Tugas Psikopat
Tugas Psikopat
1.Sering berbohong
2.Egosentris
6.Kurang empati
7.Agresif
10.Manipulatif
Dan lain-lain.
1.Psikopat ringan
2.Psikopat sedang
3.Psikopat berat
ad.1.Psikopat ringan
Yaitu pengidap psikopat yang melakukan perilaku yang secara umum menyimpang dari
norma-norma sosial.
Contoh
Ciri-cirinya:
1.Sering berbohong : menggunakan foto profil palsu, nama palsu dan data palsu
3.Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah: suka menyerang pribadi pembuat status tanpa
merasa bersalah
4.Senang melakukan pelanggaran: suka memuat foto porno, foto tidak sopan, suka membuat
status yang tidak layak dibaca
5.Sikap acuh tak acuh: Suka membuat komentar yang bersikap sinis
6.Kurang empati: merasa lebih tahu, lebih mengerti dan merasa lebih pintar dari pembuat
status lainnya
7.Agresif : suka mencela status dan penulis status. Bahkan, suka menggurui.
8.Impulsif dan mudah bereaksi : jika ada status yang bernada provokatif, Facebooker tersebut
langsung bereaksi keras.
9.Tidak mampu bertanggung jawab : kalau melakukan kesalahan di Facebook, tak pernah
meminta maaf
10.Manipulatif: kalau ditegur Facebooker lain, slalu cari-cari dalih atau alasan
ad.2.Psikopat sedang
Yaitu pengidap psikopat yang melakukan perilaku yang secara umum menyimpang dari
norma-norma hukum.
Ciri-cirinya
3.Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah: selalu menguangi perbuatan jahatnya
ad.2.Psikopat berat
Yaitu pengidap psikopat yang melakukan perilaku yang secara umum menyimpang dari
norma-norma agama
Ciri-cirinya
1.Sering berbohong: walaupun sudah disumpah atas nama Tuhan, tetapi tetap berbohong (di
penngadilan)
3.Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah: jika berkata tidak benar (munafik) dan suka
ingkar janji walaupun mengucapkan kalimat Insya Allah
5.Sikap acuh tak acuh : tidak mau menghargai penganut agama lain
6.Kurang empati: membenci suku lain, agama lain, ras/bangsa lain dan antar golongan lain
secara sembarangan (gebyah uyah).
8.Impulsif dan mudah bereaksi : bersikap anarki terhadap hal-hal yang tujuannya mungkin
baik tetapi caranya salah dan tidak religius
9.Tidak mampu bertanggung jawab : melakukan kejahatan dengan dalih membela agama atau
demi agama
Seperti halnya beberapa gangguan psikologis lain, sangat sulit mencari penyebab pasti
seseorang menjadi psikopat. Ada banyak faktor yang mendorong munculnya gangguan ini.
Beberapa di antaranya adalah:
1. Faktor biologi
Blair, dkk dalam LaBrode (2007) meneliti adanya kemungkinan faktor biologis yang
menyebabkan seseorang menjadi psikopat. Faktor biologi yang dimaksud di sini adalah
tidak/kurang berfungsinya prefrontal cortex dan Amygdala di bagian otak sehingga
menyebabkan individu tidak memiliki beberapa kemampuan antara lain belajar dari
lingkungan (pada akhirnya sulit membedakan baik dan buruk) dan melakukan respon takut
(sulit mengalami ketakutan ketika
melakukan perbuatan yang melanggar norma). Individu semacam ini akan sulit merasakan
perasaan bersalah dan juga sulit untuk ikut merasakan kesakitan dari orang yang disakitinya.
2. Faktor lingkungan
Faktor yang paling menentukan adalah ketika individu tumbuh dalam keluarganya.
Munculnya beberapa permasalahan dalam keluarga seperti tidak diajarkannya anak untuk
memiliki kemampuan sosial (empati, memahami orang lain, dll) perceraian orang tua dan
kekerasan pada anak dapat mendorong munculnya pribadi psikopat.
