Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA HASIL TANGKAPAN

KOMODITAS UNGGULAN PRODUKSI IKAN DI


KABUPATEN ACEH TIMUR DAN PROVINSI ACEH

Oleh

Irsyad Maulana
1411103010043

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
JUNI, 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Analisa Hasil Tangkapan yang
berjudul KOMODITAS UNGGULAN PRODUKSI IKAN DI KABUPATEN ACEH
TIMUR DAN PROVINSI ACEH. Penulisan laporan ini merupakan salah satu sebagai
syarat untuk memenuhi mata kuliah Analisa Hasil Tangkapan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga Laporan Praktikum Analisa Hasil Tangkapan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam Penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan
penyusunan laporan ini. Semoga penyusunan laporan ini memberikan informasi dan
bermanfaat untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan kepada semua pihak.

Banda Aceh, 19 Juni 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3
BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................................... 4
3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................................ 4
3.2. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 4
3.3. Metode Praktikum ................................................................................................. 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 5
4.1. Hasil ...................................................................................................................... 5
4.2. Pembahasan ........................................................................................................... 5
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 7
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 7
5.2. Saran ...................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 8

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................ 4
Tabel 4.1. Komoditas Unggulan .................................................................................. 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aceh sangat kaya akan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan. Luas daratan
Provinsi Aceh sebesar 57.365,67 km2, sedangkan luas perairannya mencapai 295.370 km2
yang terdiri dari 56.563 km2 berupa perairan teritorial dan kepulauan serta 238.807 km2
berupa perairan zona ekonomi ekslusif (ZEE), dengan panjang garis pantai mencapai
2.666,3 km.
Dengan kondisi demikian, Aceh tentunya menyimpan potensi kelautan dan perikanan
yang sangat besar, baik sumberdaya yang dapat diperbaharui maupun sumberdaya yang
tidak dapat diperbaharui. Kerena itu, sektor kelautan dan perikanan menjadi sektor
unggulan yang akan memberikan kontribusi besar pada pembangunan Provinsi Aceh,
apabila pemanfaatannya dilakukan secara optimal. Pemanfataan sumber daya kelautan ini
dipercaya bisa menjadi kekuatan ekonomi dan politik yang bisa diandalkan untuk
mengangkat harkat dan martabat masyarakat Aceh untuk mencapai kesejahteraan yang
dicita-citakan.
Secara umum, kawasan perairan Aceh dipengaruhi oleh persimpangan arus dan
gerakan Samudera Hindia, Selat Malaka dan Laut China Selatan (LCS) yang berinteraksi
langsung dengan Pulau Sumatera, Semenanjung Malaka, Kepulauan Andaman dan
Kepulauan Nikobar sehingga memiliki kekayaan hayati kelautan dan perikanan yang
sangat besar dan beragam. Berdasarkan statistik perikanan tangkap 2015, Provinsi Aceh
terletak pada Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 571 dan 572 dengan total potensi
kedua WPP mencapai 1.713.015 ton/tahun (571 = 484.414 ton/tahun dan 572 = 1.228.601
ton/tahun).
Akan tetapi, berdasarkan hasil studi terdahulu, potensi perikanan tangkap Aceh
mencapai 272,2 ribu ton/tahun, dengan tingkat pemanfaatan pada tahun 2015 sebesar
165.778,80 ton atau mencapai 60,72% dari total potensi lestari. Komoditas unggulan yang
banyak terdapat di perairan Aceh adalah jenis ikan pelagis besar dan kecil seperti tuna,
tongkol, cakalang, tenggiri, kembung, layang, siro, dan tembang; ikan demersal seperti
kurisi, bawal putih, gulamah, kuro dan udang; ikan karang seperti kerapu, ekor kuning dan

