Anda di halaman 1dari 9

ANALISA DERAJAT KEPADATAN TIMBUNAN LAPIS PONDASI DAN PROPERTIS

AGREGAT
(Studi Kasus Jalan : Sultanah Agung Latifah-Bunga Raya)

Denny Mukhlisin Muhammad Idham., S.T.,M.sc Hendra Saputra ST., M.Sc


Mahasiswa Program Studi DIII Dosen Program Studi DIII Dosen Program Studi DIII
Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bengkalis Politeknik Negeri Bengkalis Politeknik Negeri Bengkalis
e-mail : Dennymukhlisin@yahoo.com e-mail : idham.muh@gmail.com e-mail :hendra_engineer@yahoo.com
ABSTRAK
O ,s
Abstrak

Dengan kemajuan teknologi jalan dan pembangunan serta kebutuhan fasilitas-fasiltas yang difungsikan untuk
mempermudah dan memperlancar aktifitas manusia saat ini. Jalan yang ada pada Daerah Sultanah Agung Latifah Bunga
Raya merupakan jalan rintisan baru yang di bangun oleh Pemerintah Kabupaten Siak, karena dengan adanya jalan tersebut
dapat membantu masyarakat dalam bertransportasi.Tanah diambil dengan menggunakan sand cone atau alat konus pasir
secara manual dari lokasi yang telah ditentukan sebelumnya yaitu tanah atau base pada Jalan Sultanah Agung Latifah-
Bunga Raya pada STA 0+00 sampai dengan STA 0+150 meter. Sampel yang diperoleh dari hasil pengujian di lapangan
dengan menggunakan alat Sand Cone didapat nilai kepadatan rata-rata tiap titik Lengan Kanan dari STA 00 + 150 m yaitu :
92%, kepadatan rata-rata tiap titik Lengan Kiri dari STA 00 + 150 m yaitu : 92%,Pada pengujian ini diperoleh berat isi
tanah kering maksimum (dry density = d max) pada Lengan kanan yaitu sebesar 2.125 gram/cm3, serta dengan nilai OMC
(Optimum Moisture) adalah 8,73% dan pengujian pada Lengan Kiri diperoleh berat isi tanah kering maksimum (dry density
= d max) pada Lengan kanan yaitu sebesar 2.142 gram/cm3, serta dengan nilai OMC (Optimum Moisture) adalah 8,18%.
Nilai CBR (california bearing ratio) yang didapatkan di pengujian laboratorium terhadap sampel timbunan base yang
diambil dari pengujian sand cone pada jalan Sultanah Agung Latifah-Bunga Raya pada Lengan Kanan adalah 8% dan pada
pengujian laboratorium terhadap sampel timbunan base yang diambil dari pengujian sand cone adalah 9%.

Kata kunci : Tanah, OMC, CBR. Sand Cone, disturbed

Abstract
The development technology and facilities facilities used on the road and also requirement of which functioned watering
down and human being aktifitas in this time at the Sultanah Agung Latifah-Bunga Raya street representing road which is is
build by Government of Siak Regency, because with existence of the road can assist society in have transportation.
the soil is taken with using sand cone test or appliance of konus soil manually from location which have been determined
previously that is soil or base at Road Sultanah Agung Latifah-Bunga Raya at STA 0+00 until with STA 0+150 meter,
Sample which is obtained from result test in field by using appliance Sand Cone is got by density value average - average
every dot Right Arm from STA 00 + 150 m that is : 92%, density value flatten - flatten every dot lift Arm from STA 00 +
150 m that is : 92%,Test is obtained weight fill maximum dry land (dry density = d max) at right Arm that as big as 2.125
gram/cm3, and also with value (Optimum Moisture) is 8,73% and test at lift Arm that as big as 2.142 gram/cm3, and also
with value value (Optimum Moisture) is 8,18%. Value CBR (california bearing ratio) which got in test laboratory to base
hoard sample base hoard which taken away from test sand cone at road Sultanah Agung Latifah-Bunga Raya at Right Arm
8% and test of laboratory to hoard sample base which taken away from test is 9%.