LaBrode (2007) mengungkapkan kasus para pembunuh berantai yang ternyata pada masa
kecilnya mengalami kejadian-kejadian tidak menyenangkan dan cenderung traumatis. Para
pembunuh berantai ini memiliki sejarah antara lain kekerasan fisik dan seksual pada masa
kanak-kanak dan kehilangan pengasuhan dan kelekatan sehat dengan orang tua terutama ibu.
Kejahatan yang dituduhkan kepada Ryan mungkin pada akhirnya terbongkar dan terlihat
jelas. Akan tetapi, saat ini, masih banyak lagi kejahatan yang berlangsung begitu tersembunyi
oleh kelihaian pelakunya melakukan manipulasi sehingga sulit dilihat oleh masyarakat
banyak namun sebenarnya memberi akibat yang jauh lebih merusak. Meskipun disebabkan
oleh banyak faktor, kita dapat meminimalkan kengerian ini dengan belajar dan mengajarkan
cinta dan kemampuan sosial lainnya mulai dalam keluarga kita masing-masing.
1. primary psychopath yang bergeming pada hukuman, penahanan, tekanan atau celaan.
Mereka punya cara sendiri untuk memaknai kata dan kehidupan.
2. secondary psychopath adalah pengambil resiko, lebih tanggap terhadap tekanan,
mudah cemas dan merasa bersalah.
3. distempered psychopath cenderung mudah marah dan bila kumat tingkah mereka
seperti penderita epilepsi (ayan) cenderung menjadi pecandu obat obatan,
kleptomania, pedofilia, bahkan bisa menjadi pembunuh dan pemerkosa berantai.
4. charismatic psychopath adalah si pembohong yang menarik dan menawan, sering
dianugrahi bakat tertentu, namun memanfaatkannya untuk memperdaya yang lain.
Kesulitan metodologis dalam penelitian tentang Psikopat, terutama datang dari terbatasnya
kasus yang tersedia. Karena itu beberapa penelitian hanya didasarkan pada satu kasus saja
(Hare, 1993; Litman, 2004; Bauchard, 2002).
Beberapa penelitian lain terbatas pada sampel tertentu yang bias, seperti Narapidana, hanya
bisa dilakukan terhadap topik-topik yang lebih umum dan bisa menggunakan responden
umum seperti studi komparatif (N orang dengan indikasi Psikopat berdasarkan DSM IV = 89,
N kontrol = 20) (Dolan & Fullam, 2004), atau studi simulasi (N mahasiswa S1 = 174) (Guy
& Edens,2003).(3)
Walaupun tidak dapat menentukan penyebabnya, saat ini terdapat alat yang baik untuk
mendiferensiasi antara orang-orang dengan gejala psikopat dengan yang tidak,
yaitu Psychopath Check List Revised (PCL-R) yang dikembangkan oleh Prof.Robert
Hare yang terdiri atas 20 kuesioner yang memiliki skor 0-2 di setiap pertanyaan. Sedikit
kutipan dari 20 pertanyaan dalam PCL-R tentang ciri-ciri psikopat, sebagai berikut (5)
:
Sebagai kelainan kepribadian yang belum bisa dipastikan penyebabnya, Psikopat belum bisa
dipastikan bisa disembuhkan atau tidak. Perawatan terhadap penderita psikopat menurut
pengamatan Hare, bukan saja tidak menyembuhkan, melainkan justru menambah parah
gejalanya, karena psikopat yang bersangkutan bisa semakin canggih dalam
memanipulasi perilakunya yang merugikan orang lain. Beberapa hal, kata Hare akan
membaik sendiri dengan bertambahnya usia, misalnya energi yang tidak sebesar waktu muda.
