Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAKTERIOLOGI 3

Gardnerella Vaginalis

Dosen :
Kuswiyanto, S.Si, M.Kes
Disusun Oleh :
Diah Tanti Asih (20154120869)
Nur Syafutri (20154120875)

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Gardnerella Vaginalis. Adapun tujuan awal dari penulisan makalah ini adalah
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bakteriologi 3 tentang Gardnerella
Vaginalis di Poltekkes Kemenkes Pontianak.
Penulisan makalah ini, tentu banyak pihak yang membimbing dan membantu
penulis, baik secara materi maupun secara moriil. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Kuswiyanto, S.Si, M.Kes selaku dosen mata kuliah Bakteriologi 3 di
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Pontianak yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, serta
dorongan dalam rangka penyelesaian penyusun makalah ini.
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dan semangat dalam penulisan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan
kritikan yang membangun tetap penulis nantikan.

Pontianak, Mei 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Masalah................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dari bakteri Gardnerella vaginalis ................. 4
B. Klasifikasi dari bakteri Gardnerella vaginalis ................. 4
C. Morfologi dari bakteri Gardnerella vaginalis .................. 4
D. Gejala dari bakteri Gardnerella vaginalis ........................ 5
E. Diagnosa dari bakteri Gardnerela vaginalis..................... 5
F. Penularan dari bakteri Gardnerella Vaginalis .................. 6
G. Penyakit oleh bakteri Gardnerella vaginalis .................... 7
H. Pengobatan bakteri Gardnerella Vaginalis ...................... 8
I. Pencegahan dari bakteri Gardnerella vaginalis ............... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................... 10
B. Saran ................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keringat membuat tubuh kita lembab, terutama pada miss V yang tertutup
dan berlipat. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan ekosistem miss V
menjadi terganggu. Sebenarnya di dalam miss V terdapat bakteri yang 95% nya
adalah bakteri yang baik dan sangat berguna. Agar ekosistim ini seimbang, maka
di butuhkan tingkat keasaman (ph balance) pada kisaran 3,8-42.
Bakterial vaginosis adalah sindrom klinik akibat pergantian Lactobacillus
Spp penghasil hidrogen peroksida (H2O2) yang merupakan flora normal vagina
dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi (contoh: Bacteroides Spp,
Mobilincus Spp), Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis. Bakterial
vaginosis bukan suatu infeksi yang disebabkan oleh suatu organisme, tetapi
timbul akibat perubahan kimiawi dan pertumbuhan berlebih dari bakteri yang
berkolonisasi di vagina.
Awalnya infeksi pada vagina hanya disebut dengan istilah vaginitis, di
dalamnya termasuk vaginitis akibat Trichomonas vaginalis dan akibat bakteri
anaerob lain berupa Streptococcus dan Bacteroides sehingga disebut vaginitis
nonspesifik. Setelah Gardner menemukan adanya spesies baru yang akhirnya
disebut Gardnerella vaginalis, istilah vaginitis nonspesifik pun mulai
ditinggalkan.
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap wanita dengan bakteriologis vagina
normal dan wanita dengan bakterial vaginosis, ditemukan bakteri aerob dan
bakteri anaerob pada semua perempuan. Lactobacillus adalah organisme
dominan pada wanita dengan sekret vagina normal dan tanpa vaginitis.
Gardnerella vaginalis sendiri juga merupakan bakteri anaerob batang gram
variable yang mengalami hiperpopulasi sehingga menggantikan flora normal
vagina dari yang tadinya bersifat asam menjadi bersifat basa. Perubahan ini

