Anda di halaman 1dari 5

Reaksi Eksergonik adalah reaksi dimana energi dilepaskan selama reaksi

berlangsung. Energi potensial pada keadaan awal lebih besar daripada pada keadaan
akhir, sehingga reaksi tersebut akan cenderung berlangsung dengan spontan. Dalam
reaksi apapun akan terjadi perubahan energi total pada suatu sistem (). Perubahan
energi total memiliki dua komponen yaitu perubahan energi bebas () dan perubahan
entropi (). Energi bebas adalah komponen yang dapat melakukan kerja yang berhasil
atau yang disimpan untuk melakukan kerja semacam itu lain kali. Jika entropi menurun
maka jumlah total energi yang tersedia meningkat sebab sistem bergerak menuruni
bukit. Suatu reaksi disebut eksergonik jika melepaskan energi bebas ( harus
negative).
Reaksi endergonik pada dasarnya adalah reaksi menaiki bukit (uphill) dan
dicirikan oleh nilai G yang positif (Gambar 1). Dalam reaksi endergonik, energi bebas
diserap dalam proses reaksi.Dalam reaksi kimiawi, energi bebas tersebut mungkin
disimpan dalam ikatan berenergi tinggi dalam produk reaksi. Karena energi bebas itu
tidak dapat diciptakan, energi itu harus datang dari reaksi eksergonik yang
menyertainya, dimana energi bebas dilepaskan untuk mendorong proses endergonik.
Berbagai proses endergonik atau pembangun dalam suatu organisme selalu terkait
dengan sebuah proses eksergonik, dimana molekul molekul kaya energi dipecah.
Walaupun kebanyakan proses endergonik juga bersifat endotermik, dimana panas akan
diserap oleh sistem, keadaanya tidak harus selalu seperti itu karena harus
memperhatikan perubahan entropinya pula. Reaksi eksergonik dan endergonik
merupakan reaksi yang menyusun terjadinya fosforilasi glukosa untuk menghasilkan
glucose-6-phosphate. Pada gambar (2), reaksi pertama merupakan kondensasi glukosa
dengan fosfat untuk menghasilkan glucose-6-phosphate merupakan reaksi endergonik
karena Pi menghasilkan produk dengan energi yang lebih besar daripada kedua reaktan
(G positif) dan reaksi tersebut membutuhkan energi.
Gambar 7 : Gambaran proses
eksergonik dan endergonik secara
mekanik

Sumber:http://www.biochem.arizona.edu/classes/bioc462/462a/NOTES/Bioenergetics
/bioenergetics.html

Sedangkan pada reaksi kedua, terjadi pemecahan ATP menjadi ADP dan fosfat
dimana pada reaksi ini terjadi secara eksergonik karena menghasilkan energi (G
negatif). Pada reaksi ketiga merupakan penggabungan dari kedua reaksi dan reaksi
keseluruhan bersifat eksergonik karena G total negative

Gambar 8 : Gambaran proses eksergonik dan endergonik secara kimiawi


Sumber:http://www.biochem.arizona.edu/classes/bioc462/462a/NOTES/Bioenergetics
/bioenergetics.html

Endergonik Eksergonik
Membutuhkan panas atau energy Melepaskan panas atau energi
Prosesnya disebut anabolisme Prosesnya disebut katabolisme
Contoh : sintesis, kontraksi otot, eksitasi Contoh : respirasi
saraf, transport aktif
Tabel 1 : perbedaan reaksi endergonik dan eksergonik Sumber :
http://www.scribd.com/doc/36336523/BIOENERGETIKA
Pada gambar () dan () merupakan skema terjadinya energi dari proses endergonik dan
eksergonik. Energi yang dihasilkan adalah energi kimia dan energi panas. Energi kimia yang
dihasilkan adalah ATP yang nantinya digunakan tubuh untuk beraktifitas, sedangkan panas
hanya akan dibuang melalui respirasi, keringat, urine, feses, dll. Itulah sebabnya ketika kita
sedang beraktifitas kita akan merasa panas dan tubuh kita menjadi hangat. Itu terjadi karena
proses metabolisme lancar. Peran ATP sangatlah penting dalam merangkaikan kedua reaksi
tersebut.

Gambar 9 : Penggabungan reaksi eksergonik dan endergonik


Sumber : http://www.scribd.com/doc/36336523/BIOENERGETIKA

Gambar 10 :Pemindahan energi bebas dari reaksi enksergonik ke reaksi endergonik melalui
senyawa perantara berenergi tinggi
Sumber : http://www.scribd.com/doc/36336523/BIOENERGETIKA
Dalam tubuh makhluk hidup, reaksi eksergonik dan endergonik terjadi berdampingan. Reaksi
eksergonik (misal respirasi) yang ada di dalam tubuh menghasilkan energi yang nantinya akan
digunakan untuk reaksi endergonik (misal: sintesis, kontraksi otot, eksitasi, hantaran impuls
saraf, transport aktif).
Contoh dari reaksi eksergonik ialah :
Glikolisis : serangkaian reaksi biokimia dimana glukosa dioksidasi menjadi asam
piruvat. Energi yang dihasilkan disimpan dalam senyawa organic berupa adenosine
triphosphat. Skema proses reaksi glikolisis dapat dilihat pada gambar 5 dimana 4 reaksi
awal membutuhkan ATP sedangkan 5 reaksi berikutnya menghasilkan ATP

Reaksi : 6126+ 62+ 2+2 +4+2

Siklus Kreb: diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi dengan
asam oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat (beratom C6). Secara
bertahap Asam sitrat melepaskan 2 atom C nya sehingga kembali menjadi asam
oksaloasetat (beratom C4), peristiwa ini diikuti dengan reaksi reduksi (pelepasan
elektron & ion hidrogen) oleh NAD+dan FAD+ menghasilkan 2 molekul NADH2, 2
molekul FADH2, dan 2 molekul ATP. Dari seluruh rangkaian peristiwa siklus Krebs
dihasilkan adalah 4 molekul CO2, 6 molekul NADH2 , 2 molekul FADH2, dan 2
molekul ATP.

Reaksi

Rantai transport electron yang menerima produk dari dua langkah sebelumnya dimana
sintesis ATP dalam proses ini disebut fosforilasi oksedatif. Hal ini karena sintesis
digerakkan oleh reaksi redoks yang mentransfer electron dari makanan ke oksigen.
Fosforilasi oksidatif membentuk hampir 90% ATP yang dihasilkan oleh respirasi
seluler.

Contoh dari reaksi Endergonik ialah:


Sintesis: sintesis lemak, sintesis protein, sintesis karbohidrat, sistesis kolesterol.
Kontraksi otot: banyak pekerjaan yang menyebabkan kontraksi otot, misalnya
menyanyi, berlari, dan sebagainya.
Mekanisme Kontraksi Otot :
1. Pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin
dan miosin membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP.

2. Miosin merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP.

3. Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks


miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin.

4. Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara


bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya
aktin menghasilkan gaya fektorial.

5. Eksitasi saraf: berpikir dan belajar.

6. Transport aktif yaitu pemindahan yang menggunakan energi untuk mengeluarkan


dan memasukkan ion ion dan molekul melalui membrane sel yang bersifat
permeable dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil didalam sel.
Transport aktif melawan aliran perbedaan kensentrasi oleh karena itu membutuhkan
energi yang berupa ATP.

Anda mungkin juga menyukai