PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bahan pangan memiliki zat gizi dan karakteristik yang berbeda-beda
berdasarkan jenis dan kuantitasnya. Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi
yang sering ditemukan dalam bahan pangan yang memiliki kandungan energi.
Energi sangat diperlukan bagi tubuh manusia dalam melakukan berbagai
aktivitas. Energi erat kaitannya dengan kadar glukosa darah dalam tubuh
seseorang. Jika kadar glukosa darah seseorang berlebih maka akan disimpan
sebagai cadangan energi dalam jaringan lemak. Jika kadar glukosa darah
seseorang diatas kategori normal maka berpotensi timbulnya beberapa penyakit
degeneratif seperti penyakit diabetes melitus yang sangat peka terhadap respon
asupan glukosa makanan. Perlu adanya pengaturan makanan agar kadar glukosa
dalam darah terjaga kestabilannya. Salah satu cara tindakan preventifnya yaitu
dengan memperhatikan konsumsi bahan pangan berdasarkan indeks glikemik.
Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan
glukosa darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau secara
sederhana dapat dikatakan sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut
efeknya terhadap kadar glukosa darah. Pangan dengan jenis yang sama dapat
memiliki IG yang berbeda apabila diolah atau dimasak dengan cara yang berbeda
(Wolever 2006). Hal ini dikarenakan proses pengolahan dapat menyebabkan
perubahan pada struktur dan komposisi zat gizi penyusun pangan, sehingga akan
mempengaruhi daya cerna zat gizi yang terdapat pada pangan. Beberapa faktor
yang mempengaruhi IG pangan adalah cara pengolahan (tingkat gelatinisasi pati
dan ukuran partikel), rasio amilosa-amilopektin, tingkat keasaman dan daya
osmotik, kadar serat, kadar lemak dan protein, serta kadar anti-zat gizi pangan.
Oleh karena itu, diet rendah indeks glikemik perlu diberikan terutama pada
penderita diabetes.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang diet rendah indeks glikemik
pada penderita diabetes.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian diet rendah indeks glikemik
Untuk mengetahui tujuan diet
Untuk mengetahui syarat diet
Untuk mengetahui contoh bahan makanan yang rendah indeks
glikemik
Untuk mengetahui contoh menu diet rendah indeks glikemik
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
B. Daun selada
Selada biasanya dikonsumsi banyak orang sebagai lalapan saja, walaupun
mungkin juga ada yang memasaknya. Selada mengandung nutrisi dan vitamin,
asam folat, dan finonutien yang tak kalah dengan jeruk ataupun bayam.
Kandungan selada ternyata dapat melindungi paru-paru, mencegah kanker dan
stroke, memelihara hati, serta mengatasi anemia dan bronkitis. Selada memiliki
nama latin Lactuca Sativa dan termasuk ke dalam keluarga Asteraceae.
Memiliki kandungan gizinya, selada merupakan sayuran yang kaya akan
vitamin. Selada segar mengandung vitamin A dan betakaroten. Vitamin A yang
terkandung dalam selada dapat dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan
kulit dan penglihatan mata agar tetap sehat seta menjaga imunitas tubuh atau
kekebalan tubuh. Selain itu, selada juga merupakan sumber berbagai jenis
mineral seperti zat besi, mangan, tembaga, kalsium, kalium, magnesium dan
potassium. Kalium bermanfaat untuk menjaga kestabilan tekanan darah dan
meningkatkan kesehatan jantung. Sementara kalsium bermanfaat untuk
memperkuat tulang dan gigi. Sedangkan tembaga dan zat besi dapat membantu
produksi sel darah merah dalam tubuh.
Manfaat daun selada :
1. Mengurangi Resiko Kerusakan DNA.
2. Mencegah Penuaan Dini. Selada mengandung zeaxanthin yang juga memiliki
sifat antioksidan. Zat ini mampu mencegah penuaan dini pada manusia.
3. Meningkatkan Kesuburan. Selada segar juga kaya akan folat dan vitamin C.
Folat dapat menigkatkan kesehatan janin selama masa kehamilan dan juga
meningkatkan kesehatan reproduksi bagi pria maupun wanita. Sedangkan
vitamin C yang ada pada selada, mampu meningkatkan sistem kekebalan
dalam tubuh sehingga mampu menghalau serangan penyakit.