Key words: Land, OMC, CBR. Sand Cone, Distrubed

Pendahuluan yaitu untuk meningkatkan daya dukung tanah yang


Dengan kemajuan teknologi jalan dan akan memikul beban-beban lalulintas di atasnya.
pembangunan serta kebutuhan fasilitas-fasiltas Mengingat pembangunan jalan Sultanah
yang difungsikan untuk mempermudah dan Agung Latifah-Bunga Raya yang akan nantinya
memperlancar aktifitas manusia saat ini. sebagai sarana transportasi yang akan dilalui
Jalan yang ada pada Daerah Sultanah Agung oleh kendaraan hal ini sangat berpengaruh pada
LatifahBunga Raya merupakan jalan rintisan baru perkerasan jalan tersebut, sehingga penulis
yang di bangun oleh Pemerintah Kabupaten Siak, tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
karena dengan adanya jalan tersebut dapat membantu pemadatan timbunan agregat pada jalan tersebut
masyarakat dalam bertransportasi. Pekerjaan untuk mengetahui hasil dari pengujian di
pelaksanaan perkerasan jalan merupakan bagian yang lapangan dan laboratorium Pengujian tersebut di
sangat penting dari pekerjaan perkerasan jalan
tersebut. Tujuan Perkerasan jalan yang ingin dicapai
lakukan di lapangan dan pengujian di
laboratorium.
Tinjauan Pustaka Jenis Kelas Lapis Pondasi Agregat
Menurut Silvia (1999), agregat merupakan Pada analisa derajat kepadatan timbunan
butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral agregat pada jalan Sultanah Agung Latifah-
lain, yang berasal dari alam. Agregat merupakan Bunga raya, jenis timbunan yang direncanakan
komponen utama dari struktur perkerasan jalan, adalah merupakan timbunan jenis lapisan
Agregat merupakan komponen utama dari pondasi bawah. Umumnya bagian-bagian lapisan
struktur perkerasan jalan, yaitu 90-95% agregat perkerasan terdiri dari:
berdasarkan persentase berat, atau 75-85% a. Tanah dasar (Subgrade)
agregat berdasarkan persentase volume. kualitas b. Lapisan pondasi bawah ( Subbase Course)
perkerasan jalan ditentukan dari sifat agregat dan c. Lapisan pondasi atas ( Base Course)
hasil campuran agregat dengan material lain. d. Lapisan permukaan ( Surface Course)
Fungsi dari agregat adalah sebagai bahan utama
dalam lapis perkerasan untuk menerima dan
meneruskan beban yang diterima oleh lapis
perkerasan tersebut.