Menurut Tieneke, perilaku psikopatik biasanya muncul dan berkembang pada masa dewasa,
mencapai puncak di usia 40 tahun-an, mengalami fase plateau sekitar usia 50 tahun-an lantas
perlahan memudar. Psikopat juga bisa disebabkan kesalahan pola asuh. Tambahnya.
Saran Tieneke, Waspadai anak yang pemarah, suka berkelahi dan melawan, melanggar
aturan merusak, dan bengis terhadap hewan serta anak yang lebih kecil.
Waspadai anak yang pemarah, suka berkelahi dan melawan, melanggar aturan merusak, dan
bengis terhadap hewan serta anak yang lebih kecil.
Di sisi lain, Kirkman (2002) yang percaya bahwa psikopat terbentuk karena salah asuh pada
masa kecil, berpendapat bahwa Psikopat bisa dicegah sedini mungkin dengan memberikan
asuhan yang tepat sehingga meminimalkan resiko individu kekurangan afeksi pada masa
kecilnya.
Indikasi KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dapat disebabkan karena kepribadian
Psikopat ternyata mungkin. Menurut Dr. Husein Anuz Sp.KJ,Ayah yang Psikopat
cenderung memberikan anak yang psikopat juga.. Ini menunjukkan besarnya peran
faktor lingkungan. Biasanya Anak akan meniru apa yang dilakukan Orang Tua-nya, jadi tidak
heran kasus KDRT rata-rata disebabkan karena apa yang mereka perbuat kepada keluarganya
saat ini seperti apa yang orang tua mereka dulu perbuat terhadap keluarganya. (7).
Yang terpenting adalah penanganan korban psikopat. Penanganan korban
psikopat seringkali harus mengalami proses penyembuhan yang panjang dan
sulit. Umumnya mereka jatuh dalam trauma yang mendalam. Jadi, tak perlu
membuang waktu untuk mengubah Psikopat.
Di beberapa negara timbul reaksi di masyarakat akibat ketidaktahuan tentang penyembuhan
psikopat. Masyarakat mencoba melindungi diri melalui Undang-Undang. Di Belanda, UU
Anti Psikopat diluncurkan dua kali (Abad XX dan di tahun 2002). Demikian pula di AS,
hukum anti psikopat dimulai tahu 1930-an yang ditujukan pada Sex Offenders. (Granlund,
2005; Quinn, Forsyth & Mullen-Quinn, 2004).
Richard "The IceMan" Kuklinski Seorang pembunuh bayaran yang bekerja pada
beberapa keluarga keturunan Italia-Amerika dan kabarnya sudah membunuh hampir
200 orang termasuk Jimmy Hoffa dengan senjata favorit pistol, belati dan gergaji.
Bila seorang penjahat dalam aksi kriminalnya dilakukan dengan keji, kejam dan tak
berperikemanusian maka orang pasti akan memvonis sebagai psikopat. Tetapi sebenarnya
tidak semua pembunuh adalah psikopat dan tidak semua psikopat pembunuh. Sebenarnya
lebih banyak lagi psikopat yang berkeliaran dan hidup di tengah-tengah masyarakat, bukan
sebagai pelaku kriminal. Selama ini mungkin tidak disadari psikopat ada di sekitar kita.
Apakah tetangga, teman kerja atau bahkan pasangan serta anggota keluarga mengalaminya.
Penyimpangan perilaku itu adalah sikap egois, tidak pernah mengakui kesalahan bahkan
selalu mengulangi kesalahan, tidak memiliki empati, dan tidak punya hati nurani. Bila itu
semua ada kecurigaan psikopat layak diberikan.
Psikopat adalah suatu gejala kelainan yang sejak dulu dianggap berbahaya dan mengganggu
masyarakat. Istilah psikopat yang sudah sangat dikenal masyarakat justru tidak ditemukan
dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV. Artinya, psikopat
tidak tercantum dalam daftar penyakit, gangguan atau kelainan jiwa di lingkungan ahli
kedokteran jiwa Amerika Serikat. Psikopat dalam kedokteran jiwa masuk dalam klasifikasi
gangguan kepribadian dissosial. Selain psikopatik, ada gangguan antisosial, asosial, dan
amoral yang masuk dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial.
Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat
tak sama dengan skizofrenia karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya.
Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila
tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap
psikopat. Beberapa orang ahli memprediksi tiga dari 10 laki-laki di Amerika Serikat dan satu
dari 30 laki-laki di Inggris adalah psikopat. Prediksi ini didasarkan pada penelitiannya, yang
sebagian besar respondennya adalah laki-laki.
Psikopat ditemukan di berbagai profesi dan kelas sosial, laki- laki dan perempuan. Karena
yang dirugikan oleh kejahatannya tak hanya individu tetapi juga masyarakat luas, Pengidap
ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang
mendekam di penjara atau dirumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan. Dalam
kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, pemabuk, penjudi, penipu,
pelaku kekerasan dalam rumah tangga, pelaku bunuh diri dan koruptor. Namun, kasus
kriminal itu hanya terjadi pada sekitar 15-20 persen dari semua penderita psikopat.
Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona,
mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.
PENYEBAB
Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab psikopat. Berbagai teori
dikemukakan oleh para peneliti. Teori kelainan struktural otak seperti penurunan intensitas
bagian otak di daerah prefrontal grey matter dan penurunan volume otak di bagian posterior
hippocampal dan peningkatan intensitas otak bagian callosal white matter. Teori lain
adalah gangguan metabolisme serotonin, gangguan fungsi otak dan genetik yang diduga ikut
menciptakan karakter monster seorang psikopat.
Mungkin tidak terdapat kerusakan otak sebagai penyebab psikopatik. Tetapi terdapat anomali
dalam cara psikopat memproses informasi. Dalam penelitian menggunakan MRI melalui
pengenalan gambar-gambar kasus bunuh diri yang tidak menyeramkan. Pada orang non-
psikopat terlihat banyak sekali aktivasi di amigdala sedangkan pada psikopat tidak ada
perbedaan sama sekali. Namun ada peningkatan aktivitas di area lain pada otak yaitu area
ekstra-limbik. Tampaknya psikopat menganalisis materi emosional di area otak tersebut.
Selain ada anomali di otak, faktor genetik dan lingkungan juga berperan besar melahirkan
karakter psikopat. Stres atau tekanan hidup yang besar bisa pula merubah perilaku seseorang
menjadi brutal. Namun bila sifatnya sementara, karena ada pemicu yang masuk akal, maka
tidak bisa dikatakan psikopat. Ciri psikopat sebenarnya bisa dideteksi sejak kanak-kanak
melalui berbagai perilaku yang tidak biasa. Perilaku antisosial pada anak-anak ternyata
merupakan warisan genetik. Penelitian terhadap anak-anak kembar menunjukkan, anak
menunjukkan kecenderungan psikopatik dini. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 3.687
pasang anak kembar berusia tujuh tahun.
GEJALA PSIKOPAT
Terdapat tiga ciri utama yang biasanya melakat pada seorang psikopat, yakni egosentris, tidak
punya empati, dan tidak pernah menyesal. Terdapat sepuluh karakter spesifik psikopat. Di
antaranya adalah tidak memiliki empati, emosi dangkal, manipulatif, pembohong, egosentris,
pintar bicara, toleransi yang rendah pada frustasi, membangun relasi yang singkat dan
episodik, gaya hidup parasitik, dan melanggar norma sosial yang persisten. Seorang psikopat
selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan
untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.
Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang
baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang
telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu
amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan
mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara,
secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran,
psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang
membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya
dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.
Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun
sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis
yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung
berdebar, mulut kering, tegang, gemetar bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu
psikopat seringkali disebut dengan istilah dingin.
Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya
namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan
untuk peduli.
Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada
bedanya.
Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut
dan sering keluar rumah.
Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan
dirinya.
