Anda berhak meminta rawat inap atau memperoleh surat keterangan sakit setelah operasi
katarak, maka cobalah untuk beristirahat.
Anda diperbolehkan membaca dan menonton TV. Olah raga ringan juga diperbolehkan. Anda
dapat pergi keluar, tetapi sebaiknya hindari keramaian dan tempat berdebu. Mengenakan
kacamata hitam ketika pergi keluar dapat membantu menjaga mata anda agar tetap nyaman dan
mengurangi kepekaan terhadap cahaya.
Anda akan diberi obat tetes mata selama sekitar sebulan untuk mencegah infeksi dan mengurangi
resiko inflamasi. Ikuti petunjuk dokter dengan hati-hati. Jika perlu, anda dapat minta anggota
keluarga atau teman untuk membantu meneteskan obat tetes mata. Jika anda keluar rumah,
pastikan Anda memiliki akses terhadap fasilitas kebersihan tangan sehingga Anda dapat
membersihkan tangan sebelum meneteskan obat tetes mata.
Untuk nyeri ringan, Anda dapat mengkonsumsi parasetamol. Jika nyeri Anda tidak bisa hilang
dengan obat ini, hubungi dokter anda.
Ketika Anda tidur, gunakan pelindung mata yang diberikan paling sedikit selama seminggu
sehingga anda tidak menekan mata yang dioperasi.
Mengalami berbagai iritasi mata dan keluar cairan mata setelah operasi adalah umum. Namun,
selama bulan pertama, hindari menggosok atau memegang mata Anda. Juga hindari debu atau air
sabun agar tidak masuk ke dalam mata anda. Jangan berenang; berendam di kolam air panas,
mengunjungi sauna atau spa. Hal ini dikarenakan adanya luka kecil pada mata Anda, dan Anda
perlu mencegahnya agar tidak terkontaminasi.
Sekecil apapun luka Anda, jangan paksakan diri Anda. Coba untuk tidak membungkuk,
membawa barang berat atau melakukan olah raga berat. Tinggalkan lari maraton 10 km untuk
beberapa bulan, dan istirahatlah menggendong cucu untuk 2 hingga 3 minggu. Biarkan mata
Anda sembuh.
Setelah operasi katarak anda mungkin merasa bahwa kacamata anda saat ini tidak lagi sesuai.
Hal ini disebabkan oleh berubahnya kekuatan mata karena pembedahan. Biasanya ukuran mata
yang dioperasi akan stabil setelah 1 bulan, dimana saat itu anda dapat mengukur kembali ukuran
kacamata anda.
Hindari mengemudikan mobil atau sepeda motor hingga anda percaya diri bahwa penglihatan
anda sudah jelas.
Mohon gunakan obat tetes mata dan obat-obatan yang diresepkan dokter, bahkan jika anda
merasa mata anda baik-baik saja. Jangan teteskan apapun ke dalam mata Anda selain tetes mata
yang diresepkan. Selalu cuci tangan anda sebelum meneteskan obat tetes mata.
Simpan obat tetes mata anda dan obat-obatan sesuai petunjuk. Jangan simpan obat melebihi
petunjuk waktu karena obat mungkin terkontaminasi.
Kocok botol obat tetes mata sebelum digunakan. Tengadahkan kepala Anda ke belakang, lihat ke
atas dan tarik kelopak mata bawah. Teteskan hanya SATU tetes ke dalam mata, hindari kontak
dengan bulu mata. Tunggu 5 menit sebelum meneteskan obat tetes mata lainnya.
Anda diperbolehkan makan seperti biasa. Tidak ada larangan makanan sesudah operasi katarak.
Pola makan yang biasa dapat dilanjutkan.
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Katarak adalah suatu opasifikasi dari lensa yang normalnya transparan seperti Kristal,
jernih. Kondisi ini biasanya sebagai akibat dari penuaan namun dapat saja terjadi saat lahir.