Klasifikasi Agregat
Berdasarkan Bina Marga besar partikel-partikel
agregat dapat dibedakan atas :
a. Agregat Kasar, adalah agregat dengan
ukuran butiranlebih besar dari
Gambar 1. Jenis lapis pondasi
saringanNo. 4 (4,75 mm).
b. Agregat Halus, adalah agregat dengan
Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
ukuran butiran lebih halus dari
Tanah dasar (subgrade) adalah merupakan
saringanNo.4 (4,75 mm).
permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian
c. Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari
perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan
agregat halus yang minimum 75% lolos
maupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan
saringan no. 200 (0,075 mm).
jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya
dukung tanah dasar ini. Material tanah sebagai
Sifat Agregat
pembentuk tanah dasar harus memiliki harga
Sifat agregat merupakan salah satu faktor
CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman
penentu kemampuan perkerasan jalan memikul
4 hari dan dipadatkan 100 % dari kepadatan
beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca.
kering maksimum.
Sifat agregat yang menentukan kualitasnya
sebagai material perkerasan jalan adalah:
Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
a. kebersihan,
Lapisan perkerasan yang terletak diantara lapis
b. kekerasan
pondasi bawah dan lapis permukaan dinamakan
c. ketahanan agregat, lapis pondasi atas yang fungsinya antara lain
d. bentuk butir, sebagai :
e. kemampuan untuk menyerap air. a. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang
dari beban roda dan menyebarkan beban ke
Jenis Kelas Lapis Pondasi Agregat lapisan di bawahnya.
Pada analisa derajat kepadatan timbunan b. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi
agregat pada jalan Pelintung-Dumai, jenis bawah.
timbunan yang direncanakan adalah merupakan c. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
timbunan jenis lapisan pondasi bawah. Material yang akan digunakan untuk lapis
Umumnya bagian-bagian lapisan perkerasan pondasi atas adalah material yang cukup kuat.
terdiri dari: Untuk lapis pondasi atas tanpa bahan pengikat
a. Tanah dasar (Subgrade) umumnya menggunakan material dengan CBR >
b. Lapisan pondasi bawah ( Subbase Course) 50% dan plastisitas indeks (PI) < 4%. Bahan-bahan
c. Lapisan pondasi atas ( Base Course) alam seperti: batu pecah, kerikil pecah, stabilisasi
d. 4.Lapisan permukaan ( Surface Course) tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan
sebagai lapis pondasi atas.
Jenis lapis pondasi atas yang umum digunakan Pengujian Kepadatan Dengan Menggunakan
di Indonesia antara lain agregat bergradasi baik Alat Konus Pasir (Sand Cone Test)
dapat dibagi atas Batu pecah kelas A, batu pecah Percobaan kerucut pasir (Sand Cone)
kelas B, batu pecah kelas C. merupakan salah satu jenis pengujian yang
dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat
Lapisan Pondasi Bawah isi kering (kepadatan tanah) asli ataupun hasil
Lapis pondasi bawah adalah bagian suatu pekerjaan pemadatan, pada tanah kohesif
perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan maupun non kohesif. Percobaan ini biasanya
tanah dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan
antara lain yaitu: pemadatan di lapangan yang dinyatakan dalam
a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu
untuk menyebarkan beban roda. Lapisan ini perbandingan antara d lapangan (kerucut pasir)
harus cukup kuat, mempunyai CBR 20% dan dengan d maks hasil percobaan pemadatan di
plastisitas indeks (PI) < 10% laboratorium dalam persentase lapangan.
b. Mencapai effisiensi penggunaan material
yang relatip murah agar lapisan-lapisan d lap = (1)
selebihnya dapat dikurangi tebalnya
Menentukan berat isi tanah
Berta isi pasir = ( pasir) = (W2 W1) / V)
(penghematan biaya konstruksi).
c. Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam
lapis pondasi. Berat pasir dalam corong = (W3-W4 (gram)
d. Sebagai lapisan peresapan (drainage blanket Berat pasir dalam lubang = (W5-W7) (W3-W4)
sheet) agar air tanah tidak mengumpul
dipondasi maupun ditanah dasar. = (W8 (gram)
e. Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan Volume lubang = W8 / pasir
dapat berjalan lancar. Hal ini sehubungan
terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar Berat tanah = W6 (gram)
terhadap roda-roda alat berat atau karena Berat isi tanah = m = W6 / V lobang (gr/cm3)
kondisi lapangan yang memaksa harus segera
menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca. Berat isi kering = d = (gram / cm3
Material yang umum digunakan untuk
lapisan pondasi bawah sesuai dengan jenis kepadatan di lapangan = x 100%
konstruksinya adalah:
a. Batu belah dengan balas pasir (sistim telford) d lap : Berat isi kering maksimum tanah di
b. Tanah campur semen (soil cement base)
lapangan (gr/cm3)
c. Aggregat klas B (sistim pondasi aggregate)
Kelas lapis pondasi agregat terdapat tiga
kelas yang berbeda dari lapis pondasi agregat TinjauanKepadatanTanahdiLapangan
yaitu kelas A, kelas B dan kelas C. Lapis pondasi untukMengetahuiDerajatKepadatan.

