Laporan WWC
Laporan WWC
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
ii
INTISARI
Wetted Wall Column (WWC) merupakan suatu alat kolom dinding terbasahi dimana
di dalamnya terjadi perpindahan massa dari fase cair ke fase gas. Praktikum ini dilakukan
untuk menentukan besarnya Kgl dalam berbagai kondisi operasi serta hubungan antara
bilangan tak berdimensi NRe dan NSh.
Pada dasarnya susunan WWC terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kolom
perpindahan massa, sistem aliran dan pengukuran fase gas serta sistem aliran dan
pengukuran fase cair. Humidifikasi adalah proses perpindahan air dari fase cair ke dalam
campuran gas yang terdiri dari udara dan uap air karena adanya kontak antara cairan yang
temperaturnya lebih tinggi dengan campurannya. Beberapa faktor bilangan yang
mempengaruhi Kgl meliputi Laju alir, bilangan reynold (NRe),bilangan sherwood (NSh) dan
faktor bentuk alat (L/D)
Percobaan ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap operasi.
Tahap persiapan meliputi kalibrasi laju alir air dan udara menggunakan skala rotameter air
dan udara. Alat wet test meter diisi 4 liter air kemudian dipasang pada pipa keluar kolom,
atur skala rotameter udara lalu catat waktu untuk sekali putaran jarum, ulangi untuk skala
lain. Untuk kalibrasi rotameter air dilakukan dengan mengalirkan air kran kemudian atur
skala rotameter air, ukur volume air yang keluar selama 10 detik, ulangi untuk skala lain.
Pada tahap operasi dilakukan dengan mengukur temperatur wet bulb dan dry bulb udara
masuk dan udara keluar pada variabel laju alir air maupun udara. Termometer untuk wet
bulb dibungkus kapas basah terlebih dahulu. Kemudian kedua termometer dimasukkan pada
pipa udara masuk dan keluar. Pengukuran suhu dilakukan setiap 10 menit untuk setiap
variabel skala.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa semakin besar laju alir air dan udara maka
nilai Kgl semakin besar. Semakin besar laju alir air dan udara, nilai NRe yang diperoleh
semakin besar. Hal ini menandakan aliran air dan udara semakin turbulen. Hubungan antara
NSh dengan NRe adalah jika nilai NRe semakin besar maka nilai NSh juga semakin besar, dapat
dinyatakan dengan persamaan NSh = 2.341 x 10-18 (NRe)5.4623 untuk air dan NSh = 5.007 x 108
(NRe)1.6876 untuk udara.
Saran untuk praktikum ini yaitu pengukuran Td dan Tw dilakukan dengan cermat dan
kedua termometer tidak saling bersentuhan. Termometer yang digunakan untuk mengukur Tw
ditutupi dengan kapas yang dibasahi dengan air secara merata. Termometer tidak saling
bersentuhan dengan dinding pipa saat tahap pengoperasian.
iii
SUMMARY
Wetted Wall Column (WWC) is a wetted column where inside of this column occurs
mass transfer from liquid phase to gas phase. The purpose of this experiment is to determine
mass transfer coefficient (Kgl) in some variety of operating conditions and to assign
relationship between dimensionless number, NRe and NSh.
Basically, WWC arrangement consists of three main parts that is mass transfer, flow
measurement system of gas phase and flow measurement system of liquid phase.
Humidification is a process of transfer water from the liquid phase into the gas mixture
consisting of air and water vapor due to the contact between the liquid temperature is higher
with the mixture. Some of the factors that influence the number of Kgl are Flow rate,
Reynolds number (NRe), Sherwood number (NSh) and appliance form factor (L/D)
This experiment conducts in two steps: preparation step dan operation step. The
preparation step includes water rotameter calibration air and air calibration with rotameter.
Wet test meter is filled with 4 liters water then mounted on output pipe of the column, set the
air rotameter scale and note the time for all round needle, repeat for the other scales. For
water rotameter calibration performed by flowing water from the valve, set rotameter scale,
measuring the volume of water that comes out for 10 seconds and repeat for the other scales.