1
ikan kakap; lobster, kepiting, rajungan dan cumi-cumi juga menghiasi sepanjang perairan
Aceh.
Sayangnya, potensi kelautan dan perikanan Aceh belum dimanfaatkan secara optimal
dan sungguh-sungguh, padahal Aceh masih dihadapkan beberapa isu dan permasalahan
pembangunan, seperti angka kemiskinan yang tinggi (859 ribu jiwa atau 17,11%), tingkat
pengangguran terbuka yang tinggi (9,93% dan berada pada urutan pertama di Indonesia),
dan indeks pembangunan manusia yang rendah (berada pada urutan ke-13 dari 34 provinsi).
Dengan potensi dan posisi geoekonomi Aceh yang sangat strategis dan memiliki
keunggulan komparatif yang tinggi dalam bidang ekonomi kelautan serta begitu banyaknya
isu dan permasalahan wilayah, maka ekonomi berbasis sumberdaya tersebut merupakan
keunggulan komparatif yang dapat ditransformasikan menjadi keunggulan kompetitif bagi
kemajuan dan kesejahteraan Aceh secara berkelanjutan (Mukhtar, 2017).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui cara menentukan jenis ikan yang menjadi komoditas unggulan di
daerah Kabupaten Aceh Timur dan Provinsi Aceh.
b. Mengetahui cara analisis komoditas unggulan.
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jenis ikan menjadi komoditas
unggulan.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat didapat dari praktikum yang dilakukan adalah untuk mengetahui
informasi mengenai cara analisis komoditas unggulan suatu daerah di Indonesia dalam
bidang perikanan tangkap dan guna mendapatkan informasi jenis ikan apa yang menjadi
komoditas unggulan di daerah tersebut.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sektor perikanan merupakan salah satu sektor andalan Provinsi Aceh, lebih kurang
55% penduduk Aceh bergantung kepada sektor ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu pengembangan sektor perikanan harus menjadi salah satu
prioritas pembangunan di Provinsi Aceh sehingga dapat memberikan dampak positif bagi
perkembangan ekonomi secara umum di kawasan ini. Namun sayangnya kondisi
perekonomian sebagai besar nelayan Aceh khususnya dan Indonesia umumnya masih
sangat memprihatinkan (Yusuf, 2003).
Oleh karena itu kebijakan, Penentuan komoditas ikan unggulan di suatu daerah
merupakan langkah awal menuju pembangunan dan pengelolaan perikanan tangkap yang
berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam
menghadapi globalisasi perdagangan. Langkah menuju efisiensi dapat ditempuh dengan
menentukan komoditas ikan yang mempunyai keunggulan komparatif, baik ditinjau dari
sisi penawaran maupun permintaan, serta keunggulan daya saing tinggi. Dari sisi
penawaran, komoditas ikan unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhan pada
kondisi biofisik, teknologi, dan sosial ekonomi nelayan yang dapat dijadikan andalan untuk
mendapatkan pendapatan. Komoditas unggulan menurut merupakan suatu jenis komoditas
yang paling diminati dan memiliki nilai jual tinggi serta diharapkan mampu memberikan
pemasukan yang besar dibandingkan dengan jenis yang lainnya (Hendayana, 2003).

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Analisa Hasil Tangkapan ini bertempat di Ruang 03 Prodi Kelautan dan
Perikanan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh pada tanggal 16 Juni 2017,
pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Analisa Hasil Tangkapan adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2. Alat dan Bahan
No. Alat Jumlah
1 Laptop 1 Unit
2 Software Microsoft Excel 1 Unit
3 Infokus 1 Unit
4 Alat tulis 1 Set
5 Data Komoditas Unggulan 1 File

3.3 Metode Praktikum


Adapun langkah-langkah metode praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Persiapkan laptop.
b. Copy data komoditas unggulan yang telah di transfer melalui flashdisk.
c. Hitung jumlah jenis ikan dari tahun 2010-2014.
d. Hitung nilai location quotient (LQ) dari semua jenis ikan.
e. Buat lembar kerja baru untuk menganalisis jenis ikan yang menjadi komoditas
unggulan.
f. Tentukan nilai potensi SDI, potensi pasar lokal dan daya saing sesuai persepsi di
lapangan.
g. Jumlahkan semua nilai dan dilihat mana nilai terbesar adalah prioritas komoditas
unggulan di suatu wilayah tersebut.