1
terjadi akibat berkurangnya jumlah Lactobacillus yang menghasilkan hidrogen
peroksida.
Lactobacillus sendiri merupakan bakteri anaerob batang besar yang
membantu menjaga keasaman vagina dan menghambat mikroorganisme anaerob
lain untuk tumbuh di vagina. Vaginosis Bakterial (VB) tidak dikategorikan
sebagai penyakit menular seksual, meskipun penularannya berkaitan dengan
kebiasaan hubungan seksual. Hasil ini diperoleh dari tiga fakta, (1) insiden
Vaginosis Bakterial meningkat seiring dengan makin seringnya berhubungan
seksual, (2) pasangan seksual baru dapat berhubungan dengan Vaginosis
Bakterial, dan (3) pasangan pria yang tidak ada gejala apa-apa ternyata banyak
ditemukan Gardnerella.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa itu bakteri Gardnerella vaginalis?
2. Bagaimana klasifikasi dari bakteri Gardnerella vaginalis?
3. Bagaimana morfologi dari bakteri Gardnerella Vaginalis?
4. Bagaimana gejala dari bakteri Gardnerella vaginalis?
5. Bagaimana diagnosa dari bakteri Gardnerella vaginalis?
6. Bagaimana penularan dari bakteri Gardnerella vaginalis?
7. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh bakteri Gardnerella Vaginalis?
8. Bagaimana pengobatan dari infeksi bakteri Gardnerella vaginalis?
9. Bagaimana pencegahan dari infeksi bakteri Gardnerella Vaginalis?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu bakteri Gardnerella vaginalis.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari bakteri Gardnerella vaginalis.
3. Untuk mengetahui morfologi dari bakteri Gardnerella vaginalis.
4. Untuk mengetahui gejala dari bakteri Gardnerella vaginalis.
5. Untuk mengetahui diagnosa dari bakteri Gardnerella vaginalis.

2
6. Untuk mengetahui penularan dari bakteri Gardnerella vaginalis.
7. Untuk mengetahui penyakit yang disebabkan oleh bakteri Gardnerella
vaginalis.
8. Untuk mengetahui pengobatan dari infeksi bakteri Gardnerella vaginalis.
9. Untuk mengetahui pencegahan dari infeksi bakteri Gardnerella Vaginalis

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gardnerella vaginalis


Gardnerella adalah salah satu genus dari bakteri gram-variabel yang mana
merupakan suatu spesies. Gardnerella vaginalis dapat menyebabkan bacterial
vaginosis pada wanita.
B. Klasifikasi Gardnerella vaginalis
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Ordo : Bifidobacteriales
Family : Bifidobacteriaceae
Genus : Gardnerella
Spesies : Gardnerella vaginalis

C. Morfologi Gardnerella vaginalis


Organisme ini mula-mula dikenal sebagai H. vaginalis kemudian diubah
menjadi genus Gardnerella atas dasar penyelidikan mengenai fenetopik dan
asam dioksi-ribonukleat. Tidak mempunyai kapsul, tidak bergerak dan
berbentuk batang gram negatif atau variabel gram. Bewarna abu-abu dan tipis.
Tes katalase, oksidase, reduksi nitrat, indole, dan urease semuanya negatif
Kuman ini bersifat fakultatif, dengan produksi akhir utama pada
fermentasi berupa asam asetat, banyak galur yang juga menghasilkan asam laktat
dan asam format. Ditemukan juga galur anaerob obligat. Dan untuk
pertumbuhannya dibutuhkan tiamin, riboflavin, niasin, asam folat, biotin, purin,
dan pirimidin.(7) Berbagai literatura dalam 30 tahun terakhir membuktikan
bahwa G. vaginalis berhubungan dengan bacterial vaginalis.

4
D. Gejala Gardnerella vaginalis
Wanita dengan bakterial vaginosis dapat tanpa gejala. Gejala yang paling
sering pada bakterial vaginosis adalah adanya cairan vagina yang abnormal
(terutama setelah melakukan hubungan seksual) dengan adanya bau vagina yang
khas yaitu bau amis/bau ikan (fishy odor). Bau tersebut disebabkan oleh adanya
amin yang menguap bila cairan vagina menjadi basa. Cairan seminal yang basa
(pH 7,2) menimbulkan terlepasnya amin dari perlekatannya pada protein dan
amin yang menguap menimbulkan bau yang khas. Walaupun beberapa wanita
mempunyai gejala yang khas, namun pada sebagian besar wanita dapat
asimptomatik. Iritasi daerah vagina atau sekitar vagina (gatal, rasa terbakar).
Gejala Bakterial Vaginosis mungkin termasuk:
cairan yang encer, berwarna putih atau abu-abu, bukan cairan vagina dengan
bau yang normal yang kuat atau tidak biasa dari vagina, sering digambarkan
sebagai bau amis.
Sekitar setengah dari semua perempuan dengan Bakterial Vaginosis tidak
akan memiliki gejala. Bakterial Vaginosis dapat terjadi pada saat yang sama
seperti infeksi lain atau infeksi menular generatif (IMS).