Katarak juga dapat berkaitan dengan trauma tumpul atau penetrasi, penggunaan kortikostiroid
terhadap radiasi, pemajanan terhadap cahaya yang terang atau cahaya matahari yang lama
(cahaya ultraviolet), atau kelainan mata lainnya. ( Baughman, 2000, hal 319)
Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna
putih abu abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apa bila protein pada lensa
yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi pada lensa (Corwin, 2009. Hal
38)
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih, biasanya terjadi akibat
proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran yang disebut katarak kongenital dapat juga
berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikostiroid jangka
menyimpulkan bahwa katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa dan atau opasifikasi
2. Klasifikasi katarak
a. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan lensa.
Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini sering ditemukan pada bayi yang
b. Katarak Senile.
Katarak senile ini adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia
diatas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Katarak senile ini
jenis katarak yang sering ditemukan dengan gejala pada umumnya berupa distorsi penglihatan
yang semakin kabur pada stadium insipiens pembentukkan katarak, disertai penglihatan jauh
makin kabur. Penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat membaca lebih
c. Katarak Juvenile.
Kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa
sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft carahast. Mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya
d. Katarak Komplikata.
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakit lain. Penyebab
katarak jenis ini adalah gangguan okuler, penyakit sistemik dan trauma (Sidarta, 2008, hal 107).
3. Etiologi
Menurut Gruendemann, (2005, hal 44) ada beberapa penyebab terajadinya katarak yaitu :
Infeksi, Kelainan perkembangan, Herediter, Cedera mata traumatic, Ketidak seimbagan kimiawi
misalnya galaktosemia dan diabetes, Terpajan sinar ultraviolet berkepanjangan, Beberapa obat
(misalnya obat-obatan yang digunakan untuk glaukoma), Bagian dari proses penuaan normal.
4. Patofisiologi
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer
ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior. Dengan
bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan . Di sekitar
opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior nukleus. Opasitas pada kapsul
posterior. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar
daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi,
sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu
teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan
bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim
akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita
Tajam penglihatan berkurang. Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang diukur diruangan
gelap mungkin tampak memuaskan, semetara bila tes tersebut dilakukan dalam keadaan terang
maka tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa silau dan hilangnya kontras.
Katarak terlihat hitam terhadap reflek fundus ketika mata diperiksa mungkinkan pemeriksaan
katarak secara rinci dan indentifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasnya
terletak didaerah neukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya
terletak disubkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan penyebab ocular katarak dapat
ditemukan. Sebagai contoh deposisi pigmen pada lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya atau
Suatu opasitas pada lensa mata menyebabkan hilangnya penglihatan tapa adanya rasa nyeri,
menyebabkan rasa silau, dapat mengubah kelainan refraksi. Pada bayi katarak dapat
bayangan pada retina buruk. Bayi dengan dugaan katarak atau dengan riwayat keluarga katarak
kongenital harus dianggap sebagai masalah yang penting oleh spesialis mata. (James, 2006, hal
77).
6. Penatalaksanaan
Tersedia dua teknik terapi pada katarak melalui pembedahan yaitu ekstraksi katarak intra
kapsular (EKIK) dan ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK). Indikasi dari pembedahan adalah
kehilangan penglihatan yang menggangu aktivitas normal atau katarak yang menyebabkan
glaukoma. Katarak diangkat dibahwah anestesi local dengan rawat jalan. Kehilangan penglihatan
berat dan akhirnya kebutaan akan terjadi kecuali dilakukan pembedahan (Baughman, 2000, hal
320).
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penujang pada klien katarak yang dikemukakan oleh Doengoes (2000. Hal
a. Tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan; mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa, lensa akueus atau vitreus humor, kesalahan refrkasasi, atau penyakit saraf atau
b. Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, masa tumor pada
e. Tes Provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/ tipe gllukoma bila TIO normal atau
f. Pemeriksaan Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,
i. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: dilakukan untuk memastikan aterosklerosis,
PAK.
