Anda di halaman 1dari 10

BLOCK AV

Disusun oleh : 1 . Desi Anggraini


2 . Cipto Rokusrah
3 . Ovira Islamiyah
4 . Feli Yuniarti
5 . Dita Nur Aprianto

Dosen Pembibing : Erjon M.Kes Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI


PALEMBANG
BLOCK AV
I . DEFINISI
Blok atrioventrikular disebabkan oleh gangguan pada beberapa bagian sistem konduksi
AV. Sinus-denyut awal diperlambat atau secara lengkap diblock dari pengaktivasi ventrikel.
Blok dapat terjadi pada tingkat nodus AV, berkas His, atau cabang berkas karena sistem
konduksi AV terdiri dari semua struktur ini. Pada blok AV derajat pertama dan kedua , blok ini
tidak komplit dimana beberapa atau semua impuls akhirnuya dikonduksi ke ventrikel.

Pada blok AV derajat tiga atau blok jantung komplit, tidak ada sinus impuls yang
dikonduksi.

1. Blok AV Derajat Pertama


Pada Blok AV derajat pertama ini, konduksi AV diperpanjang tetapi semua impuls
akhirnya dkonduksi ke ventrikel. Gelombang P ada dan mendahului tiap-tiap QRS
dengan perbandingan hubungan 1 : 1. interval PR konstan tetapi durasi melebihi diatas
batas 0,2 detik.
2. Blok AV Derajat Kedua Mobitz I (Wenckebach)
Tipe yang kedua, Blok AV derajat dua, konduksi AV diperlambat secara progresif pada
masing-masing sinus sampai akhirnya impuls ke ventrikel diblok secara komplit. Siklus
kemudian berulang dengan sendirinya. Pada gambaran EKG, gelombang P ada dan
berhubungan dengan QRS di dalam sebuah pola siklus. Interval PR secara progresif
memanjang pada tiap-tiap denyut sampai komplek QRS tidak dikonduksi. Komplek QRS
mempunyai bentuk yang sama seperti irama dasar. Interval antara kompleks QRS
berturut-turut memendek sampai terjadi penurunan denyut.
3. Blok AV Derajat Dua Mobitz II
Blok AV tipe II digambarkan sebagai blok intermiten pada konduksi AV sebelum
perpanjangan interval PR. Ini ditandai oleh interval PR fixed jika konduksi AV ada dan
gelombang P tidak dikonduksikan saat blok terjadi. Blok ini dapat terjadi kadang-kadang
atau berulang dengan pola konduksi 2 : 1, 3 : 1, atau bahkan 4 : 1. karena tidak ada
gangguan pada nodus sinus, interval PP teratur. Sering kali ada bundle branch block
(BBB) atau blok cabang berkas yang menyertai sehingga QRS akan melebar.
4. Blok AV Derajat Ketiga (Komplit)
Pada Blok jantung komplit atau derajat ketiga, nodus sinus terus memberi cetusan secara
normal, tetapi tidak ada impuls yang mencapai ventrikel. Ventrikel dirangsang dari sel-
sel pacu jantung yang keluar dan dipertemu (frekuensi 40-60 denyut / menit) atau pada
ventrikel (frekuensi 20-40 denyut / menit), tergantung pada tingkat blok AV.
Pada gambaran EKG gelombang P dan komplek QRS ada tetapi tidak ada hubungan
antara keduanya. Interval PP dan RR akan teratur tetapi interval RR bervariasi. Jika pacu
jantung pertemuan memacu ventrikel, QRS akan mengecil. Pacu jantung idioventrikular
akan mengakibatkan kompleks QRS yang lebar.
II . ETIOLOGI

1. Blok AV derajat Pertama


Pada blok AV tipe pertama terjadi pada semua usia dan pada jantung normal atau
penyakit jantung. PR yang memanjang dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti
digitalis, bloker, penghambatan saluran kalsium, serta penyakit arteri koroner,
berbagai penyakit infeksi dan lesi kongenital.

