Anda di halaman 1dari 8

Materi Pelajaran Seni Karawitan

Kelas VII (Tujuh)


Bayu Ari wibowo, S.Sn

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA
Alamat : Jalan Wardani 1 Yogyakarta, Telepon 512169 Kode Pos 55224
2

Karawitan dan Gamelan

A. Pengertian Karawitan dan Gamelan


Karawitan berasal dari kata rawit yang berarti: kecil, pedas, rumit dll.
Dalam makna secara luas karawitan adalah seni suara yang mempunyai sistem
nada pentatonis yaitu laras slendro dan pelog, baik instrumental maupun vokal.
Gamelan adalah tetabuhan. Di gamel berarti ditabuh atau dipukul, maka dari itu
untuk memainkan gamelan dengan cara ditabuh atau dipukul. Gamelan juga
biasa disebut GANGSA. Kata Gangsa berasal dari Dasa, singkatan nama bahannya
yang baik terbuat dari perunggu. Perunggu ini merupakan campuran dari
tembaga dan rejasa. Keduanya diambil dari suku kata akhir yaitu Ga dan Sa
sehingga berbunyi Gasa. Dalam perkembangnya kata gasa menjadi gangsa yang
diucapkan sekarang ini. Nama ga sa dapat juga diambil dari jumlah perbandingan
bahan. Jumlah perbandingan antara rejasa dengan tembaga adalah tiga (Jawa:
telu) dibanding sedasa (Jawa: sepuluh). Ini juga lalu diambil suku kata yang
terakhir yaitu Ga dan Sa, sehingga berbunyi Ga Sa.
Ditinjau dari bentuk fisiknya, gamelan berbentuk bilah dan pencon.
Pencon dari kata pencu yang berarti suatu bentuk penonjolan ke atas. Untuk
jelasnya lihat gambar lampiran.
- Bentuk bilah : slenthem, demung, saron, peking atau saron
penerus, gender, dan gambang
- Bentuk pencon : bonang penembung, bonang barung, bonang
penerus, kethuk, dan kenong
- Jenis alat petik : clempung dan siter
- Jenis alat gesek : rebab
- Jenis alat tiup : suling
- Jenis alat pukul
(kulit/membran) : kendhang, bedug

B. Nama Laras Gamelan, Bilah Gamelan dan Nama Nada


Gamelan yang ada di Indonesia khususnya Jawa ini terdiri dari dua laras
yaitu laras slendro dan laras pelog. Di dalam laras slendro atau laras pelog, bilah-
bilah gamelan itu ada namanya yakni sebagai berikut:
1. Nama urutan bilah pada laras slendro
Bilah I = barang, diberi tanda angka nada 1, dibaca ji
Bilah II = gulu, diberi tanda angka nada 2, dibaca ro
Bilah III = dhada, diberi tanda angka nada 3, dibaca lu
Bilah IV = lima, diberi tanda angka nada 5 dibaca ma
3

Bilah V = nem, diberi tanda angka nada 6 dibaca nem


2. Nama urutan bilah pada laras pelog
Bilah I = panunggul, diberi tanda angka nada 1, dibaca ji
Bilah II = gulu, diberi tanda angka nada 2, dibaca ro
Bilah III = dhada, diberi tanda angka nada 3, dibaca lu
Bilah IV = pelog, diberi tanda angka nada 4 dibaca pat
Bilah V = lima, diberi tanda angka nada 5 dibaca lima
Bilah VI = nem, diberi tanda angka nada 6 dibaca nem
Bilah VII = barang, diberi tanda angka nada 7 dibaca pi

C. Tugas masing-masing Alat Gamelan


Kendhang : disebut pamurba irama. Instrumen ini menentukan
bentuk gending, mengatur irama jalanya gending,
mengatur berhenti/mandeg atau suwuk gending

Kethuk : disebut pamangku irama. Menguatkan dan mendukung


kendhang dalam perjalanan irama gending.

Kenong : disebut pamangku irama, menentukan batas-batas


gatra di dalam gending.

Gong : disebut pamangku irama, menguatkan kendhang dalam


menentukan bentuk gending, sebagai finalis.

Kempul : menentukan batas-batas gatra berdasarkan bentuk


gendingnya.

Rebab : disebut pamurba lagu, menentukan lagu dan buka.

Gender : disebut pamangku lagu, memperindah lagu dengan


aneka cengkoknya dan buka.

Bonang : disebut pamangku lagu, memperindah lagu dengan


aneka cengkoknya dan buka.