4. Menurunkan Resiko Kanker. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para
ilmuwan, menemukan adanya senyawa phenylethyl isothiocyanate (PEITC)
dalam selada air yang memiliki sifat anti kanker yang signifikan. Selain itu,
hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa kandungan senyawa
4
phenylethyl isothiocyanate (PEITC) dalam selada air mampu menekan
perkembangan sel kanker payudara. Kandungan manfaat vitamin A dan C
pada selada air juga dapat melindungi kulit dari kerusakan berbahaya, yang
dipicu oleh paparan sinar matahari yang berlebih dan dipercaya sebagai
penyebab terjadinya kanker kulit.
5. Pencegah Tumor. Sebuah studi yang dilakukan di University of Southampton
menemukan bahwa PEITC dalam selada air juga mampu menurunkan resiko
terjadinya tumor. Saat tumor mulai berkembang dalam tubuh, senyawa
tersebut dapat dengan cepat mengatasi pasokan darah yang ada.Hal ini akan
membuat aktivitas jaringan tubuh menjadi normal dan dapat mengirimkan
pembuluh darah baru ke tumor untuk memberikan manfaat oksigen dan
nutrisi-nutrisi lainnya.
6. Menurunkan Kolesterol dan Berat Badan. Selada air merupakan sejenis
sayuran berdaun hijau sangat rendah kalori (hanya 11 kalori per daun mentah
100 g) dan nyaris tak ada lemak di dalamnya. Oleh karena itu para ahli gizi
sangat menganjurkan untuk mengkonsumsi selada air guna mengendalikan
kolesterol dalam tubuh, serta pengendalian berat badan.
7. Meningkatkan Kekebalan Tubuh. Selada air yang masih segar memiliki
konsentrasi asam karbonat (Vitamin C) yang lebih tinggi dari beberapa jenis
buah-buahan dan sayuran.
8. Menjaga Kesehatan Tulang. Selada air merupakan sumber penghasil alami
vitamin K dan manfaat kalsium.
9. Mengurangi Resiko Kerusakan Pada Saraf Otak (Alzheimar). Kadar vitamin-
K dalam selada air membantu mengurangi resiko kerusakan saraf di otak,
dengan demikian selada air dapat berperan dalam pengobatan pasien yang
menderita penyakit Alzheimer.
10. Mengontrol Fungsi Jantung dan Tekanan Darah. Selada air juga merupakan
jenis sayuran yang kaya akan mineral seperti tembaga, kalsium, kalium,
magnesium, mangan dan fosfor. Kalium merupakan komponen penting dari
5
sel dan cairan tubuh yang membantu mengontrol detak jantung dan tekanan
darah.
C. Putih Telur
Putih telur adalah cairan putih (disebut juga albumen atau glair/glaire) yang
terkandung di dalam sebuah telur. Cairan ini terdapat di dalam telur yang sudah
dibuahi dan yang belum dibuahi. Putih telur terdiri dari 10% protein terlarut di
air. Kegunaan putih telur adalah untuk melindungi kuning telur dan menyediakan
nutrisi tambahan bagi pertumbuhan embrio, karena putih telur kaya akan protein
dan rendah lemak, yang merupakan kebalikan dari kuning telur, yang
mengandung nilai lemak yang tinggi. Putih telur memiliki banyak kegunaan
kuliner dan non-kuliner.
Walaupun putih telur dihargai sebagai sumber makanan yang rendah lemak
dan berprotein tinggi, sedikit orang tidak bisa memakan putih telur. Alergi telur
terjadi lebih banyak pada bayi daripada orang dewasa, dan akan teratasi dengan
sendirinya ketika anak sudah berumur 5 tahun. Alergi makanan pada putih telur
lebih banyak terjadi daripada alergi terhadap kuning telur.
Putih telur adalah cairan putih (disebut juga albumen atau glair/glaire) yang
terkandung di dalam sebuah telur. Cairan ini terdapat di dalam telur yang sudah
dibuahi dan yang belum dibuahi. Putih telur terdiri dari 10% protein terlarut di
air. Kegunaan putih telur adalah untuk melindungi kuning telur dan menyediakan
nutrisi tambahan bagi pertumbuhan embrio, karena putih telur kaya akan protein
dan rendah lemak, yang merupakan kebalikan dari kuning telur, yang
mengandung nilai lemak yang tinggi. Putih telur memiliki banyak kegunaan
kuliner dan non-kuliner.