DIAGNOSIS
Tidak mudah mendiagnosa psikopat. Mencocokan kepribadian pasien dengan 20 kriteria
yang ditetapkan Prof. Hare. Pencocokkan ini dilakukan dengan cara mewawancara keluarga
dan orang-orang terdekat pasien, pengaduan korban, atau pengamatan prilaku pasien dari
waktu ke waktu. Pemeriksaan elektroensefalogram, , MRI dan pemeriksaan kesehatan secara
lengkap. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian gambar hasil PET (positron emission
tomography) perbandingan orang normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana
berdarah dingin menunjukkan perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang
rendah. Bagian otak lobus frontal dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian.
Wawancara menggunakan metode DSM IV (The American Psychiatric Association
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk
menentukan kepribadian antisosial. Dilakukan pengamatan perilaku dan kepribadian pasien.
Biasanya sejak usia pasien 15 tahun mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan.
Pemeriksaan psikotes untuk menilai tingkat kecerdasan. Psikopat biasanya memiliki IQ yang
tinggi.
MMPL (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah metode yag selama ini
digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan jiwa secara umum, termasuk psikopat. Namun
MMPLmasih mempunyai kelemahan. Tidak sulit bagi seorang psikopat yang cerdas untuk
merekayasa laporan dan berbohong. Akhirnya dikembangkan Psychopathy Checklist (PCL)
dan versi revisinya Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R), untuk penilaian secara valid
dan benar tentang psikopat. PCL-R merupakan metode yang sudah dilengkapi dasar-dasar
interview semi-struktural dengan seseorang yang dicurigai sebagai psikopat, bersama-sama
diolah dengan berbagai informasi tentang orang tersebut. Penilaian ditentukan dengan skala,
mulai dari 0 artinya tidak ada insikasi psikopat hingga 2 yang artinya seseorang positif
memiliki karakter psikopat. Total skor adalah 40, dan seseorang didiagnosa psikopat jika dia
memiliki skor antara 30 hingga 40. Pada beberapa kasus, skor 25 juga sudah dikategorikan
psikopat.
Alat diagnosis lain yang digunakan berdasarkan teori yang sudah eksis (metode deduksi)
adalah Primitive Defense Guide, Rorschach, ToM (Theory of Mind), SCT (Sentence
Completion Test) dan NEO PIR.
Psikopat salah satu perilaku menyimpang yang banyak ditakuti masyarakat sebenarnya
selama ini banyak terdapat disekitar kita. Sekitar 1 dari 100 orang di dalam masyarakat
adalah psikopat. Hampir seperlimanya akan berperilaku kriminal seperti pembunuh,
pemerkosa, koruptor, pemabuk, atau penjudi. Mungkin salah satunya akan berpotensi
menjadi monster penjagal manusia. Bila deteksi dini gangguan perilaku pada anak dan
pendekatan lingkungan dilakukan dengan baik, maka idealnya psikopat tidak akan berubah
menjadi kriminal.
Beberapa penelitian faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Lingkungan tersebut bisa
berupa fisik, biologis dan sosial. Tetapi kebanyakan orang-orang beresiko biasanya
memasuki lingkungan yang sama yang berpotensi terjadinya kejahatan tersebut. Faktor
lingkungan fisik dan sosial yang beresiko berkembangnya seorang psikopat menjadi kriminal
adalah tekanan ekonomi yang buruk, perlakuan kasar dan keras sejak usia anak, penelantaran
anak, perceraian orang tua, kesibukan orangtua, faktor pemberian nutrisi tertentu, dan
kehidupan keluarga yang tidak mematuhi etika hukum, agama dan sosial. Lingkungan yang
beresiko lainnya adalah hidup ditengah masyarakat yang dekat dengan perbuatan criminal
seperti pembunuhan, penyiksaan, kekerasan dan lain sebagainya.