2. Blok AV derajat dua

Block AV kedua Mobitz I (Wenckebach)


Blok Wenckebach atau Mobitz I biasanya dihubungkan dengan blok diatas berkas
His. Demkian juga beberapa obat atau proses penyakit yang mempengaruhi nodus
AV, seperti digitalis atau infark dinding inferior dari miocard dapat menghasilkan
blok derajat kedua tipe ini.
Blok AV derajat Kedua Mobitz II
Adanya pola Mobitz II menyatakan blok dibawah berkas His. Ini terlihat pada
infark dinding anterior miokard dan berbagai penyakit jaringan konduksi.

3. Blok AV derajat Ketiga (Komplit)


Penyebab dari tipe terakhir ini sama dengan penyebab pada blok AV dengan derajat
yang lebih kecil.

Jadi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa ada berbagai keadaan yang dapat
menurunkan konduksi impuls melalui berkas AV atau yang sama sekali memblok
adalah:
a. Iskemia nodus AV atau serat-serat berkas AV seringkali memperlambat atau
menghambat konduksi dari atrium ke ventrikel. Insufisiensi koroner dapat
menyebabkan iskemia nodus AV dan juga berkas His dengan cara yang sama,
sehingga dapat menyebabkan iskemia myocardium
b. Kompresi berkas AV oleh jaringan parut atau oleh bagian jantung yang
mengalami perkapuran dapat menekan atau memblok konduksi dari atrium ke
ventrikel
c. Imflamasi nodus AV atau berkas AV dapat menekan konduktifitas antara
atrium dan ventrikel
III . PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS

1. Patofisiologi
Blok jantung adalah perlambatan atau pemutusan hantaran impuls antara atrium dan
venrikel. Impuls jantung biasanya menyebar mulai dari nodus sinus, mengikuti jalur internodal
menuju nodus AV dan ventrikel dalam 0,20 detik (interval PR normal); depolarisasi ventrikel
terjadi dalam waktu 0,10 detik (lama QRS komplek). Terdapat tiga bentuk blok jantung yang
berturut-turut makin progresif. Pada blok jantung derajatderajat satu semua impuls dihantarkan
melalui sambungan AV, tetapi waktu hantaran memanjang. Pada blok jantung derajat dua,
sebagian impuls dihantarkan ke ventrikel tetapi beberapa impuls lainnya dihambat. Terdapat dua
jenis blok jantung derajat dua, yaitu Wnckebach (mobitz I) ditandai dengan siklus berulang
waktu penghantaran AV ang memanjang progresif, yang mencapai puncaknya bila denyut tidak
dihantarkan. Jenis kedua (mobitz II) merupakan panghantaran sebagian impuls dengan waktu
hantaran AV yang tetap dan impuls yanglain tidak dihantarkan.
Pada blok jantung derajat tiga, tidak ada impuls yang dihantarkan ke ventrikel, terjadi henti
jantung, kecuali bila escape pacemaker dari ventrikel ataupun sambungan atrioventrikuler mulai
berfungsi. Blok berkas cabang adalah terputusnya hantaran berkas cabang yang memperpanjang
waktu depolarisasi hingga lebih dari 0,10 detik.

IV . MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinis akan ditentukan berdasarkan derajat dari blok AV,


1. Blok AV derajat I
Blok derajat pertama tidak ada konsekuensi hemodinamik pada pasien tetapi harus diliha
sebagai indikator terjadinya gangguan sistem konduksi AV. Kondisi ini dapat
berkembang menjadi blok AV derajat kedua atau ketiga, irama teratur, umumnya normal
antara 60 100 denyut permenit, gelombang P normal, Interval PR memanjang, lebih
dari 0,20 detik, gelombang QRS komplek normal.
2. Blok AV derajat II mobitz I
Klien yang menunjukkan gejala pada blok AV derajat kedua karena frekuensi ventrikel
biasanya adequat. Seringkali ini terjadi sementara dan bila berlanjut ke blok derajat
ketiga, pacu jantung pertemuan (junctional) pada frekuensi 40 60 denyut/menit
biasanya akan mengambil alih pacu ventrikel. Irama tidak teratur, frekuensi normal atau
kurang dari 60 denyut permenit, gelombang P normal tetapi ada satu gelombang P yang
tidak diikuti komplek QRS, interval PR makin lama makin panjang sampai ada
gelombang P yang tidak diikuti komplek QRS, kemudian siklus diulang kembali.
Gelombang QRS normal (0,06-0,12 detik).
3. Blok AV derajat II Mobitz II
Blok Mobitz II secara potensial lebih berbahaya daripada Mobitz I. Ini sering terjadi
secara permanen, dapat memburuk dengan cepat menjadi blok jantung derajat tiga
dengan respon ventrikel yang lambat 20-40 denyut permenit. Irama umumnya tidka
teratur, frekuensi lambat kutang dari 60 denyut permenit. Gelombang P normal tetapi ada
satu atau lebih yang tidak di ikuti komplek QRS interval PR noral atau memanjang secara
konstan. Komplek QRS normal
4. Blok AV derajat III (komplit)
Blok jantung komplit kurang ditoleransi bila pelepasan irama berasal dari ventrikel,
biasanya lambat dan tidak dapat dipercaya. Klien dapat tetap asimtomatik bila pelepasan
irama mendukung curah jantung normal. Irama teratur, frekuensi kurang dari 60 denyut
permenit, gelombang P normal, tetapi gelombang P dan gelombang QRS berdiri sendiri-
sendiri sehingga gelombang P kadang di ikuti gel QRS kadang tidak. Interval PR
berubah-ubah Komplek QRS normal atau memanjang lebih dari 0,12 detik.

V . PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. EKG
Pada EKG akan ditemukan adanya Blok AV sesuai dengan derajatnya
2. Foto dada
Dapat ditunjukkan adanya pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel dan katup
3. Elektrolit
Peningkatakn atau oenurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan
disritmia.

VI . PENGKAJIAN

1. Pengkajian Primer
a. Airway : penilaian akan kepatenan jalan nafas, meliputi pemeriksaan
mengenai adanya abstruksi jalan nafas, karena benda asing. Pada klien yang
dapat berbicara, dapat dianggap bahwa jalan nafas bersih. Dilakukan pula
pengkajian adanya suara nafas tambahan misalnya stridor.
b. Breathing : inspeksi frekuensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu
pernafasan, adanya sesak nafas, palpasi pengembangan paru, auskultasi
adanya suara nafas tambahan, seperti ronchi, whezzing, kaji adanya trauma
pada dada yang dapat menyebabkan takipnea dan dispnea
c. Circulation : dilakukan pengkajian tentang volume darah dan kardiak output
serta adanya perdarahan. Setatur hemodinamik, warna kulit, nadi.
d. Disability : nilai tingkat kesadaran serta ukuran dan reaksi pupil

2. Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik. Anamnesis dapat
menggunakan format AMPLE (alergi, Medikasi, Post Illnes, Last meal, dan Event /
Environment yang berhubungan dengan kejadian perlukaan). Pemeriksaan fisik
dimulai dari kepala hingga kaki, dan dapat pula di tambahkan pemeriksaan diagnostik
yang lebih spesisfik seperti foto thorak, dll.

VII . PENATALAKSANAAN

Tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan derajat blok AV, pada blok AV derajat
satu tidak ada tindakan yang diindikasikan. Interval PR harus di monitor ketat terhadap
kemungkinan blok lebih lanjut. Kemungkinan dari efek obat juga harus di ketahui. Pada
blok AV tipe Molitz I juga tidak ada tindakan kecuai menghentikan obat jika ini
merupakan agen yang menggangu. Klien harus dipantau terhadap berlanjutnya blok. Pada
mobitz II, pemantauan yang konstan dan observasi terhadap perkembangan menjadi blok
jantung derajat tiga. Obat-obatan seperti atropin, atau isopreterenol, atau pacu jantung
mungkin diperlukan jika pasien menunjukkan gejala-gejala atau jika blok terjadi dalam
situasi infark miocard akut pada dinding anterior. Pada blok Av derajat komplit terapi
meliputi pemberian atropin atau isoproterenol, dan pacu jantung diperlukan permanen
atau sementara.

