Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dermatologi (bahasa Yunani: derma yang berarti kulit) adalah cabang kedokteran
yang mempelajari kulit dan bagian-bagian yang berhubungan dengan kulit seperti rambut,
kuku, kelenjar keringat, dan lain sebagainya. Cabang-cabang dari dermatologi antara lain
adalah venereologi yaitu ilmu yang mempelajari penyakit yang ditularkan melalui alat
kelamin, dermatologi kosmetik dan bedah dermatologi.

Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Kulit memiliki fungsi
melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi
perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan
tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen
melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan dermatologi ?
2. Apa fungsi dan struktur kulit?
3. Apa saja kelenjar kelenjar kulit?
4. Apa saja modalitas rasa pada kulit?
5. Apa defenisi penyakit kulit dan macam-macam penyakit kulit ?
6. Bagaimana cara perawatan penyakit kulit ?

B. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini yaitu pembaca dapat mengetahui dan memahami banyak
tentang dermatologi.

1
BAB II
ISI
A. Pengertian Kulit (Dermatologi)
Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15%
dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika
kulit terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kafiler dan jaringan ikat akan
mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang
beregenerasi sehingga membentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan
karena meningkatnya jumlah kafiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan
yang terlihat melalui epitel.
Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak paling luar dan
menutupi seluruh permukaan tubuh. Karena letaknya paling luar, maka kulit yang pertama
kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit, maupun pengaruh buruk
dari luar. Fungsi kulit antara lain : melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan
mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Kulit juga penting bagi produksi vitamin D oleh
tubuh yang berasal dari sinar ultraviolet. Mengingat pentingnya kulit sebagai pelindung
organ-organ tubuh di dalamnya, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Selain sebagai
pelindung tubuh, kulit juga memiliki nilai estetika. Kulit yang bersih dan terawat akan
tampak indah dilihat.
Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu
iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, alergi, dan lain-lain.

B. Struktur Kulit

2
1. Kulit Ari (Epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang sebagian besar terdiri dari epitel
skuamosa yang bertingkat yang mengalami keratinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah.
Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1
milimeter pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1
milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut
keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui
dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima
lapisan kulit, yaitu :

a. Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis paling atas, dan
menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas
beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme,
tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan tanduk sebagian besar
terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten
terhadap bahan-bahan kimia, dikenal dengan lapisan horny. Lapisan horny, terdiri
dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan sel baru setiap 4 minggu,
karena usia setiap sel biasanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit terasa sedikit
kasar. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki
diri. Dengan bertambahnya usia, proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia
mencapai sekitar 60-tahunan, proses keratinisasi membutuhkan waktu sekitar 45-50
hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi kasar, lebih kering, lebih tebal,
timbul bercak putih karena melanosit lambat bekerjanya dan penyebaran melanin
tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya
elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk
mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit lebih dalam sehingga mampu
memelihara tonus dan turgor kulit. Lapisan tanduk memiliki daya serap air yang
cukup besar.
b. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di
bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan
lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-
kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya).

3
Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses
keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk
kumparan yang mengandung butir-butir dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan
berinti mengkerut. Lapisan ini paling jelas pada kulit telapak tangan dan kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel
yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma
berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya
bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-
sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar
antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit
makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang
berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir
melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam
salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi
yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam
amino dan glutation.
e. Lapisan benih (stratum germinatifum atau stratum basale) merupakan lapisan
terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan
tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu
dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demoepidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi
bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan
benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat
pigmen melanin kulit.

2. Kulit Jangat (Dermis)


Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung
rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh
darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi
rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk

4
batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan
minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut.

Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan
kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1-2 mm dan yang paling tipis
terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki.
Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai
selai dan sel-sel. Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan
membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi
tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan
dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat
merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot
penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu
roma atau bulu kuduk berdiri.

Kulit jangat terdiri dari serat serat kolagen, serabut serabut elastis, dan serabut
serabut retikulin. Serat serat ini bersama pembuluh darah dan pembuluhgetah bening
membentuk anyam anyaman yang memberikan perdarahan untuk kulit. Lapisan dermis
terdiri dari :

a. Lapisan papila, mengandung lekuk lekuk papila sehingga stratum malfigi juga ikut
berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar membentuk lapisan
bunga karang disebut lapisan stratum spongeosum. Lapisan papila terdiri serat
kolagen halus, alastin, dan retikulum yang tersusun membentuk jaringan halus
terdapat di bawah epidermis. Lapisan ini memegang peranan penting dalam
peremajaan dan penggandaan unsur unsur kulit. Serat retulin dermis membentuk
alas dari serabut yang menyisip ke dalam membran basal di bawah epidermis. Pada
umumnya papil papil kulit jangat rendah tapi pada telapak kaki dan telapak tangan
papil tinggi tebal dan banyak sehingga tampak berhimpitan membentuk rigi rigi
yang menonnjol di permukaan kulit ari dan membentuk pola sidik jari tangan dan jari
kaki. Setiap papil dibentuk oleh anyaman serabut hhalus yang mengandung serabut
elastin, padabagian ini terlihat lengkung lengkung kapiler dan ujung ujung saraf
perasa.
b. Lapisan retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen. Sebagian
besar lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit serat retikulin, dan banyak serat
elastin. Sesuai dengan arah jalan serat serat tersebut terbentuk garis ketegangan

5
kulit. Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada serat
kolagen, elastin, dan turunan kulit. Glikosaminoglikans utama kulit adalah asam
hialuronat,dermatan sulfat dengan perbandinganyang beragam di berbagai tempat,
bahandasar ini sangat hidrofilik. Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan ikat yang
lebih tebal. Dalam lapisan ini ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut kelenjar sebasea, kelenjar keringat, sel
lemak, danotot penegak rambut.

3. Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan
atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh
dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi
sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak
mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun.
Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, akan berkurang lemaknya dan
akibatnya kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

C. Fungsi Kulit

1. Fungsi Termoregulasi
Panas tubuh dihasilkan dari aktifitas metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti ini
harus dikeluarkan atau suhu tubuh akannaikdi atas batas normal. Pada lingkungan suhu
dingin panas harus dipertahankan atau suhu tubuh akan turun di bawah batas normal.

Pengeluaran panas melalui kulit berlangsung melalui proses evaporasi air (perubahan
molekul air) yang disekresi oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi (sekresi
keringat), difusi molekul air melalui kulit.

Retensi panas adalah salah satu fungsi dari kulit dan jaringan adiposa dalam lapisan
subkutan. Lemak merupakan insulator (pelepasan eenergi) panas untuk tubuh dan derajat
insulasi bergantung pada jumlah jaringan adiposa.

Pembuluh darah dalam papila demal juga dikendalikan oleh sistem saraf. Jika pembuluh
darah berdilatasi, aliran darah kepermukaan kulit meningkat, sehingga konduksi panas pada
bagian eksterior dapat terjadi. Peembuluh arah berkontraksi untuk menurunkan aliran darah
ke permukaan kulit dalam upaya memprtaankan panas tubu sentral.

6
Dalam pengaturansuu tubuh kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi otot
dengan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
mendapat nutrisi yang cukup bai tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin).
Pada bayi dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi ekstra cairan sehingga
kulit bayi tampak edema karena lebih banyak mengandung air dan nutrium.

2. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis (mis., gesekan, tarikan,
gangguan kimiawi) yang menimbulkan iritasi, gangguan panas (mis., radiasi, sinar
ultraviolet, dan infeksi dari luar [bakteri/jamur]). Bantalan lemak di bawah kulit berperan
sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit melindungi kulit dari sinar matahari.
Proteksi rangsangan kimia karena stratum korneum yang impermeabel terhadap zat kimia dan
air. Terdapat lapisan keasaman pada kulit untuk melindungi kontak zat kimia dengan kulit.
Sabun menyebabkan keasaman kulit berada antara pH 5-5, 6 merupakan perlindungan
terhadap infeksi dan jamur .sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.

3. Fungsi Absorpsi
Kulit yang sehat tidakmudah menyerap air dan larut tetapi cairan yang mudah menguap
lebih mudah diserap. Begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap
oksigen, karbon dioksida, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada
fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal atau tipisnya kulit, hidrasi,
kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan terjadi melalui celah antar-sel, menembus sel-sel
epidermis, dan saluran kelenjar

4. Fungsi Ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa metabolisme) dalam tubuh
berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Lapisan sebum berguna untuk melindungi kulit
karena lapisan sebum mengandung minyak untuk melindungi kulit, menahan air yang
berlebihan seingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keeringat
menyebabkan keasaman pada kulit.

5. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis untuk merangsang
panas yang diterima oleh dermis dan subkutis. Sedangkan untuk rangsangan dingin terjadi di
dermis. Perbedaan dirasakan oleh papila dermis markel renvier yang terletak pada dermis,
sedangkan tekanan dirasakan oleh epidermis serabut saraf sensorik yang lebih banyak
jumlahnya di daerah erotik.

7
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosom dibentuk alat golgi dengan bantuan
tiroksinasi yang meningkatkan metabolisme sel, ion Cu, dan oksigen. Sinar matahari
memengaruhi melanosom, pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangan tangan
dendrit, sedangkan lapisan di bawah oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya
dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal/tipisnya kulit.

7. Fungsi Keratinasi
Sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas
sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Selanjutnya inti sel
menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus
menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi lapisan
tanduk yang berlangsung kira kira 14-21 hari. Keratin memberi perlindungan kulit terhadap
infeksi melalui mekanisme fisiologis.

8. Fungsi Pembentukan Vitamin D


Pembentukan vitamin D berlangsung dengan mengubah dihidroksi kolestrol dengan
pertolongan sinar matahari. Kebutuhan vitamin D tidak cukup hanya dari proses tersebut,
pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

D. Kelenjar Keelenjar Kulit

Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.

1. Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel
rambut. Kelenjar ini tidak berhubungan dengan folikel rambut tetapi saluran bermuara
langsung ke peermukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan
kelenjar tarsalia pada kelopak mata. Kelenjar ini tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan
tangan dan terletak di dalam dermis.

Setiap kelenjar berkapsul jaringan ikat tipis berupa kelenjar alveolar yang membuat lipid.
Kebanyakan kelenjar alveolus bermuara ke dalam sebuah saluran keluar pendak dan lebar,
tercurah kedalam leher folikel rambut. Setiap alveolus terisi penuh dengan epitel berlapis
trletak d atas membran basal tipis yang permukaan dalamnya ditempati oleh sederetan sel
kubis kecil yang berhubungan dengan sel sel basal epidermis pada leheer folikel rambut.

