Anda di halaman 1dari 12

METABOLISME OBAI

Senyawa-senyawa asing bagi tubuh atau xenobiotik di- air, tetapi biasanya menyebabkan inaktivasi obat. Meta-
metabolisme melalui jalur enzimatih dan sistem transpor bolisme, biasanya hidrolisis ester atau ikatan amida,
lang sama lang dimanfaatban sebagai konstituen makan- terkadang menyebabkan bioaktivasi suatu obat. Obat
an. Xenobiotik yang terpajan pada manusia meliputi inaktifyang mengalami metabolisme menjadi obat aktif
poiutan iingkungan, zat aditif makanan, ploduk kos- dikenal sebagai prodrug. Obat antitum or sihlofos.famida
metik, agrokimia, makanan olahan, dan obat-obatan. dibioaktivasi menjadi derivat pembunuh-sel yang elek-
Kebanyakan xenobiotik merupakan senyawa kimia tLo6lik (lihatBab 51). Enzim-enzim fase 2 memfasilitasi
lipofilik yang ketika tidak terjadi metabolisme, tidak eliminasi obat dan inaktivasi metabolit elektrofilik dan
akan tereliminasi secara efisien dan akan terakumulasi berpotensi toksik yang diproduksi melalui oksidasi.
dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan toksisitas. Kebanyakan reaksi fase I menyebabkan inaktivasi obat,
Kebanyakan xenobiotik akan mengalami jalur metabolik sedangkan reaksi fase 2 menghasilkan metabolit dengan
yang mehgubah senyawa hidrofobik ini menjadi derivat- kelarutan dalam air yang lebih baik dan meningkatkan
nya yang lebih hidLofiiik sehingga mudah dielimasi me- bobot molekul, sehingga memfasilitasi eliminasi obat.
lalui urine atau empedu. Reaksi oksidasi fase I dikatalisis oleh superfamiii
Proses metabolisme obat yang mengarah ke proses CYP, monooksigenase yang mengandung flavin (fauin-
eliminasi juga berperan penting dalam menghilangkan containing monooxlgen/tsai [FMO]) dan epoksida hidro,
aktivitas biologis obat. Sebagai contoh, fenitoin, suatu lase (EH). CYP dan FMO merupakan superfamiiiyang
antikonvulsan yang digunakan untuk terapi epilepsi, memiliki berbagai gen. E,nzim-enzim fase 2 mencakup
sebenarnya tidak larut dalam air. Metabolisme melalui beberapa superfamili enzim pengonjugasi, seperti gluta-
fase I enzim sitokrom P450 (CYP) menghasilkan tion-S-transferase (GST), UDP-glukuronosiltransferase
4-OH-fenitoin, yang merupakan substrat untuk fase 2 (UGT), sulfotransferase (SULT), N-asetiltransferase
uridin difosfat-glukuronosiltransferase (UGT) yang (NAT), dan metiltransferase (MT). Reaksi konjugasi ini
memproduksi produk adisi 4-glukuronar larur-air yang biasanya membutuhkan substrat yang memiliki atom
mudah dieliminasi. Meabolisme juga menghentikan oksigen (g*gur hidroksil atau epoksida), nitro$en, atau
aktivitas biologis obat. sulfur yang bertindak sebagai sisi akseptor untuk gugus
Sebaliknya, enzim-enzim yang sama ini juga meng- hidrofilik (contohnya, giutation, asam glukuronat,
ubah beberapa senyawa kimia tertentu menjadi meta- sulfat, atau gugus asetil) yang dikonjugasi secara kovalen
bolit toksik yang sangat reaktifdan bersifat karsinogenik. dengan sisi akseptor pada molekul, seperti contohnya
Bergantung pada struktur kimia substrat, enzim pemeta- fenitoin. Pada umumnya, oksidasi dengan enzim fase I
bolisme-xenobiotik memproduksi metabolit elektrofi lik dapat menambah atau memajankan gugus fungsional,
yang dapat bereaksi dengan makromolekul nukleofilik sehingga produk dapat bertindak sebagai subsrrat enzim
seluler seperti DNA, RNA, dan protein. Reaksi elektrofil pengonjugasi atau enzim sintetik fase2.
ini dengan DNA terkadang dapat menyebabkan kanker
melalui mutasi gen seperti onkogen atau gen penekan TEMPAT METABOLISME OBAT Enzim pemetabolis-
tumor. Aktivitas karsinogenik yang potensial ini mem- me-xenobiotik diekspresikan di hampir semua jaringan
buat pengujian keamanan calon obat menjadi sangat dalam tubuh; kadar tertinggi ditemukan di saluran
penting, khususnya obat-obat yang akan digunakan gastrointestinal (GI) (contohnya, hati, usus halus, dan
secara klonis kolon). Konsentrasi enzim pemetabolisme-xenobiotik
yang tinggi di epitel GI memperantarai tahap awal
FASE METABOLISME OBAT Metabolisme xenobio- proses metabolisme kebanyakan obat oral dan mer-upa-
fik terdiri dali reaksi fase I (reaksi oksidasi, reduksi, dan kan ternpat awal untuk metabolisme lintas-pertama
hidrolitik) dan reaksi fase 2, ketika enzim membentuk obat. Selanjutnya, obat yang diabsorpsi masuk ke dalam
konjugat produk fase I (Tabel 3-1). Enzim-enzim fase 1 sirkulasi portal dan transit di dalam hati, yang merupa-
memasukkan gugus fungsi (seperti -OH, -COOH, kan "tempat pembersih metabolik' urama untuk senya-
-SH, -O-, atau NHr) ke dalam senyawa tersebut; gugus wa endogen (contohnya, kolesterol, hormon steroid,
ini hanya sedikit meningkatkan kelarutan obat dalam asam lemak, dan protein) dan xenobiotik. Meskipun