Walaupun putih telur dihargai sebagai sumber makanan yang rendah lemak
dan berprotein tinggi, sedikit orang tidak bisa memakan putih telur. Alergi telur
terjadi lebih banyak pada bayi daripada orang dewasa, dan akan teratasi dengan
sendirinya ketika anak sudah berumur 5 tahun. Alergi makanan pada putih telur
lebih banyak terjadi daripada alergi terhadap kuning telur
6
D. Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn.Lycopersicum esculentum) adalah
tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan,
dari Meksikosampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat,
dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tumbuhan ini memiliki buah berawarna
hijau, kuning, dan merah yang biasa dipakai sebagai sayur dalam masakan atau
dimakan secara langsung tanpa diproses. Tomat memiliki batang dan daun yang
tidak dapat dikonsumsi karena masih sekeluarga dengan kentang dan Terung
yang mengadung Alkaloid. Kata tomat berasal dari kata dalam bahasa Nahuat,
tomat.
Terdapat ratusan kultivar tomat yang dibudidayakan dan diperdagangkan.
Pengelompokan hampir selalu didasarkan pada penampilan atau kegunaan
buahnya. Terdapat buah tomat dengan kisaran warna dari hijau ketika masak,
kuning, jingga, merah, ungu (hitam), serta belang-belang. Dalam buah tomat
banyak terkandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Zat-zat yang
terkandung di dalamnya antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, B2,
B3, dan C, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, serat, dan air. Tomat
mengandung karoten yang berfungsi sebagai pembentuk provitamin A dan
Lycoppen yang mampu mencegah kanker.
Manfaat buah tomat :
Mencegah dan mengobati radang usus buntu
Membantu penyembuhan penyakit rabun senja
Mengobati penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin C
Mengobati gigi dan gusi
Menjaga stamina
Mempercepat penyembuhan luka
Mengobati jerawat
Mencegah batu empedu pada saluran kencing, lever, encok, TBC asma.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dokter Michael Avira, kepala
Lipid Research Laboratory di Technision Institute of Technology dan Rabam
7
Medical Centre, Haifa, Israel membuktikan bahwa pemberian 60 mg lycoppen
selama 3 bulan terhadap 30 orang, bisa mengurangi 14% kepadatan plasma
kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) di dalam pembuluh darah.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dr. A. Vaket Rao, Professor dari
Department of Nutritional Sciences, Faculty of Medicine, University of Toronto,
Kanada, menyatakan bahwa penerapan pola makan dengan jus tomat, spaghetti
saus tomat, dan ekstrak lycoppen dari tomat kepada 19 orang sehat selama
seminggu terbukti mampu mengurangi kadar kolesterol LDL.
8
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu : 08.00 WITA - selesai
Hari/Tgl : Jumat, 21 Juli 2017
Tempat : Lab. PMK Jurusan Gizi Poltekkes Kendari
B. Alat dan Bahan
Alat :
Panci Ulekan
Loyang Talenan
Spatula Kompor
Piring Gas
Teflon Blender
Sendok Gelas jus
Garpu
Wajan
Pisau
Bahan :
9
C. Prosedur Kerja
Pembuatan Sandwich
1. Bersihkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Rebus kentang dan sawi hingga matang
3. Setelah matang, haluskan kentang dan taburi garam 1 sdt dan lada
secukupnya.
4. Kemudian bentuk kentang menjadi segiempat
5. Goreng putih telur hingga matang
6. Iris tomat berbentuk lingkaran
7. Susun adonan kentang, sawi, tomat, putih telur goreng
8. Oleskan saus tomat diatas putih telur goreng, lalu tutup kembali dengan
adonan kentang.
9. Sandwich kentang siap untuk dihidangkan.
Pembuatan Jus Apel
1. Bersihkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Potong-potong buah apel kemudian masukkan kedalam blender
3. Blender hingga halus
4. Jus apel siap untuk dihidangkan
10
BAB IV
11
3. Kebutuhan Gizi
Dik : BBI = 58.5 kg
TB = 165 cm
U = 40 thn
Penyel :
= 270 gr : 15 UC = 18 UC
c. Pembagian menjadi 3 kali makan 3 kali snack
Sarapan 20%, snack pagi 10%, makan siang 30%, snack sore 10%, makan
malam 20%, snack malam 10%.
Jadi, sarapan 3,5 UC; snack pagi 2 UC; makan siang 5,5 UC; snack sore 2
UC; makan malam 3,5 UC; snack malam 1,5 UC
d. Kebutuhan lemak (25% dari total energi)
12
25% 1800
= = 50 gr 4 sdm minyak per hari
9
4. Prinsip
Kebutuhan kalori disesuaikan dengan keadaan metabolik, umur, berat
badan, dan aktivitas tubuh.
