Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumput laut coklat sargassum sp. merupakan salah satu sumber daya alam
laut yang keberadaannya sangat melimpah dan tumbuh secara alami di
perairan pantai Indonesia khususnya di perairan Jawa, namun potensi ini
masih dapat dikembangkan lebih luas lagi. Pada umumnya rumput laut
coklat mengandung tiga jenis hidrokoloid, yaitu: agar-agar, alginat dan
karagenan (1) yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri makanan,
obat-obatan, dan kosmetik (2). Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
banyak dilakukan, rumput laut mengandung sumber potensial dari beberapa
komponen bioaktif seperti: serat makanan, protein, vitamin, karotenoid dan
mineral (3) serta asam lemak esensial (4).
Karotenoid merupakan kelompok pigmen penting yang dihasilkan
oleh biota laut. Salah satu pigmen dari golongan karotenoid yang banyak
dihasilkan oleh alga coklat adalah fukosantin. Fukosantin banyak ditemukan
dalam lingkungan laut, mencakup sekitar 10% dari total produksi karoten di
lautan (5). Fukosantin adalah suatu karatenoid yang banyak diisolasi dari
rumput laut cokelat (6,7,8,9,10,11,12,13). Fukosantin menarik perhatian
para peneliti karena bioaktivitasnya yang sangat baik seperti penangkal
radikal bebas atau sebagai antioksidan(14),anti peradangan(15), melindungi
sel dari bahan-bahan berbahaya (misal: H2O2) (16), berperan dalam
menghambat pertumbuhan sel kanker pada hati (17), prostat (18), paru-paru
(19), kelenjar getah bening (20), lambung (21), dan sel darah putih atau
leukemia (22) melalui pengaruh mekanisme kematian sel
terprogram(apoptosis). Fukosantin juga berfungsi sebagai antiobesitas
dalam menghambat akumulasi lemak (23) dan anti diabetes (24). Lebih
lanjut, fukosantin merupakan suplemen makanan kesehatan yang sangat

1
baik dan sebagai kandidat obat potensial dalam pencegahan kanker (25).
Sebagai suplemen makanan kesehatan, fukosantin telah terbukti tidak
memiliki sifat toksik (26).
Proses ekstraksi karotenoid, pada umumnya, melalui tahapan
penggerusan sampel segar dan diikuti oleh ekstraksi dengan pelarut yang
dapat bercampur dengan air yaitu aseton atau etanol atau metanol (27,28).
Fukosantin merupakan karotenoid dominan dan bersifat polar sehingga
pelarut organik polar umum digunakan dalam proses ekstraksi rumput laut
coklat, karena efisiensi proses ekstraksi sangat ditentukan oleh struktur
kimia dari setiap karotenoid yang terdapat dalam sampel tersebut (29).
Ada beberapa pelarut organik polar yang sudah digunakan dalam
ekstraksi fukosantin dari rumput laut coklat antara lain: aseton (30), etanol
(31,32).Kelemahan pigmen fukosantin adalah ketidakstabilannya pada pH,
cahaya, oksigen dan suhu (33). Pigmen secara umum tidak stabil pada
larutan netral, basa bahkan dalam larutan asam warnanya dapat memudar
sehingga pigmen perlu disimpan dalam tempat gelap dan suhu rendah (34).
Noviendri dan Hasrini (35) melaporkan dalam ulasan bahwa
mikroenkapsulasi fukosantin dari polimer biodegradable, poly (D, L
lactic-co-glycolic acid) (PLGA) memiliki sifat degradable dan tidak toksik
bagi tubuh serta cocok digunakan untuk senyawa bioaktif karatenoid.
Mikroenkapsulasi telah didefinisikan sebagai teknologi kemasan atau
pelapisan bahan dengan lapisan pelindung tipis atau bahan pelindung tebal
atau dalam kapsul kecil yang dapat melepaskan isinya yang secara
terkendali selama jangka waktu tertentu (36). Mikroenkapsulasi adalah
teknik yang digunakan untuk memperlambat dan memodifikasi pelepasan
obat dari bentuk sediaan farmasi (37). Mikroenkapsulasi dalam polimer
biodegradable, misalnya poli- (D, L-laktat-ko-glikolat asam) (PLGA),
untuk melindungi senyawa berkhasiat dari proses degradasi yang cepat (38).