At the operation step performed by measuring the temperature of the wet bulb and dry bulb
air in and air out at some variables flow rate of water and air. To the wet bulb thermometer
wrapped in damp cotton wool first. Then the second thermometer inserted in output and input
pipe. Temperature measurement is performed every 10 minutes for each variable scale.
From the experimental results obtained that greater of flow rate water and air, the
value of Kgl obtained greater. Greater of flow rate water and air, the value of NRe obtained
greater. This indicates the flow of water and air get turbulent. The relationship between NRe
with NSh is greater value of NRe, the value of NSh obtained greater too. It can be expressed by
the equation NSh = 2.341 x 10-18 (NRe)5.4623 for water and NSh = 5.007 x 108 (NRe)1.6876 for air.
Suggestions for this experiment is the measurement of Td and Tw is done carefully and
the second thermometer not touch each other. Thermometer are used to measures Tw covered
with cotton soaked with water evenly. Thermometer is not touching the pipe wall when the
operation step.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia dengan materi
Wetted Wall Column.
Dalam penulisan laporan resmi ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan laporan resmi ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan resmi ini, khususnya kepada :
1. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan dan menjadi penyemangat kami.
2. Ir. Hantoro Satriadi, M.T. selaku Dosen pembimbing Laboratorium Operasi Teknik
Kimia.
3. Asisten-asisten laboratorium Operasi Teknik Kimia yang telah membimbing kami.
4. Laboran yang telah membantu dalam menyiapkan peralatan praktikum.
5. Teman-teman Teknik Kimia yang dapat bekerjasama dengan baik.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dengan menambah ilmu pengetahuan yang baru bagi pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 23
5.2 Saran ............................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 24
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
WETTED WALL COLUMN
BAB I
PENDAHULUAN
1
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Humidifikasi
Humidifikasi adalah proses perpindahan/penguapan air dari fase cair ke dalam
campuran gas yang terdiri dari udara dan uap air karena adanya kontak antara cairan yang
temperaturnya lebih tinggi dengan campurannya. Dalam proses humidifikasi, tergantung pada
beberapa parameter, diantaranya:
Temperature Dry Bulb
Temperature dry bulb adalah temperatur yang terbaca pada termometer terkena udara
bebas namun terlindung dari radiasi dan kelembapan. Temperatur dry bulb sering
disebut sebagai temperatur udara, sehingga tidak menujukkan adanya jumlah uap air
di udara.
Temperature Wet Bulb
Temperature wet bulb adalah temperatur kesetimbangan yang dicapai apabila
sejumlah kecil cairan diuapkan ke dalam jumlah besar campuran uap gas yang tidak
jenuh. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur temperature wet bulb adalah
dengan menggunakan termometer yang diselubungi kapas atau kain basah kemudian
dialirkan gas yang mempunyai properties T dry dan humidity H. Pada keadaan steady
state, air akan menguap ke dalam aliran gas. Kapas atau kain basah akan mengalami
pendinginan hingga suhu konstan. Suhu inilah yang disebut T wet bulb. Dalam
penerapannya, T wet bulb digunakan untuk menentukan humidity dari campuran air-
udara.
Dew point
Dew point adalah temperatur udara saat saturasi atau temperatur dimana uap air mulai
mengembun ketika campuran udara dan uap air didinginkan.
Enthalpy
Enthalpy adalah banyaknya kalor (energi) yang ada dalam udara setiap satu satuan
massa.
Relative humidity
Relative humidity adalah perbandingan antara fraksi mol uap dengan fraksi mol udara
basah pada suhu dan tekanan yang sama (%).
2
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
Persen humidity
Persen humidity adalah besarnya kandungan uap air dalam udara kering.
( )
% humidity = 100%
Ketika dinding kolom dibasahi dan terisolasi dari lingkungannya sehingga sistem
operasi merupakan sistem adiabatik dan cairan diresirkulasi dari bagian dasar kolom melalui
reservoir ke puncak kolom, sistem operasi digambarkan sebagai humidifikasi adiabatik.
