Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit akut dan menular
yang disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan
sering menimbulkan wabah/kejadian luar biasa (KLB), Nyamuk Aedes aegypti tersebar
luas di Indonesia, sehingga penularan DBD dapat terjadi di semua tempat/wilayah yang
terdapat nyamuk penular penyakit tersebut.
Setiap diketahui adanya penderita DBD di Wilayah Kabupaten Klungkung segera
ditindak lanjuti dengan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) yaitu pencaran
penderita DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular
DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat
umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter. Dari hasil PE didapakan hasil
sesuai dengan kreteria pada bagan PE, dan bila hasil menunjukkan Positif ditemukan 1
atau lebih penderita DBD dan/atau > 3 orang suspek infeksi Dengue lainnya dan
ditemukan jentik ( > 5%) maka rencana tindak lanjutnya adalah melaksanakan;1. PSN
DBD; 2.Larvassidasi Selektif; 3.Penyuluhan; dan 4.Fogging radius 200 m (2 siklus
interval 1 minggu).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD
2. Tujuan Khusus
a. Membunuh nyamuk penular DBD dan memutuskan rantai penularan DBD.
b. Mencegah terjadinya KLB di lokasi tempat tinggal penderita DBD dan
rumah/bangunan sekitar serta tempat-tempat umum berpotensi menjadi sumber
penularan lebih lanjut.

C. LINGKUP KEGIATAN
Pencarian Penderita DBD/Chikungunya atau tersangka DBD lainnya dan
pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD/Chikungunya di tempat tinggal penderita
dan rumah/bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum dalam radius
sekurang-kurangnya 100 meter. Pengasapan/fogging fokus di lokasi kasus dengan
radius 200 meter dengan 2 siklus interval 1 minggu.

D.CARA MELAKUKAN KEGIATAN


Melaksanakan pengasapan/fogging fokus di lokasi kasus dengan radius 200 meter
dengan 2 siklus interval 1 minggu

E. SASARAN
1. Nyamuk Aedes aegypti /Vektor DBD
2. Rumah/bangunan sekitar serta tempat-tempat umum dll pada lokasi kasus.

F. TARGET
> Radius 200 meter dari lokasi kasus dengan 2 siklus interval 1 minggu
Nyamuk penular DBD mati

Semarapura, 11 Maret 2016


Kepala UPT Puskesmas Banjarangkan I,

Drg.I Gst.Ayu Ratna Dwijayati


NIP. 19720505 200212 2 011

1
PENANGGULANGAN FOKUS DISAHKAN
STANDART No.Doku : K
PROSEDUR men Kepala UPT Puskesmas
OPERASIO Terbitan : Banjarangkan I,
NAL (SPO) No.Revisi :
Mulai :
berlaku

Halaman : UPT
KABUPATEN Drg. I Gst. Ayu Ratna Dwijayati Puskesmas
KLUNGKUNG NIP. 19720505 200212 2 011 Banjarangkan I

1 Definisi Fogging Fokus adalah Kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang
dilaksanakan dengan melakukan pengasapan/fogging fokus pada lokasi kasus radius
200 meter dari lokasi kasus dengan 2 siklus interval 1 minggu.

2 Tujuan Penanggulangan Vektor DBD dan Chikungunya dalam upaya membunuh nyamuk
melalui asap dari bahan insektisida dan untuk memutuskan rantai penularan DBD
oleh Nyamuk Aedes aegypti dan mencegah kejadian luar biasa (KLB).

3 Peraturan 1. Permenkes No.374/2010 tentang Pengendalian Vektor


dan 2. Permenkes No.1350/Menkes/SK/XII/2001 tentang Pestisida.
Kebijakan
4 Strategi Pengasapan dilakukan pada lokasi kasus radius 200 meter dari lokasi kasus dengan 2
siklus interval 1 minggu