Gambang : disebut pamangku lagu, memperindah lagu dengan


aneka cengkoknya.
4

Slenthem, : sebagai pamangku lagu, tugasnya memainkan pola dari


demung, saron lagu pokok atau balungan.

Siter, bonang : sebagai pamangku lagu, tugasnya menghias lagu.


penerus, peking

Catatan :
Pamurba adalah penguasa, pemimpin. Pamurba irama berarti yang berhak
menentukan jalanya irama, demikian dengan pamurba lagu yaitu memimpin
jalanya lagu.
Pamangku adalah mereka yang melaksanakan segala ide dari pamurba,
pamangku harus patuh kepada pamurba.

D. Sikap Menabuh Gamelan


Sikap menabuh gamelan yang baik, pikiran harus tenang, penuh
konsentrasi,tidak ramai, tidak sambil bicara atau gaduh. Duduk bersila, badan
tegap, pandangan mengarah satu sasaran yaitu alat yang ditabuh. Sikap duduk
diusahakan persis di tengah instrumen yang dihadapi. Di dalam menabuh harus
mendengarkan instrumen lain terutama kendhang karena sebagai pengatur
irama, sehingga bila ada perubahan irama dapat mengikuti dan
melaksanakannya.

E. Menabuh Slenthem, Demung, dan Saron


Supaya nada-nadanya terdengar nyaring, maka harus menggunakan
pathetan atau tekanan. Caranya adalah Bersamaan dengan menabuh nada yang
lain, bilah yang baru ditinggalkan harus dipathet (ditekan) supaya getarannya
mati. Contoh: 2 1 6 5, bertepatan menabuh bilah 1, bilah 2 harus dipathet.
Bersamaan nabuh bilah 6, bilah 1 dipathet dan seterusnya.
Cara mathet bilah:
Ibu jari sebelah kiri ada disebelah atas bilah, keempat jari di sebelah bawah bilah,
ini hanya berlaku pada tabuhan slenthem, demung, saron.

F. Tabuhan Bonang
Tabuhan bonang gembyang
Gembyang adalah menabuh nada sama tetapi berselisih satu gembyang atau
satu oktaf misalnya: 3 atau 5 6
3 5 6
5

G. Gending Lancaran
Disebut lancaran, sebab ini termasuk gending kecil, biasanya disajikan
dalam tempo cepat, sesuai dengan namanya lancar berarti cepat. Satu gongan
lancaran terdiri dari 8 balungan, contoh:
Lanc Bindri Laras Slendro Patet Sanga (Penting: sebagai materi pelajaran praktek)
Buka bonang : % . ! ^ % # @ 1 @ # @ 1 % . % g.
t 5 5
I I P B I P P P

_ =. 6 =. n5Q
. p2Q . n1Q
. p2T . n1T
. p6T . ng5T _
Keterangan simbol:
= : Kethuk g. : Gong ageng
n : Kenong _...._ : Tanda berulang-ulang
p : Kempul
G. : Siyem/suwukan
Kendangan lancaran:
Buka : I I P B I P P gP
Baku : _P I P P P B P P
P B P P P B P P_
Suwuk : P I P I P B P I
B P . B . P P g.
Keterangan simbol bunyi kendhang:
I : Tak B : Dhang
P : Thung

H. Titi laras kepatihan laras slendro dan pelog

Titi laras adalah berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari 2 suku kata
yaitu titi dan laras. Titi berarti tanda, sedangkan laras berarti nada. Kata titi laras
berarti tanda nada atau simbol nada atau istilah umumnya disebut notasi.,
6

dengan titi laras dimaksudkan untuk dapat menuliskan, membaca maupun


mendokumentasikan lagu dan gending. Titi laras Kepatihan adalah titi laras yang
semula hidup dan berkembang di kepatihan kraton Surakarta diciptakan oleh
Raden Mas Tumenggung Wreksadiningrat pada tahun 1890. Slendro dan pelog
merupakan nama larasan gamelan, Slendro adalah suatu laras yang di dalam satu
gembyangan terbagi atas 5 nada yang jarak intrval (swarantara)nya hampir sama,
sedangkan pelog mempunyai 7 nada yang jarak interval (swarantara)nya tidak
sama. Dalam materi pembelajaran ini, titi laras yang dipelajari adalah titi laras
gending Bubaran Udan Mas laras pelog patet barang.

