Anda di halaman 1dari 7

1.

Kerajinan Tapestry
Dianggap sebagai kerajinan tekstil pertama dan tertua di dunia, yang digunakan sejak sekitar abad k2
tiga sebelum Masehi.
Teknik kerajinan tapestry adalah proses penenunan dengan menggunakan 2 benang saling bersilang.
- bagian benang sejajar dengan panjang dinamakan wrap atau benang lungsin
- bagian benang sejajar dengan lebar dinamakan weft atau benang pakan
2. Tenun Kain
Kerajinan tangan tradisional dalam menciptakan kain dari bahan mentah berupa benang.
Mesin tenun manual sederhana masih dipakai di berbagai daerah di negara tercinta kita dimana tiap
daerah memiliki ciri khas kain tenunnya sendiri sendiri, terutama dari corak dan warnanya.
3. Bordir / Sulam
Kerajinan tangan ini menggunakan teknik untaian benang dengan jarum, sehingga tercipta motif atau
gambar yang unik diatas kain atau bahan lainnya.
Teknik bordir biasa juga dikombinasikan dengan aksesoris lainnya, semisal manik, ring, payet, serta
pernak pernik lainnya.
4. Batik
Kerajinan Batik nasional telah mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia.
Para selebritis dunia bahkan kepala negara dunia sama bangga menggunakan pakaian batik
Dari cara Pembuatannya, Batik Dibagi dua lagi loh, yaitu
- Batik Tradisional
Proses kerajinan batik yang dilakukan secara manual, dengan alat canting dan kuas.
Karena proses pembuatannya yang lama dan membutuhkan ketelitian tinggi, sehingga batik tulis
menajdi sangat mahal dan lebih prestisius.
- Batik Modern
Proses batik yang dibuat dengan bantuan alat modern, sehingga bisa memproduksi massal secara
cepat.
Sehingga harganya jauh lebih murah, dengan kualitas yang cukup bagus.
5. Quilt
quilting merupakan teknik kerajinan menghias suatu kain dengan cara menempelkan / melapisi
dengan bahan hias lalu menjahitnya. Sehingga hasilnya berupa hiasan timbul.
6. Sablon dan Percetakan
Sampai saat ini, teknik sablon tradisional masih banyak dipakai untuk skala kecil dan home industry.
Menggunakan alat berupa filter screen dan kuas warna, maka pengrajin dapat membuat gambar kartun
atau foto ke bahan kain seperti kaos atau lainnya.
Seiring perkembangan teknologi, sablon modern pun bermunculan, menggunakan teknik printing
instant mulai dari printer kecil untuk skala bisnis rumahan sampai dengan mesin cetak besar untuk
skala industri.
7. Jahit Kain Perca
Kerajinan tekstil yang memanfaatkan bahan sisa sisa potongan kain yang tidak terpakai.
Aneka sisa tersebut dapat dipilah dan dipilih untuk kemudian dikombinasikan dan dijahit untuk
menghasilkan bentuk baru yang menarik.
Meski memakai bahan sisa, Design yang unik akan dapat menghasilkan buah karya yang bagus dan
mahal.
8 & 9. Rajut & Renda
- Rajut : Kerajinan tangan dengan merangkai benang / tali menggunakan 2 jarum mirip sumpit di
tangan kiri dan kanan, hingga terbentuk suatu barang.
- Renda : Seni menautkan benang / tali menjadi suatu bentuk tertentu, menggunakan 1 jarum model
hook (pengait).
Perbedaan Utama Merajut dan Merenda dalam segi tujuan atau Fungsi
- Seni merajut lebih diutamakan kearah membuat suatau barang pakai, misalnya Tas, Topi, kaus kaki.
- sedangkan Seni Merenda umumnya digunakan untuk membuat suatau bentuk / Shapes, seperti
model kotak, segitiga, bintang dan lain lain, misalnya untuk dibuat taplak meja, tatakan gelas, Hiasan,
Dan lainnya.
10. Macrame
Kerajinan tangan kuno yang menggunakan teknik simpul menyimpul dari bahan benang atau tali
sehingga terbentuk untaian / rangkaian yang membentuk sebuah barang jadi. Tidak memakai alat
jarum, melainkan cukup jari tangan sobat saja untuk membuatnya.
Hasil karya macrame dapat berupa barang hias maupun barang bisa pakai.
Ada banyak sekali model dan bahan yang dapat dipakai untuk teknik macrame ini, antara lain
- Aneka benang dan Tali dengan bahan dari Katun, Linen, Pute, Acrylic, Nilon, dan Serat.
- Aneka jenis tali yang bisa dipakai seperti Tali koor / tali kur, Rafia, Senar pancing, Tali Sisal,
Tali wol, Tali Kulit, Tambang/Tampar, bahkan Tali sumbu kompor.