VIII . DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi listrik jantung


2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
supali oksigen

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi listrik jantung


Tujuan :
Klien dapat mempertahankan atau meningkatkan curah jantung adequat dengan
kriteria hasil ; status hemodinamik dalam batas normal, status mental mental status
hemodinamik dalam rentang normal, haluaran urine adequate, balance cairan
seimbang, status mental normal, tidak terjadi penurunan kesadaran, nadi teraba sama
antara nadi apikal dengan nadi
Intervensi :

Pantau status hemodinamik secara manual maupun menggunakan BSM


Catat frekuensi, keteraturan, kekuatan, catat adanya pulse alternal / deficit nadi
Auskultasi bunyi jantung, catat frkuensi, irama. Catat adanya denyut jantung
tambahan (murmus, gallop) dan penurunan nadi.
kaji keadequatan curah jantung / perfusi jaringan
Ciptakan lingkungan yang tenang
Pantau pemeriksaan laboratorium khususnya elektrolit
Berikan oksigen sesuai indikasi
Berikan obat antiaritmia sesuai dengan advice

2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional


Tujuan :
Klein akan menggunakan mekanisme koping yang efektif dengan kriteria hasil:
klien rileks tidak tegang
mengungkapkan perasaannya
klien mampu istirahat dengan tenang

Intervensi :
Ciptakan hubungan yang asertif antara perawat dan klien
Jelaskan lingkungan perawatan kritis, prosedur dan yang lainnya
Gunakan teknik komunikasi terapeutik
Dorong pengambilan keputusan berkenaan dengan perawatan
Berikan sedasi jika diperlukan
Dorong dukungan keluarga
Catat respon klien terhadap penyakit
Lakukan perencanaan penyuluhan

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


kebutuhan dan suplai aksigen
Tujuan :
Klien mampu mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas dengan kriteria
hasil klien menunjukkan :
Frekuensi jantung, irama jantung dalam batas normal
Kulit hangat, warna merah muda
Melaporkan tidak ada sesak nafas saat aktifitas
Menunjukkan tanda vitas stabil
Intervensi:
Catat frekuensi, irama jantung, perubahan tekanan darah sebelum, selama
dan sesudah aktivitas
Tinggikan kepala tempat tidur
Tingkatkan istirahat
Batasi pengunjung
Anjurkan klien menghindari peningkatkan tekanan abdomen
Anjurkan peningkatan bertahap untuk aktivitas
Kaji ulang tanda-gejala yang menunjukkan klientidak toleran terhadap
aktivitas
Libatkan keluarga untuk membantu KDM klien.

Sebuah blok atrioventrikular (atau AV blok) melibatkan penurunan dari konduksi antara atrium
dan ventrikel jantung. vagal stimulasi yang kuat bisa menghasilkan blok AV. Jenis reseptor
kolinergik dipengaruhi adalah reseptor muscarinic.

1. BLOK AV TINGKAT I
2. BLOK AV TINGKAT II
a) Mobitz tipe 1
b) Mobitz tipe 2

Dasar Kelainan : -

I.DIAGNOSIS
A.Keluhan Pokok : -
B.Tanda Penting : -
C.Pemeriksaan Laboratorium -
D.Pemeriksaan Khusus

Elektrokardiografi :
1. BLOK AV TINGKAT I.
PR-Interval memenjang tetapi konstan >0,2 detik
2. BLOK AV TINGKAT II
Mobitz tipe 1
PR interval mula-mula normal, semakin lama semakin panjang,tiba-tiba timbul
gelombang P yang tidak di ikuti kompleks QRS, interval PR normal kembali

b) Mobitz tipe 2
Tidak setiap gelombang P di ikuti oleh QRS kompleks; bisa Blok AV 2:1/3:1.
3.BLOK AV TINGKAT III
Atrium (gelombang P) dan ventrikal (gelombang QRS kompleks) berdenyut menurut irama
masing-masing.
II.KOMPLKASI
Komplikasi bradikardi ventrikal.
III.PENATALAKSANAAN
A.Terapi Umum
1.Istirahat
Blok AV tingkat I tidak perlu terapi
2.Diet
3Medikamentosa
Obat pertama : -
Obat alternative : -
B.Terapi Komplikasi

Untuk Blok AV Tk II dan III + komplikasi bradikardi ventrikuler di rawat di ICCU.


Oksigen 2-3 liter/menit.
Obat-obatan : Sulfas atropine 0,5-1 mg IV,dapat di ulangi 10-40 menit kemudian,dan 0,5-
1 mg IM setiap 4-6 jam,bila nadi <50 x /menit.

Anda mungkin juga menyukai