8
2. Kelenjar Keringat
Kelenjar tubular bergelung tidak bercabang, terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar
kuku, batas bibir, glans penis, dan gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada
telapang tangan dan kaki. Bagian sekretori terletak di dalam dermis atau hipodermis
bergabung membentuk massa tersendiri. Duktusnya keluar menuju epidermis, berjalan
berkelok kelok menyatu dengan epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan
kulit. Tempat bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat dua macam kelenjar keringat :

Kelenjar keringat ekrin : Tersebar diseluruh kulit tubuh kecuali kulup penis, bagian dalam
telinga luar, telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Badan kelenjar terdapat antara perbatasan
kulit ari dan kulit jangat. Saluran berbelok beelok keluar berada pada lapisan jangat, brjalan
lurus ke lapisan epidermis, dan bermuara pada permukaan kulit pada pori pori keringat.
Kelenjar keringat apokrin : Kelenjar keringat yang besar hanya dapat ditemukan pada
ketiak, kulit puting susu, kulit sekitar alat kelamin, dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih
dalam, saluran keeluarnya berbelok belok, kemudian lurus menuju epidermis, dan bermuara
pada folikel rambut. Beersama keringat keluar bagian bagian sel kelenjar yang sudah rusak
dan berbau khas.
3. Kelenjar Mamae
Glandula mamae sebagai kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodeermal. Secara
fungsional termasuk sistem reproduksi, terletak di atas fasia pektoralis superfisialis dan
dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak, serta melekat erat
dengan kulit di atasnya. Di sekitar puting susu (papila mamae) terdapat retikulum kutis yang
tumbu dengan baik, dinamakan ligamentum suspensorium. Ke dalam puting susu bermuara
15 20 duktus lakiferus. Di sekitar papila mamae terdapat areola mamae yang mengandung
kelenjar sebasea montgomeri (glandula areola mamae) untuk melindungi dan melicinkan
puting susu pada waktu bayi mengisap. Pada daerah subkutan terdapat lobus lobus yang
berhubungan satu sama lain oleh jaringan areolar, pembuluh darah, dan duktus laktiferus.

E. Modalitas Rasa kulit


1. Rasa Mekanik
Beberapa modalitas (kualitas) rasa tekan, rasa raba, rasa getar, dan rasa geli berada
disetiap bagian tubuh tertentu. Dengan menggunakan aestesiometerdapat mengetahui bagian
kulit yang paling peka terhadap rangsangan pada permukaan kulit yang peka. Titik tekan
lebih padat dibandingkan dengan kulit lain. Hal ini merupakan manifestasi adanya reseptor
tekan pada kulit dibawahnya.

9
2. Rasa Suhu
Kulit mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor ini brfungsi
mengindra rasa dingin/panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh
reseptor dalam sistem saraf pusat, dengan pengukuran waktu reaksi dapat dinyatakan
kecepatan rasa dingin lebih cepat dibandingkan keecepatan hantaran rasa panas.
Rasa suhu kulit tetap (statis). bila seseorang berada dalam air hangat mula mula akan
timbul rasa hangat, kemudian rasa hangat tidak dirasakan lagi dan bila keluar dari air, rasa
hangat akan kembali. Hal ini karena tubu secara penuh beadaptasi terhadap suhu kulit yang
baru. Aaptasi penuh ini hanya terjadi pada suhu netral (suhu nyaman). Rasa hangat yang
mantap akan dirasakan di atas 36oC dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17oC.
Rasa suhu kulit yang berubah. Terdapat 3 parameter trtentu, yaitu suhu awal, kecepatan
perubahan suhu, dan luas kulit yang terpapar terhadap rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang
rendah ambang rasa hangat tinggi. Sedangkan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan
perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas atau dingin. Luasnya daerah kulit
yang terpapar juga berpengaruh pada timbulnya rasa panas/dingin.
Titik titik rasa dingin dan panas. Permukaan kulit yang peka terhadap rasa panas dan
dingin berlokasi pada titik titik tertentu. Kepadatan titik titik rasa suhu lebih rendah
dibanding titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih banyak dibandingkan rasa panas. Kulit
wajah merupakan daerah yang paling peka trhadap rasa suhu dan kepadatan titik titik rasa
dingin yang paling tinggi.
3. Rasa Prospriosepsi
Rasa prospriosepsi berasal dari dalam tubuh, disebut juga rasa dalam. Rasa ini tidak
terdapat pada kulit tetapi bagian yang lebih dalam, misalnya otot, tendo, dan sendi. Informasi
prospriosepsi dihantarkan ke medula spinalis melalui kolom dorsal dan masuk ke serebelum.
Sebagian berjalan ke laminikulus medial, talamus, dan sebagian lagi ke korteks. Impuls
berasal dari kumparan otot berbentuk urat golgi, organ sensorik dalam, dan sekitar sendi.
Neuron dalam korteks sensoris berespons terhadap gerakan gerakan tertentu.
4. Rasa Nyeri
Rasa nyeri ditimbulkan oleh rangsangan yang merusak. Rasa ini berfungsi melindungi dan
mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Rasa nyeri terdiri dari :
a. Nyeri proyeksi : Nyer yang timbul bila rangsangan bukan pada reseptornya tetapi langsung
pada serat saraf di salah satu tempat dalam perjalanan sarafnya. Nyerinya bukan pada tempat
rangsangan tetapi pada proyeksi perifer (ujung) saraf yang bersangkutan.