E. Diagnosa Gardnerella vaginalis


Dokter akan menanyakan kepada Anda untuk menggambarkan bau dan
warna dari cairan vagina yang keluar. Dokter juga mungkin akan menanyakan
hal-hal berikut ini :
Tanggal perioda menstruasi yang terakhir

5
Apakah Anda memiliki lebih dari satu pasangan intim.
Apakah Anda pernah mengalami infeksi vagina atau saluran kemih
sebelumnya
Apakah Anda pernah mengalami penyakit menular seksual atau infeksi
pelvis.
Metoda kontrasepsi yang saat ini Anda gunakan
Riwayat kehamilan
Kebiasaan higienis, seperti penggunaan douche dan penggunaan deodoran
pada daerah kewanitaan.
Apakah Anda menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat.
Apakah Anda menggunakan tampon
Dokter juga mungkin akan menanyakan apakah Anda memiliki penyakit
lain seperti diabetes, apakah baru-baru ini mengkonsumsi antibiotik dll.
Dokter dapat mendiagnosa vaginosis bakteri dari hasil pemeriksaan ginekologi
dan tes laboratorium terhadap cairan vagina. Tidak ada tes yang sempurna, tapi
jika Anda memiliki 3 dari 4 kriteria berikut ini, kemungkinan Anda mengalami
vaginosis bakteri yang disebutkan oleh Gardnerella vaginalis :
Lapisan putih, tipis pada dinding vagina selama pemeriksaan pelvis
pH cairan vagina menunjukkan keasaman yang rendah (pH lebih besar dari
4,5)
Bau amis ketika cairan vagina ditetesi kalium hidroksida pada kaca slide
(the whiff test)
Sel kulit vagina dilapisi oleh bakteri melalui pemeriksaan mikroskopik
terhadap cairan vagina.
F. Penularan Gardnerella vaginalis
Penyakit bakterial vaginosis lebih sering ditemukan pada wanita yang
memeriksakan kesehatannya daripada vaginitis jenis lainnya. Frekuensi
bergantung pada tingkatan sosial ekonomi penduduk pernah disebutkan bahwa
50 % wanita aktif seksual terkena infeksi G. vaginalis.
Gardnerella vaginalis dapat diisolasi dari 15 % anak wanita prapubertas yang
masih perawan, sehingga organisme ini tidak mutlak ditularkan lewat kontak

6
seksual. Meskipun kasus bakterial vaginosis dilaporkan lebih tinggi pada klinik
PMS, tetapi peranan penularan secara seksual tidak jelas .Bakterial vaginosis
yang rekuren dapat meningkat pada wanita yang mulai aktivitas seksualnya
sejak umur muda, lebih sering juga terjadi pada wanita berkulit hitam yang
menggunakan kontrasepsi dan merokok. Bakterial vaginosis yang rekuren
prevalensinya juga tinggi pada pasangan-pasangan lesbi, yang mungkin
berkembang karena wanita tersebut berganti-ganti pasangan seksualnya ataupun
yang sering melakukan penyemprotan pada vagina.
Hampir 90 % laki-laki yang mitra seksual wanitanya terinfeksi Gardnerella
vaginosis, mengandung G.vaginalis dengan biotipe yang sama dalam uretra,
tetapi tidak menyebabkan uretritis.