Dalam keadaan ini, hubungan antara komposisi gas dan suhu gas dan cairan dapat dihitung
dari termodinamika properti dan neraca massa dan energi. Berdasarkan pertimbangan, dinding
kolom yang dibasahi sebagai humidifier adiabatik dengan ketentuan untuk kontrol suhu cairan
di reservoir dan penambahan "make up" cairan ke reservoir pada suhu terkontrol. Asumsikan
bahwa gas dan cairan seluruh sistem pada awalnya pada suhu yang sama. Massa dari cairan
ditransfer sebagai proses penguapan, penurunan suhu yang diperlukan sebagai panas laten
3
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
penguapan. Suhu cairan yang jatuh di bawah suhu gas, panas ditransfer dari gas ke cairan.
Dengan cara ini gas didinginkan dan dilembabkan.
Jika cairan masuk ke puncak kolom, harus dipertahankan pada suhu cairan keluar,
tingkat suhu menurun cair, dan gradien suhu cairan melalui kolom menurun sedangkan suhu
dan kelembaban gas yang masuk tetap konstan . Suhu gas yang keluar akan menurun karena
suhu cairan berkurang karena kecepatan transfer panas yang lebih besar diperoleh dengan
perbedaan besar dalam suhu antara gas dan cairan. Suhu gas buang akan selalu lebih tinggi
dari cairan masuk. Proses pendinginan ini akan berlanjut sampai laju transfer panas dari gas
ke cairan hanya setara dengan panas laten yang dibutuhkan untuk menguapkan cairan.
Dimana:
Vs = kecepatan fluida
L = panjang karakteristik
= viskositas absolut fluida dinamis
= viskositas kinematis fluida: = /
= kerapatan (densitas) fluida
Bilangan Schmidt (NSc)
Bilangan Schmidt merupakan rasio dari momentum dan difusivitas massa. Bilangan
ini digunakan untuk menentukan sifat aliran-aliran fluida dimana pada aliran tersebut
proses konveksi-difusi momentum dan massa berlangsung secara simultan. Dengan
perumusan sebagai berikut.
Sc = =
Dimana:
4
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
Dimana:
K = koefisien transfer massa (m/s)
L = panjang kolom perpindahan massa (m)
D = difusivitas massa (m2/s)
Gambar 2.2 Pengaruh koefisien perpindahan massa dari fase gas ke fase cair atau dari fase
cair ke fase gas
5
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
2. Kondisi Alat
Kondisi alat meliputi diameter dan tinggi/panjang alat.
3. Sifat Bahan
Sifat bahan dapat berupa densitas, viskositas, diffusivitas.
Bila terjadi perpindahan massa dari fase cair ke fase gas pada bidang selang film, gas
cair dalam hal ini adalah penguapan dari permukaan cairan ke permukaan atau aliran udara.
NAy = JAy + XA ( HAy + NBy) (1)
Dimana :
Nay = fluks massa komponen A (dalam hal ini air) dalam arah y karena terbawa aliran
fluida (gr mol/cm2 det)
NBy = fluks massa komponen B (dalam hal ini udara) dalam arah y karena dimana aliran
fluida (gr mol/cm2 det)
XA = fraksi mol uap air difase gas yang merupakan fungsi dari y dan z
JAy = fluks massa komponen A dalam arah y karena difusi molekuler
(gr mol/cm2 det)
Maka persamaan (1) dapat ditulis kembali sebagai berikut :
NAy XA ( HAy + NBy ) = Jay..... (2)
Menurut Hukum Fid pertama, maka
JAy = C DAB XA / y.......(3)
Pemecahan persamaan (3) untuk menentukan besarnya JAy memerlukan persyaratan
bahwa XA/y diketahui lebih dulu. Untuk memecahkan persoalan yang rumit pada aliran,
maka penggunaan persamaan (3) akan sangat menyulitkan. Oleh karena itu, didefinisikan
koefisien perpindahan massa.