10
b. Nyeri alih : Rasa nyeri berasal dari alat dalam. Serat saraf yang terangsang di alat dalam dan
serat saraf dari kulit satu segmen dengan alat dalam, dan bersinaps pada satu neuron yang
smam serta menimbulkan eksitasi diinterpretasikan datang dari kulit.
c. Hiperalgesia : Salah satu bentuk nyeri khusus yang dialami seorang yang kulitnya terkena
rangsangan nosiseptif. Misalnya, terik matahari dan luka bakar. Bagian yang luka mengalami
vasodilatasi dan rasa nyeri yang lama kelamaan bagian yang nyeri akan menjadi lebih peka
trhaddap rangsangan mekanik. Kemungknan rasa nyeri ditimbulkan oleh zat kimia yang
akandi lepas oleh jaringan yang rusak, vasodilatasi berlangsung beberapa hari.
d. Hipolgesia : Menurunnya rasa nyeri (analgesia) akibat kerusakan saraf atau tindakan analgesia
dengan obat atau tusuk jarum. Hal ini dapat disertai dengan hilangnya modalitas rasa
(anestsia)
e. Nyeri kronis : Suatu perubahan pada sistem saraf pusat dalam pengolahan rasa nyerinya belum
diketahui sebabnya. Salah satu organ tubuh yang diamputasi dapat mengalami rasa nyeri
yang dirasakan seprti berasal dari bagian tubuh yang telah dibuang. Rasa nyeri ini sukar
diobati dan timbul karena gangguan sentral yang prosesnya belum dapat diterangkan.
5. Rasa Gatal
Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi perangsangan
tertentu. Rangsangan semakin kuat saat rasa gatal yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila
rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi maka rasa gatal yang dialami dapat hilang.
Pada jaras spinotalmik yang sedang diewati rasa gatal dilewati juga oleh rasa nyeri dengan
cara tertentu jika titik gatal sesuai dngan titik nyeri. Reseptor gatal terletak pada bagian kulit
permukaan, sedangkan reseptor nyri terdapat lebih dalam dari kulit.
F. Defenisi penyakit kulit
Penyakit kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari
segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk
menunjukkan efek. Masalah menjadi lebih mencemaskan jika pnyakit tidak merespon
terhadap pengobatan. Tidak banyak statistik yang membuktukan bahwa frekwensi yang tepat
dari penyakit kulit, namun kesan umum sekitar 10-20 persen pasien mencari nasehat medis
jika menderita penyakit pada kulit.
G. Penyebab Penyakit Kulit
Beberapa penyebab penyakit kulit yaitu :

1. Kebersihan diri yang buruk


2. Virus

11
3. Bakteri
4. Reaksi alergi
5. Daya tahan tubuh rendah

H. Berdasarkan Kategorinya Jenis-Jenis Penyakit Kulit Ada Beberapa Macam Yaitu :

Gangguan inflamasi

jenis penyakit kulit ini kebanyakan kondisinya jangka panjang, menyebabkan kemerahan,
pembengkakan, lesi, dan plak pada kulit, kulit meradan, melepuh dan berisi cairan.biasanya
menimbulkan rasa gatal. Yang termasuk jenis-jenis penyakit kulit kategori ini yaitu: eksim
(dermatitis), psoriasis, jerawat.

Penyakit kulit viral

Jenis penyakit kulit ini diakibatkan oleh virus dengan kondisi hidup pendek. Gejala
awalnya demam, ruam kulit, dan gejala lain seperti dingin. Penyakit ini menyebar melalui
kontak fisik. Termasuk jenis-jenis panyakit kulit kategori penyakit kulit viral: cacar air,
campak, herpes zoster.

Kanker Kulit

jenis penyakit kulit disebabkan oleh paparan sinar cahaya tertentu dari matahari dan dari
tanning bed. Kanker ini telah meningkat di masyarakat umum selama bertahun-tahun dan
telah muncul sebagai jenis utama kanker pada pria. Melanoma jenis penyakit kulit berupa
kanker berbentuk seperti tompel tapi terus membesar dan menyebar.

I. Tanda-tanda Gejala Penyakit Kulit

Tanda-tanda gejala penyakitt kulit berupa :

1. Gatal-gatal (saat pagi,siang,mala, ataupun sepanjamg hari)


2. Muncul bintik-bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang berisi cairan bning
ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh
3. Timbul ruam-ruam
4. Kadang disertai demam
5. Kemungkinan cara penularan
6. Penularan langsung : sentuhan langsung dengan penderita

12
7. Melalui perantara : malalui pakaian, selimut, handuk, sabun mandi yang dipakai
oleh penderita.

J. Macam-macam Penyakit Kulit Dermatologi


1. Eksim
Merupakan penyakit kulit yang di tandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik,
pecah-pecah, terasa gatal terutama pada malam hari (eksim karing), timbul gelembung-
gelembung kecil yang mengandung air atau nanah. Bengkak, melepuh, tampak merah, sangat
gatal dan terasa panas dan dingin yang berlebihan pada kulit (eksim basah). Bagian tubuh
yang sering diserang eksim yaitu tangan, kaki, lipatan paha, dan telinga.
Eksim disebabkankarena alergi terhadap rangsangan zat kimia tertentu seperti yang
terdapat dalam detergen, sabun, obat-obatan dan kosmetik, kepekaan terhadap jenis makanan
tertentu seperti udang, ikan laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin (MSG), dan lain-lain.
Eksim juga dapat disebabkan karena alergi serbuk sari tanaman, debu, rangsangan iklim,
bahkan gangguan emosi, Eksim lebih sering menyerang pada orang-orang yang berbakat
alergi. Penyakit ini sering terjadi berulang-ulang atau kambuh. Oleh karena itu harus
diperhatikan untuk mnghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi
(alergan).