atas harus terdiri dari agregat kelas A atau kelas D = x 100% (2)
B, sedangkan lapis pondasi bawah harus terdiri
dari agregat kelas C. Untuk ukuran agregat tiap
kelas bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Keterangan:
Lapisan Pondasi Permukaan D : Derajat kepadatan (%)
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan d lap : Berat isi tanah lapangan (gr/cm3)
terletak paling atas. Lapis permukaan ini d lab : Berat isi tanah di laboratorium (gr/cm3)
berfungsi antara lain:
a. Sebagai bagian perkerasan untuk menahan Analisis Saringan (Sieve Analysis)
gaya lintang dari beban roda Analisis ayakan adalah mengayak dan
kenderaan. menggetarkan contoh tanah melalui satu set
b. Sebagai lapisan kedap air untuk melindungi ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut
badan jalan dari kerusakan akibat cuaca. makin kecil secara berurutan. Untuk standar
c. Sebagai lapisan aus (wearing course) ayakan amerika serikat, nomor ayakan dan
ukuran lubang dapat dilihat pada tabel 1 di Bk = berat benda uji kering oven, dalam gram
berikut ini:
B = berat picnometer berisi air, dalam gram
Tabel.1 Ukuran Ayakan ASTM Bt = berat picnometer berisi benda uji dan air,
No Ayakan Lubang (mm)
2 50,80
dalam gram
1,5 37,50 500 500 = berat benda uji dalam keadaan kering
1 25,40
3/8 9,50 permukaan jenuh, dalam Gram
No. 4 4,75
No. 10 2,00
No. 40 0,425 Berat Jenis Dan Penyerapan Air
No. 200 0,075 Berat jenis kering permukaan jenuh adalah
Suber Devisi 5 Departemen Pekerjaan Umum April (2005), perbandingan antara berat agregat kering
Cetakan ke-2 permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh
Keausan Agregat dengan Alat Abrasi Los pada suhu 25C. Berat jenis semu adalah
Angeles (Los Angeles Abrassion Test) perbandingan antara berat agregat kering dan
Durabilitas atau ketahanan terhadap berat air suling yang isinya sama dengan isi
kerusakan sangat berpengaruh terhadap agregat dalam keadaan kering pada suhu 25C.
kebutuhan akan jumlah agregat. Pengujian ini Penyerapan adalah perbandingan antara berat air
bertujuan untuk mengetahui angka keausan yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
agregat, yang dinyatakan dengan perbandingan kering dinyatakan dalam persen.
antara berat bahan aus lolos saringan No. 12 (1,7
mm) terhadap berat semula dalam persen. Berat Jenis Butir Tanah (Spesific Grafity)
Pengujian los angeles dapat digunakan untuk Berat jenis butir tanah (Gs) didefinisikan
mengukur keausan agregat kasar. Hasil sebagai perbandingan antara berat dari suatu
pengujian ini dapat digunakan dalam volume tanah terhadap berat dari volume air
perencanaan dan pelaksanaan bahan perkerasan murni pada temperatur 4oC. Berat jenis
jalan atau konstruksi beton. menunjukkan butir tanah lebih berat dari pada
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui air. Untuk kebanyakan tanah, Gs bervariasi
angka keausan agregat, yang dinyatakan dengan sekitar 2,6-2,8. Untuk perhitungan jika Gs tidak
perbandingan antara berat bahan aus lolos diberikan, Gs dapat diasumsikan pada rentang
saringan No. 12 (1,7 mm) terhadap berat semula tersebut.
dalam persen. Adapun ukuran fraksi dan berat
agregat dapat dilihat Batas-Batas Konsistensi Tanah (Atterberg)
Menurut pandangan Braja M. Das Suatu
Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agrega hal yang penting pada tanah berbutir halus
Halus adalah sifat plastisnya. Plastis disebabkan oleh
Berat jenis curah adalah perbandingan adanya partikel mineral lempng dalam tanah.
antara berat agregat kering dan berat air suling Istilah digambarkan sebagai kemampuan tanah
yang isinya sama dengan isi agregat dalam dalam menyesuaikan perubahan bentuk padat
keadaan jenuh pada suhu 25C. Berat jenis volume yang konstan tanpa retak retak. Indeks
kering permukaan jenuh adalah perbandingan Plastisitas tanah terbagi atas 3 (tiga) Berdasrkan
antara berat agregat kering permukaan jenuh dan besarnya batas cair (LL) yang ada didalam pori
berat air suling yang isinya sama dengan isi pori tanah.
agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25C. a. LL < 35 % Tanah berplastisitas rendah (L)
Berat jenis semu adalah perbandingan antara b. LL 35%-50% Tanah berplastisitas sedang (I)
berat agregat kering dan berat air suling yang c. LL > 50 % Tanah berplastisitas tinggi (H)
isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan d. Batas cair (liquit limit), didefinisikan sebagai
kering pada suhu 25C . kadar air tanah pada batas antara keadaan cair
Penyerapan adalah perbandingan antara dan keadaan plastis, yaitu batas atas dari
berat air yang dapat diserap terhadap berat daerah plastis.
agregat kering dinyatakan dalam persen.
, tired roller) dan Roda Baja (steel tired
LL = (3)
roller).
Keterangan : LL = Batas Cair (%) b. Di laboratorium dapat dgunakanalat
W = Kadar air (%) pemadatan berupa alat penekan atau
N = Jumlah Pukulan tekanan statik yang menggunakan mesin
e. Batas Plastis (plastic limit) dudeinisikan tekan.