Jumlah kalori disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam
menggunakannya.
Cukup protein, mineral dan vitamin dalam makanan.
Menggunakan bahan makanan yang mempunyai indeks glikemik rendah
5. Syarat Diet
Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu makan pagi (20%), dan
sore (25%), serta 2 3 porsi kecil untuk makanan selingan masing-
masing 10-15%.
Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
Lemak terdiri atas <10% dari lemak jenuh, 10% lemak tidak jenuh
ganda, dan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol
<300 mg per hari.
Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi ttal.
Kebutuhan karbohidrat 55-65% energi total.
Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak
diperbolehkan, kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Jika kadar
gula darah sudah terkendali, diperbolehkan mengomsumsi gula murni
sampai 5% dari kebutuhan energi total.
Penggunaan gula alternatif (bahan pemanis selain sukrosa) dalam
jumlah terbatas. Ada dua jenis gula alternatif, yaitu yang bergizi
(fruktosa, gula alkohol berupa sorbitol, manitol, dan silitol) serta gula
tidak bergizi (aspartam dan sakarin).
13
Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air
yang terdapat di dalam sayur dan buah.
Cukup vitamin dan mineral
Berat
Menu Bahan Makanan Energi Protein Lemak KH
(g)
Sarapan
Snack
14
Pisang raja 50 46.0 0.2 0.3 11.7
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, akan membahas tentang diet rendah indeks glikemik
serta rencana atau contoh menu dengan diet rendah IG bagi penderita Diabetes
Mellitus. Adapun menu yang dipraktikkan adalah menu sarapan atau menu
makan pagi yaitu sandwich kentang dan jus apel.
Diet Indeks Glikemik merupakan diet dengan pemberian makanan yang
rendah indeks glikemiknya sehingga dapat mengatur kadar glukosa dalam darah.
Diet ini juga memberikan peringkat pada makanan berkarbohidrat berdasarkan
kemampuannya untuk memengaruhi tingkat glukosa dalam darah. Diet ini secara
umum mengategorikan makanan berkarbohidrat tinggi, seperti roti, gula, dan
pasta, sebagai makanan buruk, dan makanan berkarbohidrat rendah, seperti
daging, ikan, dan produk susu, sebagai makanan sehat.
Diet Indeks Glikemik pertama kali diperkenalkan pada 1960-an yang
ditujukan bagi penderita diabetes. Pada saat itu, saran medis yang berlaku adalah
15
diet yang mengutamakan makanan seimbang dan menghindari makanan
berkarbohidrat tinggi untuk membantu mengontrol gula darah dan tingkat
insulin. Hal ini berlaku setelah beberapa penelitian medis mengaitkan konsumsi
makanan berkarbohidrat tinggi dengan tingginya tingkat glukosa dalam darah
pada penderita diabetes. Pada tahun 80-an, para peneliti mengembangkan Indeks
Glikemik. Sejak tahun 1981, berbagai diet rendah karbohidrat dan buku diet yang
menggunakan indeks glikemik mulai dipublikasikan.
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, dimana kami membuat
sandwich kentang dan jus apel sebagai sarapan pagi yang cocok untuk penderita
DM, pada kali ini kami memilih bahan makanan yang kadar atau kandungan
IGnya sedang hingga rendah. Pada umumnya, di dalam menu sandwich biasanya
menggunakan roti tawar sebagai alas atau luaran sandwich. Namun seperti yang
telah kita ketahui, roti tawar memiliki indeks glikemik yang tinggi yaitu 70.
Sehingga alas atau luaran pada menu sandwich yang akan kami hidangkan pada
penderita DM ini kami ganti dengan menggunakan kentang rebus, dimana
kentang rebus ini memiliki indeks glikemik sedang yaitu 56. Selain indeks
glikemik kentang relative sedang, kentang juga mengandung sejumlah vitamin
dari A, B-kompleks, hingga C, hingga asam folat. Juga mineral, protein,
karbohidrat, karotenoid, dan polifenol sehingga kentang sangat baik untuk
penderita DM.
