesar 30% RTH
harus dipenuhi secara bertahap. Proses pelaksanannya memerlukan strategi
terobosan untuk dapat membangun RTH publik di Kota Banjar dengan diiringi
kualitas`dan sebarannya dari tiingkat kota, kecamatan, desa kelurahan sampai
dusun/lingkungan yang ideal bagi lingkungan yang seimbang. RTH di permukiman
padat di pusat kota atau lingkungan cepat tumbuh menjadi kendala karena
ketersediaan lahan.

9. Belum ada Persiapan untuk mendukung Reaktivasi Transportasi


masal Jalur Kereta Api Banjar- Cijulang
Reaktivasi Transportasi massal dengan akan dibangun dan diaktifkan
kembali jalur kereta api Banjar-Cijulang akan berdampak pada relokasi
perrmukiman yang tadinya menempati lahan tersebut, pengaturan dan penataan
sempadan jalur ketreta Api Banjar-Cijulang. Isu strategisnya adalah relokasi
warga yang bermukim di jalur tersebut dengan penyediaan lahan dan tempat
tinggal baru secara bertahap. Aspek yang harus dilakukan dengan langkah-
langkah strategis , bijaksana dan manusiawi dengan sosialisai kepada masyarakat
yang menempati jalur kereta api tersebut untuk pengalihan permukiman dan
penyediaan lahan dan tempat tinggal yang layak dan berwawasan lingkungan.

10. Belum optimalnya Pembangunan di Kawasan Perbatasan


Kota Banjar berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029
diarahkan menjadi Pusat kegiatan Wilayah Provinsi (PKWP) Jawa Barat dengan
sarana dan prasarana perkotaan yang terintegrasi yang mendukung kegiatan
perdagangan dan jasa serta sebagai pintu gerbang Jawa barat karena berbatasan
dengan Provinsi Jawa Tengah. Pembangunan di daerah perbatasan sebagai pintu
gerbang ke Wilayah Kota Banjar bertujuan untuk meningkatkan Taraf hidup
penduduk banjar dan daya tarik penduduk perbatasan daerah lain untuk
melakukan kegiatan ekonomi, jasa, pendidikan dan Kota Banjar,

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 109


Secara geografis letak wilayah Kota Banjar adalah di antara 108 02800
10804000 Bujur Timur dan 701930 702630 Lintang Selatan (berdasarkan
Peta Rupa Bumi Bakosurtanal), yaitu di bagian timur wilayah Propinsi Jawa Barat
yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Infrastrukstur yang
perlu dibangun dan diperbaiki di Batas-batas wilayah Kota Banjar ini adalah :
a. Sebelah utara :
Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis perlu diiperbaiki jalan lingkungan,
Kecamatan Dayeuh Luhur sedang dalam proses pembangunan Jembatan
menuju Panulisan Kecamatan Purwaharja
Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah: sudah
dibangun Jembatan Langensari Madura Kecamatan Wanareja
b. Sebelah timur :
Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis dengan dibangunnya Jalan Kota
dan jalan lingkungan untuk mendukung mobilitas penduduk di
sekitarnya.
Kecamatan Wanareja Kabupaten telah dibangun Jembatan gantung
Waringinsari - Wanareja Cilacap Propinsi Jawa Tengah;
c. Sebelah selatan :
Kecamatan Lakbok dengan pembangunan jalan akses penduduk antar
wilayah
Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dengan pembangunan jalan
akses penduduk antar wilayah dan jembatan di Binangun - Pamarican;
d. sebelah barat : Kecamatan Cimaragas dan Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis. Dengan pembangunan jalan dan jembatan.
Isu strategis adalah kurangnya penataan lahan perbatasan sebagai tanda
masuknya ke wilayah Kota Banjar dan pembangunan infrastruktur
penunjang dan kerjasama antar wilayah dan daerah.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 110


11. Belum Otimalnya Pembangunan untuk Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Pengembangan wilayah yang berbasis pertanian di Kota Banjar atau dengan nama
Agropolitan yang menyediakan jasa-jasa atau pusat-pusat pelayanan bagi daerah
penghasil pertanian, Kota Banjar mempunyai kawasan pertanian dan kawasan
wisata agro dan budidaya agro. yang akan dikembangkan dengan irigasi teknis.
Pembangunan Pusat Layanan bagi hasil pertanian dalam proses pembangunan
infrastruktur penunjang dan pusat layanan/ pasar penampung hasil agro
direncanakan di daerah Kecamatan Langensari, infrastruktur yang belum dibangun
untuk kawasan wisata agro dan pengolahan agro di lembah Pejamben Kecamatan
Pataruman.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 111


VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI
4 DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi


4.1.1. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi
oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang
akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi Pemerintah
Kota Banjar 2014-2018, maka visi Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup Kota Banjar 2014 2018 adalah:
TERBANGUNNYA INFRASTRUKTUR PERKOTAAN MELALUI
PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN MENUJU KOTA BANJAR YANG BERSIH, INDAH DAN HIJAU
Diharapkan dengan terumuskannya visi Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar tersebut, maka dapat menjadi motivasi
seluruh elemen dinas untuk mewujudkannya, melalui peningkatan kinerja sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.

4.1.2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan
baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai visi tersebut
berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, maka misi Dinas Cipta Karya, Kebersihan,
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar 2014 2018 adalah sebagai
berikut :
1. Mewujudkan Organisasi yang Efisien, Tata Laksana yang Efektif dan SDM yang
Profesional;
2. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Lingkungan, Pengembangan
Sarana dan Prasarana Permukiman;

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 112


3. Mengembangkan Sistem Manajemen Persampahan yang Efektif dan Efisien
Serta Meningkatkan Pengelolaan Pertamanan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan
Penataan Ruang Pemakaman;
4. Melaksanakan Pembinaan dan Pengelolaan Kawasan dan Bangunan
Berdasarkan Norma Standar Manual Penataan Ruang Serta Melaksanakan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang;
5. Melestarikan Pengelolaan Lingkungan Melalui Partisipasi Masyarakat.