4
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Dari perhitungan location quotient (LQ) dari volume produksi ikan di Kabupaten
Aceh Timur dan Provinsi Aceh yang di lakukan pada tahun 2010-2014, di dapatkan jenis
ikan yang menjadi komoditas unggulan di wilayah tersebut adalah sebagai berikut ini:
Tabel 4.1 Komoditas Unggulan
Potensi
LQ Produksi LQ Nilai Potensi Daya Saing
No. Spesies Pasar Lokal
(I) (II) SDI (III) (V)
(IV)
1 Cendro 10883,37 9,37 3 3 2
2 Terubuk 7049,55 5,42 2 1 3
3 Pari kekeh 5399,29 5,13 1 2 1

I II III IV V Jumlah Prioritas


201,57 182,69 300 300 200 1184,26 1
130,56 105,60 200 100 300 836,16 2
100 100 100 200 100 600 3

4.2. Pembahasan
Dari hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa ikan cendro (Tylosurus sp.)
merupakan komoditas unggulan perikanan tangkap di Kabupaten Aceh Timur dan Provinsi
Aceh (Tabel 4.1), kemudian diikuti oleh ikan terubuk (Tenualosa macrura) dan ikan pari
kekeh (Rhinobatus djiddensis) yang berada di urutan kedua dan ketiga. Berdasarkan jenis
ikan yang dianalisis, terlihat bahwa ikan cendro (Tylosurus sp.) dan ikan terubuk
(Tenualosa macrura) merupakan jenis ikan pelagis. Sedangkan ikan pari kekeh
(Rhinobatus djiddensis) merupakan jenis ikan demersal. Berdasarkan hal tersebut, maka
pengelolaan perikanan tangkap di Kabupaten Aceh Timur dan Provinsi Aceh dibagi
menjadi dua, yaitu perikanan pelagis dan perikanan demersal.
Dalam hal ini komoditas unggulan sangat penting untuk melihat usaha perikanan di
suatu wilayah. Apakah wilayah tersebut mengalami surplus (banyak) atau defisit (sedikit).
Berdasarkan hal tersebut, maka analisis pengelolaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten
Aceh Timur dan Provinsi Aceh masih layak untuk terus diusahakan. Dimana bila LQ>1

5
maka tandanya surplus (banyak). Sesuai dengan Tabel 4.1 yang telah disajikan, bahwa stok
produksi ikan daerah Kabupaten Aceh Timur dan Provinsi Aceh tergolong surplus (lebih
banyak) sehingga daerah yang dianalisiskan usaha perikanan tangkap tersebut punya
potensi untuk melakukan ekspor.

6
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini adalah:
a. Komoditas unggulan perikanan tangkap di daerah Kabupaten Aceh Timur
dan Provinsi Aceh adalah ikan cendro.
b. Usaha perikanan tangkap di daerah Kabupaten Aceh Timur dan Provinsi
Aceh termasuk kedalam kategori surplus.
c. Usaha perikanan tangkap di daerah Kabupaten Aceh Timur dan Provinsi
Aceh punya potensi melakukan ekspor.

5.2. Saran
Dari Praktikum yang dilakukan untuk ke depannya pengaturan waktu
praktikum dan pelaksanaannya lebih baik lagi dari sekarang ini. Di mana dengan
pengaturan waktu dan pelaksanaannya lebih baik ilmu yang didapat dalam praktikum
lebih mudah dipahami dan ilmu yang belum dipelajari bisa dipelajari lebih mendalam.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hendayana R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam Penentuan


Komoditas Unggulan Nasional. Informatika Pertanian (1): 658-675.
Mukhtar, R. 2017. Optimalisasi Potensi Kelautan dan Perikanan Aceh. [online]. Tersedia:
http://www.pikiranmerdeka.co/2017/04/14/optimalisasi-potensi-kelautan-dan-
perikanan-aceh/ [19 Juni 2017].
Yusuf, Q. 2003. Empowerment of Panglima Laot in Aceh. International workshop on
Marine Science and Resource. Banda Aceh, 11-13 March, 2003.

Anda mungkin juga menyukai