sebagai kadar air pada kedudukan antara Untuk setiap jenis pemadatan tertentu,
daerah plastis dan semi padat, yaitu batas kepadatan yang tercapai tergantung pada kadar
batas atas dari daerah plastis. air didalam tanah kecil maka tanah akan sulit
f. Batas susut (Shrinkage limit), didefinisikan dipadatkan. jika kadar air didalam tanah
sebagai kadar air pada kedudukan antara ditambah maka tanah mudah dipadatkan karena
daerah semi padat, yaitu persentase kadar air air berfungsi sebagai pelumas. Pada kondisi
dimana penggunaan air selanjutnya tidak kadar air tinggi, maka tingkat kepadatan adalah
mengakibatkan perubahan volume tanahnya. rendah karena air yang terjebak didalam pori-
g. Indek plastisitas (plasticity index), adalah pori tanah sulit dikeluarkan.
istilah batas cair dan batas plastis.
PI = LL PL Uji Pemadatan Standar (standar proctor
Keterangan : test) di Laboratorium
PI = Indeks Plastisitas Pengujian pemadatan ini dilakukan untuk
LL = Batas Plastis mendapatkan kadar air optimum (OMC) dan
PL = Batas Cair berat isi kering maksimum ( d ). Spesifikasi
pengujian kepadatan standar (standard proctor
Teori Pemadatan Tanah (Soil Compaction) test) ini berdasrkan ASTM D698 pada tabel 2.6
Pemadatan merupakan suatu proses dimana di bawah ini.
partikel partikel tanah diatur Tabel. 2. Pemadatan Standar
kembali dan dikemas menjadi bentuk yang padat Pemadatan Standar
Keterangan
dengan bantuan peralatan mekanis dan bertujuan ASTM D698
untuk mengurangi porositas tanah sehingga Volume Cetakan/mold 4
memperbesar isi kering (dry density) tanah Jumlah lapisan 3 lapisan
Berat pukulan 5,5 lb (2,5kg)
tersebut. pemadatan juga merupakan proses
Tinggi jatuh pemukul 12 (305mm)
pengurangan pori-pori tanah akibat pembebanan Jumlah tumbukan 25 kali
yang singkat. Sumber: J.E Bowles,( 1989)
Tujuan dari pemadatan adalah : Adapun rumus untuk mencari berat isi
a. Untuk memperbesar daya dukung tanah kering ( d ) adalah sebagai berikut :
tersebut.
b. Memperkecil pori-pori tanah sehingga daya d = (3)
rembesan air melalui tanah padat tersebut
akan mengecil. Keterangan :
Manfaat atau keuntungan yang d : Berat Volume Kering (gram/ cm3)
didapatkan dengan usaha pemadatan ini adalah :
W : Kadar air (%)
a. Berkurangnya penurunan permukaan tanah wet : Berat isi basah (gram/cm3)
(subsidence) yaitu gerakan vertical di
dalam massa tanah itu sendiri akibat
berkurangnya angka pori. Uji CBR (california Bearing Ratio) ASTM D-
b. Bertambahnya kekuatan tanah. 1883-73
c. Berkurangnya penyusutan, berkurangnya Menurut Djatmiko soedarmoe Pengujian
volume akibat berkurangnya kadar air dari CBR bertujuan untuk mendapatkan
nilai patokan pada saat pengeringan. perbandingan antara beban percobaan (test load)
Ada dua macam peralatan mekanis yang pada sampel tanah dalam kondisi kadar air dan
digunakan untuk memadatkan tanah yaitu : berat volume tertentu terhadap beban standar
a. Di lapangan dapat digunakan mesin gilas (standar load) yang di nyatakan dalam
(roller), berupa Roda Karaet (rubber persentase.
CBR =( PT / PS) x 100%(4)
Dimana : supaya terarah dengan metode tersebut.
PT : Beban percobaan (kg) dilapangan dan pengujian dilaboratorium.
PS : Beban standar (kg) Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah
Adapun besarnya beban standar untuk sebagai berikut :
berbagai kedalaman penetrasi dapat dilihat pada a. Pengujian kepadatan di lapangan
tabel 3 di bawah ini : menggunakan alat konus pasir (sand cone)
(SNI 03- 2828-1992)
Tabel 3. Penetrasi dan Beban Standar Untuk Percobaan b. Pengujian di laboratorium
CBR 1) Uji saringan (ASTM D 2487)
Penetrasi Beban Standar
( mm ) ( KN )
2) Keausan Agregat dengan Alat Abrasi
2,5 13,50
Los Angeles (Los Angeles Abrassion
5,0 20,00 Test) (SNI 03-2417-1991)
7,5 25,50 3) Pengujian Konsistensi Tanah (ASTM
10,0 31,00 4318)
12,5 35,00 a. Batas plastis
Sumber: Djatmikosoedarmo, Mekanika Tanah 1, (1993) b. Batas Cair
c. Indeks Plastisitas
Metode Penelitian
4) Berat jenis dan penyerapan air agregat
Metodologi Penulisan
halus (SNI 03-1970-1990)
Metode yang digunakan dalam penyusunan
5) Berat jenis dan penyerapan air agregat
laporan tugas akhir sehingga mendapatkan hasil
kasar (SNI 03-1970-1990)
akhir yang maksimal, yaitu :
6) Berat jenis butir tanah (Specific
a. Literatur
gravity) (ASTM D 854)
Dengan mempelajari buku-buku dan
c. Pengujian pemadatan standar menggunakan
literatur yang berkaitan dengan pengujian
proctor test. (ASTM 698)
tanah dan agragat, akan dapat mendukung
d. Pengujian CBR laboratorium pada Sampel
penulis dalam menyelesaikan penulisan
yang telah diambil di lapangan. (ASTM D-
Tugas Akhir ini.
1883-73)
b. Benda Uji
Tempat Pengujian
Benda uji yang digunakan untuk pengujian
Studi penelitian dan pengujian ini dilakukan
terdiri dari beberapa titik sampel yang di
dilaboratorium uji Tanah Teknik Sipil Politeknik
ambil dari timbunan agregat jalan Sultanah
Negeri Bengkalis.
Agung Latifah-Bunga Raya.
c. Lokasi Pengujian Mulai
Pengujian derajat kepadatan dikukan di Studi Literatur