JAy = kg. LoC ( XAo XA )..(4)
Dimana ( XAo XA) adalah beda konsentrasi dan dinyatakan dengan fraksi mol dalam
arah perpindahan massa y. Pendefinisian ( XAo XA) ini menentukan definisi yang tepat dari
kg, LoC (tanda LoC dari fase gas diganti huruf g). Pernyataan lokal disini dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa kg dapat berbeda-beda dari satu posisi lain pada permukaan bidang
selang perpindahan terjadi.
Agar lebih memudahkan pemakaian, maka didefinisikan Kg rata-rata yang dinyatakan
dengan Kgl sebagai berikut :
Kgl = .. (5)
6
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
Menurut definisi dipuncak maka Kgl = harga rata-rata kg . LoC untuk seluruh
permukaan perpindahan massa J. Tentang ( XAo XA) pada umumnya dilakukan
pendefinisian sebagai berikut :
XAo = fraksi mol kompenan A pada fase gas tepat dipergunakan bidang selang
XA = fraksi mol rata-rata komponen A, difase gas atau dengan rumus :
0 = . (6)
A = luas penampang aliran gas yang tegak lurus terhadap permukaan perpindahan massa
XA = seperti didefinisikan dipuncakjuga sehingga cap-muxing arrage dari XA. LoC.
Gambar 2.3 Penampang membujur dari wetted wall column untuk bagian dimana
perpindahan massa fasa diukur/ditelaah
Kita tinjau sistem setinggi dz. Neraca material komponen A yang dilakukan terhadap
segmen tersebut menghasilkan persamaan differensial sebagai berikut :
d(W . XA) / dz = JAy D ......(7)
dimana, W = laju alir massa gas dalam arah z (gr mole/det)
Dengan menggunakan kenyataan bahwa penambahan laju alir massa dalam arah z
hanyalah karena adanya fluks massa JAy maka dapat dituliskan hubungan sebagai berikut:
= JAY D .. (8)
7
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
Ruas kiri adalah definisi kg,l sedang ekspansi parsiil, ruas kanan dapat dengan mudah
diintegrasikan.
( )0 (1 )
= ...(1 = ln (0)1 (1) . (12)
0 ) 0
Dengan persamaan ini maka kgl dapat ditentukan dari data percobaan.
Korelasi empiris dimensi dapat diketahui bahwa kg,l dipengaruhi oleh NRe, NSc, dan
factor geometris kolom (L/D). Pengaruh faktor-faktor tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut:
NSh = = (, , ).. (13)
8
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
JA,Z = - DAB
Dimana JA,Z merupakan molar flux pada Z, merupakan perubahan konsentrasi serta
DAB adalah diffusivitas massa atau koefisien diffusivitas komponen A yang terdifusi melalui
komponen B. Karena perpindahan masssa atau diffui hanya terjadi dalam campuran, maka
pengaruh dari tiap komponen harus diperhitungkan. Misalnya, untuk mengetahui laju diffusi
dari setiap komponen relative terhadap kecapatan campuran. Kecepatan campuran harus
dihitung dari kecepatan rata-rata tiap komponen.
Persamaan diatas dikenal dengan persamaan Freks law, dimana DAB adalah koefisien
diffusivitas. Koefisien diffusivitas tergantung pada:
1. Tekanan
2. Temperatur
3. Komposisi Sistem
Koefisien diffusivitas masing-masing fase berbeda-beda. Koefien diffusivitas untuk
gas lebih tinggi, yaitu antara 5.10-6 10-5 m2/s , untuk liquid 10-10 10-9 m2/s dan untuk solid
10-14 -10-10 m2/s.
Perpindahan massa konvektif termasuk perpindahan antara fluida yang bergerak atau
dua fluida yang bergerak yang tidak tercampur. Model ini tergantung pada mekanisme
perpindahan dan karakteristik gerakan fluida. Persamaan laju perpindahan massa konvektif
sebagai berikut:
NA = k A
Dimana, NA = peprindahan massa molar zat A
A = perbedaan konsentrasi antara permukaan dengan konsentrasi rata-rata fluida
k = koefien perpindahan massa konvektif
Mekanisme perpindahan massa antar permukaan dan fluida termasuk perpindahan
massa molekul melalui lapisan tipis fluida stagnan dan aliran laminar.