40
BAB 3 Metabolisme obat 4l

Tabel 3-l

Enzim Pemetabolisme Xenobiotik

Enzim Reaksi

Fase 1 'okslgenase'
Sitokrom P450 (P450 atau CYP) Oksidasi C dan 0, dealkilasi, lain-lain
Fl avi n -contatn ing monooxygenase (FMO) Oksidasi N, S, dan P
Epoksida hidrolase (mEH, sHE) Hidrolisis epoksida
Fase 2'transferase'
Sulfotransferase (SU LT) Adisi sulfat
UDP-glukuronosiltransferase (UGT) Adisi asam glukuronat
Glutation-Slransferase (GST) Adisi glutation
N-asetiltransferase (NAT) Adisi gugus asetil
Metiltransferase (MT) Adisi gugus metil
Enzrm-enzin larn
Alkohol dehidrogenase Reduksi alkohol
Aldehid dehidrogenase Reduksi aldehid
NADPH-kuinon oksidoreduktse (NQO) Reduksi kuinon

mEH dan sHE merupakan epoksida hidrolase mikrosomal dan mudah larut. UDP uridin difosfat, NADPH, nikotinamida adenin dinukleotida fosfat tereduksi

bebelapa obat aktif dapat terhindar dari metabolisme di letikulum endoplasma (ER) sel ((lanrbar 3-l).
lintas-peltama di saiuran GI dan hati, lintasan belikutnya Lumen ER secara fisik berbeda dali komponen-kompo-
melewati hati akan menyebabkan metabolisme obat nen sitosolik yang lain dan umumnya sesuai untuk
induk lebih lanjut hingga akhirnya dieliminasi. Organ- fungsi metabolik enzim-enzim ini: molekul-molelcr-rl
organ lain yang mengandung enzim pemetabolisme- hidrofobik masuk ke dalam sel dan rertanam dalam
xenobiotik yang signifikan termasuk mukosa hidung dwilapis lipid, tempat molekul tersebut beltemu dengan
dan paru-paru, yang belperan penting untuk meta- enzim-enzim fase l. Setelah teroksidasi, obat-obat di-
bolisme lintas-peltama polutan udara dan obat-obat konjugasi di
dalarn membran oleh UGI' atau oleh
yang dibeLikan dalam 'oentuk aerosol. sitosolik transferase seperti GST dan ,SULl-. Metabolit-
Enzim fase 1 CPY FMO, dan EH, dan beberapa metabolit ini kemudian ditranspol keluar dari sel dan
enzim pengonjugasi di fase 2, terutama UGT, berlokasi masuk ke dalam aliran darah. Hepatosit, yang mengan-

GAMBAR 3-1 Tempat CYP dalam sel.