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah


4.2.1. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi,
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) 5 (lima) tahun.
Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan
permasalahan serta isu utama bidang cipta karya, kebersihan, tata ruang dan
lingkungan hidup di Kota Banjar.
Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Dinas Cipta
Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar 2014 2018
adalah :
1. Terwujudnya Profesionalisme Aparatur, dengan indikator tujuannya adalah :
Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat
2. Terwujudnya lingkungan permukiman yang sehat dan terlaksananya
pengembangan infrastruktur yang sesuai dengan Norma Standar Pedoman
Manual Pengelolaan Perumahan dan Permukiman, dengan indikator
tujuannya adalah :
Peningkatan pembangunan infrastruktur dan kawasan
3. Terwujudnya peningkatan kapasitas pelayanan persampahan secara terpadu
serta peningkatan kapasitas infrastruktur persampahan berdasarkan Norma
Standar Pedoman Manual pengelolaan sampah dan Terwujudnya peningkatan
kapasitas pengelolaan pertamanan, ruang terbuka hijau (RTH) dan
pengelolaan permakaman, dengan indikator tujuannya adalah :
Peningkatan cakupan penanganan persampahan
Peningkatan cakupan pengelolaan pertamanan dan permakaman

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 113


4. Terwujudnya pengendalian dan pembinaan penataan ruang, pembinaan dan
pengendalian tata bangunan dan gedung, serta pengawasan bangunan dan
gedung agar sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan di kawasan
perkotaan dan perdesaan berdasarkan Norma Standar Pedoman Manual
Penataan Ruang, dengan indikator tujuannya adalah :
Tersedianya pranata tata ruang kota dan pengendalian pemanfaatan
ruang
5. Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
sehingga terciptanya rutinitas bersih lingkungan, dengan indikator tujuannya
adalah :
Kualitas udara, tanah dan air

4.2.2. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang
akan dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun
mendatang.
Perumusan sasaran harus memiliki kriteria SMART. Analisis SMART
digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih
jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria, yaitu khusus
(spesific), terukur (measurable), dapat dicapai (attainable), nyata (realistic) dan
tepat waktu (time bound).
Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar 2014 2018 adalah:
1. Peningkatan Kinerja Aparatur
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan
indikator:
a) Tertib administrasi perkantoran
b) Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana aparatur
c) Terwujudnya disiplin kerja
d) Pemenuhan sumber daya aparatur yang terlatih
e) Penyediaan perencanaan kerja dan pelaporan kegiatan

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 114


2. Penyehatan lingkungan permukiman dan pengembangan
infrastruktur
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan
indikator:
a) Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota
b) Peningkatan rumah tangga pengguna air bersih
c) Peningkatan rumah tangga bersanitasi
d) Penurunan lingkungan permukiman kumuh
e) Penurunan rumah tidak layak huni
f) Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-
hari
g) Tersedianya Prasarana, sarana dan utilitas perumahan yang sehat dan
aman
h) Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai
i) Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/ kota
j) Meningkatnya cakupan pelayanan air minum/bersih perpipaan
k) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan
l) Tersedianya sarana dan prasarana penunjang wilayah strategis dan cepat
tumbuh
m) Meningkatnya pelayanan dan pembinaan jasa konstruksi di Kota Banjar
n) Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN)
di kab/kota
3. Pelayanan dan pengelolaan persampahan beserta peningkatan
infrastruktur persampahan
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan
indikator:
a) Cakupan penanganan sampah
b) Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk
c) Perluasan lahan TPA/TPS

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 115


4. Peningkatan pengelolaan taman kota, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
dan penataan permakaman
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan
indikator:
a) Ruang Terbuka Hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB
b) Pertamanan kota yang ditangani dengan baik
c) Areal pemakaman dalam kondisi terawat
d) Dokumen acuan regulasi pengelolaan areal permakaman
e) Perluasan lahan makam
5. Penataan ruang serta peningkatan pembinaan dan pengendalian
tata bangunan dan gedung
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan
indikator:
a) Dokumen perencanaan penataan ruang teknis
b) Dokumen pengendalian pemanfaatan ruang
6. Peningkatan kualitas lingkungan hidup
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan
indikator:
a) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, UKL/UPL, SPPL
b) Penegakan hukum lingkungan
c) Kerusakan tanah terhadap produksi biomassa
d) Pelayanan Pencegahan Pencemaran air
e) Tingkat pencemaran lingkungan hidup perkotaan
f) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal
g) Tersedianya dokumen perlindungan dan konservasi SDA
h) Cakupan upaya perlindungan dan konservasi sumber daya alam
i) Pelayanan pencegahan pencemaran udara
j) Laboratorium lingkungan hidup yang terakreditasi

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 116


TABEL 4.1
TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN OPD
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 2018
DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANJAR

MISI 1 : Mewujudkan Organisasi yang Efisien, Tata Laksana yang Efektif dan SDM yang Profesional

TUJUAN SASARAN
NO TARGET KINERJA PADA TAHUN
URAIAN INDIKATOR TARGET URAIAN INDIKATOR SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Terwujudnya Profesionalisme 1.Peningkatan Indeks 100 % 1.Peningkatan Kinerja Aparatur 1. Tertib administrasi TAHUN 1 1 1 1 1
Aparatur Kepuasan Masyarakat perkantoran

2. Terpenuhinya kebutuhan TAHUN 1 1 1 1 1


sarana dan prasarana
aparatur

3. Terwujudnya disiplin kerja TAHUN 1 1 1 1 1

4. Pemenuhan sumber daya TAHUN 1 1 1 1 1


aparatur yang terlatih

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 117


5. Penyediaan perencanaan TAHUN 1 1 1 1 1
kerja dan pelaporan
kegiatan

MISI 2 : Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Lingkungan, Pengembangan Sarana dan Prasarana


Permukiman

TUJUAN SASARAN
NO TARGET KINERJA PADA TAHUN
URAIAN INDIKATOR TARGET URAIAN INDIKATOR SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Terwujudnya lingkungan 1. Peningkatan pembangunan 100 % 1. Penyehatan lingkungan 1.Tersedianya sistem jaringan METER 8600 5000 5000 5000 5000
permukiman yang sehat dan infrastruktur dan kawasan permukiman dan drainase skala kawasan dan
terlaksananya pengembangan pengembangan infrastruktur skala kota
infrastruktur yang sesuai
dengan Norma Standar
Pedoman Manual Pengelolaan
Perumahan dan Permukiman
2. Peningkatan rumah tangga
pengguna air bersih % 86,68 87,01 87,26 87,45 87,57

3. Peningkatan rumah tangga


% 72,64 72,72 73,24 73,65 74,45
bersanitasi
4. Penurunan lingkungan
% 0,64 0,62 0,60 0,58 0,56
permukiman kumuh
5. Penurunan rumah tidak
% 7,30 6,40 5,50 4,70 3,80
layak huni
6. Tersedianya air baku untuk
memenuhi kebutuhan pokok
% 67,50 75 77 79 80
minimal sehari-hari

