Cutaneous Anthrax
Cutaneous Anthrax
CUTANEOUS ANTHRAX
PENYUSUN :
K1A1 12 018
PEMBIMBING :
KENDARI
2016
CUTANEOUS ANTHRAX
Chici Endah Purnamasari, Rohana Sari Suaib
A. Pendahuluan
dengan ternak yang terinfeksi atau produk hewani yang terinfeksi. Meskipun
pada saat merumput pada tanah yang terkontaminasi. Manusia dapat ternfeksi
baik melalui hewan yang terinfeksi, bangkai atau produk hewani yang
terkontaminasi. Infeksi pada manusia dapat terjadi dalam tiga cara: [2]
terkontaminasi.
diet, dll di negara itu. Berbeda dengan hewan, Bias usia atau berhubungan
negara. [3]
B. Epidemiologi
lebih umum terjadi di antara pasien wanita jika dikaitkan pula dengan
kulit yang terkontaminasi bulu, wool, atau tulang yang mengandung kuman
anthrax. [5]
C. Etiologi
membentuk spora, dan toksin (toksin edema dan toksin letal). Kuman dapat
hidup di tanah, jaringan, atau darah yang kaya dengan asam amino,
bertahan di alam kurang dari 24 jam. Menghadapi keadaan alam yang kurang
spora. Spora tidak berkembang biak, tetapi dapat bertahan hidup di tanah
untuk jangka waktu yang lama bahkan sampai puluhan tahun. Tahan terhadap
maupun sinar gamma, dan berbagai jenis desinfektan. Karena sifatnya ini,
bioterrorism.[5]
D. Patofisiologi
ke dalam tubuh manusia, spora Bacillus anthracis mulai tumbuh secara lokal
atau di getah bening regional setelah transportasi melalui sistem limfatik oleh
utama: sebuah kapsul antiphagocytic dan dua exotoxins, edema toksin (ET)
dan lethal toksin (LT). Sebagian besar morbiditas dan mortalitas yang diamati
pada anthrax dikaitkan dengan efek enzimatik racun ini. Pelindung antigen
(PA) bergabung dengan edema faktor (EF) dan lethal faktor (LF) untuk
Dalam sitoplasma sel, EF dan LF mempengaruhi fungsi sel dan proliferasi sel
respon imun host. Rute dimana spora infeksius memasuki tubuh menentukan
lokasi dari pertumbuhan dan jenis anthrax yang dimanifestasikan. Spora yang
masuk melalui kulit akan menjadi antraks kulit, ketika spora tertelan maka
E. Diagnosis
1. Gejala Klinis
terpapar dan hampir selalu disertai dengan edema dari lesi. Masa inkubasi
berkisar dari beberapa jam sampai 3 minggu, paling sering 2 sampai 6 hari.
[3]
bahkan tidak terdapat gejala, tidak demam. Pada kasus yang berat,edema
dapat massif terutama bila lesi terdapat pada wajah atau leher dan dapat
3. Pemeriksaan Penunjang
F. Differential diagnosis
1. Selulitis akut
terlihat sebagai akut, lunak, eritematosa, dan bengkak pada daerah kulit.
Dalam kasus yang parah dari blister, ulkus, edema, terkait dengan
2. Furunkel/karbunkel
yang berisi pus dan jaringan nekrotik, lalu memecah membenruk fistel.
Tempat predileksi ialah tempat yang banyak friksi, misalnya aksilla dan
bokong. [5]
G. Penatalaksanaan[5]
1. Non-Medikamentosa
Bila dicurigai telah terjadi paparan maka yang bersangkutan
2. Medikamentosa
juta unit setiap 6 jam, yang diberikan selama 7-14 hari (sampai edema
40 mg/kgBB (BB<20 kg) dibagi tiga dosis atau 500 mg 3x/hari untuk
H. Pencegahan[8]
maka salah satu yang terpenting adalah pencegahan infeksi terutama pada
populasi ternak dari daerah endemis dengan imunisasi massal. Vaksin anthrax
standar, digunakan baik untuk manusia dan hewan adalah Anthrax Vaccine
I. Prognosis
Pada dasarnya salah satu bentuk antraks bisa diobati jika diagnosis
ditegakkan sedini mungkin dan dengan terapi suportif yang tepat. Pada kasus
dini sangat sulit, sehingga ini terkait dengan angka kematian sangat tinggi.
setelah pemulihan, resolusi dari kecil untuk ukuran sedang pada lesi kulit
umumnya lengkap dengan jaringan parut yang minimal. Dengan lesi yang
lebih besar, atau lesi pada daerah yang mobile (misalnya kelopak mata),
kembali berfungsi normal dan cacat kulit yang besar mungkin memerlukan
panjang dan masalah pada ingatan jangka pendek. Tidak ada dasar organik
untuk keluhan ini yang telah diidentifikasi tetapi mereka menunjukkan bahwa
pemulihan mungkin memerlukan minggu ke bulan tergantung pada keparahan
Diagnosis klinis secara dini dan akurat, pengobatan yang tepat dan
DAFTAR PUSTAKA