2. Jerawat
Jerawat adalah kondisi kronis yang ditandai dengan pertumbuhan jerawat atau
bengkak dan sakit radang pada kulit yang tidak terkendali. Jerawat umumnya timbul di kulit
wajah, meskipun juga dapat timbul di dada, punggung, lengan atas, dan bahu. Jerawat
diketahui disebabkan oleh kecenderungan genetik serta ketidakseimbangan hormon. Stres
tidak dianggap sebagai penyebab, tetapi merupakan pemicu umum yang dapat memulai
wabah atau memperburuk kondisi. Ada berbagai pilihan pengobatan jerawat; untuk jerawat
kronis, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter kulit yang dapat memberikan
perawatan rutin dan berkesinambungan.

13
Fakta tentang penyakit jerawat 80% dari seluruh tubuh manusia pernah mempunyai
jerawat. Jerawat adalah penyakit kulit yang diakibatkan oleh bakteri yang tumbuh di kulit dan
pori-pori yang memiliki kelenjar minyak di bawah kulit. Jika tidak dilakukan pengobatan
pada tahap awal munculnya maka jerawat akan berkembang. Sebagai informasi, jerawat tidak
hanya bisa tumbuh dan berkembang di wajah tetapi juga bisa di punggung yang dinamakan
sebagai jerawat punggung.

Munculnya berbagai jenis penyakit kulit pada tubuh akan sangat menggangu aktifitas
sehari-hari jika serangan penyakit kulit tersebut terdapat pada anggota tubuh yang sering kita
gunakan untuk bergerak seperti tangan dan kaki, selain itu rasa percaya diri juga akan
menurun karena ganguan penyakit kulit ini. Jerawat, campak, kudis dan kurap merupakan
jenis-jenis penyakit kulit yang sangat mengganggu rasa percaya diri karena sering menyerang
bagian muka, dan kulit yang tidak tertutup oleh pakaian.

Tipe-tipe jerawat

Komedo.

Komedo sebenarnya adalah pori-pori yang tersumbat, bisa terbuka atau


tertutup. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihat seperti pori-pori yang membesar
dan menghitam. Komedo yang tertutup (whitehead) memiliki kulit yang tumbuh di
atas pori-pori yang tersumbat sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil. Jerawat
jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan sekresi kelenjar minyak yang
berlebihan pada kulit.

Jerawat biasa.

14
Jenis jerawat ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan.
Terjadi karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi oleh bakteri jenis
propionibacterium acne. Bakteri ini biasanya hidup di saluran kelenjar sebaceous
yang tersumbat, yaitu di daerah tempat beradanya asam lemak pada kantung kelenjar
sebaceous yang tersembunyi di dalam pori-pori kulit. Diberi nama propionibacterium
karena mampu memproduksi asam propionik (propionic acid). Bakteri ini merupakan
jenis anaerobik sehingga dapat hidup tanpa butuh oksigen, dan mempunyai ciri-ciri
aerotolerant yang menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya [sumber: Video cara
mengatasi jerawat]. Bakteri yang menginfeksi bisa dari waslap, kuas make up, jari
tangan, juga telepon. Stres, hormon dan udara yang lembap, dapat memperbesar
kemungkinan terbentuknya jerawat.

Jerawat batu (Cystic acne).

Cystic acne adalah jerawat yang besar-besar, dengan peradangan hebat,


berkumpul diseluruh muka. Penderita cystic acne biasanya juga memiliki keluarga
dekat yang menderita jerawat jenis ini. Secara genetik penderitanya memiliki:

1. Kelenjar minyak yang over aktif yang membanjiri pori-pori dengan kelenjar
minyak,
2. Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal yang tidak bisa beregenerasi secepat
kulit normal
3. Memiliki respon yang berlebihan terhadap peradangan sehingga meninggalkan
bekas di kulit.

3. Kudis
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan pleh parasit/tungau yang gatal taitu
Sarcoptes scabiei var hominis. Kudis lebih sering terjadi di daerah yang higienisnya buruk
dan menyerang orang yang kurang menjaga kebersihan tubuhnya. Gjala yang timbul antara
lain : timbul gatal yang hebat pada malam hari. Gatal yang terjadi terutama dibagian sla-sela
jari tangan, dibawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerola (area sekeliling
puting susu), dan permukaan depan pergelangan. Penyakit ini mudah sekali menular ke orang
lain secara langsung misalnya bersentuhan dengan penderita, atau tidak langsung misalnya
melalui handuk atau pakaian.

15
4. Kurap
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Gejalany antara lain yaitu :
kulit menjadi tebal dan timnul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab, berair, dan terasa gatal,
kemudian timbul bercak keputih-putihan. Kurap biasanya timbul karena kurang menjaga
kebersihan kulit. Bagaian tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher, dan
kuolit kepala.

5. Bisul (Furunkel)
Bisul merupakan infeksi berupa benjilan, tampak memerah, yang akan membesar,
berisi nanah, dan terasa panas, dapat tumbuh di semua bagian tubuh, namun biasnya tumbuh
pada bagian tubuh yang lembab, seperti : leher, lipatan lengan, atau lipatan paha, kulit kepala.
Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokud aureus pada kulit melalui falikel
rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian menimbulkan infeksi lokal. Faktor
yang meningkatkan resiko trkena bisul antara lain kebersiham yang buruk, lukayang
terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori, dan pemakaian bahan
kimia.

16
6. Campak (Rubella)
Merupakan penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus, dan biasnya
menyerang anak-anak. Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit kepala,
badan terasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mara. Setelah beberapa hari dari gejala
tersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian tubuh.