7. Tersedianya Prasarana,
sarana dan utilitas perumahan
yang sehat dan aman
METER 5120 6000 6000 6000 6000

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 118


8. Tersedianya sistem air
limbah setempat yang % 71,79 72 72,22 72,43 72,64
memadai
9. Tersedianya sistem air
limbah skala UNIT 0 10 10 10 10
komunitas/kawasan/ kota
10. Meningkatnya cakupan
pelayanan air minum/bersih KK 17417 18417 19417 20417 21417
perpipaan
11. Tersedianya dokumen
perencanaan pembangunan
DOK 5 4 5 4 5
untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan
12. Tersedianya sarana dan
prasarana penunjang wilayah PAKET 2 4 4 5 4
strategis dan cepat tumbuh
13. Meningkatnya pelayanan
dan pembinaan jasa kontruksi % 100 100 100 100 100
di Kota Banjar
14. Tersedianya pedoman
Harga Standar Bangunan
% 100 100 100 100 100
Gedung Negara (HSBGN) di
kab/kota

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 119


MISI 3 : Mengembangkan Sistem Manajemen Persampahan yang Efektif dan Efisien Serta Meningkatkan
Pengelolaan Pertamanan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Penataan Ruang Pemakaman

TUJUAN SASARAN
NO TARGET KINERJA PADA TAHUN
URAIAN INDIKATOR TARGET URAIAN INDIKATOR SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Terwujudnya peningkatan 1.Peningkatan cakupan 1% 1. Pelayanan dan 1. Cakupan penanganan % 13 14 15 16 17
kapasitas pelayanan penanganan pengelolaan sampah
persampahan secara terpadu persampahan persampahan beserta
serta peningkatan kapasitas peningkatan
infrastruktur persampahan infrastruktur
berdasarkan Norma Standar persampahan
Pedoman Manual pengelolaan
sampah dan Terwujudnya
peningkatan kapasitas
pengelolaan pertamanan,
ruang terbuka hijau (RTH) dan
pengelolaan permakaman
2. Tempat Pembuangan M3 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57
Sampah (TPS) per satuan
penduduk

3. Perluasan lahan TPA/TPS Ha 3,5 2 2 2 2

2.Peningkatan cakupan 0.1 Ha lahan 2. Peningkatan 1. Ruang Terbuka Hijau per % 18 18,5 19 19,5 20
pengelolaan taman dan 5 pengelolaan taman satuan luas wilayah ber
pertamanan dan lokasi kota, Ruang Terbuka HPL/HGB
permakaman makam Hijau (RTH) dan
penataan permakaman
2. Pertamanan kota yang Ha 8,15 8,25 8,35 8,45 8,55
ditangani dengan baik
3. Areal pemakaman dalam lokasi 2 5 3 2 2
kondisi terawat
4. Dokumen acuan regulasi dok 0 0 0 0 0
pengelolaan areal permakaman
5. Perluasan lahan makam Ha 0 1 0 0 0

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 120


MISI 4 : Melaksanakan Pembinaan dan Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Berdasarkan Norma Standar Manual
Penataan Ruang Serta Melaksanakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

TUJUAN SASARAN
NO TARGET KINERJA PADA TAHUN
URAIAN INDIKATOR TARGET URAIAN INDIKATOR SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Terwujudnya pengendalian 1.Tersedianya pranata 41 dok 1.Penataan ruang serta 1. Dokumen perencanaan dok 4 6 6 6 6
dan pembinaan penataan tata ruang kota dan peningkatan pembinaan penataan ruang teknis
ruang, pembinaan dan pengendalian dan pengendalian tata
pengendalian tata pemanfaatan ruang bangunan dan gedung
bangunan dan gedung,
serta pengawasan
bangunan dan gedung agar
sesuai dengan standar
keamanan dan keselamatan
di kawasan perkotaan dan
perdesaan berdasarkan
Norma Standar Pedoman
Manual Penataan Ruang
2. Dokumen pengendalian dok 1 3 3 3 3
pemanfaatan ruang

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 121


MISI 5 : Melestarikan Pengelolaan Lingkungan Melalui Partisipasi Masyarakat

TUJUAN SASARAN
NO TARGET KINERJA PADA TAHUN
URAIAN INDIKATOR TARGET URAIAN INDIKATOR SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Meningkatkan kualitas 1.Kualitas udara, tanah Sesuai 1.Peningkatan kualitas 1. Cakupan pengawasan % 40 60 80 100 100
lingkungan untuk dan air dengan lingkungan hidup terhadap pelaksanaan
mencapai kesejahteraan baku mutu amdal, UKL/UPL, SPPL
masyarakat sehingga
terciptanya rutinitas
bersih lingkungan
2. Penegakan hukum % 0 20 20 20 20
lingkungan
3. Kerusakan tanah % 20 40 60 80 100
terhadap produksi biomassa
4. Pelayanan Pencegahan % 0 70 80 90 100
Pencemaran air
5.Tingkat pencemaran % 20 22 24 26 28
lingkungan hidup perkotaan
6.Cakupan pengawasan % 0 0 0 0 0
terhadap pelaksanaan
amdal
7. Tersedianya dokumen dok 1 1 1 1 1
perlindungan dan
konservasi SDA
8. Cakupan upaya lokasi 1 1 1 1 1
perlindungan dan konservasi
sumber daya alam

9. Pelayanan pencegahan % 20 30 40 50 60
pencemaran udara
10. Laboratorium % 10 10 20 20 20
lingkungan hidup yang
terakreditasi

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 122


4.3 Strategi dan Kebijakan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis (Renstra)
diperlukan strategi. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
Strategi untuk mencapai visi dan misi Dinas Cipta Karya, Kebersihan, tata
Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar dihasilkan dari posisi Strategis hasil
analisa lingkungan yaitu S O (Strengths Opportunity) yang mengarah pada
kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang dan tantangan yang ada.
Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran
akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian kebijakan.
Kebijakan diambil sebagai arah dalam menentukan bentuk konfigurasi
program kegiatan untuk mencapai tujuan. kebijakan dapat bersifat internal, yaitu
kebijakan dalam mengelola pelaksanaan program-program pembangunan maupun
bersifat eksternal yaitu kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan
memfasilitasi kegiatan masyarakat.
Dari analisa lingkungan strategis yang telah dilakukan maka dapat strategi
Dinas Cipta Karya, Kebersihan, tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah:
1. Sasaran 1 : Peningkatan Kinerja Aparatur
Strategi :
Penguatan sumber daya aparatur
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu :
a) Penerapan sistem pelatihan dan pengembangan SDM aparatur yang
sesuai kebutuhan
b) Penerapan sistem penghargaan dan hukuman (reward and punishment)
c) Penyediaan sarana prasarana kerja yang memadai
2. Sasaran 2 : Penyehatan lingkungan permukiman dan pengembangan
infrastruktur
Strategi :
Efektifitas pembangunan dan pengelolaan drainase
Meningkatkan pembangunan infrastruktur lingkungan permukiman yang