Retikulum endoplasmik Gambar di samping menunjukkan tingkatan
Retikulum
rincian mikroskopik yang semakin meningkat,
endoplasmik
perluasan area secara berurutan ditunjukkan
Nukleus
! dalam kotak hitam. CYP terikat dalam dwilapis
Mitokondria fosfolipid retikulum endoplasma (ER) Ke-
banyakan enzim terdapat pada permukaan
Sitoplasma
sitoplasmik ER. Enzim yang kedua, NADPH-
sitokrom P450 oksidoreduktase, mentransfer
elektron ke CYP, tempat enzim tersebut
dapat, jika ada O, mengoksidasi substrat
Besi-protopomrin
Kompleks CYP- lX (Heme) xenobiotik, banyak di antaranya bersifat
oksidoreduktase hidroiobik dan terlarut dalam ER. Spesi
CYP + NADPH-P450 NADPH-CYP oksidoreduktase tunggal men-
oksidoreduktase transfer elektron ke semua isoform CYP
Substrat
dalam ER. Tiap CYP mengandung molekul
besi-protoporfirin lX yang berfungsi untuk
r&c's* mengikat dan mengaktifkan 0,. Substituen
Dwilapis J pada cincin porfirin adalah gugus metil (M),
lioid ER
I u* *x
propionil (P), dan vinil (V),
42 McIAN I prinsip umum
dung >90% sel dalam hati, melaksanakan sebagian besar aksi obat-obat merupakan salah satu di antara penyebab
metabolisme obat dan mengonjugasi substrat-substrat utama reaksi obat yang merugikan.
yang juga dapat ditranspor melalui membran kanalikular
empedu ke dalam empedu untuk dieliminasi dalam PENAMAAN CYP
usus (lihat Bab 2). Terdapat 57 gen CYP fungsion.al dan 58 pseudogen
CYP CYP merupakan protein heme (Gambar 3-l). dalam manusia. Gen-gen ini dikelompokkan dalam bebe-
Besi heme akan mengikat oksigen di dalam sisi aktif rapa fanili dan subfamili, CYP dinamakan dengan kata
CYII tempat terjadinya oksidasi substrat. Elektron-elek- "CYP" diikuti aleh angka penandaan famili, suatu huruf
tron disuplaioleh enzim NADPH-sitokrom P450 oksi- yang menunjukkan subfamili, dan angka kedua yang
doreduktase dan kofaktornya, NADPH. Metabolisme menandai isoform CYP. aleh karena itu, CYP3A4 me-
suatu substrat oleh CYP memerlukan satu molekul O, rupakan CYP darifamili 3, subfamiliA, dan nomor gen 4,
dan menghasilkan suatu substrat teroksidasi dan satu Dalam manusia, 12 CYP dalam famili 1-3 (Cyp1A1, 1A2,
molekul air. Bergantung pada sifat substrat, reaksi untuk 181, 2A6, 286, 2CB, 2C9, 2C19, 2D6, 2E1, 3A4, dan
beberapa'CYP sebagian "tidak berpasangan", sehingga 3A5) merupakan CYP yang terutama bertanggung jawab
memerlukan O, lebih banyak daripada substrat yang untuk metabolisme xenobiotik. Hati memiliki jumtah ter-
termetabolisme dan menghasilkan "oksigen yang ter- tinggi CYP yang memetabolisme xenobiotik; Cyp juga
aktivasi" atau Or-. O,- umumnya diubah menjadi air diekspresikan dalam saluran Gl, dan sejumlah kecit di
oleh enzim superoksida dismutase. paru-paru, ginja[ dan slslem saraf pusat (SSp), Cyp ter-
Di antara berbagai reaksi yang dilakukan oleh CYP penting untuk metabolisme obat adalah subfamiliCyp2C,
mamalia antara lain N-dealkilasi, O-dealkilasi, hidrok- CYP2D, dan CYP3A. CYP3A4 -yang pating banyak di-
silasi aromatik,,A/-oksidasi, S-oksidasi, deaminasi, dan ekspresikan-terlibat dalam sekitar S0% metabolisme
dehalogenasi (Thbel 3-2). CYP terlibat dalam meta- obat-obat yang digunakan secara klinis (Gambar 3-2A).