2
Kitosan merupakan salah satu biopolimer yang telah digunakan dalam
mikroenkapsulasi, Kitosan bersifat non toksik, biokompatibel,
biodegradabel, dan polikationik dalam suasana asam(39) dan dapat
membentuk gel (hidrogel) karena adanya ikatan silang kitosan-kitosan yang
terjadi secara ionic (40). Namun, gel kitosan yang dihasilkan memiliki sifat
mekanik yang rapuh sehingga perlu dilakukan modifikasi untuk
memperbaiki sifat mekanik gelnya. Perbaikan struktur gel kitosan telah
banyak dilakukan, di antaranya dengan penambahan (poli vinil alkohol)
(PVA) sebagai bahan saling tembus (IPN, interpenetrating polymer
network) dan glutaraldehida sebagai penaut silang. Hasil penelitian Nata et
al. (41) pada uji difusi menunjukkan bahwa membran kitosan-gom guar
memiliki kinerja pelepasan yang baik pada media basa. Namun, hasil uji
disolusi menunjukkan bahwa membran kitosan-gom guar tidak tahan pada
medium asam. Akibatnya, mikrokapsul mudah hancur sehingga diperlukan
modifikasi lain yang lebih efektif. Modifikasi kitosan lain yang telah
dilakukan adalah kitosan-alginat (42).
Alginat juga merupakan suatu polisakarida linear yang ditemukan
pada dinding sel ganggang cokelat (rumput laut) dalam bentuk campuran
garam kalsium , magnesium, dan natrium, terdiri atas residu asam (14)-
D-manuronat (M) dan asam (14)-L-guluronat (G). Oleh karena itu,
alginat dapat diaplikasikan sebagai bahan penyalut pada proses enkapsulasi
(43). Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan dilakukan penelitian
mengenai isolasi fraksi aktif fukosantin dari rumput laut coklat sargassum
sp. dengan menggunakan penyalut kitosan-alginat dan dengan
menggunakan teknologi mikroenkapsulasi serta uji efektifitas sebagai
imunomodulator pada mencit putih jantan.

3
B. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Rumput laut coklat Sargassum sp. yang diketahui mengandung fukosantin
belum mencapai tahap penggunaan dalam bentuk sediaan obat farmasi.
Fraksi aktif fukosantin yang terdapat pada rumput laut coklat telah diketahui
mempunyai berbagai bioaktivitas yang bermanfaat bagi manusia, namun
fukosantin tidak stabil pada pH, cahaya, oksigen dan suhu.
Berdasarkan informasi diatas, akan dilakukan pengembangan
penyalutan fraksi aktif fukosantin dengan metode mikroenkapsulasi dengan
menggunakan penyalut kitosan-alginat dan melakukan pengujian
efektifitasnya sebagai imunomodulator pada mencit putih jantan.

C. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Apakah fraksi aktif fukosantin dapat di isolasi dari Sargassum sp?
2. Apakah penyalutan mikroenkapsulasi fraksi aktif fukosantin dengan
kitosan-alginat dapat menjaga kestabilan fukosantin ?
3. Apakah mikrokapsul fukosantin mempunyai efektifitas imunomodulator?

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Untuk memperoleh fraksi aktif fukosantin yang berasal dari rumput laut
coklat Sargassum sp. yang telah disalut dengan kitosan-alginat dengan
metode mikroenkapsulasi, serta mempunyai aktivitas sebagai
imunomodulator.

Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memperoleh fraksi aktif fukosantin dari rumput laut cokelat Sargassum
sp. dengan rendemen yang cukup tinggi.
2. Memperoleh fukosantin yang tersalut dengan kitosan-alginat dan stabil.
3. Memperoleh bukti bahwa mikrokapsul dengan penyalut kitosan-alginat
mempunyai aktivitas imunomodulator.
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian eksplorasi tentang isolasi
senyawa fukosantin dari rumput laut coklat Sargassum sp. dan penelitian
eksperimen pengembangan penyalutan fukosantin dengan kitosan-alginat

4
metode mikroenkapsulasi yang memenuhi persyaratan dan memiliki
stabilitas yang baik serta pengujian aktivitas imunomodulator pada
mikrokapsul fukosantin.

F. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa fukosantin
yang diisolasi dari rumput laut coklat Sargassum sp. mempuyai
kestabilan dalam penyalutan menggunakan kitosan-alginat dan
mempunyai aktifitas imunomodulator.

2. Secara metodologi
Penelitian ini dapat memberikan metode isolasi fukosantin dari rumput
laut cokelat sargassum sp. dan metode mikroenkapsulasi fraksi aktif
fukosantin.

Anda mungkin juga menyukai