Sedangkan lingkungan biologis salah satunya yang saat ini banyak diteliti adalah pola makan
apakah berpengaruh terhadap tindak kriminal tersebut. Adanya penelitian yang dilakukan
Peter C dkk tahun 1997 cukup mengejutkan. Didapatkan kaitan diet, alergi makanan,
intoleransi makanan dan perilaku kriminal di usia muda cukup menjadi informasi dan fakta
ilmiah yang menarik dan sangat penting, Meskipun demikian masih belum dapat dijelaskan
mengapa beberapa faktor tersebut berkaitan.Terdapat beberapa faktor resiko untuk terjadi
tindak kekerasan dan kriminal tersebut seperti agresifitas, emosi, impulsifitas, hiperaktif,
gangguan tidur dan sebagainya. Ternyata banyak faktor resiko tersebut juga terjadi pada
penderita alergi. Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup
berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk
gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan
dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur,
gangguan konsentrasi, impulsifitas hingga memperberat gejala penderita Autism dan ADHD.
Bila faktor genetik, gangguan fungsi otak, dan diikuti oleh lingkungan fisik, biologis dan
sosial yang negatif maka tindak kriminal pada penderita psikopat lebih gampang terjadi.
Sehingga sangatlah penting untuk mengetahui faktor resiko dan gangguan perilaku pada usia
anak untuk dilakukan pencegahan sejak dini.
TANDA-TANDA PSIKOPAT
Para psikopat umumnya adalah seorang yang egois dan merasa paling istemewa dan hebat
diantara orang lain disekitarnya. Para psikopat selalu beranggapan bahwa semua hal hanya
untuk kepuasannya saja.
3. Berkemauan tinggi
Berkemauan tinggi disini terkadang diluapkan psikopat dengan cara mengerjakan suatu
pekerjaan hingga larut malam bahkan rela untuk mengorbankan waktu tidurnya demi
mencapai suatu target. Para psikopat akan marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi
maka dari itu mereka rela melakukan hal apapun untuk merealisasikan keinginannya saat itu
juga.
Anda harus berhati-hati dengan para playboy, karena mungkin saja mereka termasuk orang
psikopat. Ya, berganti-ganti pasangan termasuk salah satu ciri seorang psikopat dimana para
psikopat cepat sekali bosan dengan sesuatu yang dimilikinya termasuk pasangannya. Ciri-ciri
seorang psikopat juga bisa disinyalir orang tersebut bila sering berganti-ganti pekerjaan.
Seorang psikopat hanya melakukan pekerjaan dan aktivitasnya untuk kesenangan belaka.
Seorang psikopat tidak akan menimbang baik buruknya ganjaran yang akan didapatkannya
kelak. Mereka tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Ketika perbuatannya
merugikan orang lain, mereka akan mengelak dan menghindari tanggung jawab. Dihukum
pun para psikopat ini tidak akan jera melakukan perbuatannya lagi dan lagi.
Kurangnya rasa simpati dan empati adalah sifat paling kejam yang dimiliki oleh psikopat.
Para psikopat tidak peduli betapa merugi dan sedihnya orang lain yang diakibatkan oleh
perbuatnnya karena yang terpenting adalah kepuasannya semata. Bagi psikopat, memotong
kepala ayam dan kepala orang itu tidak ada bedanya.
Karena kepintarannya dalam berkata-kata dan kurangnya rasa tanggung jawab, para psikopat
cenderung senang menyalahkan orang lain. Selain itu psikopat juga memiliki kemampuan
manipulatif yang hebat sehingga bisa memperdaya orang lain untuk mempercayai apa yang
dibicarakan psikopat tersebut.
8. Kurangnya respon secara fisik
Yang dimaksud kurang respon fisik ini adalah kemampuan respon fisiologis unik yang
dimiliki psikopat dimana mereka tidak akan gemetar, berkeringat dingin, mulut kering,
jantung berdebar kencang dan tegang bila dihadapkan oleh suatu masalah ataupun ketakutan
mereka.