bolisme makanan dan senyawa xenobiotik, serta dalam Subfamili CYP1A, CYP1B, CYP2A, CYP2B, dan Cyp2E
sintesis senyawa endogen yang berasal dari kolesterol jarang terlibat dalam metabolisme obat-obat terapeutik,
(seperti hormon steloid dan asam empedu). tetapi subfamil i terse but meng atal i si s aktiv asi metabolik
CYP yang memetaboiisme xenobiotik memiliki berbagai protoksin dan prokarsinogen.
kapasitas untuk memetabolisme berbagai struktur kimia Terdapat variasi antarindividu yang besar dalam
yang berbeda. Hal ini dikarenakan banyaknya bentuk aktivitas CYP dikarenakan polimortisme genetik dan per-
CYP dan kapasitas CYP tunggal untuk memetabolisme bedaan dalam regulasi gen (lihat di bawah ini). Beberapa
struktur kimia yang berbeda. Suatu senyawa tunggal gen CYP manusia menunujukkan polimortirme, termasuk
dapat dimetabolisme oleh berbagai CYP dan CYP dapat CYP2A6, CYP2C9, CYP2C19, dan CYP2D6.
memetabolisme senyawa tunggal pada berbagai posisi.
Kemampuan CYP ini (Tabel3-2) dikarenakan sisi peng- INTERAKSI OBAT-OBAT Interaksi saat metabolisme
ikatan substrat cairnyay^ng besar muncul pada kecepat- obat merupakan dasar terjadinya berbagai interaksi obat.
an katalitikyang relatiflambat. CYP eukariotik memera- Sebagian besar interaksi terjadi ketika dua obat (misal-
bolisme substrat saat fraksi kecepatan enzim-enzim nya, starin dan antibiotik makrolida arau antifungi)
yang lebih umum terlibat pada metabolisme intermediet dimetabolisme oleh enzim yang sama dan saling meme-
dan transfer elektron mitokondrial. Akibatnya, obat- ngaruhi metabolisme satu dengan yang lain. Oleh karena
obat pada umumnya memiliki waktu paruh dalam itu, sangat penting untuk menentukan identitas CYP
rentang 3-30 jam, sedangkan senyawa endogen memiliki yang memerabolisme obat tertentu dan untuk meng-
waktu paruh dalam saruan detik hingga menit. hindari pemberian secara bersamaan dengan obat yang
Spesifisitas substrat CYP yang luas merupakan salah dimetabolisme oleh CYP yang sama. Beberapa obat jugi
satu alasan dasar untuk tingginya frekuensi interaksi dapat menghambat CYP secara independen menjadi
obat. Ketika dua obat yang diberikan secara bersamaan substrat. Sebagai contoh, senyawa antifungi umum,
climetabolisme oleh suatu CYP tunggal, obat.tersebut ketokonazoi (Nrzoner) merupakan inhibitor- kuat
akan.berkompetisi untuk dapat berikatan dengan sisi CYP3A4 dan beberapa CYP lainnya. Pemberian hetoho-
aktif enzim" Hal ini dapat menyebabkan penghambatan nazolbersama dengan inhibitor anti-HIV viral prorease
metabolisme salah satu atau kedua obat tersebut, mengurangi bersihan inhibitor prorease dan mening-
sehingga kadar obat di dalam plasma akan meningkat. katkan konsentrasi plasma dan resiko toksisitasnya.
Untuk obat-obatan dengan jendela rerapeurik yang Untuk kebanyakan obat, di dalam kemasannya terrera
sempit, peningkatan kadar obat dalam serum dapat daftar CYP yang terlibat dalam metabolisme dan ke-
mengakibatkan toksisitas yang tidak diinginkan. Inter- terangan mengenai interaksi obar yang potensial. Bebe-
BAB 3 Metabolisme obat 43