G. Penyakit yang disebabkan oleh Gardnerella vaginalis


1. Fluor albus atau keputihan
Bakteri ini dapat menyebabkan bakterial vaginosis yang kemudian berakibat
pada keputihan pada wanita yang abnormal. Pada dasarnya bakteri gardnerella
ini merupakan bakteri anaerob yang dapat melakukan simbiosis dengan bakteri
anaerob lain atau biasa disebut hiperpopulasi sehingga populasi bakteri anaerob
yang semakin berkembang akan menggantikan populasi lactobacillus sebagai
bakteri baik di vagina baik di vagina sehingga menyebabkan perubahan kedaan
ekosistem vagina normal(bersifat asam) menjadi abnornal(bersifat basa).
Alhasil dengan adanya perubahan keadaan ekosistem menjadi abnormal, maka
vagina akan mudah mengalami masalah seperti vaginosis yang berakibat
keputihan abnormal.
Ciri-ciri keputihan akibat gardnerella vaginalis
Bau amis
Tekstur homogen putih keabu abuan
Keputihan encer dan berbuih
Berbeda dengan T.vaginalis, keputihan oleh bakteri ini menimbulkan gatal
yang sangat mengganggu menimbulkan rasa yang tidak nyaman.

7
2. Gardnerella vaginalis penyebab kemandulan
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa vaginitis ini menyebabkan
keputihan, jika keputihan dibiarkan berlarut larut akan menyebabkan radang
pada panggul dan menyumbat saluran ovum sehingga menyebabkan infertilitas
atau kemandulan karena sel sperma tidak dapat mencapai ovum.
3. Gardnerella vaginalis pada kehamilan menyebabkan bayi prematur
Bahaya jika keputihan akibat infeksi bakteri ini adalah menyebabkan
peradangan pada vagina sehingga berakibatbpadabkemungkinan pecahnya
plasenta yang terlalu dini, selain itu adanya infeksi pada kantung ketuban alhasil
kemungkinan besar bayi dapat lahir prematur, buruknya adalah bayi dapat
terlahir dalam keadaan berat badan rendah
H. Pengobatan Gardnerella vaginalis
Gardnerella vaginalis yang asimptomatik tidak memerlukan pengobatan.
Sementara VB meskipun dapat sembuh sendiri, sudah menjadi kesepakatan un-
tuk harus diobati, apalagi umumnya penderita mengeluhkan bau yang kurang se-
dap. Karena VB dilaporkan banyak terjadi pada ibu hamil dan jika tidak
ditataksana dapat menyebabkan partus preterm atau endometritiis pascapartus,
maka regimen untuk VB pun diupayakan yang aman untuk ibu hamil. Secara
umum antibiotik merupakan pilihan pertama terapi VB, Metronidazole,
Clindamycin, Tetrasiklin, serta krim sulfonamida. Sebagai terapi utama
digunakan Metronidazole dengan dosis 2 x 400 mg atau 300 mg setiap hari
selama 7 hari atau 5 g inttravaginal selama 7 hari. Metronidazole bersifat
bakterisida terhadap bakteri anaerob. Metronidazole topikal (Flagyl) akan
mematikan jaringan sehat di sekitarnya karena terbentuk radikal bebas dan
bereaksi dengan komponen DNA interaseluler sehingga mematikan sel-sel di
sekitarnya. Clindamycin dan tetrasiklin sudah tidak banyak dipakai karena tidak
terlalu efektif. Begitu juga krim sulfonamida tripel yang bersifat acid cream base
sehingga akan menurunkan pH jika dipakai setiap hari selama 7 hari. Pemberian
antibiotik untuk VB tidak hanya ditujukan untuk eradikasi atau menurunkan
jumlah G. Vaginalis dan kuman anaerob vaginal, tetapi juga memiliki aktivitas
minimal terhadap flora vaginal. Pemakaian AKDR akan menimbulkan rekurensi