Proses Tenun Sarung Samarinda


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada zaman sekarang ini Televisi merupakan media massa elektronik yang mampu
meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak
terhingga pada waktu yang bersamaan. Dengan adanya televisi akan mempermudah suatu perusahaan
atau badan usaha untuk mempromosikan produk-produknya, sehingga konsumen mengetahui dan
dapat dengan mudah mencari produk tersebut, serta masih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang
dapat kita peroleh dengan adanya media televisi.
Namun jika kita lihat sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif dan rekreatif
saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat penting untuk disampaikan,
sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-
acara sinetron dan infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau
pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada karya tulis ini adalah:
1. Bagaimana peranan orang tua dalam mengatasi dampak televisi terhadap anak?
2. Apa dampak negatif acara televisi terhadap anak?
3. Hal apa yang bisa dilakukan orang tua dalam mengatasi dampak negatif dari televisi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah
1. Untuk mengetahui peranan orang tua dalam mengatasi dampak televisi terhadap anak dan remaja.
2. Untuk mengetahui apa saja dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh televise
3. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk mengatasi dampak
negatif dari acara televise.
D. Metode dan Teknik Penulisan
Kelompok kami dalam menyusun karya tulis ilmiah ini menggunakan metode dan teknik
penelitian study kepustakaan.
E. Manfaat Penulisan
Mengetahui secara pasti bagaimana peranan orang tua dalam mengatasi dampak televisi
terhadap anak-anak dan remaja, mengetahui secara pasti apa-apa saja dampaknya tersebut.
Serta,Mengetahui secara pasti cara menghindari dampak-dampak tersebut sehingga kita bisa
menghindarinya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Televisi
Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup
bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya
dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat
dilihat dan suaranya dapat didengar.(Soerjokanto 2003:24)
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan
menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun warna, biasanya
dilengkapi oleh suara. Televisi juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau
pancaran televisi. Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan
visio (penglihatan) dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang
dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan
ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan TV,
tivi, teve atau tipi.
2. Dampak televisi bagi anak-anak
Televisi merupakan produk dari kebudayaan modern sebagai pemenuhan kebutuhan hiburan
bagi manusia, sedangkan kebudayaan menurut Abu Ahmadi (2004: adalah hasil dari cipta, karsa dan
rasa. Jadi media televisi pada hakekatnya merupakan dari cipta kreatif para ilmuwan sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian kalau dilihat dari segi komunikasi massa , televisi temasuk ke dalam saluran (chanel) untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak supaya pesan diterima dengan baik. Ini diungkapkan oleh
Lasswell dalam Wiryanto (2006:70) bahwa komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber
(source), pesan (message), saluran (chanel), penerima (receiver) serta efek (effect). Karena merupakan
media komunikasi massa maka tidak terelakan lagi televisi dapat dilihat dan ditonton oleh setiap
orang dari berbagai tingkatan usia, mulai dari anak-anak, dewasa, sampai orang tua. Celakanya bagi
anak-anak ternyata membawa dampak negatif yang lebih besar dari pada dampak positifnya.
Seorang ahli bernama Albert Bandura mengemukakan teorinya. Teori tersebut dikenal dengan nama
Social Learning Theory, yang secara umum menjelaskan bahwa anak-anak akan dengan mudah
meniru perilaku apa yang sering mereka tonton. Dia menyatakan bahwa anak-anak yang menonton
kekerasan mempunyai peluang untuk meniruya.
Sedangkan ada yang mengemukakan pada anak di bawah usia tiga tahun (batita), dampak
negatif televisi justru lebih terasa. Terbukti tayangan televisi dapat menurunkan kemampuan
membaca, membaca komprehensif, bahkan penurunan memori pada anak. Batita yang terlalu sering
menonton televisi akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan stimulasi yang baik bagi proses
tumbuh kembangnya. Sebab, televisi cuma menyodorkan stimulasi satu arah.
Dampak lain untuk anak yang sudah bisa membaca akan menurunkan motivasi untuk membaca.
Dengan sering menonton televisi daya penggerak untuk membaca akan berkurang karena menonton
TV tayangannya serba cepat dan melintas membuat anak terperangkap dengan penuh daya pikat
sehingga mengalami kesulitan membedakan sikap yang positif maupun yang negatif. Berbeda dengan
membaca anak-anak selalu tersedia waktu untuk proses merenung sehingga memungkinkan untu
berpikir.
Selanjutnya dampak televisi terhadap anak adalah sebagai berikut :
1. Pada usia 0-3 th akan mengganggu perkembangan otak yang berdampak pada perkembangan
bicara, kemampuan membaca verbal, maupun pemahaman
2. Pada usia 5-10 th akan menghambat kemampuan dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan,
