Large
Small
Big-Company/Small-Company Hybrid
1
2
ORGANIZATIONAL LIFE CYCLE
Gambar 1
1. Enterpreneurial Stage
Tahap dimana perusahaan baru terbentuk atau baru lahir, tujuan utama dari tahap ini
adalah creating a product dan bertahan di pasar. Bentuk organisasi cenderung masih
informal dan sang founder biasanya terlibat langsung dalam aktivitas
yang sifatnya technical. Kontrol yang dilakukan bersifat berdasarkan
pandangan personal dari sang pemilik. Dan pertumbuhan didasarkan dari
produk-produk baru yang inovatif dan kreatif.
Dalam stage ini yang dibutuhkan adalah seorang pemimpin yang dapat menjalankan
fungsinya sebagai pemimpin dan tugas-tugas yang sifatnya manajerial lainnya,
contoh Apple saat pertama kali di pasarkan di garage Sale oleh Wozniak dan Steve
Jobs.
2. Collectivity Stage
3
Saat krisis kepemimpinan telah terselesaikan, seorang pemimpin
akan memulai menetapkan tujuan perusahaan dan arahan tentang
organisasi. Departemen mulai dibentuk lengkap dengan hierarki dan otoritas, job
assignments yang akan diterapkan dalam sebuah organisasi. Contohnya adalah
Mark Zuckerberg pendiri Facebook, Facebook juga menghire beberapa eksekutif lain
dalam bidang HR, marketing, dan juga Finance. Dalam stage ini mulai diperkenalkan
tentang misi-misi dari perusahaan dan bekerja keras untuk membantu organisasi
sukses.
Jika manajemen baru telah sukses, karyawan tingkat yang lebih rendah secara
bertahap menemukan diri mereka dibatasi oleh kuat atas bawah kepemimpinan.
Manajer tingkat yang lebih rendah mulai mendapatkan kepercayaan di daerah mereka
sendiri fungsional dan ingin keleluasaan. Krisis otonomi terjadi ketika top manager
tidak ingin menyerah tanggung jawab. Organisasi perlu menemukan mekanisme
untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan departemen tanpa pengawasan
langsung dari top management.
3. Formalization Stage
Dalam tahap formalisasi ini melibatkan penggunaan dari rules, prosedur, dan system
control dalam perusahaan. Komunikasi akan lebih sedikit dan cenderung formal. Top
management akan lebih concern mengenai masalah yang sifatnya strategik dan
perencanaan dan menyerahkan operasional perusahaan terhadap manager middle.
Sistem insentif berdasar profit juga telah diimplementasi untuk
mendorong kinerja dari perusahaan secara keseluruhan.
Saat perusahaan telah mengembangkan rules dan segala hal yang bersangkutan
dengan peraturan perusahaan, system itu mulai kelama-lamaan menyesakkan
middle-level executives. Perusahaan akan terlihat birokratis. Inovasi perusahaan akan
terhambat saat hal ini terjadi.
4. Elaboration stage
4
Perusahaan akan mencapai tahap maturitynya. Dimana saat semua telah serba formal
dan perusahaan telah memiliki struktur yang jelas dan tidak bisa lebih birokratis dari
sekarang. Untuk mendapatkan kolaborasi seorang pegawai mungkin saja dibentuk
dalam sebuah tim lintas divisi dari sebuah perusahaan.
Karakter organisasi
Gambar 2
Enterpreneurial
Awalnya organisasi kecil, non birokrasi, dan one person show. Lalu menjadi struktur
dan sistem control.
Collectivity
5
Organisasi muda dengan pertumbuhan cepat, dan karyawan berkomitmen untuk
misi organisasi. Struktur masih banyak informal, meskipun beberapa
prosedur yang muncul.
Formalization
Elaboration
Organisasi pada tahap ini dalah organisasi yang besar dan sudah mature dan sangat
birokratis. Dengan control sistem yang luas, rules serta prosedur. Team oriented
dikembangkan untuk mencegah pembirokrasian lebih lanjut. Reputasi sangat penting.
Innovasi telah secara sepenuhnya dipegang oleh R&D departemen.
WEBS Bureaucracy
Gambar 3
6
Aturan dan prosedur standar memungkinkan aktivitas organisasi untuk
dijalankan secara rutin dan terprediksi.
Pemisahan posisi dari pemegang posisi membuat individual tidak memiliki hak
atas pekerjaan tersebut, sehingga memberikan efisiensi.
Organisasi besar berbeda dengan organisasi kecil dalam beberapa dimensi struktur
birokrasi, yaitu formalization, centralization, dan personnel ratios.
Formalization
7
Formalisasi mengacu kepada aturan, prosedur, dan dokumentasi tertulis, seperti
kebijakan tertulis dan deskripsi pekerjaan. Organisasi besar akan lebih terformalisasi.
Alasannya adalah organisasi besar mengandalkan aturan, prosedur, dan pekerjaan
administratif untuk menerapkan standardisasi dan kontrol kepada karyawan dan
departemen mereka yang jumlahnya banyak. Contohnya : Starbucks menerapkan
standardisasi dan kontrol poperasinya di seluruh dunia.
Centralization
Personnel Ratios
Karakteristik lain dari birokrasi berkaitan dengan rasio personil untuk staf
administratif, klerikal, dan pembantu profesional.