K. Upaya Pencegahan Terjadinya Penularan Penyakit kulit


1. Tingkatkan kebersihan diri.
2. Tingkatkan kekebalan tubuh dengan cara banyak mengkosumsi makanan bergizi
(multivitamin) dan istirahat yang cukup.
3. Hindari kontak langsung dengan penderita, bila bersentuhan atau bersinggungan
dengan penderita segera cuci tangan dengan air bersih yang mengalir bila perlu
menggunakan sabun.
4. Hindari penggunaan perlengkapan pribadi secara bersamaan (selimut, pakaian,
handuk, sabun mandi, dll).
5. Lakukan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang menderita

penyakit kulit yang cendrung menular.

Dampak yang mungkin terjadi bila penyakit kulit yang cendrung menular tidak ditangani
secara cepat dan benar :

1. Gangguan rasa nyaman gatal meningkat/berlarut-larut


2. Menigkatkan resiko penularan kepada anggota keluarga yang lain
3. Kerusakan jaringan kulit
4. Gangguan/hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
5. Mesalah ksehatan kemungkinan bertambah (gangguan pemenuhan kebutuhan
istirahat).

17
L. Cara Perawatan Penyakit Kulit

Ada beberapa cara perawatan penyakit kulit yaitu :

1. Hindari menggaruk area gatal, bila gatal lebih baik diusap-usap atau bisa juga
direndam air hangat (tetapi harus dipastikan tidak ada luka/bula-bula yang berisi
cairan/nanah tidak pecah)
2. Pada area gatal dan terdapat luka/bekas bula yang pecah hindari terkena air (bila
dipermukaan tubuh terdapat luka/bekas bula yang pecah untuk sementara waktu
jangan mandi)
3. Bila terdapat luka berisi nanah/cairan yang pecah, segera keringkan menggunakan
kapas, dan buang kapas pada tempat sampah (jangan diletakkkan disembarangan
tempat)
4. Jaga kebersihan diri dan ganti pakaian sehari minimal sekali.
5. Tingkatkan kekebalan tubuh dengan mengkosumsi makanan bergizi dan istirahat
secara cukup. Lakukan kompres dengan rivanol pada daerah bekas luka yang
pecah atau bernanah.
M. Obat Topikal atau Obat Oles
1. Prinsip Terapi Topikal/oles
Terapi topikal memungkinkan pengiriman langsung obat ke kulit dengan resiko efek
samping sistemik yang minimal . Masalah dalam penggunaan obat ini termasuk
ketidakpatuhan akan tata cara dan waktu menggunakan obat dan ketidaknyamanan aplikasi.
Efektivitas obat topikal tergantung pada kemampuan mereka untuk menembus epidermis. Hal
ini dipengaruhi oleh pilihan dan konsentrasi obat, vehikulum dan zat dasar obat, serta usia
dan tingkat hidrasi kulit.
Berikut beberapa hal terkait obat oles :
Zat memasuki kulit yang berusia tua akan lebih mudah, tapi bersihan yang sampai ke
sirkulasi lebih lambat karena perubahan pada matriks dermal dan berkurangnya pembuluh
darah, sehingga kulit mungkin lebih peka terhadap baik efek menguntungkan maupun
merugikan dari obat oles tersebut.
Penggunaan pelembab untuk meningkatkan hidrasi kulit sebelum aplikasi agen topikal
seperti kortikosteroid dapat meningkatkan penetrasi mereka lima kali lipat. Oklusi kulit juga
akan meningkatkan penetrasi obat.

18
Kondisi spesifik dan daerah tubuh yang mendapat terapi juga penting, misalnya, penyerapan
lebih besar terjadi pada daerah fleksor dan kortikosteroid yang kurang kuat dapat digunakan
pada daerah tersebut .
2. Vehikulum
Pemahaman tentang vehikulum yang digunakan adalah penting untuk efektivitas dari
terapi topikal yang diresepkan. Vehikulum dapat menghidrasi kulit, memiliki efek
antiinflamasi, dan membantu zat aktif obat untuk menembus kulit.
Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan emolien. Mereka
mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi
bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan dermatitis kontak alergi.
Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik ditoleransi.
Salep tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis minyak yang dapat
membentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kulit untuk
mempertahankan air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta
meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu berguna dalam kondisi kulit kering
kronis. Salep tidak mengandung bahan pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan tubuh yang luas
dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek mengeringkan dan mendinginkan.
Gel adalah suspensi encer obat yang tidak larut seperti kortikosteroid, asam salisilat, dan
retinoid. Obat tersebut ditambahkan gel untuk membantu penyerapan mereka.
3. Agen topikal
a. Emolien
Istilah "emolien" mencakup beragam produk, termasuk bahan pengganti sabun, aditif
mandi, krim, salep dan bahkan produk aerosol semprot. Emolien penting dalam
pengelolaan gatal, kondisi kulit kering, mengurangi gejala simptomatis, dan dapat
mengurangi kebutuhan untuk kortikosteroid topikal. Efek emolien bersifat sementara dan
aplikasi masih sering dibutuhkan bahkan setelah perbaikan klinis awal. Pilihan
menggunakan emolien didasarkan pada sifat penyakit tersebut, tingkat keparahan, dan
keinginan pasien. Emolien, krim, salep dan semprotan sangat baik diberikan setelah
mandi. Banyak emollien mengandung bahan pengawet dan zat aditif lainnya, dan
sensitisasi kadang-kadang dapat terjadi.

