Block Av
Block Av
Pada blok AV derajat tiga atau blok jantung komplit, tidak ada sinus impuls yang
dikonduksi.
Jadi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa ada berbagai keadaan yang dapat
menurunkan konduksi impuls melalui berkas AV atau yang sama sekali memblok
adalah:
a. Iskemia nodus AV atau serat-serat berkas AV seringkali memperlambat atau
menghambat konduksi dari atrium ke ventrikel. Insufisiensi koroner dapat
menyebabkan iskemia nodus AV dan juga berkas His dengan cara yang sama,
sehingga dapat menyebabkan iskemia myocardium
b. Kompresi berkas AV oleh jaringan parut atau oleh bagian jantung yang
mengalami perkapuran dapat menekan atau memblok konduksi dari atrium ke
ventrikel
c. Imflamasi nodus AV atau berkas AV dapat menekan konduktifitas antara
atrium dan ventrikel
III . PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS
1. Patofisiologi
Blok jantung adalah perlambatan atau pemutusan hantaran impuls antara atrium dan
venrikel. Impuls jantung biasanya menyebar mulai dari nodus sinus, mengikuti jalur internodal
menuju nodus AV dan ventrikel dalam 0,20 detik (interval PR normal); depolarisasi ventrikel
terjadi dalam waktu 0,10 detik (lama QRS komplek). Terdapat tiga bentuk blok jantung yang
berturut-turut makin progresif. Pada blok jantung derajatderajat satu semua impuls dihantarkan
melalui sambungan AV, tetapi waktu hantaran memanjang. Pada blok jantung derajat dua,
sebagian impuls dihantarkan ke ventrikel tetapi beberapa impuls lainnya dihambat. Terdapat dua
jenis blok jantung derajat dua, yaitu Wnckebach (mobitz I) ditandai dengan siklus berulang
waktu penghantaran AV ang memanjang progresif, yang mencapai puncaknya bila denyut tidak
dihantarkan. Jenis kedua (mobitz II) merupakan panghantaran sebagian impuls dengan waktu
hantaran AV yang tetap dan impuls yanglain tidak dihantarkan.
Pada blok jantung derajat tiga, tidak ada impuls yang dihantarkan ke ventrikel, terjadi henti
jantung, kecuali bila escape pacemaker dari ventrikel ataupun sambungan atrioventrikuler mulai
berfungsi. Blok berkas cabang adalah terputusnya hantaran berkas cabang yang memperpanjang
waktu depolarisasi hingga lebih dari 0,10 detik.
IV . MANIFESTASI KLINIK
V . PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
Pada EKG akan ditemukan adanya Blok AV sesuai dengan derajatnya
2. Foto dada
Dapat ditunjukkan adanya pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel dan katup
3. Elektrolit
Peningkatakn atau oenurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan
disritmia.
VI . PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
a. Airway : penilaian akan kepatenan jalan nafas, meliputi pemeriksaan
mengenai adanya abstruksi jalan nafas, karena benda asing. Pada klien yang
dapat berbicara, dapat dianggap bahwa jalan nafas bersih. Dilakukan pula
pengkajian adanya suara nafas tambahan misalnya stridor.
b. Breathing : inspeksi frekuensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu
pernafasan, adanya sesak nafas, palpasi pengembangan paru, auskultasi
adanya suara nafas tambahan, seperti ronchi, whezzing, kaji adanya trauma
pada dada yang dapat menyebabkan takipnea dan dispnea
c. Circulation : dilakukan pengkajian tentang volume darah dan kardiak output
serta adanya perdarahan. Setatur hemodinamik, warna kulit, nadi.
d. Disability : nilai tingkat kesadaran serta ukuran dan reaksi pupil
2. Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik. Anamnesis dapat
menggunakan format AMPLE (alergi, Medikasi, Post Illnes, Last meal, dan Event /
Environment yang berhubungan dengan kejadian perlukaan). Pemeriksaan fisik
dimulai dari kepala hingga kaki, dan dapat pula di tambahkan pemeriksaan diagnostik
yang lebih spesisfik seperti foto thorak, dll.
VII . PENATALAKSANAAN
Tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan derajat blok AV, pada blok AV derajat
satu tidak ada tindakan yang diindikasikan. Interval PR harus di monitor ketat terhadap
kemungkinan blok lebih lanjut. Kemungkinan dari efek obat juga harus di ketahui. Pada
blok AV tipe Molitz I juga tidak ada tindakan kecuai menghentikan obat jika ini
merupakan agen yang menggangu. Klien harus dipantau terhadap berlanjutnya blok. Pada
mobitz II, pemantauan yang konstan dan observasi terhadap perkembangan menjadi blok
jantung derajat tiga. Obat-obatan seperti atropin, atau isopreterenol, atau pacu jantung
mungkin diperlukan jika pasien menunjukkan gejala-gejala atau jika blok terjadi dalam
situasi infark miocard akut pada dinding anterior. Pada blok Av derajat komplit terapi
meliputi pemberian atropin atau isoproterenol, dan pacu jantung diperlukan permanen
atau sementara.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi :
Ciptakan hubungan yang asertif antara perawat dan klien
Jelaskan lingkungan perawatan kritis, prosedur dan yang lainnya
Gunakan teknik komunikasi terapeutik
Dorong pengambilan keputusan berkenaan dengan perawatan
Berikan sedasi jika diperlukan
Dorong dukungan keluarga
Catat respon klien terhadap penyakit
Lakukan perencanaan penyuluhan
Sebuah blok atrioventrikular (atau AV blok) melibatkan penurunan dari konduksi antara atrium
dan ventrikel jantung. vagal stimulasi yang kuat bisa menghasilkan blok AV. Jenis reseptor
kolinergik dipengaruhi adalah reseptor muscarinic.
1. BLOK AV TINGKAT I
2. BLOK AV TINGKAT II
a) Mobitz tipe 1
b) Mobitz tipe 2
Dasar Kelainan : -
I.DIAGNOSIS
A.Keluhan Pokok : -
B.Tanda Penting : -
C.Pemeriksaan Laboratorium -
D.Pemeriksaan Khusus
Elektrokardiografi :
1. BLOK AV TINGKAT I.
PR-Interval memenjang tetapi konstan >0,2 detik
2. BLOK AV TINGKAT II
Mobitz tipe 1
PR interval mula-mula normal, semakin lama semakin panjang,tiba-tiba timbul
gelombang P yang tidak di ikuti kompleks QRS, interval PR normal kembali
b) Mobitz tipe 2
Tidak setiap gelombang P di ikuti oleh QRS kompleks; bisa Blok AV 2:1/3:1.
3.BLOK AV TINGKAT III
Atrium (gelombang P) dan ventrikal (gelombang QRS kompleks) berdenyut menurut irama
masing-masing.
II.KOMPLKASI
Komplikasi bradikardi ventrikal.
III.PENATALAKSANAAN
A.Terapi Umum
1.Istirahat
Blok AV tingkat I tidak perlu terapi
2.Diet
3Medikamentosa
Obat pertama : -
Obat alternative : -
B.Terapi Komplikasi