Buka : .777 5672 2765 555g5

Baku : _ =65=3n2 =6p5=3n2 =3p3=2n3 =6p5=3Gn2

=65=3n2 =6p5=3n2 =3p3=2n3 =6p5=3Gn2

=75=6n7 =5p6=7n2 =2p7=6n5 =6p7=6nG5

=75=6n7 =5p6=7n2 =2p7=6n5 =6p7=6ng5 _

Dua hal pokok dalam pembelajaran ini adalah bagaimana cara membaca
maupun menulis titi laras bubaran Udan Mas laras pelog patet barang yang di
dalamnya meliputi pengucapan titi laras maupun simbol/lambang instrumen dari
pengucapan tersebut.

I. Teknik tabuhan kelompok ricikan balungan pada gending bubaran Udan Mas
laras pelog patet barang
Kelompok ricikan balungan adalah ricikan yang bertugas membawakan melodi
pokok lagu gending pada penyajian sebuahg gending yang meliputi ricikan saron
demung, saron ricik, saron peking, dan slenthem. Pengertian gending adalah lagu
yang diatur menuju ke arah bentuk, sedangkan bubaran adalah salah satu bentuk
gending yang mempunyai ketentuan tertentu.
Letak tabuhan kelompok ricikan balungan dalam skema gending :
.... .... .... ....
.... .... .... .... Tanda titik adalah ketukan tabuhan ricikan balungan
Bubaran adalah salah satu bentuk gending yang mempunyai ketentuan yaitu :
1 kali tabuhan ricikan gong terdapat 16 tabuhan balungan ; 4 tabuhan ricikan
kenong pada hitungan ke 4, 8, 12, 16 ; 3 tabuhan ricikan kempul pada hitungan
ke 6, 10, 14 ; dan 8 tabuhan kethuk pada hitungan 1 dan 3 pada setiap gatra.
7

Dalam penyajian gending Bubaran Udan Mas laras pelog patet barang kelompok
ricikan balungan menggunakan teknik tabuhan mlaku atau mlampah, tabuhan
peking menggunakan teknik nikeli.
Contoh gambar ricikan balungan :

Saron demung Gender Barung


Di dalam ricikan balungan mengenal istilah mathet yaitu memegang
ujung bilah untuk mendapatkan suara dari bilah yang terdengar enak dan tidak
menggema. Cara memathet adalah dengan memegang ujung bilah yang ditabuh
bersama dengan menabuh nada yang lain dan seterusnya secara berurutan. Alat
pemukul kelompok ricikan balungan dinamakan gandhen yang terbuat dari kayu.
Fungsi dari kelompok ricikan balungan adalah sebagai pamangku lagu yang
berarti membawakan lagu pokok atau lagu balungan gending.
J. Teknik tabuhan kelompok ricikan garap pada gending bubaran Udan Mas
laras pelog patet barang
Pengertian tabuhan ricikan garap adalah bagaimana cara
membunyikan/menabuh kelompok ricikan tersebut. Pengertian garap adalah
tata cara yang menyangkut tentang teknik tabuhan ricikan dalam penyajian
gending tertentu. Ricikan garap dalam kategori untuk penabuh pemula meliputi ;
kendang, bonang barung dan bonang penerus, dikelompokkan dalam ricikan
garap karena cara menabuhnya berlainan dengan kelompok balungan yang
hanya membawakan melodi pokok saja. Adanya pengembangan notasi dan
teknik tabuhan inilah yang sering disebut garap. Dalam tabuhan ricikan garap
dikenal beberapa teknik diantarannya: mipil lamba, mipil rangkep, gembyang
untuk ricikan bonang barung dan penerus, sedangkan pada ricikan kendang
mengenal istilah buka, baku, dan suwuk
Contoh gambar instrumen garap untuk penabuh pemula antara lain:
8

Bonang Barung Bonang Penerus

Kendang ageng dan Kendang Batangan


Ketipung

K. Teknik tabuhan kelompok ricikan struktural pada gending bubaran


Udan Mas laras pelog patet barang

Dalam seperangkat gamelan terbagi menjadi 3 kelompok ricikan yang


salah satunya adalah kelompok ricikan struktural. Pengertian ricikan
struktural adalah ricikan yang cara membuyikannya dalam sebuah
penyajian gending berbunyi secara berurutan atau berpola, ricikan
tersebut antara lain ;
1. Kethuk 5. Gong
2. Kempyang
3. Kenong
4. kempul

Ricikan Kempul, Siyem, Gong Ageng Ricikan Kethuk dan Kempyang

Anda mungkin juga menyukai