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 123


sehat, layak dan memadai
Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis
dan cepat tumbuh
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu :
a) Pembangunan drainase pada daerah rawan banjir
b) Pengelolaan drainase secara berkelanjutan
c) Penyediaan dan peningkatan mutu sarana dan prasarana permukiman
d) Penyediaan sarana air bersih dan pengelolaan air limbah
e) Penataan terhadap lingkungan kumuh dalam penciptaan rumah layak huni
f) Penyediaan sarana dan prasarana penunjang wilayah strategis dan cepat
tumbuh
3. Sasaran 3 : Pelayanan dan pengelolaan persampahan beserta
peningkatan infrastruktur persampahan
Strategi :
Optimalisasi pengelolaan sampah secara terpadu
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu :
a) Penyediaan sarana dan prasarana persampahan
b) Pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan dalam
mengguna ulang, mendaur ulang, dan penanganan akhir sampah
c) Pengembangan kemitraan dan partisipasi masyarakat
4. Sasaran 4 : Peningkatan pengelolaan taman kota, Ruang Terbuka
Hijau (RTH) dan penataan permakaman
Strategi :
Optimalisasi pengelolaan, pemeliharaan dan penataan pertamanan, RTH
dan permakaman
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu :
a) Pembangunan dan pengelolaan pertamanan kota yang representatif
b) Penyediaan sarana dan prasarana pertamanan dan permakaman yang
memadai

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 124


5. Sasaran 5 : Penataan ruang serta peningkatan pembinaan dan
pengendalian tata bangunan dan gedung
Strategi :
Optimalisasi perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang secara
berkelanjutan
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu :
Penyediaan perencanaan tata ruang teknis dan pengendalian
pemanfaatan ruang
6. Sasaran 6 : Peningkatan kualitas lingkungan hidup
Strategi :
Pengendalian kualitas lingkungan hidup dari pencemaran dan perusakan
serta peningkatan konservasi sumber daya alam
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu :
a) Meningkatkan upaya pengendalian tingkat pencemaran lingkungan hidup
b) Penyediaan sarana dan prasarana laboratorium lingkungan hidup
c) Meningkatkan cakupan upaya perlindungan dan konservasi sumberdaya
alam

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 125


TABEL 4.2
STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPD
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 2018
DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANJAR

MISI 1 : Mewujudkan Organisasi yang Efisien, Tata Laksana yang Efektif dan SDM yang Profesional

TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN


NO TARGET KINERJA PADA TAHUN STRATEGI KEBIJAKAN
URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Terwujudnya 1. Peningkatan 1. Peningkatan 1.Tertib TAHUN 1 1 1 1 1 1.Penguatan 1.Penerapan sistem
Profesionalisme Indeks Kinerja Aparatur administrasi sumber daya pelatihan dan
Aparatur Kepuasan perkantoran aparatur pengembangan SDM
Masyarakat aparatur yang sesuai
2.Terpenuhinya kebutuhan
kebutuhan sarana TAHUN 1 1 1 1 1
dan prasarana 2.Penerapan sistem
aparatur penghargaan dan
hukuman (reward
3.Terwujudnya and punishment)
disiplin kerja TAHUN 1 1 1 1 1
3. Penyediaan
4.Pemenuhan sarana prasarana
sumber daya TAHUN 1 1 1 1 1 kerja yang memadai
aparatur yang
terlatih

5.Penyediaan
perencanaan kerja TAHUN 1 1 1 1 1
dan pelaporan
kegiatan

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 126


MISI 2 : Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Lingkungan, Pengembangan Sarana dan Prasarana
Permukiman Serta Penataan Gedung Pemerintah
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
NO TARGET KINERJA PADA TAHUN STRATEGI KEBIJAKAN
URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Terwujudnya 1.Peningkatan 1.Penyehatan 1.Tersedianya METER 8600 5000 5000 5000 5000 1.Efektifitas 1.Pembangunan
lingkungan pembangunan lingkungan sistem jaringan pembangunan dan drainase pada
permukiman infrastruktur dan permukiman dan drainase skala pengelolaan daerah rawan
yang sehat dan kawasan pengembangan kawasan dan skala drainase banjir
terlaksananya infrastruktur kota
pengembangan 2.Meningkatkan 2. Pengelolaan
infrastruktur 2. Peningkatan pembangunan drainase secara
yang sesuai rumah tangga % 86,36 87,01 87,26 87,45 87,57 infrastruktur berkelanjutan
dengan Norma pengguna air lingkungan
Standar bersih permukiman yang 3.Penyediaan dan
Pedoman sehat, layak dan peningkatan mutu
Manual 3. Peningkatan memadai sarana dan
Pengelolaan rumah tangga % 72,64 72,72 73,24 73,65 74,45 prasarana
Perumahan dan bersanitasi 3.Percepatan permukiman
Permukiman pembangunan dan
4.Penurunan pertumbuhan 4.Penyediaan
lingkungan % 0,64 0,62 0,60 0,58 0,56 wilayah-wilayah sarana air bersh
permukiman strategis dan dan pengelolaan
kumuh cepat tumbuh air limbah

5.Penurunan 5.Penataan
rumah tidak layak % 7,30 6,40 5,50 4,70 3,80 terhadap
huni lingkungan kumuh
dalam penciptaan
6.Tersedianya air rumah layak huni
baku untuk % 67,50 75 77 79 80
memenuhi
kebutuhan pokok 6.Penyediaan
minimal sehari- sarana dan
hari prasarana
penunjang wilayah
strategis dan
cepat tumbuh

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 127


7.Tersedianya METER 5120 6000 6000 6000 6000
Prasarana, sarana
dan utilitas
perumahan yang
sehat dan aman