8
VB. Pemberian metronidazole 2 gram oral dosis tunggal tiap bulan pada hari ke-
3 siklus menstruasi dianjurkan untuk profilaksis terjadinya rekurensi. Besarnya
jumlah rekurensi setelah pengobatan merupakan pertimbangan memilih obat
untuk VB.
Selain pemakaian AKDR, faktor predisposisi yang dapat menyebabkan VB
ialah pemberian antibiotik, penurunan estrogen, pencucian vagina (vaginal
douching), serta berhubungan seksual dengan pasangan yang
terinfeksi Gardnerella vaginalis. Selain itu VB juga dapat menyebabkan
beberapa komplikasi, di antaranya salpingitis, endometritis, selulitis vagina,
reaksi simpang kehamilan, termasuk kehamilan prematur, korioamnionitis, dan
endometritis pascapartum. Namun yang demikian relatif jarang terjadi, sehingga
prognosis VB jika tanpa komplikasi termasuk baik. Sementara prognosis jika
terdapat komplikasi sangat tergantung pada komplikasi yang terjadi.
I. Pencegahan Gardnerella vaginalis
Untuk mencegah penyakit vaginalis yang dibawa oleh Gardnerella
vaginalis ini hendaknya tidak berganti pasangan walaupun sampai sekarang
penularan gardnerella vaginalis melalui kegiatan seksual belum jelas
kepastiannya. Kegiatan kegiatan yang mengurangi imun kita juga sebaiknya
dihindari seperti merokok karena bagaimanapun juga hal yang pertama melawan
bakteri yang masuk kedalam tubuh adalah sistem imun

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gardnerella adalah salah satu genus dari bakteri gram-variabel yang mana
merupakan suatu spesies. Gardnerella vaginalis dapat menyebabkan bacterial
vaginosis pada wanita. Organisme ini mula-mula dikenal sebagai H. vaginalis
kemudian diubah menjadi genus Gardnerella atas dasar penyelidikan mengenai
fenetopik dan asam dioksi-ribonukleat. Tidak mempunyai kapsul, tidak bergerak
dan berbentuk batang gram negatif atau variabel gram. Bewarna abu-abu dan
tipis. Tes katalase, oksidase, reduksi nitrat, indole, dan urease semuanya negatif
Kuman ini bersifat fakultatif, dengan produksi akhir utama pada
fermentasi berupa asam asetat, banyak galur yang juga menghasilkan asam laktat
dan asam format. Ditemukan juga galur anaerob obligat. Dan untuk
pertumbuhannya dibutuhkan tiamin, riboflavin, niasin, asam folat, biotin, purin,
dan pirimidin.(7) Berbagai literatura dalam 30 tahun terakhir membuktikan
bahwa G. vaginalis berhubungan dengan bacterial vaginalis.

B. Saran
Untuk mencegah penyakit vaginalis yang dibawa oleh Gardnerella
vaginalis ini hendaknya tidak berganti pasangan walaupun sampai sekarang
penularan gardnerella vaginalis melalui kegiatan seksual belum jelas
kepastiannya. Kegiatan kegiatan yang mengurangi imun kita juga sebaiknya
dihindari seperti merokok karena bagaimanapun juga hal yang pertama melawan
bakteri yang masuk kedalam tubuh adalah sistem imun

10
DAFTAR PUSTAKA

http://azmalardianto.blogspot.co.id/2014/05/gardnerella-vaginalis.html
https://sehatkandunia.wordpress.com/2012/07/20/vaginosis-bakteri-gardnerella-
vaginitis/
http://kampusdokter.blogspot.co.id/2012/12/bakterial-vaginosis.html
https://fauzanalbantani.wordpress.com/tag/gardnerella-vaginalis/
https://www.google.co.id/search?q=gardnerella+vaginalis+adalah&oq=gard&aq
s=chrome.1.69i57j69i59j69i60j0l3.6196j0j7&sourceid=chrome&es_sm=9
3&ie=UTF-8
http://www.crystalxok.com/2015/04/cara-mengatasi-keputihan.html
http://www.sridianti.com/gejala-bakterial-vaginosis-dan-pengobatannya.html

11

Anda mungkin juga menyukai