Beberapa operasi perpindahan massa yang termasuk difusi suatu komponen gas ke
suatu komponen yang tidak berdifusi anatara lain adalah absorbsi dan humidifikasi.
Persamaan yang digunakan untuk menggambarkan koefisien perpindahan massa konvektif
adalah:
. . 1 . 2
=
. . (2 1 ).
Dimana:
NAZ = laju perpindahan molar
9
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
DAB = diffuisivitas
P = tekanan
R = konstanta gas
T = temperature
Z = jarak
Persamaan ini diperoleh dari teori lapisan atau film theory, dimana gas melewati
permukaan liquid. Teori lapisan ini didasarkan pada model dimana tahanan untuk berdifusi
dari permukaan liquid ke aliran gas diasumsikan terjadi dalam suatu stagnan film atau laminar
film tebal. Dengan kata lain, menunjukkan tebal lapisan liquid.
1. Transfer massa dari gas ke film falling liquid
2. Transfer massa dalam wetted wall column
Kebanyakan data dari transfer massa antara diameter pipa dan aliran fluida telah
ditentukan dengan menggunakan wetted wall columns. Alasan mendasar untuk menggunakan
kolom-kolom ini untuk penyelidikan transfer massa adalah untuk mengontakkan luas area
antara 2 fase sehingga dapat dihitung dengan tepat.
Koefisien transfer massa konvektif untuk jatuhnya liquid film dikorelasikan oleh
Vivian dan pecamenet dengan korelasi:
1
1 2 3 6
= 0,433 ()2 [ 2 ] ()0,4
Dimana:
Z = panjang
DAB = diffuisivitas massa antara komponen A dan B
= densitas liquid B
= viskositas liquid B
g = percepatan gravitasi
Sc = schimdt number (dievaluasikan pada tempeartur film liquid)
Re = Bilangan Reynold
10
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
Mula-mula partikel gas terlarut tidak seragam dan mula-mula arus eddy dianggap
diam, jika arus eddy dibiarkan berkontak dengan gas pada permukaannya, konsentrasi liquid
permukaan gas Ca yang berada pada kelarutan keseimbangan gas dari liquid selama partikel
liquid menjadi penentu difusi unsteady state atau penetrasi solute pada arah Z.
Untuk waktu yang pendek dan difusinya berlangsung pelan di dalam molekul solute
yang larut tidak pernah mencapai kedalaman Zp sesuai dengan ketebalan arus eddy. Keadaan
puncak yang ada pada fenomena transfer massa dalam dinding kolom yang dibasahi adalah :
CA0 pada 9 = 0 , untuk semua Z
CA pada Z = 0 , 9 > 0
CA0 pada Z = , untuk semua 9
11
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
Pada permukaan cairan, konsentrasi gas terlarut CA, yang berada dalam keseimbangan
dengan tekanan A pada fase gas karena CA > CA0 gas terlarut ke dalam cairan. Koefisien
perpindahan massa Kgl dengan sejumlah gas terlarut setelah liquid terjenuh sejauh L dan
dihitung.
Masalah ini dapat dipecahkan dengan penyelesaian simultan persamaan kontinuitas.
Untuk komponen A dengan persamaan yang menggambarkan liquid yaitu persamaan laminer.
Persamaan simultan dan jumlah persamaan diferensial partikel menjadi lebih mudah
dengan beberapa asumsi :
1. Tidak ada reaksi kimia
2. Pada arah A kondisinya tidak berubah
3. Kondisinya steady state
4. Kecepatan adsorbsi gas sangat kecil.
5. Difusi A pada arah yang diabaikan dibandingkan dengan gerakan ke dasar.
6. Sifat-sifat fisiknya constan
12
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
BAB III
METODE PENELITIAN
13
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
3.4 Respon
1. Kalibrasi Rotameter Air
Volume air yang ditampung (ml) dan waktu 10 detik pada setiap laju alir.