daerah Kabupaten Siak. jalan tersebut Proposal


merupakan akses aktifitas perekonomian Tidak
Diterima
Kabupaten Siak sebagai sarana Transportasi. Ya
Pengujian Kepadatan di Lapangan
pengujian Sand Cone

Metodologi pengambilan Sampel


a. Uji Saringan Menentukan berat isi tanah kering
Sampel diambil dalam keadaan terganggu b. Keausan agregat dengan alat laboratorium (d lab)
abrasi los angeles
(distrubed), artinya struktur asli pada sampel c. Batas Plastis Pengujian Pemadatan Standar dengan
d. Batas Cair menggunakan Proctor Test
tanah tidak sama dengan kondisi semula. Tanah e. Indeks Plastisitas
f. Berat jenis dan penyerapan air
diambil dengan menggunakan sand cone atau agregat halus Pengujian California Bearing Ratio
laboratorium
g. Berat jenis dan penyerapan air
alat konus pasir secara manual dari lokasi yang agregat kasar
h. Berat Jenis Butir Tanah
telah ditentukan sebelumnya yaitu tanah atau (Specific Gravity)

base pada Jalan Sultanah Agung Latifah- Bunga


Analisis Data Laboratorium
Raya pada STA 0+00 sampai dengan STA
0+150 meter. Hasil dan Pembahasan

Metode Pengujian Kesimpulan dan Saran

Pengujian yang penulis lakukan ini


Selesai
menggunakan beberapa metode untuk
menjadikan sebuah alur kerja yang sistematis Gambar.3 Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir
5,15
Hasil Pengujian Dan Analisa Data Kadar Air = x100% 16,99%
30,30
Pengujian sand cone
Tabel.4 Hasil Dari Pengujian Derajat Kepadatan (Sand b. Batas Plastis (PL)
Cone) Diketahui :
Sam-
Derajat Berat Air : 0,35 (gram)
No Sta Titik Kepada- Rata-Rata Berat tanah kering : 2,03 (gram)
pel
tan
Perhitungan:
1 93,451
0+00 0,35
1
0
A 2 92,083 92,146 Kadar Air = x100% 17,24%
3 90,904 2,03
1 92,099 Indeks Plastis
0+05
2 B 2 89,481 91,482 PI= LL PL
0
3 92,866
1 102,708
= 16,99% - 15,97% = 1,03 %
0+10
3 C 2 85,164 92,322
0 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Agregat
3 89.084
1 92,172 (Specific Gravity)
0+15
4
0
D 2 91,509 91,922 Untuk pemeriksaan berat jenis dapat dilihat
3 92,085 pada Tabel. 5 di bawah ini.
Sumber. Hasil Pengujian lapangan (2012) Tabel 5. Rekap Hasil Berat Jenis
Sumber: Hasil Pengujian Agregat Halus (2012)

Hasil Pengujian Saringanm (ASTM 2487) Berat Jenis Agregat Kasar (SNI 03-
1970-1990)
100,00
90,00 Untuk pemeriksaan berat jenis dapat dilihat
80,00 pada tabel.6 di bawah ini.
Persen lolos (%)

70,00
60,00 Tabel 6. Rekap Hasil Berat Jenis Agregat Kasar
50,00 Rata-Rata Rata-Rata Water
40,00
30,00 Uraian Berat Jenis Absorption Agregat
20,00 Agregat (%)
10,00
0,00 Agregat Kasar 2,69 0,72
0,001 0,010 0,100 1,000 10,000 100,000 Sumber : Hasil pengujian laboratorium (2012)
Ukuran butir, mm