8.Tersedianya % 71,79 72 72,22 72,43 72,64


sistem air limbah
setempat yang
memadai

9.Tersedianya
sistem air limbah UNIT 0 10 10 10 10
skala
komunitas/kawasa
n/ kota

10. Meningkatnya
cakupan KK 17417 18417 19417 20417 21417
pelayanan air
minum/bersih
perpipaan

11.Tersedianya
dokumen DOK 5 4 5 4 5
perencanaan
pembangunan
untuk mendukung
pembangunan
berkelanjutan

12.Tersedianya
sarana dan PAKET 2 4 4 5 4
prasarana
penunjang wilayah
strategis dan
cepat tumbuh

13. Meningkatnya % 100 100 100 100 100


pelayanan dan
pembinaan jasa
kontruksi di Kota
Banjar

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 128


14.Tersedianya % 100 100 100 100 100
pedoman Harga
Standar Bangunan
Gedung Negara
(HSBGN) di
kab/kota

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 129


MISI 3 : Mengembangkan Sistem Manajemen Persampahan yang Efektif dan Efisien Serta Meningkatkan
Pengelolaan Pertamanan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Penataan Ruang Pemakaman

TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN


NO TARGET KINERJA PADA TAHUN STRATEGI KEBIJAKAN
URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR SATUAN
2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Terwujudnya 1.Peningkatan 1.Pelayanan dan 1. Cakupan % 13 14 15 16 17 1.Optimalisasi 1.Penyediaan
peningkatan cakupan pengelolaan penanganan sampah pengelolaan sarana dan
kapasitas penanganan persampahan sampah secara prasarana
pelayanan persampahan beserta 2. Tempat terpadu persampahan
persampahan peningkatan Pembuangan M3 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57
secara terpadu infrastruktur Sampah (TPS) per 2. Pengembangan
serta persampahan satuan penduduk dan pemanfaatan
peningkatan teknologi yang
kapasitas 3. Perluasan lahan Ha 3,5 2 2 2 2 ramah lingkungan
infrastruktur TPA/TPS dalam mengguna
persampahan ulang, mendaur
berdasarkan ulang dan
Norma Standar penanganan akhir
Pedoman sampah
Manual
pengelolaan 3. Pengembangan
sampah dan kemitraan dan
Terwujudnya partisipasi
peningkatan masyarakat
kapasitas
pengelolaan
pertamanan,
ruang terbuka
hijau (RTH) dan
pengelolaan
permakaman
2.Peningkatan 2.Peningkatan 1.Pertamanan kota Ha 8,15 8,25 8,35 8,45 8,55 1.Optimalisasi 1. Pembangunan
cakupan pengelolaan yang ditangani pengelolaan, dan pengelolaan
pengelolaan taman kota, dengan baik pemeliharaan dan pertamanan kota
pertamanan dan Ruang Terbuka penataan yang representatif
permakaman Hijau (RTH) dan pertamanan, RTH
penataan 2. Ruang Terbuka dan permakaman 2. Penyediaan
permakaman Hijau per satuan % 18 18,5 19 19,5 20 sarana dan
luas wilayah ber prasarana
HPL/HGB pertamanan dan
permakaman yang

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 130


3.Areal pemakaman LOKASI 2 5 3 2 2 memadai
dalam kondisi
terawat

4.Dokumen acuan
regulasi pengelolaan DOK 0 0 0 0 0
areal permakaman

5.Perluasan lahan Ha 0 1 0 0 0
makam

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 131


MISI 4 : Melaksanakan Pembinaan dan Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Berdasarkan Norma Standar Manual
Penataan Ruang Serta Melaksanakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN


NO TARGET KINERJA PADA TAHUN KE- STRATEGI KEBIJAKAN
URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR SATUAN
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Terwujudnya 1.Tersedianya 1.Penataan 1.Dokumen DOK 4 6 6 6 6 1.Optimalisasi 1.Penyediaan
pengendalian pranata tata ruang serta perencanaan perencanaan dan perencanaan tata
dan pembinaan ruang kota dan peningkatan penataan ruang pengendalian ruang teknis dan
penataan pengendalian pembinaan dan teknis pemanfaatan pengendalian
ruang, pemanfaatan pengendalian ruang secara pemanfaatan
pembinaan dan ruang tata bangunan 2. Dokumen berkelanjutan ruang
pengendalian dan gedung pengendalian DOK 1 3 3 3 3
tata bangunan pemanfaatan ruang
dan gedung,
serta
pengawasan
bangunan dan
gedung agar
sesuai dengan
standar
keamanan dan
keselamatan di
kawasan
perkotaan dan
perdesaan
berdasarkan
Norma Standar
Pedoman Manual
Penataan Ruang

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 132


MISI 5 : Melestarikan Pengelolaan Lingkungan Melalui Partisipasi Masyarakat

TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN


NO TARGET KINERJA PADA TAHUN KE- STRATEGI KEBIJAKAN
URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR SATUAN
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Meningkatkan 1.Kualitas udara, 1.Peningkatan 1.Cakupan % 40 60 80 100 100 1.Pengendalian 1. Meningkatkan
kualitas tanah dan air kualitas pengawasan kualitas upaya
lingkungan untuk lingkungan terhadap lingkungan hidup pengendalian
mencapai hidup pelaksanaan amdal, dari pencemaran tingkat
kesejahteraan UKL/UPL, SPPL dan perusakan pencemaran
masyarakat serta peningkatan lingkungan hidup
sehingga 2.Penegakan hukum % 0 20 20 20 20 konservasi sumber
terciptanya lingkungan daya alam 2. Penyediaan
rutinitas bersih sarana dan
lingkungan 3.Kerusakan tanah prasarana
terhadap produksi % 20 40 60 80 100 laboratorium
biomassa lingkungan hidup

4.Pelayanan 3. Meningkatkan
Pencegahan % 0 70 80 90 100 cakupan upaya
Pencemaran air perlindungan dan
konservasi sumber
5.Tingkat daya alam
pencemaran % 20 22 24 26 28
lingkungan hidup
perkotaan

6.Cakupan
pengawasan % 0 0 0 0 0
terhadap
pelaksanaan amdal

7.Tersedianya dok
perlindungan dan DOK 1 1 1 1 1
konservasi SDA

8.Cakupan upaya
perlindungan dan LOKASI 1 1 1 1 1
konservasi sumber
daya alam

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 133


9.Pelayanan
pencegahan % 20 30 40 50 60
pencemaran udara

10.Laboratorium
lingkungan hidup % 10 10 20 20 20
yang terakreditasi

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 134


RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
5 INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN

Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan


dan sasaran yang telah ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui
capaian keberhasilan sasaran dan tujuan. Sedangkan Program dimaksudkan
sebagai kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil
yang dilaksanakan SKPD guna mencapai sasaran tertentu. Dengan adanya
program dan kegiatan diharapkan pula dapat menyelesaikan permasalahan
permasalahan yang dihadapi.
Program dan Kegiatan Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup Kota Banjar yang direncanakan untuk Periode Tahun 2014
2018 meliputi:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Indikator kinerja:
Terlaksananya pengadministrasian kantor
Kegiatan:
a) Penyediaan jasa surat menyurat
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya jasa surat menyurat
Kelompok sasaran: SDM aparatur
b) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya jasa komunikasi,Sumber Daya
Air dan Listrik
Kelompok sasaran: SDM aparatur
c) Penyediaan Jasa Jaminan Milik Daerah
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Jasa Jaminan Milik Daerah
Kelompok sasaran: SDM aparatur
d) Penyediaan Alat Tulis Kantor
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Alat Tulis Kantor
Kelompok sasaran: SDM aparatur

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 135


e) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Barang Cetakan dan
Penggandaan
Kelompok sasaran: SDM aparatur
f) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Kelompok sasaran: SDM aparatur
g) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Peralatan Rumah Tangga
Kelompok sasaran: SDM aparatur
h) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-undangan
Kelompok sasaran: SDM aparatur
i) Penyediaan Makanan dan Minuman
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Makanan dan Minuman
Kelompok sasaran: SDM aparatur
j) Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya Rapat-rapat Koordinasi dan
Konsultasi ke luar daerah
Kelompok sasaran: SDM aparatur
k) Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya Rapat-rapat Koordinasi dan
Konsultasi dalam daerah
Kelompok sasaran: SDM aparatur
l) Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Jasa Tenaga Pendukung
Administrasi/teknis perkantoran
Kelompok sasaran: SDM aparatur

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 136


m) Penyediaan Jasa Iklan/Publikasi
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Jasa Iklan/Publikasi
Kelompok sasaran: SDM aparatur
n) Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya jasa pengamanan kantor
Kelompok sasaran: SDM aparatur
o) Penyediaan Peralatan Kebersihan
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Peralatan Kebersihan
Kelompok sasaran: SDM aparatur
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Indikator kinerja:
Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan:
a) Pembangunan Gedung Kantor
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya Pembangunan Gedung Kantor
Kelompok sasaran: SDM aparatur
b) Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Kendaraan Dinas/Operasional
Kelompok sasaran: SDM aparatur
c) Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Perlengkapan Gedung Kantor
Kelompok sasaran: SDM aparatur
d) Pengadaan Mebeleur
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Mebeleur
Kelompok sasaran: SDM aparatur
e) Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Peralatan dan Perlengkapan
Kantor
Kelompok sasaran: SDM aparatur

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 137


f) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Indikator Keluaran (Output): Terpeliharanya gedung kantor
Kelompok sasaran: SDM aparatur
g) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Indikator Keluaran (Output): Terpeliharanya Kendaraan Dinas/Operasional
Kelompok sasaran: SDM aparatur
h) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Indikator Keluaran (Output): Terpeliharanya Peralatan dan Perlengkapan
Kantor
Kelompok sasaran: SDM aparatur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Indikator kinerja:
Terwujudnya disiplin kerja
Kegiatan:
a) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya Pakaian Dinas beserta
Perlengkapannya
Kelompok sasaran: SDM aparatur
b) Pengadaan Pakaian Khusus Hari-hari Tertentu
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya pakaian khusus hari-hari
tertentu
Kelompok sasaran: SDM aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Indikator kinerja:
Terpenuhinya sumber daya aparatur yang terlatih
Kegiatan:
a) Bimbingan Teknis dan Pelatihan Aparatur
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya bimbingan teknis dan
pelatihan aparatur
Kelompok sasaran: SDM aparatur

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 138


5. Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Indikator kinerja:
Tersedianya rencana kinerja dan pelaporan kegiatan
Kegiatan:
a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen laporan capaian
kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Kelompok sasaran: SDM aparatur
b) Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran dan Aset Daerah
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen pelaporan keuangan
semesteran dan aset daerah
Kelompok sasaran: SDM aparatur
c) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun dan Aset Daerah
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen pelaporan keuangan
akhir tahun dan aset daerah
Kelompok sasaran: SDM aparatur
d) Monitoring, Evaluasi dan Penyusunan Laporan Fisik Keuangan
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya monitoring, evaluasi dan
tersusunnya laporan fisik keuangan
Kelompok sasaran: SDM aparatur
e) Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen rencana kerja
anggaran
Kelompok sasaran: SDM aparatur
6. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
Indikator kinerja:
Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota
Kegiatan:
a) Pembangunan/Perbaikan Saluran Drainase/Gorong-gorong

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 139


Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya pembangunan/perbaikan
saluran drainase/gorong-gorong
Kelompok sasaran: Sistem drainase
7. Program Lingkungan Perumahan Sehat
Indikator kinerja:
Peningkatan rumah tangga pengguna air bersih
Peningkatan rumah tangga bersanitasi
Penurunan lingkungan permukiman kumuh
Penurunan rumah tidak layak huni
Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-
hari
Tersedianya Prasarana, sarana dan utilitas perumahan yang sehat dan
aman
Kegiatan:
a) Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya sarana air bersih dan sanitasi
dasar
Kelompok sasaran: Pembangunan infrastruktur
b) Penyehatan Lingkungan
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya kegiatan penyehatan
lingkungan
Kelompok sasaran: Prasarana dan sarana lingkungan
c) Verifikasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Indikator Keluaran (Output): Terverifikasinya Pembangunan Perumahan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Kelompok sasaran: Pembangunan Infrastruktur
d) Penataan Kawasan Permukiman Kumuh
Indikator Keluaran (Output): Menurunnya jumlah luasan kawasan
permukiman kumuh
Kelompok sasaran: Kawasan permukiman kumuh
e) Pembangunan Prasarana dan Sarana Rumah Sehat