2. Kalibrasi Rotameter Udara
Waktu yang dibutuhkan (detik) untuk 1 kali putaran dengan volume wet test meter 4
L.
3. Tahap Operasi
Suhu (0C) Wet Bulb dan Dry Bulb di dasar dan puncak kolom pada variabel laju alir
air dan variabel laju alir udara pada waktu 10 menit.
4. Analisa Data Hasil Percobaan
Mahasiswa diharapkan dapat :
a) Membuat kurva hubungan koefisien transfer massa (kgl) dengan laju alir dan
dapat menyelesaikan fenomena-fenomena yang terjadi
b) Mengetahui pengaruh Nre terhadap Nsh
c) Mencari konstanta a dan b persamaan bilangan tak berdimensi yang telah
disusun
3.5 Data yang Dibutuhkan
1. Waktu untuk 1 kali putaran jarum wet test meter (sekon)
2. Volume air selama 10 detik (ml)
3. Td dan Tw input
4. Td dan Tw output
14
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
15
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
16
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
Tabel 4.3 Hasil Variabel Laju Alir Udara ( skala rotameter air tetap = 80 )
Td in Tw in Td out Tw out
Skala Kgl NRe NSh
(oC) (oC) (oC) (oC)
900 33.3 25.9 29.1 25.5 -4.501 x 10-6 1330.46 8.3 x 1013
1000 34.5 25.9 29.8 25.5 7.013 x 10-6 1915.33 2.6 x 1014
1100 34.5 25.9 29.5 25.3 5.621 x 10-6 2200.62 2.1 x 1014
1200 34.5 26.5 30.1 25.4 5.195 x 10-6 2230.83 1.9 x 1014
1300 34.7 25.9 29.8 25.4 2.881 x 10-5 2525.42 2.1 x 1014
Tabel 4.4 Hasil Variabel Laju Alir Air ( skala rotameter udara tetap = 1100 )
Td in Tw in Td out Tw out
Skala Kgl NRe NSh
(oC) (oC) (oC) (oC)
60 32 25.5 28.5 24.7 -1.26 x 10-6 148.97 2.85 x 10-6
70 31.5 25.5 29.0 25.8 1.051 x 10-6 171.99 4.67 x 10-6
80 32.1 26.0 28.5 25.3 1.401 x 10-6 201.79 2.53 x 10-6
90 32.5 25.5 29.0 25.5 1.446 x 10-6 213.97 6.48 x 10-6
100 31.5 25.0 29.2 25.4 2.798 x 10-6 241.07 8.37 x 10-5
17
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Hubungan Laju Alir terhadap Kgl
0,00E+00
0,00E+00 5,00E-06 1,00E-05 1,50E-05 2,00E-05 2,50E-05 3,00E-05 3,50E-05
-5,00E-06
-1,00E-05
-1,50E-05
Laju alir air (m3/s)
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Laju Alir Air terhadap Kgl Air
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Laju Alir Udara terhadap Kgl Udara
Dari gambar 4.1 dan gambar 4.2 hubungan antara laju alir terhadap Kgl pada air dan
udara terlihat bahwa semakin besar laju alir air maka nilai Kgl air semakin besar pula karena
bertambahnya debit air. Kgl merupakan koefisien perpindahan massa cair gas. Semakin besar
18
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
laju alir maka semakin banyak massa yang terkandung, oleh karena itu perpindahan massa
cair gas semakin besar.
Pada variabel udara, semakin besar laju alir udara maka nilai Kgl udara juga semakin
besar karena bertambahnya debit udara. Kgl merupakan koefisien perpindahan massa cair gas.
