Anda di halaman 1dari 3

Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran

berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling
bercampur. Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejmlah
gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugus pengganggu dalam analisis
secara keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugs pengganggu ini diekstraksi secara
selektif (Eby,2009).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah
zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan
padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan
dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya
saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap
panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang
terlalu rendah (Rahayu, 2009).
Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-
jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut:
Cara Dingin
Maserasi, adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan
pada suhu kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metoda
pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetic berarti dilakuakn
pengadukan kontinyu. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan
pelarutsetelah dilakukan ekstraksi maserat pertama dan seterusnya.
Perkolasi, adalah ekstraksi pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang
umumnya pada suhu ruang. Prosesnya didahului dengan pengembangan bahan,
tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penampungan ekstrak) secara
terus menerus samapai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

Cara Panas
Reflux, adalah ekstraksi pelarut pada temperature didihnya selamawaktu tertentu
dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik
Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru menggunakan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relative konstan
dengan adanya pendingin balik.
Digesi, adalahmaserasi kinetic pada temperature lebih tinggi dari temperature
kamar sekitar 40-50 C
Destilasi uap, adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan uap air
berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap dengan fase uap air
dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fse uap
campuran menjadi destilat air bersama kandungan yang memisah sempurna atau
sebagian.
Infuse, adalah ekstraksi pelarut air pada temperature penangas air 96-98 C selama
15-20 menit (Kurnia, 2010).
Ekstraksi cair-cair merupakan suatu cara, pemisahan komponen yang larut dalam
zat cair dengan solven yang tak bercampur dengan zat cair tersebut tetapi dapat
melarutkan komponen yang dimaksud dan bersifat selektif (Sajima, 2007).
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari
padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik
karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika
bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi
berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun
sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya (Utami,
2011).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses leaching adalah: jumlah konstituen
(solute) dan distribusinya dalam padatan, sifat padatan, dan ukuran partikel.
Mekanisme proses leaching dimulai dari perpindahan solven dari larutan ke
permukaan solid (adsorpsi), diikuti dengan difusi solven ke dalam solid dan
pelarutan solut oleh solven, kemudian difusi ikatan solut-solven ke permukaan solid,
dan desorpsi campuran solut-solven dari permukaan solid kedalam badan pelarut.
Pada umumnya perpindahan solven ke permukaan terjadi sangat cepat di mana
berlangsung pada saat terjadi kontak antara solid dan solvent, sehingga kecepatan
difusi campuran solut-solven ke permukaan solid merupakan tahapan yang
mengontrol keseluruhan proses leaching. Kecepatan difusi ini tergantung pada
beberapa faktor yaitu : temperatur, luas permukaan partikel, pelarut, perbandingan
solut dan solven, kecepatan dan lama pengadukan (Pramudono, 2008)

Metode Praktikum
Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat
Corong pisah 100 ml : 1 buah
Gelas piala 50 ml : 1 buah
Gelas ukur 50 ml : 1 buah
Pipet skala 25 ml : 1 buah
Karet pengisap : 1 buah
Buret asam : 1 buah
Statif + klem : 1 set
Erlenmeyer 250 ml : 2 buah
Botol semprot : 1 buah
Bahan
Aquadest
Asam asetat
Pelarut organik (CHCl3)
Larutan NaOH 1 Dan
Indikator phenolptalein
Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup. Seperti halnya unsur lainnya
seperti karbohidrat, protein juga memiliki sifat dan fungsi. Sifat-sifat dan fungsi protein ditentukan oleh
jenis dan urutan asam amino. Beberapa fungsi utama protein dalam organisme kehidupan antara lain;
sebagai bahan penyusun selaput sel dan dinding sel, jaringan pengikat, pembentuk membran sel,
mengangkut molekul-molekul lain (hemoglobin) dan sebagai zat antibodi.
Di dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat
berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator.
Kita dapat memperoleh protein dari bahan makanan yang banyak mengandung protein, misalnya pada
hewan terkandung protein hewani, sedangkan pada tumbuhan terkandung protein nabati.
Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi yang terdapat secara alami.
Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan sebagai protein sederhana.
Protein terkonjugasi mengandung komponen bukan asam amino yang dikenal sebagai gugus
prostetik di samping kerangka utama asam amino.
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa
yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya
perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang
tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi
khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda
antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin)
dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji
lainnya.

Protein memegang peranan penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel
itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai
zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Dalam kehidupan kita, protein memegang peranan yang penting pula. Suatu protein berfungsi
sebagai biokatalis, pengganti sel-sel yang rusak atau tua, sebagai zat pembangun dan lain-lain.
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan. Protein yang
berasal dari hewan biasa disebut dengan protein hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan
disebut protein nabati. Beberapa makanan yang berfungsi sebagai sumber protein adalah daging,
telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, buah-buahan, dan lain-lain.
Salah satu sumber protein yang di akan diuji dalam laboratorium adalah albumin atau putih telur.
Telur merupakan bahan makanan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki kadar
protein yang cukup tinggi. Selain itu putih telur memiliki fungsi yang cukup penting diketahui oleh
masyarakat yaitu sebagai antidotum atau penawar racun apabila orang keracunan logam berat.

Anda mungkin juga menyukai