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 140


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya prasarana dan sarana rumah
sederhana sehat
Kelompok sasaran: Pembangunan infrastruktur
8. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Indikator kinerja:
Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai
Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/ kota
Meningkatnya Cakupan pelayanan air minum/bersih perpipaan
Kegiatan:
a) Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya prasarana dan sarana air limbah
Kelompok sasaran: Pembangunan infrastruktur
b) Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya pengembangan sistem
distribusi air minum
Kelompok sasaran: Pembangunan infrastruktur
9. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Indikator kinerja:
Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan
Tersedianya sarana dan prasarana penunjang wilayah strategis dan cepat
tumbuh
Meningkatnya pelayanan dan Pembinaan Jasa Kontruksi di Kota Banjar
Kegiatan:
a) Perencanaan Pengembangan Infrastruktur
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen perencanaan
pengembangan infrastruktur
Kelompok sasaran: Dokumen perencanaan
b) Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya pembangunan/peningkatan
infrastruktur

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 141


Kelompok sasaran: Pembangunan infrastruktur
c) Penomoran Bangunan
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya kegiatan penomoran
bangunan
Kelompok sasaran: Penomoran bangunan
d) Pembinaan Jasa Konstruksi
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya pembinaan jasa konstruksi
Kelompok sasaran: Pelaku jasa konstruksi
10. Program Penataan Bangunan dan Lingkungan
Indikator kinerja:
Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN)
di kab/kota
Kegiatan:
a) Penyusunan Dokumen HSBGN
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen HSBGN
Kelompok sasaran: Bangunan gedung negara
11. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Indikator kinerja:
Cakupan penanganan sampah
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk
Kegiatan:
a) Penyusunan Manajemen Kebijakan Pengelolaan Sampah
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen manajemen kebijakan
pengelolaan sampah
Kelompok sasaran: Pengelolaan persampahan
b) Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya prasarana dan sarana
pengelolaan persampahan
Kelompok sasaran: Pengelolaan persampahan
c) Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Persampahan

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 142


Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya operasi dan pemeliharaan
sarana dan prasarana persampahan
Kelompok sasaran: Pengelolaan persampahan
d) Bimbingan Teknis Persampahan
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya bimbingan teknis
persampahan
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
e) Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya sosialisasi kebijakan
pengelolaan persampahan
Kelompok sasaran: Pengelolaan persampahan
f) Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan
Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
menjaga kebersihan dan pengelolaan persampahan
Kelompok sasaran: Masyarakat umum

12. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Indikator kinerja:
Ruang Terbuka Hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB
Pertamanan kota yang ditangani dengan baik
Kegiatan:
a) Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Indikator Keluaran (Output): Terpeliharanya RTH Kota Banjar
Kelompok sasaran: Ruang Terbuka Hijau
b) Penyusunan Kebijakan, Norma, Standard, Prosedur dan Manual
Pengelolaan RTH
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen kebijakan, norma,
standard, prosedur dan manual pengelolaan RTH
Kelompok sasaran: Ruang Terbuka Hijau

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 143


c) Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Indikator Keluaran (Output): Tertatanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota
Banjar
Kelompok sasaran: Ruang Terbuka Hijau
d) Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan RTH
Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya peran serta masyarakat dalam
pengelolaan RTH
Kelompok sasaran: Ruang Terbuka Hijau

13. Program Pengelolaan Areal Pemakaman


Indikator kinerja:
Areal pemakaman dalam kondisi terawat
Dokumen acuan regulasi pengelolaan areal permakaman
Kegiatan:
a) Pengumpulan dan Analisis Database Jumlah Jiwa yang Meninggal
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen database jumlah jiwa
yang meninggal
Kelompok sasaran: Permakaman
b) Pembinaan Pengelolaan Areal Permakaman
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya pembinaan dalam
pengelolaan areal permakaman
Kelompok sasaran: Pengelolaan permakaman
c) Pembangunan Sarana dan Prasarana Permakaman
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya sarana dan prasarana
permakaman yang memadai
Kelompok sasaran: Pengelolaan permakaman
d) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Permakaman
Indikator Keluaran (Output): Terpeliharanya areal permakaman
Kelompok sasaran: Pengelolaan permakaman

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 144


14. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah
Indikator kinerja:
Tersedianya dok kajian kebutuhan lahan dan pemanfaatan lahan
Perluasan lahan TPA/TPS
Perluasan lahan makam
Kegiatan:
a) Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen penataan
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
Kelompok sasaran: Perencanaan tata ruang
b) Pengadaan Lahan
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya lahan
Kelompok sasaran: Pengadaan lahan
15. Program Perencanaan Tata Ruang
Indikator kinerja:
Dokumen perencanaan penataan ruang teknis
Kegiatan:
a) Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen rencana teknis ruang
kawasan
Kelompok sasaran: Perencanaan tata ruang
16. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Indikator kinerja:
Dokumen pengendalian pemanfaatan ruang
Kegiatan:
a) Penyusunan Prosedur dan Manual Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen prosedur dan manual
pengendalian pemanfaatan ruang
Kelompok sasaran: Masyarakat umum

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 145


b) Sinergitas Ketataruangan
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya koordinasi ketataruangan
perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang
Kelompok sasaran: Masyarakat umum

17. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup


Indikator kinerja:
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, UKL/UPL, SPPL
Penegakan hukum lingkungan
Kerusakan tanah terhadap produksi biomassa
Pelayanan Pencegahan Pencemaran air
Tingkat pencemaran lingkungan hidup perkotaan
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal
Kegiatan:
a) Pembinaan Program Adipura
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya penilaian kota Sehat/Adipura
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
b) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya dokumen monitoring, evaluasi
dan pelaporan
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
c) Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen kebijakan
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
d) Pemantauan Kualitas Lingkungan
Indikator Keluaran (Output): Terpantaunya kualitas lingkungan
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
e) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 146


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya sarana dan prasarana
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
18. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Indikator kinerja:
Tersedianya dok perlindungan dan konservasi SDA
Cakupan upaya perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Kegiatan:
a) Konservasi Sumber Daya dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya konservasi sumber daya dan
pengendalian kerusakan sumber-sumber air
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
b) Penyusunan Kajian Perlindungan dan Konservasi SDA
Indikator Keluaran (Output): Tersusunnya dokumen kajian perlindungan
dan konservasi SDA
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
c) Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem
Indikator Keluaran (Output): Terkelolanya keanekaragaman hayati dan
ekosistem
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
d) Penyediaan Sarana dan Prasarana Konservasi Sumber Daya Alam
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya sarana dan prasarana
konservasi sumber daya alam
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
19. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Indikator kinerja:
Pelayanan pencegahan pencemaran udara
Laboratorium lingkungan hidup yang terakreditasi
Kegiatan:
a) Pengujian Tingkat Polusi
Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya pengujian polusi