Semakin besar laju alir maka semakin banyak massa yang terkandung sehingga perpindahan
massa cair gas semakin besar. Hal ini dapat ditunjukkan pada persamaan:
Dimana W =
(1+ )
Keterangan :
D : diameter kolom (m)
L : panjang kolom (m)
Quk : laju alir udara (m3/s)
BM : berat molekul udara
Y : Td in saturasi (100% humidity)
19
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
1,50E+02
1,00E+02
5,00E+01
0,00E+00
0,00E+00 5,00E-06 1,00E-05 1,50E-05 2,00E-05 2,50E-05 3,00E-05 3,50E-05
Laju alir air (m3/s)
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Laju Alir Air terhadap NRe Air
1,50E+03
1,00E+03
5,00E+02
0,00E+00
0,00E+00 5,00E-05 1,00E-04 1,50E-04 2,00E-04 2,50E-04 3,00E-04
Laju alir udara (m3/s)
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Laju Alir Udara terhadap NRe Udara
Berdasarkan gambar 4.3 dan gambar 4.4 hubungan antara laju alir terhadap bilangan
Reynold (NRe) pada air maupun udara mengalami kenaikan. Dari hasil pecobaan diperoleh
bahwa semakin besar laju alir air dan udara diperoleh NRe yang semakin besar. Harga NRe
menunjukkan bahwa semakin besar NRe maka aliran air maupun udara semakin turbulen.
Semakin besar laju alir air dan udara menyebabkan aliran menjadi turbulen yang ditandai
dengan meningkatnya harga NRe.
20
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
N Re air vs N Sh air
1,00E-04
8,00E-05
y = 7E-07x - 0,0001
6,00E-05 R = 0,5216
N Sh air
4,00E-05
2,00E-05
0,00E+00
0,00E+00 5,00E+01 1,00E+02 1,50E+02 2,00E+02 2,50E+02 3,00E+02
-2,00E-05
N Re air
N Re udara vs N Sh udara
3,00E+14
2,50E+14
y = 1E+11x - 5E+13
2,00E+14 R = 0,5336
N Sh udara
1,50E+14
1,00E+14
5,00E+13
0,00E+00
0,00E+00 5,00E+02 1,00E+03 1,50E+03 2,00E+03 2,50E+03
N Re udara
Dari gambar 4.5 hubungan antara NRe air terhadap NSh air dan gambar 4.6 hubungan
antara NRe udara terhadap NSh udara mengalami kenaikan. Semakin besar harga NRe maka
harga NSh juga semakin besar. Hal ini dikarenakan NRe yang semakin besar menunjukkan
bahwa alirannya semakin turbulen sehingga nilai Kgl semakin besar dan pada akhirnya harga
NSh juga semakin besar, sesuai persamaan :
NSh = a NRe b ; NSh berbanding lurus dengan NRe
Dari percobaan diperoleh hubungan antara bilangan Reynold dan bilangan Sherwood
pada variabel laju alir air dan laju alir udara, yaitu:
21
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
22
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar laju alir air dan udara maka Kgl air dan udara semakin besar.
2. Semakin besar laju alir air dan udara didapat harga NRe semakin besar.
3. Semakin besar NRe air dan udara didapat NSh udara semakin besar.
4. Hubungan antara NSh dengan NRe dapat dinyatakan dengan persamaan :
NSh = a NRe b. Dimana untuk laju alir air NSh = 2.34 x 10-18 (NRe)5.4623 dan untuk
laju alir udara NSh = 5.007 x 108 (NRe)1.6876
5.2 Saran
1. Pengukuran suhu Td dan Tw pada input maupun output dilakukan dengan cermat
dan tidak bersentuhan.
2. Kapas yang digunakan untuk pengukuran Tw dibasahi secara merata.
3. Termometer tidak bersentuhan dengan dinding pipa input maupun output.
23
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
WETTED WALL COLUMN
DAFTAR PUSTAKA
24
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
LAPORAN SEMENTARA
Materi :
KELOMPOK : 6 / KAMIS
PA1 = (1+1 ) Pt PA2 = (1+2 ) Pt P2 = Pt PA2
1 2
Perhitungan % kesalahan
| ()() |
()
% kesalahan = x 100 %
Perhitungan % kesalahan
| ()() |
()
% kesalahan = x 100 %
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO. TANGGAL
1 01-12-2014 INTISARI
SUMMARY
BAB III
BAB V
3 04-12-2014 BAB 2
BAB 3
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN SEMENTARA