Gambar. 2 Grafik hasil pengujian analisa ukuran butiran Berat Jenis Agregat Kasar (SNI 03-19701990)
terhadap sampel Agregat (2012) a. Data Pemeriksaan
b. Perhitungan:
Hasil Pemeriksaan Ketahanan Aus Agregat Tabel 7. Rekap Hasil Berat Jenis Agregat Kasar
Kasar Menggunakan Mesin Abrasi Los Rata-Rata Ketahanan Aus Agregat
Angeles (SNI 03-2417-1991) Uraian
(%)
Agregat Kasar 32,390
Tabel 4. Rekap Hasil Ketahanan Aus Agregat Kasar
Sumber : Hasil pengujian laboratorium (2012)
Rata-Rata 1. Apparent Specific-gravity
Rata-Rata Water
Uraian Berat Jenis
Absorption Agregat (%) 2977
Agregat = 2,736
Agregat
2,42 0.570
(2977 1889)
Halus 2. Bulk Specific-gravity kondisi kering
Sumber : Hasil pengujian laboratorium (2012)
2977
2,680
Hasil Uji Konsistensi Tanah (ASTM (3000 1889)
4318) 3. Bulk Specific-gravity kondisi SSD
a. Batas cair / LL (pukulan 25) 3000
Diketahui : = 2,700
(3000 1889)
Berat Air : 5,15 gram (dengan cara 4. Persentase Penyerapan
interpolasi)
3000 2977
Berat Tanah Kering : 30,30 gram = 0,773
(dengan cara interpolasi) (2986)
100,00
90,00
Hasil Pengujian Berat Jenis Butir Tanah 80,00