1. Rasio administrasi tingkat atas terhadap total karyawan yang semakin kecil
pada organisasi besar, organisasi memiliki administrative economies semakin
mereka berkembang besar.
2. Rasio klerikal meningkat karena komunikasi dan pelaporan yang lebih baik
akan semakin dibutuhkan semakin berkembang besar organisasi yang
bersangkutan.
3. Staf pembantu profesional meningkat karena ada kebutuhan yang lebih besar
kepada kemampuan yang terspesialisasi.
Dunia saat ini berada dalam perubahaan yang terus terjadi, dan sistem birokrasi
berbentuk mesin seperti pada era industrial tidaklah lagi bekerja
dengan baik karena organisasi kini menghadapi tantangan baru dan butuh
8
melakukan respon dengan cepat. Masalah yang ditimbulkan oleh birokrasi yang
berlebihan adalah infesiensi seperti apa yang terjadi pada organisasi pemerintahan
besa. Beberapa agensi memiliki banyak staf klerikal dan titel pekerjaan yang
memusingkan sampai tidak satu pun yakin siapa yang bertanggung jawab atas suatu
pekerjaan. Beberapa kritik menyatakan bahwa organisasi bisnis, selayaknya
organisasi pemerintahan, juga perlu untuk mengurangi formalisasi dan birokrasi.
Organizing Temporary Systems
Menurut Wiliam Ouchi dari Universitas South California, setidaknya terdapat 3 jenis
kontrol :
Bureaucratic Control
Kontrol birokrasi adalah segala jenis aturan baik yang tertulis maupun tidak yang
wajib ditaati oleh keseluruhan karyawan perusahaan tersebut sepertiaturan, SOP,
deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, standardisasi, dan sebagainya. Kontrol
birokrasi umum diberlakukan di perusahaan yang besar dan mature. Tujuan untuk
efisiensi, kecepatan, dan ketepatan karena semua telah terstandardisasi dari atas ke
bawah. Kontrol birokrasi dapat berhasil apabila adanya otoritas yang mengikat, tiga
jenis otoritas :
9
2. Traditional authority : Otoritas tradisional acap umum terjadi di masjid, gereja,
dan kerajaan, dimana para pengikut percaya bahwa apa yang dikatakan oleh
ustad dan raja adalah hal benar dan mereka mengikuti perkataan mereka.
Tradisional otoritas kurang tepat diterapkan di perusahaan.
Market Control
Kontrol yang diterapkan perusahaan dimana top manajer tidak begitu memperhatikan
aturan dan standardisasi, namun lebih kepada efisiensi penggunaan sumber daya,
keuntungan, laporan keuangan, dan profit antar departemen. Kinerja departemen dan
karyawan dilihat dari pertumbuhan ROI, growth revenue, peningkatan investasi.
Reward and punishment diberikan berdasar kepada kinerja tersebut.
Clan Control
Organizational decline adalah penurunan kinerja perusahaan yang secara umum dapat
dilihat dari aspek finansial dan juga operasional. Penurunan umum terjadi ketika
perusahaan tidak bisa bersaing dengan perusahaan lain maupun tidak bisa
mengikuti perkembangan zaman sehingga mereka tertinggal. Ada tiga faktor yang
menjadi penyebab penurunan dalam organisasi, yaitu:
Organizational atrophy
10
perusahaan tumbuh terlalu besar dimana lapisan birokrasi terlalu banyak dan beban
yang harus dibayarkan semakin besar. Contohnya seperti Jamsostek, sosial service,
dan pension fund.
Vulnerablity
terjadi pada perusahaan kecil yang baru tumbuh karena perusahaan tidak dapat
mengikuti perubahan lingkungan. Sebagai contoh seperti Friendster yang booming di
tahun 2009.
terjadi ketika sumber daya yang tersedia dari eksternal tidak dapat memenuhi
kebutuhan dari perusahaan itu. Sebagai contoh American Red Cross, dimana
organisasi non profit ini menyalurkan dana yang didapat dari orang berderma dan
disalurkan untuk orang yang membutuhkan. Namun setelah krisis ekonomi 2008,
dimana orang yang menyumbang berkurang dan dana yang dibutuhkan tetap bahkan
meningkat.
11
1. Blind stage
2. Inactive stage
12
karyawan dan menjual aset. Cara untuk mengatasinya : tidak pecat tapi diberikan
wejangan untuk meningkatkan nilai dan keterikatan mereka dengan perusahaan.
4. Crisis stage
pemecatan dan persuasi yang dilakukan tidak berhasil dan malah membuat
perusahaan terlihat chaos yang ditandai dengan meningkatnya ketidakpercayaan dan
kepanikan. Cara atasi : reorganisasi, mengganti sebagian besar personil,perubahan
struktur, tujuan, strategi, dan kultur.
5. Dissolution stage
kebangkrutan tidak dapat dihindari dan tidak ada cara untuk mengatasinya.
Sebaiknya tutup dan menganti bisnis inti mereka.
Downsizing Implementation
Help the survivors thrive : sesunguhnya yang mengalami masalah bukan hanya
orang yang dipecat, namun juga orang yang mampu bertahan. Sehingga perusahaan
juga seharusnya melakukan pendekatan untuk mereka yang mampu bertahan.
13