19
b. Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid topikal diklasifikasikan sesuai dengan potensi mereka . Efek kulit dari
kortikosteroid topikal meliputi vasokonstriksi, penurunan permeabilitas pembuluh darah
dermal, dan penghambatan phospholipase, fibrin dan kinin. Penghambatan
phospholipase akan menyebabkan penyumbatan jalur asam arakidonat, yang penting
sebagai mediator reaksi inflamasi. Sehingga terjadilah efek Anti-inflamasi , dan beberapa
kondisi yang responsif terhadap kortikosteroid seperti eksim, biasanya menunjukkan
perbaikan klinis dalam waktu 2 minggu setelah memulai pengobatan dengan agen yang
potensial. Kondisi kulit yang mengalami inflamasi seperti di daerah kulit wajah, daerah
lipatan atau alat kelamin memerlukan kortikosteroid berpotensi ringan atau, paling tidak,
kortikosteroid potensi sedang. Sebaliknya, telapak tangan, tumit dan kulit yang menebal
(yang mungkin terjadi akibat garukan kronis ) sering memerlukan kortikosteroid potensi
kuat atau sangat kuat.
Kortikosteroid harus dioleskan sekali atau dua kali sehari. Jumlah yang diberikan dapat
dinilai secara sederhana dengan menggunakan 'konsep unit ujung jari' (Fingertip
Unit/FTU) - yakni sejumlah salep atau krim sepanjang ujung jari dewasa adalah
berjumlah kira-kira sekitar 0,5 g dan cukup untuk mengobati kulit yang sakit seluas 300
cm 2 . Sebuah aplikasi tunggal untuk satu lengan atau kaki, misalnya, memerlukan 3
FTU atau 6 FTU, masing-masingnya.
Kegagalan respon terhadap kortikosteroid topikal dapat terjadi sebagai akibat dari
diagnosa yang salah, infeksi kulit atau kutu, alergi kontak, kurang patuh, atau aplikasi
yang tidak memadai . Pengobatan dengan kortikosteroid topikal yang tidak memadai
akibat penggunaan obat dalam jumlah yang terlalu sedikit ataupun berpotensi rendah
merupakan masalah signifikan dan sekarang tampaknya lebih sering terjadi dalam
praktek klinis daripada overtreatment akibat penggunaan jangka panjang dengan
kortikosteroid yang berpotensi tinggi. Resiko efek samping meningkat sesuai dengan
potensi kortikosteroid tersebut.
c. Retinoid
Topikal Retinoid topikal adalah kelompok obat yang unik sebab banyak diresepkan
untuk berbagai kondisi kulit, termasuk psoriasis, jerawat dan photodamage. Retinoid
topikal yang pertama dibuat adalah turunan sintetis vitamin A. Senyawa baru (misalnya,
adapalene) memiliki konfigurasi struktural yang berbeda tetapi juga bekerja melalui
reseptor untuk retinoid. Efek samping dari retinoid topikal termasuk deskuamasi kulit
dan eritema, menyebabkan dermatitis iritan ringan.

20
Tazarotene adalah agonis reseptor retinoid selektif dengan efek anti inflamasi dan
antiproliferatif yang bekerja pada keratinosit. Digunakan sebagai terapi untuk psoriasis
plak yang mempengaruhi sampai 10% dari luas kulit. Obat ini diberikan sekali sehari
selama sampai 12 minggu dan tersedia sebagai gel 0,05-0,1%. Efek samping meliputi
iritasi kulit lokal, eritema, terbakar, photosensitivity, dan memperburuk psoriasis.
Penggunaan Tazarotene harus dihindari oleh wanita usia subur, dan pemberian pada kulit
wajah dan lipatan. Kombinasi pengobatan dengan kortikosteroid topikal dan fototerapi
terbukti efektif.
Adapalene adalah obat retinoid topikal digunakan untuk jerawat. Obat ini kurang iritan
dibandingkan obat retinoid geherasi yang lebih tua lainnya dan efektif baik untuk jerawat
tipe komedonal maupun yang inflamasi.
Tretinoin dan isotretinoin berguna untuk jerawat komedonal tetapi memiliki sedikit efek
pada jerawat inflamasi.
d. Derivatif Vitamin D Topikal
Vitamin D analog telah ditetapkan sebagai terapi topikal pilihan pertama dalam
pengobatan psoriasis. Produk-produk ini secara kosmetik dapat diterima, karena mereka
tidak berbau dan tidak meninggalkan noda atau tanda pada pakaian atau kulit dimana hal
ini merupakan kelebihan yang signifikan dibandingkan perawatan dengan obat topikal
tradisional, seperti menggunakan tar batubara dan produk dithranol. Derivatif vitamin D
topikal dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid topikal dan fototerapi. Kalsipotriol
adalah analog vitamin D yang menekan proliferasi keratinosit dan menginduksi
diferensiasi epidermis. Obat ini digunakan dalam pengobatan psoriasis plak ringan
sampai sedang yang mempengaruhi hingga 40% dari luas permukaan tubuh. Obat ini
tidak boleh digunakan atau psoriasis tipe eritrodermik ataupun pustular. Manfaat
maksimal terlihat setelah 8-12 minggu dengan permberian sekali atau dua kali sehari.
Hiperkalsemia dapat terjadi jika dosis yang dianjurkan 100 g per minggu terlampaui.
Efek samping lainnya termasuk iritasi lokal, pruritus, dan eritema. Kalsipotriol
merupakan kontraindikasi pada kehamilan dan tidak boleh digunakan pada daerah wajah.
Tacalcitol digunakan sekali sehari, sebaiknya pada malam hari. Efek samping nya adalah
serupa dengan kalsipotriol. Obat ini tidak diizinkan untuk digunakan pada anak-anak.
Calcitriol adalah salah satu topikal vitamin D analog terbaru. Di Inggris, dilisensikan
untuk digunakan pada wajah dan daerah flexor sebagai tambahan psoriasis yang terdapat
pada badan dan ekstremitas. Obat ini diberikan dua kali sehari sampai maksimum 210 g
per minggu.

