Diare Pada Anak
Diare Pada Anak
PENDAHULUAN
1
(RCT) dan meta- analisis menyatakan bahwa probiotik efektif untuk pencegahan
primer maupun sekunder serta untuk mengobati diare. (WHO. 2011)
Diare akut merupakan permasalahan yang serius jika tidak ditagani dengan
cepat dan benar. Sehingga referat ini akan membahas mengenai diare akut dan
penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada semua tingkat pelayanan kesehatan
untuk mengurangi angka kematian anak dengan diare akut.
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diare ialah buang air besar dengan konsistensi lebih encer/cair dari
biasanya, 3 kali per hari, dapat/tidak disertai dengan lendir/darah yang timbul
secara mendadak.
Diare dapat dibedakan menjadi tiga menurut waktunya yaitu diare akut
(diare berlangsung paling lama 3-5 hari), diare berkepanjangan (diare
berlangsung lebih dari 7 hari) dan diare kronis (diare berlangsung lebih dari 14
hari). (PDT UNAIR, 2006)
2.2 Etiologi
Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh
gastroenteritis (enternal) dan infeksi sistemik (parenteral). Penyebab diare akut
pada anak paling sering disebabkan oleh infeksi enternal (Infeksi virus, bakteri
dan parasit). Rotavirus merupakan penyebab utama (60-70%) diare infeksi pada
anak, sedangkan sekitar 10-20% adalah bakteri dan kurang dari 10% adalah
parasit. (Hegar, 2014)
3
cytomegalovirus (CMV), echovirus , virus HIV
Parasit Protozoa: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Cryptosporadium parvum, Balantidium coli.
Worm: A. Lumbricoides, cacing tambang, Trichuris trichura, S.
Sterocoralis, cestodiasis dll
Fungus: Kardia/moniliasis
2. Parenteral: Otitits media akut (OMA), pneumonia, Travelers diartthea:
E.Coli, Giardia lamblia, Shigella, Entamoeba histolytica, dll
Intoksikasi makanan: Makanan beracun atau mengandung logam berat,
makanan mengandung bakteri/toksin: Clostridium perfringens, B. Cereus,
S. aureus, Streptococcus anhaemohytivus, dll
Alergi: susu sapi, makanan tertentu
Malabsorpsi/maldifesti: karbohidrat: monosakarida (glukosa, galaktosa,
fruktosa), disakarida(laktosa, maltosa, sakarosa), lemak: rantai panjang
trigliserida, protein: asam amino tertentu, celiacsprue gluten
malabsorption, protein intolerance, cows milk, vitamin &mineral
3. Imunodefisiensi
4. Terapi obat, antibiotik, kemoterapi, antasid, dll
5. Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi
radiasi
6. Lain-lain: Sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomik (neuropatik
diabetik)
2.3 Patofisiologi
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain (PDT
UNAIR, 2006)
4
b. Sekresi cairan dan elektrolit meningkat, disebut diare sekretorik
c. Gangguan motilitas usus
Buang air besar yang frekuesinya lebih sering dan konsistensi tinja lebih
encer dari biasanya, warna tinja disertai lendir dan atau darah dan bau tinja. Pada
diare oleh karena intoleransi, anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya
defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. (Subagyo,
2011)
5
berkurang, mata dan ubun ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan
mulut serta kulit tampak kering. (PDT UNAIR, 2006)
Semua anak dengan diare, harus diperiksa apakah menderita dehidrasi dan
klasifikasikan status dehidrasi sebagai dehidrasi berat, dehidrasi ringan/ sedang
atau tanpa dehidrasi. Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan
atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan kurang
dari 5%, dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5%-10% dan
dehidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%. (Subagyo, 2011)
6
Berdasarkan konsentrasi Natrium plasma tipe dehidrasi dibagi 3 yaitu:
dehidrasi hiponatremia (<130 mEg/L), dehidrasi iso-natrema (130m 150 mEg/L)
dan dehidrasi hipernatremia (> 150 mEg/L). Pada umunya dehidrasi yang terjadi
adalah tipe iso natremia (80%) tanpa disertai gangguan osmolalitas cairan tubuh,
sisanya 15 % adalah diare hipernatremia dan 5% adalah diare hiponatremia.
(Sandhu, 2001)
7
2.5 Anamnesis
8
2.7 Pemeriksaan Penunnjang
a. Pemeriksaan tinja
o Makroskopis dan mikroskopis
o pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
elinitest, bila diduga intoleransi gula.
o Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan / uji resistensi.
b. Pemeriksaan Darah Lengkap untuk mengetahui adanya infeksi sitemik
(diare yang disebabkan parenteral)
c. Pemeriksaan Urine Lengkap untuk mengetahui adanya infeksi saluran
kemih (diare yang disebabkan parenteral)
d. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan
menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan
pemeriksaan analisa gas darah (bila memungkinkan).
e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
f. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama natrium, kalium, kalsium dan fosfor
dalam serum (terutama bila ada kejang).