meningkatkan agresifitas dan kekerasan serta tdk mampu membedakan antara realitas dan khayalan
3. Membuat anak menjadi konsumtif
4. Karena anak belum mempunyai daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa
yang ditampilkan di televisi
5. Anak akan berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama
dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga
mereka dewasa.
6. Bahasa televisi simpel, memikat dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi
malas belajar.
7. Terlalu sering nonton televisi dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola
fikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi,
intelektualitas, dan perkembangan kognitifnya.
Dengan banyaknya dampak negatif televisi terhadap anak-anak secara sosiologis dapat ditinjau
dengan teori perubahan sosial yang berdampak negatif negatif yaitu memudarnya norma-norma dan
nilai-nilai pada anak-anak sehingga anak tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk.
3. Dampak televisi bagi remaja
Meningkatnya kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media informasi yaitu
program siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang nilai
amoralnya. Hal ini disebabkan karena industri perfilman kurang memberikan pesan-pesan moral
terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada
sinetron-sinetron maupun reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja
bersifat pornografis, kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan dilayar kaca.
Dari tayangan tayangan tersebut ada remaja yang hanya sekedar menyaksikan, tapi tidak
terpengaruh mengikutinya. Dan ada juga remaja yang memang gemar menyaksikan dan terpengaruh
untuk mengikuti hal tersebut guna mencari sensasi di lingkungan pergaulan. Begitu juga program
yang menayangkan adegan kekerasan sehingga remaja yang pola pikirnya masih labil dan emosional
cenderung untuk melakukan perilaku yang kasar dan tidak sopan baik kepada teman sendiri, maupun
kepada guru bahkan orang tua sekalipun.
4. Peranan orang tua dalam mengatasai dampak negatif televisi
Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan
perkembangannya, oeh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang
tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu
juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang
tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya.
Dari begitu banyak dampak yangdiakibatkan oleh tontonan televisi, ada beberapa hal yang bisa kita
lakukan oleh setiap orang tua, yaitu:
1. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
2. Dampingi anak memonton TV
Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol.
3. Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak.
Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan
anak-anaknya,
4. Tanyakan acara favorit mereka dan buntu memahami pantas tidaknya acara tersebut untuk mereka
diskusikan setelah menonton
5. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan
orang lain.
6. Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengarkan musik sebagai mengganti
menonton TV
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena dengan mendenganrkan radio, anak akan terlatih
kemampuan mendengarnya, jika kita bandingkan denga menonton televisi hanya merangsang anak
untuk mengikuti alur cerita tampa menganalisis lebih lanjut dari apa yang dialihat dan dengar. Begitu
juga dengan mendengarkan musik lebih baik dilakukan bila dibandingkan dengan menonton televisi
karena bisa melatih perkembangan imajinasi anak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa simpulan diataranya :
1. Disamping memberikan dampak positif, televisi juga dapat memberikan dampak negatif bagi
pemirsanya, khususnya terhadap anak-anak dan remaja. Bahkan apabila dikaji lebih jauh, dampak
negatifnya jauh lebih besar dibandingan dampak positifnya.
2. Orang tua memiliki tanggungjawab untuk mengawasi, mendampingi dan menseleksi acara-acara
televisi yang menjadi tontonan anak-anaknya.
3. Dampak negatif nonton televisi yang berlebihan yaitu:
a. Pada usia 0-3 th akan mengganggu perkembangan otak yang berdampak pada perkembangan
bicara, kemampuan membaca verbal, maupun pemahaman
b. Pada usia 5-10 th akan menghambat kemampuan dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan,
meningkatkan agresifitas dan kekerasan serta tdk mampu membedakan antara realitas dan khayalan
c. Membuat anak menjadi konsumtif
d. Karena anak belum mempunyai daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa
yang ditampilkan di televisi
e. Anak akan berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama
dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga
mereka dewasa.
f. Terlalu sering nonton televisi dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola
fikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi,
intelektualitas, dan perkembangan kognitifnya.
4. Apa yang bisa dilakukan orangtua:
a. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
b. Dampingi anak memonton TV
c. Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak.
d. Tanyakan acara favorit untuk didiskusikan
e. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan
orang lain.
f. Perbanyak mendengarkan radio, sebagai mengganti menonton TV

Anda mungkin juga menyukai