21
e. Inhibitor Kalsineurin
Penghambat kalsineurin adalah kelas baru Immunomodulator topikal yang berkerja
dengan mengurangi inflamasi melalui penekanan sel T. Tacrolimus dan pimecrolimus
telah dinilai oleh Institut Nasional Inggris untuk Kesehatan and Kelayakan Klinik
(NICE). Mereka direkomendasikan sebagai pengobatan lini kedua untuk eksim atopik
sedang sampai berat yang tidak dapat dikendalikan oleh kortikosteroid topikal atau
ketika terdapat resiko tinggi efek samping kortikosteroid seperti atrofi kulit. Efek
samping utama obat golongan ini adalah iritasi kulit, terbakar, eritema, infeksi, dan
intoleransi alkohol. Efek samping jangka panjang seperti kecenderungan untuk terjadinya
keganasan kulit tidak diketahui. Perawatan dengan obat golongan ini harus dimulai
hanya oleh dokter (termasuk dokter umum) dengan minat khusus dan pengalaman di
bidang dermatologi.
Tacrolimus dapat digunakan pada semua area tubuh, termasuk wajah dan daerah flexor.
Pada orang dewasa, salep 0,1% dapat digunakan dua kali sehari selama 3 minggu sebagai
awal; kemudian dilanjutkan Salep 0,03% sekali atau dua kali sehari. Pada anak-anak di
atas usia 2 tahun, hanya salep 0,03% yang diijinkan untuk digunakan.
Pimecrolimus tersedia sebagai krim 1% dan dapat digunakan dua kali sehari di daerah
termasuk leher, wajah dan flexor pada orang dewasa dan anak-anak berusia 2-16 tahun.
Obat ini dapat digunakan untuk jangka pendek atau intermiten dalam pengobatan jangka
panjang untuk mencegah suar. Efek samping yang terjadi sama dengan tacrolimus.
f. Antibakteri Baru
Retapamulin merupakan turunan dari antibakteri pleuromutilin, merupakan produk
mutilus Pleurotus , sejenis jamur merang. Salep Retapamulin 1% merupakan antibakteri
baru yang diijinkan untuk pengobatan impetigo, luka terinfeksi, dan luka jahitan untuk
pasien berusia 9 bulan ke atas. Obat ini harus digunakan pada daerah yang terinfeksi dua
kali sehari selama 5 hari. Efek sampingnya termasuk iritasi kulit, nyeri, gatal, dan
kemerahan.

22
BAB III

KESIMPULAN

1. Dermatologi (bahasa Yunani: derma yang berarti kulit) adalah cabang kedokteran yang
mempelajari kulit dan bagian-bagian yang berhubungan dengan kulit seperti rambut,
kuku, kelenjar keringat, dan lain sebagainya
2. Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak paling luar dan
menutupi seluruh permukaan tubuh. Karena letaknya paling luar, maka kulit yang
pertama kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit, maupun
pengaruh buruk dari luar. Fungsi kulit antara lain : melindungi permukaan tubuh,
memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu.
3. Penyakit kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari segala
usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk
menunjukkan efek. Penyebab penyakit kulit yaitu : kebersihan diri yang buruk, virus,
bakteri, reaksi alergi, daya tahan tubuh rendah.
4. Berdasarkan Kategorinya Jenis-Jenis Penyakit Kulit Ada Beberapa Macam Yaitu :
Gangguan inflamasi, penyakit kulit viral, kanker Kulit.
5. Tanda-tanda gejala penyakitt kulit berupa : Gatal-gatal (saat pagi,siang,mala, ataupun
sepanjamg hari), muncul bintik-bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang berisi cairan
bning ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh, timbul ruam-ruam, kadang disertai
demam, kemungkinan cara penularan, penularan langsung : sentuhan langsung dengan
penderita, melalui perantara : malalui pakaian, selimut, handuk, sabun mandi yang
dipakai oleh penderita.
6. Macam-macam Penyakit Kulit Dermatologi yaitu : Eksim, jerawat, kudis, kurap, bisul
(Furunkel), campak (Rubella).
7. Dampak yang mungkin terjadi bila penyakit kulit yang cendrung menular tidak ditangani
secara cepat dan benar : Gangguan rasa nyaman gatal meningkat/berlarut-larut,
menigkatkan resiko penularan kepada anggota keluarga yang lain, kerusakan jaringan
kulit, gangguan/hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, masalah ksehatan
kemungkinan bertambah (gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat).

23
DAFTAR PUSTAKA

2. Drs. H. Syafuddin, AMK (2014). AnatomiFisiologi edisi 4. Penerbit buku


kedokteran.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Dermatologi
4. Muammar. (2006). Penyebab penyakit kulit. Diunduh pada tanggal 18 Oktober 2016
dari Http://obatherbalplus.com/penyebab-penyakit-kulit/
5. Indrayatna. (2010). Penyakit kulit, tanda dan gejala, cara penularan, dampaj dan
upaya pencegahan. Diunduh pada tanggal 18 Oktober 2016 dari
http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/kulit.htm
6. Fenissa. (2004). Penyakit kuli. Diunduh pada tanggal 18 Oktober 2012 dari
http://www.dectology.com/penyakit-kulit.htm
7. http://www.kesehatan123.com/1034/penyakit-kulit/
8. http://www.medicinestuffs.com/2011/05/farmakologi-dermatologi-obat-
topikal.html?m=1

24

Anda mungkin juga menyukai