2.8 Penatalaksanaan
9
1. Rehidrasi
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
5. Edukasi orang tua
2.8.1 Rehidrasi
10
a. Tanpa Dehidrasi
1. Jika anak masih mendapat ASI, nasihati ibu untuk menyusui anaknya lebih
sering dan lebih lama pada setiap pemberian ASI. Jika anak mendapat ASI
eksklusif, beri larutan oralit atau air matang sebagai tambahan ASI dengan
menggunakan sendok. Setelah diare berhenti, lanjutkan kembali ASI
eksklusif kepada anak, sesuai dengan umur anak.
2. Pada anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri satu atau lebih cairan
dibawah ini:
larutan oralit
cairan rumah tangga (seperti sup, air tajin, dan kuah sayuran)
air matang
Untuk Anak Berumur < 2 Tahun, Beri + 50100 Ml Setiap Kali Anak BAB
Untuk Anak Berumur 2 Tahun Atau Lebih, Beri + 100200 Ml Setiap Kali Anak
BAB.
11
Bagan 1. Pedoman WHO Rencana Penanganan Diare di Rumah
12
pada bayi dan 1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila masih ada diare
atau muntah dapat diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap diare atau
muntah. (WHO. 2011)
c. Dehidrasi Berat
13
Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10%
untuk bayi dan anak dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh
(somnolen-koma, pernafasan Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi)
memerlukan pemberian cairan elektrolit parenteral. Penggantian cairan
parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai berikut :
Tabel 4.
14
d. Pemilihan jenis cairan
15
dengan Na berkisar 50 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi pada diare
anak dengan kolera atau tanpa kolera. (Bhan, 2003)
16
sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.
(Fontaine, 2008)
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu
yang sama pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan
serta pengganti nutrisis yang hilang. Pada diare berdarah nafsu makan
akan berkurang. Jika anak menyusui, coba untuk meningkatkan frekuensi
dan durasi menyusuinya. Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali jika
muntah-muntah hebat. Jika curiga diare disebabkan karena intoleransi
laktosa hindarkan susu sapi dan susu formula. Adanya perbaikan nafsu
makan menandakan fase penyembuhan. (WHO. 2011)
Bayi segala usia yang menyusui harus tetap diberi kesempatan untuk
menyusui sesering dan selama mereka inginkan. Bayi sering menyusui
lebih dari biasanya dan ini harus didukung.
17
Bayi yang tidak disusui harus diberikan susu biasa mereka makan (atau
susu formula) sekurang-kurangnya setiap tiga jam, jika mungkin dengan
cangkir.
Bayi di bawah usia 6 bulan yang diberi makan ASI dan makanan lain
harus diberikan ASI lebih banyak. Setelah anak tersebut sembuh dan
meningkatnya pasokan ASI, makanan lain harus diturunkan.
Jika anak usia minimal 6 bulan atau sudah diberikan makanan lunak, ia
harus diberi sereal, sayuran dan makanan lain, selain susu. Jika anak di
atas 6 bulan dan makanan tersebut belum diberikan, maka harus dimulai
selama episode diare atau segera setelah diare berhenti. Daging, ikan atau
telur harus diberikan, jika tersedia. Makanan kaya akan kalium, seperti
pisang, air kelapa hijau dan jus buah segar akan bermanfaat.
Berikan anak makanan setiap tiga atau empat jam (enam kali
sehari). Makan porsi kecil yang Sering, lebih baik daripada makan banyak
tetapi lebih jarang. Setelah diare berhenti, dapat terus memberi makanan
dengan energi yang sama dan membrikan satu lagi makan tambahan
daripada biasanya setiap hari selama setidaknya dua minggu. Jika anak
kekurangan gizi, makanan tambahan harus diberikan sampai anak telah
kembali berat badan normal. (WHO. 2011)
18
Tabel 4. Antibiotik selektif sesuai dengan pathogen penyebab diare
Penyebab Antibiotik Pilihan Antibiotik Alternative
Tetracyclin 12,5 mg/ Eritromicyn 12,5
Kolera KgBB mg/KgBB
4x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 3 hari
Pivmecillinam 20
mg/KgBB
4x sehari selama 5 hari
Ciprofloxacin 15
Shigella Dysentri mg/KgBB Ceftriaxone 50-100
2x sehari selama 3 hari mg/KgBB
1x sehari selama IM/IV
2-5 hari
Metronidazole 10
mg/KgBB
Amoebiasis
3x sehari selama 5 hari
(10 hari pada kasus berat)
Metronidazole 10
Giardiasis mg/KgBB
3x sehari selama 5 hari
19
Selain itu Ibu harus membawa anaknya ke petugas kesehatan, jika
anak:
Muntah berulang-ulang
Sangat haus
Demam
Tinja Berdarah
20
BAB III
KESIMPULAN
21