Komplikasi tersering adalah dislokasi lensa selama pembedahan katarak, yang sering
menyebabkan uveitis berat, glaucoma, dan kondensasi vitreosa. Apa bila dibiarkan, penglihatan
dapat hilang selamanya. Terapi untuk dislokasi lensa dan fragmen lensa telah semakin baik
akibat kemajuan dalam teknik vitrektomi. Lensa yang lunak sampai agak keras dapat dengan
mikrovitrektomi. Bagaimanapun, pengeluaran lensa yang keras tetap merupakan tindakan yang
B. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada klien dengan post op katarak dilaksanakan melalui pendekatan
proses perawatan terdiri dari : pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
a. Aktivitas/istirahat :
b. Makanan/cairan
c. Neurosensori
Gejala : gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan
d. Nyeri/kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair.Nyeri/tiba tiba berat menetap atau tekanan pada
e. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskuler. Riwayat stres, alergi,
gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan vena), ketidak seimbangan endokrin, diabetes
(glaukoma).
Pertimbangan rencana pemulanngan : menunjukkan rerata lama dirawat 4,2 hari (biasanya
perawatan/pemeliharaan rumah.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kartu mata snellen/mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan);
mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, lensa akueus atau vitreus humor, kesalahan
refrkasasi, atau penyakit saraf atau penyakit sistem sararaf atau penglihatan keretina atau jalan
optik.
Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, masa tumor pada hipofisis/otak,
Tes Provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/ tipe gllukoma bila TIO normal atau
perdarahan retina dan mikroaneurisme. Dilatasi dan pemeriksaan belahan lampu memastikan
diagnose katarak.
EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: dilakukan untuk memastikan aterosklerosis,
PAK.
2. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada klien pre dan post op katarak
a. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan perdarahan intra okuler, kehilangan vitreous.
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur infansi bedah pengangkatan
katarak.
sensori/status organ indera lingkungan secara teurapeutik dibatasi. Ditandai dengan menurunnya
3. Perencanaan keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan perdarahan intraokuler, kehilangan vitreous.
Tujuan : cedera dapat dicegah. Kriteria hasil : mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk
meningkatkan keamanan.
Intervensi/Rasional
1) Diskusikan apa yang terjadi pada pasca operasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas,
penampilan,balutan mata. Rasional : membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkan kerja
2) Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring keposisi yang tak sakit sesuai keinginan.
Rasional : istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan atau
menginap semalam bila terjadi komplikasi. Menurunkan tekanan pada mata yang sakit,
3) Batasi aktivitas seperti menggerkkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok. Rasional
4) Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anastesi. Rasional :
5) Dorong napas dalam, batuk untuk bersihan paru. Rasional : batuk meningkatkan tio.
6) Anjurkan menggunakan teknik manajemen stres contoh, bimbingan imajinasi, visualisasi, napas
7) Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi. Rasional : digunakan untuk melindugi dari
8) Minta pasien untuk membedakan antara ketidak nyamanan dan nyeri mata tajam tiba-tiba.
Selidiki kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan. Observasi hifema (perdarahan pada mata)
pada mata dengan senter sesuai indikasi. Rasional : ketidaknyamanan mungkin karena prosedur
pembedahan; nyeri akut menunjukkan perdarahan, terjadi karena regangan atau tak diketahui
9) Observasi pembekakan luka, bilik anterior kemps, pupil bebentuk buah pir. Rasional :
menunjukkan prolaps iris atau rupture luka disebabkan oleh kerusakan jahitan atau tekanan mata.
10) Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi. Amoxilin, Asam Mefenamat, Methylprednison,
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur infansi bedah pengangkatan
katarak. Tujuan : infeksi tidak terjadi. Kriteria hasil : Meningkatkan penyembuhan luka tepat
waktu, bebas drainase purulen, eritema dan demam dan Mengidentifikasi intervensi untuk
Intervensi/Rasional
2) Gunakan teknik yang tepat untuk embersihkan mata dari dalam keluar dengan tisu basah/bola
kapas untuk tiap usapan, ganti balutan, dan masukan lensa kontak bila menggunakan. Rasional :
3) Tekankan untuk tidak menyentuh/ menggaruk mata yang dioperasi. Rasional : mancegah
4) Observasi tanda terjadinya infeksi. Rasional : Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan
6) Kolaborasi ; Berikan obat sesuai indikasi, anti biotik (topical, paranteral, atau subkonjungtival).
sensori/status organ indera lingkungan secara teurapeutik dibatasi. Ditandai dengan menurunnya
ketajaman, gangguan penglihatan, perubahan respon biasanya terhadap rangsang. Tujuan : tidak
terjadi perubahan visual Kriteria hasil : meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas
situasi individu.