4 Referensi 1. Modul Pengendalian Demam Berdarah dengue, Kementerian Kesehatan RI,


Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
2. Petunjuk Teknis Pengkabutan Panas (Thermal Fogging) dan Pengkabutan Dingin
(Ultra Low Volume/ULV), Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
5 Langkah- 1. Penyemprotan (fogging focus) dilaksanakan atas dasar Surat Perintah Tugas (SPT)
langkah yang diterbitkan oleh Pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung/Kepala
Pelaksana Puskesmas setempat setelah mempertinbangkan hasil Penyelidikan Epidemiologi
an Kegitan (PE).
Fogging 2. Masyarakat di wilayah penyemprotan telah diberitahukan sebelumnya secara
tertulis melalui Kepala Desa/Lurah, Kadus, Kelian Banjar, Ketua Lingkungan.
3. Pastikan warga masyarakat di dalam wilayah yang akan disemprot berpartisipasi
dalam penanggulangan focus dengan melakukan pembersihan sarang nyamuk
(PSN) dan larvasidasi.
4. Pastikan petugas pelaksana telah mendapat pelatihan.
5. Tetapkan wilayah yang akan disemprot seluas radius 200 meter dari rumah yang
terkena DBD dan dipetakan, jumlah bangunan, lahan dan penduduk dicatat,
kebutuhan bahan bakar mesin, minyak solar pengencer dan insektisida dihitung
dan disediakan.
6. Aksi tanggap darurat kecelakaan kerja, kotak pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K), alat pemadam api ringan (APAR), penanggulangan
ceceran/tumpahan insektisida, dan daftar alamat dan nomor telepon Dinas
Pemadam Kebakaran, rumah sakit dan kepolisian terdekat disediakan.
7. Nozzle dengan output sebesar 10 liter/jam telah terpasang pada mesin pengasap
panas.
8. Mesin Pengkabut panas telah diuji kinerjanya dan dipastikan dapat beroperasi
dengan lancar, bebas dari kotoran, tidak ada kebocoran, tali sandang layak dan
terpasang dengan baik, suku cadang tertentu yang sering rusak, perkakas corong
bersaring tersedia.
9. Insektisida, bahan bakar dan pengencer dalam wadah tertutup, berlabel dengan
jumlah yang cukup untuk luas wilayah penyemprotan tersedia.
10. Alat pelindung diri (APD) perorangan dengan kondisi layak dan jumlah yang cukup
tersedia.
11. Tetapkan pembagian tugas para pelaksana, dengan minimal :
a. Pemimpin regu dan Supervisor penyemprotan bertugas memastikan bangunan
yang akan disemprot sudah aman dan mengarahkan rute dan giliran bangunan
yang akan disemprot, membuat laporan pelaksanaan penyemprotan.
b. Tenaga penyemprot 1 dan 2, bertugas melakukan penyemprotan sesuai arahan
pemimpin regu.
c. Tenaga penyemprot 3 dan 4, bertugas pengelola insektisida, pengencer dan
bahan bakar, melakukan pencampuran dan pengisian serta memindahkannya
agar selalu dekat dengan mesin untuk pengisian.
d. Tenaga penyemprot 1 dan 2 dengan 3 dan 4 bertukar peran setiap kali jeda
pengisian bahan bakar.

2
6 Bagan Alir
Penderita
Demam Dengue

Penyelidikan Epidemiologi (PE)


Pencarian suspek infeksi Dengue lainnya dan Pemeriksaan jentik di Lokasi
tempat tinggal penderita dan rumah bangunan lainnya dengan radius 100 m
(minimal 20 rumah/bangunan secara random)

Positif Negatif :
Bila ditemukan 1 atau lebih penderita DBD Jika tidak memenuhi 2
dan/atau kriteria positif
> 3 org suspek infeksi Dengue lainnya dan
ditemukan jentik ( > 5%)

1. PSN DBD
1. PSN DBD
2. Larvassidasi Selektif
2. Larvassidasi Selektif
3. Penyuluhan
3. Penyuluhan
4. Fogging radius 200 m
(2 siklus interval 1 minggu)

7 Hal-hal 1. Pastikan semua anggota team penyemprot dan wakil masyarakat di wilayah
yang perlu penyemprotan, pembagian tugas kerja, rencana tanggap darurat
diperhatik 2. Selama pengoperasian lampu hazard dinyalakan
an 3. Semua jendela dan pintu rumah harus dibuka
4. Penghuni rumah harus menyingkir ke area diluar wilayah semprotan
5. Tetapkan jadual penyemprotan dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00
08.00.
6. Pastikan bangunan yang akan disemprot sudah dalam keadaan kosong penghuni,
makanan sudah disimpan oleh pemiliknya, kompor sudah dimatikan.
7. Hewan peliharaan dijauhkan atau diamankan dari paparan insektisida.
8. Pakai APD secara lengkap sesuai peruntukannya.
9. Pastikan kecepatan angin tidak melebihi 15 km/jam dan tidak hujan
8 Unit Supervisor, Team Fogging, Perbekel/Lurah, Kadus/Kaling, Masyarakat setempat,
Terkait
9 Dokumen Surat Perintah Tugas (SPT), Laporan Kegiatan Penyemprotan
terkait
10 Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis
perubaha
n
11 Distribusi

Anda mungkin juga menyukai