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 147


Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
b) Pengembangan Sarana dan Prasarana Laboratorium Lingkungan
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya sarana dan prasarana
laboratorium lingkungan
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar
c) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Laboratorium Lingkungan
Indikator Keluaran (Output): Terpeliharanya sarana dan prasarana
laboratorium lingkungan
Kelompok sasaran: Lingkungan hidup Kota Banjar.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 148


RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 149
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU
6 PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator Kinerja Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan


Lingkungan Hidup yang mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kota
Banjar Tahun 2014-2018 dapat dilihat pada tabel 6.1 berikut :

TABEL 6.1
INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup


Tujuan 1 : Meningkatnya Pembangunan yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan
Sasaran 1 : Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang Proporsional

KONDISI
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
KINERJA
KONDISI KINERJA
PADA
NO INDIKATOR PADA AKHIR
AWAL TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
PERIODE RPJMD
PERIODE 2014 2015 2016 2017 2018
RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Ruang Terbuka 17,54 % 18 % 18,5 % 19 % 19,5 % 20 % 20 %
Hijau per satuan
luas wilayah ber
HPL/HGB

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 157


Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup
Tujuan 1 : Meningkatnya Pembangunan yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan
Sasaran 2 : Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Persampahan Kota

KONDISI
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
KINERJA
KONDISI KINERJA
PADA
NO INDIKATOR PADA AKHIR
AWAL TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
PERIODE RPJMD
PERIODE 2014 2015 2016 2017 2018
RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Cakupan 12.4 % 13 % 14 % 15 % 16 % 17 % 17 %
penanganan sampah

2 Perluasan lahan TPA 4 Ha 3,5 Ha 2 Ha 2 Ha 2 Ha 2 Ha 12 Ha

Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup


Tujuan 1 : Meningkatnya Pembangunan yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan
Sasaran 3 : Meningkatnya Kualitas Lingkungan Permukiman

KONDISI
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI
KINERJA
KINERJA PADA
PADA
NO INDIKATOR AKHIR
AWAL TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
PERIODE
PERIODE 2014 2015 2016 2017 2018
RPJMD
RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Rumah tangga 86,36 % 86,68 % 87,01 % 87,26 % 87,45 % 87,57 % 87,57 %
pengguna air bersih

2 Rumah tangga 72,50 % 72,64 % 72,72 % 73,24 % 73,65 % 74,45 % 74,45 %


bersanitasi

3 Kawasan kumuh 0,66 % 0,64 % 0,62 % 0,60 % 0,58 % 0,56 % 0,56 %

4 Rumah tidak layak 8,30 % 7,30 % 6,40 % 5,50 % 4,70 % 3,80 % 3,80 %
huni

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 158


5 Tersedianya sistem 71,58 % 71,79 % 72,00 % 72,22 % 72,43 % 72,64 % 72,64 %
air limbah setempat
yang memadai

6 Tersedianya sistem 10 unit - 10 unit 10 unit 10 unit 10 unit 40 unit


air limbah skala
komunitas/kawasan/
kota

Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup


Tujuan 1 : Meningkatnya Pembangunan yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan
Sasaran 4 : Meningkatnya Mutu Pengawasan Lingkungan Hidup

KONDISI
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI
KINERJA
KINERJA PADA
PADA
NO INDIKATOR AKHIR
AWAL TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
PERIODE
PERIODE 2014 2015 2016 2017 2018
RPJMD
RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Cakupan 20 % 40 % 60 % 80 % 100 % 100 % 100 %
pengawasan
terhadap
pelaksanaan amdal,
UKL/UPL, SPPL
2 Penegakan hukum 100 % 0 20 % 20 % 20 % 20 % 100 %
lingkungan

Misi 4 : Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata


Kelola Pemerintahan Secara Profesional untuk Menjamin
Terciptanya Good Governance dan Clean Government
Tujuan 2 : Terwujudnya Kinerja Birokrasi yang Semakin Profesional
dan Akuntabel
Sasaran 5 : Tersusunnya Dokumen Perencanaan Pembangunan yang
Transparan dan Akuntabel

KONDISI
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI
KINERJA
KINERJA PADA
PADA
NO INDIKATOR AKHIR
AWAL TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
PERIODE
PERIODE 2014 2015 2016 2017 2018
RPJMD
RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 159


1 Dokumen 3 dok 4 dok 6 dok 6 dok 6 dok 6 dok 31 dok
perencanaan
penataan ruang
teknis

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 160


RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 159
7 PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata


Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar tahun 2014-2018 adalah
dokumen perencanaan yang disusun berdasarkan RPJMD Kota Banjar
Tahun 2014-2018, merupakan arahan penyelenggaraan pembangunan
urusan wajib Bidang Pekerjaan Umum, Bidang Lingkungan Hidup, Bidang
Penataan Ruang, Bidang Pertanahan dan Bidang Perumahan yang
dijabarkan dalam pelaksanaan program dan kegiatan bagi setiap bidang di
lingkungan Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup Kota Banjar guna mencapai sasaran-sasaran Dinas yang ingin
dicapai selama kurun waktu sampai 5 (lima) tahun ke depan.
Pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam
Renstra tersebut akan memerlukan koordinasi, konsolidasi, dan sinergi
dengan berbagai pihak agar keseluruhan sumber daya yang ada dapat
digunakan secara optimal dan dapat mencapai kinerja yang maksimal.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangungan yang
berkelanjutan dan transparan serta akuntabel, diharapkan
penyelenggaraan pembangunan dapat berjalan secara optimal dan efisien
serta berwawasan lingkungan. Dengan melaksanakan Renstra Dinas Cipta
Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar Tahun
2014-2018 secara konsisten dan didukung oleh komitmen untuk mencapai
kinerja penyelenggaraan pembangunan urusan wajib yang dilaksanakan
oleh Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Kota Banjar Tahun 2014-2018 dengan sebaik-baiknya, maka seluruh
pemangku kepentingan perlu dilibatkan agar upaya untuk mewujudkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Banjar dapat terwujud.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 161


Akhirnya dengan tersusunnya Renstra Dinas Cipta Karya,
Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Banjar tahun 2014-
2018 semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan mampu
mendorong pencapaian visi Kota Banjar 2014-2018.

RENSTRA DCKTLH TA. 2014 - 2018 162

Anda mungkin juga menyukai