berat volume
70,00
Diketahui : 60,00
50,00
Berat Piknometer (M1) = 42,66 gram 40,00
30,00
Berat Piknometer + Tanah Kering (M2) 20,00
= 82,66 gram 10,00
0,00
Berat Piknometer + Air + Tanah Kering (M3) 0,001 0,010 0,100 1,000 10,000 100,000
Ukuran butir, mm
= 166,92gram
Berat Piknometer + Air (M4 )= 142,36 gram Sumber : Hasil pengujian laboratorium (2012)
a = M2 - M1
= 82,66 42,66 Hasil Pengujian CBR (California Bearing
= 40.00 gram Ratio) ASTM D-1883-73
b = M3 M4 Dalam pengujian ini dilakukan terhadap tanah
= 166,92 142,36 timbunan. Hasil pengujian ini berupa data CBR.
= 24,56 gram a. Penetrasi 2,54 Interpolasi
c =AB Penetrasi Load
= 40,00 24,56 1,19 0,43
= 15,44 gram 2,54 x
Perhitungan : 2,06 0,64
Penyelesaian x =(0,64-0,43)/(2,06-1,19)x(2,54-
A 40,00
Berat Jenis(Gs)= 2,591 1,19)+0,43
C 15,44 x =0,76
Ps
Hasil Pengujian Standar Proktor (ASTM Perhitungan : CBR PT (2,54) = x 100%
698) Pt
Dalam pengujian ini dilakukan terhadap 0,76
= x100%
tanah timbunan (base). Hasil dari pengujian ini 13,50
berupa data kadar air optimum dan data berat = 2,07%
volume kering. 2. Penetrasi 5,08 Interpolasi
Diketahui : Penetrasi Load
massa tanah padat = 2141,80 gram 3,43 0,99
Massa air = 6,29 gram 5,08 x
Massa tanah kering = 72,01 gra 5,03 1,56
Volume silinder = 927,047 cm3 Penyelesaian x =(2,23-1,56)/(6,05-
2141,80 5,03)x(5,08-5,03)+1,56
Berat volume basah =
927 ,047 x = 1,59
= 2,310 gram/cm3 Ps
Perhitungan : CBR PT (5,08) = x 100%
Perhitungan : Pt
6,29 1,59
Kadar air = x 100 % = x 100%
72,10 20,00
= 8,73 % = 7,95 %
2.310
Berat volume kering =
8,73 Tabel 7. CBR Test (ASTM D-1883-73)
1 Penetrasi Nilai
100 ( mm )
Load/Beban ( kN )
CBR
= 2,125 gram/cm3 Uji CBR
Hasil
Standard Standard %
Uji
Hasil pengujian tentang hubungan antara 2,54 13,50 0,76 2,07
Pertama
kadar air optimum dan berat volume kering dapat
divisualisasikan pada Gambar.3 berikut ini : Kedua 5,08 20,00 1,59 7,95
Sumber : Hasil pengujian laboratorium (2012)
Kesimpulan Ucapan Terima Kasih
Dari hasil pengujian yang dilakukan Pada kesempatan kali ini tidak lupa kiranya
terhadap derajat kepadatan timbunan dan saya Denny Mukhlisin jurusan Teknik Sipil
propertis lapis pondasi agregat pada jalan Politeknik Negeri Bengkalis mengucapkan
SultanahAgungLatifah-Raya dapat disimpulkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
bawa : kepada Kedua Orang Tua ku Ayah dan Ibu, yang
a. Derajat kepadatan yang diperoleh dari hasil membantu, dan mendoakan ku selama ini. tidak
pengujian di lapangan dengan menggunakan lupa juga ucapan terima kasih ini saya berikan
alat Sand Cone didapat nilai kepadatan pada kepada Temantemanku semua khusus nya
Lengan Kanan rata-rata tiap titik dari STA Teknik Sipil A, Subhan, sahrol, fajar, hendri
00 + 150 m yaitu : 92%. Sedangkan untuk yanto, Arik, Adianto, Terakhir ucapan terima
Lengan Kiri rata-rata tiap titik dari STA 00 kasih ini saya ucapkan kepada dosen-dosen
+ 150 m yaitu : 92%. Dari hasil pengujian jurusan Teknik Sipil Politeknik, Bapak
Sand Cone Lengan Kanan dan Lengan Kiri Muhammad Idham, ST., MSc, Bapak Hendra
di dapat nilai yang sama yaitu 92%. Itu Saputra, ST., MSc, Bapak Noerdin Basir, ST.
artinya timbunan base Lengan Kiri dan MT, Bapak Efan Tifani, ST, Bapak Dedi Enda,
Kanan memiliki kepadatan yang sama. ST, Bapak Rio Zambika, S.ST, Bapak Alamsyah,
. ST. M,Eng. serta nama-nama lain yang tidak
b. Pada pengujian ini diperoleh berat isi tanah dapat Sebutkan satu persatu.
kering maksimum (dry density = d max)
Pada Jalan Lengan Kanan yaitu sebesar 2.125 Daftar Pustaka
gram/cm3, serta dengan nilai OMC Braja, (1993). Mekanika Tanah jilid 1
(Optimum Moisture) adalah 8,73%. Untuk Erlangga, Jakarta.
pengujian jalan Lengan kiri isi tanah kering Craig. R., (1987). Mekanika Tanah Edisi
maksimum (dry density = d max) yaitu Keempat, Erlangga, Ciracas,
sebesar 2.142 gram/cm3, serta dengan nilai Jakarta.
OMC (Optimum Moisture) adalah 8,18%. Djatmiko, dan Edy, (1993). Mekanika Tanah I,
c. Nilai CBR (california bearing ratio) yang Kanisius, Yogyakarta.
didapatkan pada pengujian Joseph E., (1984). sifat-sifat fisis dan
laboratorium terhadap sampel timbunan base Geoteknis Tanah, Erlangga,
yang diambil dari pengujian sand cone Jakara.
pada jalan Sultanah Agung Latifah-Bunga Sukirman, S., (1999). Perkerasan Lentur Jalan
Raya pada Lengan Kanan 8 %, Sedangkan Raya. Nova, Bandung.
pada pengujian sand cone pada Lengan Kiri 9 SNI 03-2828-(1992). Pengujian Kepadatan Di
%. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Lapangan Menggunakan Alat
hasil pengujian kepadatan yang diperoleh Konus Pasir (Sand Cone).
dari pengujian sand cone di lapangan, karena Pustran-Balitbang PU. Bandung.
pengujian CBR dilakukan terhadap sampel SNI 03-2417-(1991).Keausan Agregat dengan
tanah timbunan yang lolos dari saringan No. Alat Abrasi Los Angeles. Pustran-
4. Sehingga kepadatan yang diperoleh tidak Balitbang PU. Bandung.
sesuai dengan derajat kepadatan yang ada di SNI 03-(1970)-(1990). Berat Jenis dan
lapangan. Penyerapan Air Agregat Halus.
Pustran- Balitbang PU. Bandung.
SNI 03-(1970)-(1990). Berat Jenis dan
Penyerapan Air Agregat Kasar.
Pustran- Balitbang PU. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai