Nama Penyusun :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk bisa menyelesaikan makalah ini. Berkat rahmat dan hidayahnya,
proses penyusunan makalah ini dapat berjalan lancar dan terselesaikan dengan
terkendali.
Penulis
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
A. Pengertian Akal..........................................................................................................5
BAB III...............................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
()
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S
At-Tin:4)
Adapun hal yang membuat manusia lebih baik dari makhluk yang lainnya
yaitu manusia mempunyai akal yang dapat dipergunakan untuk berfikir dalam
menjalani kehidupan. Akal berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang
benar serta menganalisis sesuatu, dimana kemampuan menganalisa sangat
tergantung pada luas pengalaman dan tingkat pendidikan formal maupun informal
dari seseorang. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah
manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai
apakah sesuai benar atau salah.
Dalam pembahasan materi Alquran dan akal banyak sekali yang perlu
dikaji satu per satu. Sehingga bila diurutkan rumusan masalah yang akan di bahas
dalam makalah ini yaitu:
a. Pengertian Akal
b. Kedudukan Akal dalam Alquran
c. Fungsi Akal didalam Alquran
d. Konsep Berfikir Dalam Al Quran
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akal
Secara bahasa,akal berasal dari Kata aqala yang berarti mengikat atau
menahan. Dalam komunikasi atau lisan orang arab dijelaskan bahwa kata alaqal
berarti menahan dan alaqil ialah orang yang menahan diri dan mengekang hawa
nafsu. Banyak makna yang diartikan tentang aqala. Jadi orang yang berakal yaitu
orang yang dapat menahan amarahnya dan mampu menyelesaikan masalah
dengan sikap dan tindakan yang bijaksana. Jadi dapat pula dipahami bahwa kata
aqala ialah mengerti, memahami atau berfikir.
Aqala merupakan kata benda (mashdar) yang tidak terdapat dalam Al-
Quran akan tetapi terdapat dalam bentuk kata kerja seperti yang dijelaskan dalam
buku tafsir fi Dzilalil Quran, Al-Quran hanya membawa bentuk kata kerjanya
yaitu Aqaluh (Al-baqarah:75), taqilun 24 ayat (salah satunya Q.S Al-
baqarah:49), naqil (Q.S Al-Mulk:10), yaqiluha (Al-Ankabut:43) dan yaqilun 22
ayat (salah satunya Q.S Al-Furqan:44). Kata-kata tersebut berarti faham atau
mengerti.
Secara istilah akal adalah daya berfikir yang ada dalam diri manusia dan
merupakan salah satu dari jiwa yang mengandung arti berpikir. Jadi orang yang
berakal adalah orang yang berpikir dimana dia dapat menahan nafsunya dan dapat
1. Harun Nasution- Kata akal berasal dari kata Arab al-Aql yang menjadi
kata Indonesia, dalam bentuk kata benda tidak ada dalam Al-quran,
hanya bentuk kata kerja al-Aqaluh 1 ayat, yaqiluha 1 ayat, yaqilun 22
ayat, taqilun 24 ayat dan naqilu 1 ayat, dalam arti mengerti dan paham.
2. Abu Bakar ibn al-Arabi- (1165-1240 M), menyebutkan bahwa akal
sebagai ilmu, yaitu sifat yang dengannya persepsi ilmu dapat di hasilkan
Abu bakar ibn al-Arabi berdasarkan pendapatnya dengan ayat Al-Quran
yang memberikan motivasi terapan terhadap sesuatu yang di informasikan
dengan ayat-ayat tersebut. Menurutnya, hasil-hasil terapan dinamakan
ilmu, bukan akal.
3. Menurut KBBI, Akal adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu dan
sebagainya)
4. Ibnu Taimiyah, menurutnya akal adalah menahan, mengekang, menjaga
dan semacamnya adalah lawan dari kata melepas, membiarkan,
menelantarkan, dan semacamnya. Keduanya nampak pada jisim yang
nampak untuk akal adalah menahan dan memegang erat ilmu, yang
mengharuskan untuk mengikutinya. Karena inilah maka lafadz akal
dimuthlakkan pada berakal dengan ilmu
5. Syaikh Al Albani, Akal menurut asal bahasa adalah At Tarbiyyah yaitu
sesuatu yang mengekang dari mengikatnya agar tidak lari kekanan dan
kekiri. Dan tidak mungkin bagi orang yang berakal tersebut tidak lari ke
kanan dan kiri kecuali jika dia mengikuti kitab dan sunnah dan mengikat
dirinya dengan pemahaman salaf
6. Al Imam Abul Qosim Al Ashbahany, Akal ada dua macam yaitu :
ThabiI dan diusahakan. Yang thabiI adalah yang datang bersamaan
dengan yang kelahiran, seperti kemampuan untuk menyusu, makan,
tertawa bilangsenang, dan menangis bila tidak senang
Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-
orang yang berakal (Q.S Al-Fajr:5)
Di dalam al-quran orang yang berakal itu disebut al-hijr seperti ayat
diatas dan ulul albab seperti di Q.S Shad:29 serta masih banyak lagi. Kata-kata
yang dipakai dalam Al-Quran untuk menggambarkan perbuatan berpikir pun
bukan hanya aqala tetapi juga ada banyak sinonimnya seperti berikut:
()
()
Maka apakah mereka tidak memperhatikan akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit
itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?.Dan kami hamparkan bumi
itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami
tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang
mata. (QS. Qaaf: 6-7)
()
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatNya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shaad: 29)
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir (QS. An-Nahl:69)
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih
kepada Allah.dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-
Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya
dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Isra: 44)
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada.
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?
Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang
ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-
benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya. (Ar-Ruum: 8)
Contoh lain segi Immateri, adalah objek kajiaan akal pikiran tentang
perlakuaan Allah terhadap jiwa manusia ketika manusia sedang tidur dan
ketika menemui ajal seperti Firman Allah di Q.S Az-Zumar:42.
kedua yang diketahui asalnya dan jumlahnya namun tidak diketahui secara
rinci, kita baru mengetahui secara detil dengan berfikir, bagian ini terbagi
lagi menjadi dua, pertama yang diketahui dengan mata seperti langit dan
bumi yang tujuh lapis, langit dengan bintang bintang yang menghiasinya
dapat dilihat oleh manusia, bumi, gunung, barang tambang dan lain lain
semua itu dapat ditangkap dengan mata, kedua yang tidak dapat diketahui
dengan mata seperti malaikat, jin, Arsy dll.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harun Nasution, akal dan wahyu dalam Islam, Jakarta: UI Press, 1986
http://www.gurupendidikan.com/101-pengertian-akal-menurut-para-ahli-secara-
lengkap/
http://duniabaca.com/pengertian-akal-menurut-al-quran.html
http://kbbi.web.id/akal
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1287/3/BAB%20III.pdf