Untuk bahan lapisan dalam sandwich kentang ini, kami menggunakan daun
selada, tomat, putih telur goreng dan saus tomat. Namun untuk bahan daun selada
tidak disediakan sehingga kami harus menggantinya dengan daun sawi. Indeks
glikemik daun sawi ini sendiri termasuk dalam kategori makanan dengan IG
yang sangat rendah, sama halnya dengan daun selada dan begitu pula dengan
tomat, sehingga tidak menjadi suatu masalah yang besar jika digantikan dengan
daun sawi. Daun sawi atau sayur sawi memiliki kandungan yang kaya akan serat
dan memiliki kalori yang sangat rendah (26 kkal per 100 g) oleh karena itu, daun
sawi ini juga cocok dikonsumsi oleh penderita DM. Tomat memiliki kandungan
karatenoid dan flavonoid yang bermanfaat sebagai anti inflamasi dan antioksidan
16
yang berperan membantu menurunkan berbagai jenis penyakit kronis seperti
jantung dan diabetes. Selain sawi dan tomat, kami juga menggunakan putih telur
goreng sebagai bahan isian sandwich. Seperti yang telah kita ketahui, asupan
nutrisi dan energi penderita diabetes harus tetap terpenuhi dan dengan
mengkonsumsi putih telur, nutrisi dan energi yang dibutuhkan akan terpenuhi
mengingat kandungan protein yang sempurna berada pada putih telur.
Selain menu sandwich kentang sebagai menu sarapan pagi penderita
diabetes, kami juga membuat jus apel. Apel merupakan buah yang kaya akan
vitamin dan mineral, diantaranya vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3,
vitamin B5, vitamin B6, vitamin B9 dan vitamin C serta kalsium, magnesium,
potassium, zat besi, dan zinc. Serat juga dimiliki oleh buah apel ini, yang
berfungsi atau berguna mengikat lemak dan kolesterol jahat didalam tubuh yang
selanjutnya akan dibuang. Mengingat kandungan vitamin dan mineral serta serat
yang dimiliki apel, maka buah ini cocok untuk penyakit degenerative terutama
pada penderita diabetes.
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diet Indeks Glikemik merupakan diet dengan pemberian makanan yang
rendah indeks glikemiknya sehingga dapat mengatur kadar glukosa dalam darah.
Diet ini juga memberikan peringkat pada makanan berkarbohidrat berdasarkan
kemampuannya untuk memengaruhi tingkat glukosa dalam darah. Diet ini secara
umum mengategorikan makanan berkarbohidrat tinggi, seperti roti, gula, dan
pasta, sebagai makanan buruk, dan makanan berkarbohidrat rendah, seperti
daging, ikan, dan produk susu, sebagai makanan sehat.
Adapun prinsip dietnya yaitu : kebutuhan kalori disesuaikan dengan
keadaan metabolik, umur, berat badan, dan aktivitas tubuh ; jumlah kalori
disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam menggunakannya ; cukup protein,
mineral dan vitamin dalam makanan ; menggunakan bahan makanan yang
mempunyai indeks glikemik rendah
Syarat Diet : Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan normal. Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu makan pagi (20%),
dan sore (25%), serta 2 3 porsi kecil untuk makanan selingan masing-masing
10-15%; Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
Lemak terdiri atas <10% dari lemak jenuh, 10% lemak tidak jenuh ganda, dan
sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol <300 mg per hari;
Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi ttal; Kebutuhan
karbohidrat 55-65% energi total; Penggunaan gula murni dalam makanan dan
minuman tidak diperbolehkan, kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Jika
kadar gula darah sudah terkendali, diperbolehkan mengomsumsi gula murni
sampai 5% dari kebutuhan energi total; Penggunaan gula alternatif (bahan
pemanis selain sukrosa) dalam jumlah terbatas. Ada dua jenis gula alternatif,
yaitu yang bergizi (fruktosa, gula alkohol berupa sorbitol, manitol, dan silitol)
serta gula tidak bergizi (aspartam dan sakarin); Asupan serat dianjurkan 25g/hari
18
dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah;
Cukup vitamin dan mineral.
Contoh bahan makanan yang IG sedang hingga rendah adalah kentang,
tomat, sawi, selada, apel dan sebagainya
B. Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang akan digunakan selama praktikum disediakan
atau disesuaikan dengan menu yang telah dibuat, agar menu yang dihasilkan
lebih maksimal. Serta pada saat praktikum, disarankan agar tetap menjaga
kebersihan bahan, alat maupun pada saat proses pengolahan dan penyajian
makanan.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://documents.tips/documents/laporan-praktikum-indeks-glikemik.html
20