Intervensi/Rasional
1) Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah salah satu atau kedua mata terlibat Rasional :
Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan terjadi lambat dan
progresif.
2) Oreintasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya Rasional : Memberikan
peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan, menurunkan cemas dan disorientasi pasca operasi.
3) Observasikan tanda-tanda dan gejala-gejala disorientasi; pertahankan pagar tempat tidur sampai
benar-benar sampai benar-benar sembuh dari anastesia. Rasional : terbangun dalam lingkungan
yang tak dikenal dan mengalami keterbatasan penglihatan dapat mengakibatkan bingung pada
orang tua.
4) Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi. Bicara dan menyentuh sering; dorong orang orang
terdekat tinggal dengan pasien. Rasional : memberikan rangsang sensoritepat terhadap isolasi
menggunakan tetes mata. Rasional : gangguan penglihatan/iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah
6) Ingatkan pasien menggunakan kacamata katarak dengan tujuannya memperbesar kurang lebih
25%, penglihatan perifer dan buta titik mungkin ada. Rasional : perubahan ketajaman dan
7) Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil pada sisi yang tak dioperasi. Rasional :
memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan untuk petolongan
bila diperlukan.
konsepsi, takakurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah Tujuan : pasien
mengerti tentang kondisi, prognosis dan pengobatan. Kriteria hasil : menyatakan pemahaman
kondisi/proses penyakit dan pengobatan, melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan
alasan tindakan.
Intervensi/Rasional
1) Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur/ lensa. Rasional :
meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dengan program pasca operasi.
2) Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin. Beri tahu untuk melaporkan penglihatan
4) Diskusikan kemungkinan efek/interaksi antara obat mata dan masalah medis pasien, contoh
peningkatan hipertensi, PPOM, diabetes. Ajarkan metode yang tepat memasukkan obat tetes
untuk meminimalkan efek sistemik. Rasional : penggunaan obat mata topical, contoh agen
simpatomimetik. Penyekat beta, dan agen antikolinergik dapat menyebabkan TD meningkat pada
pasien hipertensi; pencetus dispnea pada pasien PPOM; hipo glikemik pada diabetes tergantung
pada insulin.
5) Anjurkan pasien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat, mengejan dan defekasi.
Membongkok pada panggul, meniup hidung; penggunaan sprei, bedak bubuk, merokok
Valsalva atau meningkatkan TIO dapat mempengaruhi hasil bedah dan mencetuskan pendarahan.
6) Dorong aktivitas pengalih seperti mendengar radio, berbincang-bincang dan menonton televisi.
Rasional : memberikan masukan sensori, mempertahankan rasa normalitas. Melalui waktu lebih
7) Anjurkan pasien memeriksa kedokter tetang aktivitas seksual. Rasional: dapat meningkatkan
8) Tekankan kebutuhan untuk menggunakan kaca pelindung selama hari pembedahan/penutup pada
mala. Rasional :mencegah cedera kecelakaan pada mata dan menurunkan resiko peningkatan
9) Anjurkan pasien tidur terlentang, mengatur intensitas lampu dan menggunkan kacamata gelap
bila keluar/dalam ruangan terang. Rasional :mencegah cedera kecelakaan pada mata.
10) Anjurkan mengatur posisi pintu sehingga mereka terbuka atau tertutup penuh; pindahkan perabot
dari lulu lalang jalan. Rasional :menurunkan penglihatan perifer atau gangguan kedalaman
persepsi dapat menyebabkan pasien jalan kedalam pintu yang terbuka sebagian atau menabrak
perabot.
11) Dorong pemasukan cairan adekuat, makan berserat/kasar; gunakan pelunak feses yang dijual
mengejan.
12) Identifikasi tanda/gejala memelukan upaya evaluasi medis, contoh nyeri tajam tiba-tiba,
penurunan penglihatan, kelopak bengkak, drainase purulen, kemerahan, mata berair, fotofobia.
Rasional :intervensi dini dapat mencegah terjadinya komplikasi serius, kemungkinan kehilangan
penglihatan.