Tabel 3-2

Reaksi Utama yang Terlibat dalam Metabolisme Obat

L Reaksi oksidatif
N-Deaikilasi RNHCH3 > RNH2+CHrO lmipramin, diazepam, kodein, eritromisin, morfin,
tamoksifen, teofilin, kafein
0-Dealkilasi ROCH3+ ROH+CHzO Kodein, indometasin, dekstrometorfan
Hidroksilasi alifatik RCHTCH.-+ RCHOHCH3 Tolbutamida, ibuprofen, fenobarbital, meprobamat,
siklosporin, midazolam
Hidroksilasi R RR Fenitoin, fenobarbital, propanolol, etinil estradiol,

d -dtd
aromatik amfetamin, warfarin

J-o 5*
N-Oksidasi RNH2 --> RNHOH Klorfeniramin, dapson, meperidin
R. Rr _._
+
Rr'-NH Rr' -N-OH
S-0ksidasi R. Rr ___ Simetidin, klorpromazin, tioridazin, omeprazol
--s* s:o
R2- Rr'-
Deaminasi OH Diazepam, amfetamin
RCHCH3 I
o
| ---> R- C-CH3 + ll + NH3
NHz I
R-C-CH3
NHz

//. Reaksl hldrolisis

.q R R

H
"orOH
Karbamazepin

o Prokain, aspirin, klofibrat, meperidin, enalapril, kokain


ll *RICOOH+R2OH Lidokain, prokainamida, indometasin
RICOR2
o
_ l! _-* RlcooH + R2NH2
RlCNHR2
lll. Reaksi konjugasi
Glukuronidasi cooH cooH Asetaminofen, morfln, oksazepam, lorazepam

L- + I ^o-n
R+O ffi +UDP
oHlor oH
oH 'UDP
I
OH
Asam UDP-glukuronat

Sulfasi PAPS + ROH --r R-O-SO2-OH + PAP Asetaminofen, steroid, metildopa


3'-fosfoadenosin-5' 3'-fosfoadenosin-5'
fosfosulfai fosfat
Asetilasi CoAS-Co-CHg + RNHz -+ RNH-Co--4Hg + CoA-SH Sulfonamida, isoniazid, dapson, klonazepam
(/rhaf Tabel 3-3)

Metilasi RO-, RS-, RN- + AdoMet -+ RO-CH, + AdoHomCys l-Dopa, metildopa, merkaptopurin, kaptopril
Konjugasi glutation GSH + R+ GS-R Adriamlsin, fosfomisin, busulfan
44 secnN I Prinsip Umum
rapa obat merupakan penginduksi CYP yang tidak bolism.e nikotin dan juga antagonis resepror H, (sime-
hanya menginduksi metabolismenya sendiri, tetapi juga tidin dan ranitidin), antipsikotik (klozapin), din anti-
metabolisme obat yang diberikan secara bersam aan (lihat emetik (itoprid).
di bawah ini dan Gambar 3-5). Hormon steroid dan
produk herbal seperti St. Johni tuort dapat meningkatkan ENZIM.ENZIM HIDROLITIK Epoksida merupakan
kadar CYP3A4 di hati, sehingga meningkatlan mera- elektrofil yang sangar reaktifyang dapat mengikat nuke-
bolisme berbagai .obat. Metabolisme obat dapat juga Iofil seluler dalam protein, RNA, dan DNA, sehingga
dipengaruhi oleh rnakanan. Inhibitor dan pengindulai mengakibatkan toksisitas dan transformasi sel. Dua
CYP pada umumnya ditemukan dalam makanan dan bentuk epoksida hidrolase (EH) menghidrolisis epoksida
pada kasus tertenru dapat memengaruhi toksisitas dan yang diproduksi oleh CYP: bentuk larutnya (sEH) di-
efikasi suatu obat. Komponen jus grapertuh merupakan ekspresikan dalam sitosol dan bentuk mikrosomalnya
(mEH) berada dalam membran ER. Berbagai EH ini
inhibitor CYP3M yang poten; oleh karena itu, periu
diingatkan konsumsi obat dengan jus grapefuit dapat
ikut serta dalam mendeaktivasi derivat CYP y".tg
potensi toksik. Obat antiepilepsi harbamazepin (Bab
meningkatkan bioavailabilitas obat. Antihistamin rer-
19) merupakan prodrug yang diubah meniadi bentuk
fenadin ditarik dari pasar karena metabolismenya diblok derivatnya yang aktif secara farmakologis, karba-
oleh substrat CYP3A4 seperti eritromisin dan jus grape-
mazepin-10,11-epoksida oleh CYP3A4. Metabolit ini
fr u i t. Ter f enadi n me rupak an suatv p r o dr u g yang meme r- secara efisien dihidrolisis oleh mEH menjadi dihidrodiol,
lukan oksidasi oleh CYP3A4 untuk menjadi metabolit
yang menyebabkan inaktivasi obat. tankuilizer ualnob-
aktifnya, dan pada dosis yang tinggi, senyawa induk tamida dan antikonvulsan asam ualproar menghambat
dapat menyebabkan aritmia. Oleh karena itu, pening- mEH, yang menyebabkan interaksi obat yang sangar
katan kadar obat indukdalam plasma akibat penghambat-
signifikan dengan karbamazepin melalui peningkatan
an CYP3A4 dapat menyebabkan takikardi ventrikular jumlah derivat aktif. Hal tersebut telah menyebabkan
pada beberapa individu. Perbedaan antarindividual pengembangan obat antiepilepsi baru (contohnya,
dalam metabolisme obat dipengaruhi secara signifikan gabapentin dan leuetirasetal yang dimetabolisme oleh
oleh polimorfisme CYP Polimorfisme CYP2D6 telah CYP, tetapi bukan oleh EH.
menyebabkan penarikan beberapa obat (seperti debri- Superfamili harbo ksilesterds e mengatalisis hidrolisis
sokuin danperhehsilin) dan peringatan penggunaan obat senyawa yang mengandung ester dan amida. Enzim-
lainnya yang merupakan substrat C\?2D6 (contohnya enzim ini ditemukan baih dalamER dan sirosol berbagai
enbainid dan flehainid lantiaiir.miaf, desipramin dan sel serta terlibat dalam detoksifikasi atau aktivasi mera-
nortriptilin fantidepresanf , dan kodein). bolik obat, toksin lingkungan, dan karsinogen. Karbok-
silesterase juga mengatalisis aktivasi prodrug menjadi
MONOOKSIGENASE YANG MENGANDUNG FLAVIN
asam bebasnya masing-masing. Sebagai contoh, prodrug
(flavin-containing monooxygenase [FMOI) FMO me- dan senyawa kemoterapeutik kanker irinotekan drbii-
rupakan superfamili enzim fase I lain yang diekspresikan aktivasi oleh karboksilesterase intraseluler dan plasma
daiam jumlah besar di hati dan terdapar pada ER. Ter- menjadi inhibitor topoisomerase SN-38 yang kuat.
dapat 6 famili FMO, dengan FMO3 paling banyak ter'-
dapat di hati. FMO hanya berkontribusi kecil pada METABOLISME FASE 2: ENZIM PENGONJUGASI
metabolisme obat dan biasanya menghasilkan metabolit Reaksi konjugasi fase 2 bersifat sintetik alami. Kontribusi
yang tidak berbahaya. FMO tidak diinduksi oleh resep- berbagai reaksi fase 2 yang berbeda dalam metabolisme
tor xenobiotrk (lihat di bawah) atau mudah dihambat; obat dapat dilihat pada Gambar 3-28. Dua reaksi di
oleh sebab itu, perbedaan jelas antara FMO dan CYP antaranya, glukuronidasi dan sulfasi, menghasilkan
adalah FMO kurang terlibat dalam interaksi obat. Per- pembentukan metabolit yang meningkatkan hidrofili-
bedaan ini memiliki konsekuensi praktis, seperri yang sitas secara signifikan. Glukuronidasi juga secara ber-
diilustrasikan dengan dua obat yang digunakan untuk makna meningkatkan bobot molekul suaru senyawa,
mengatur motilitas gastrik, itoprid dan sisaprid. Itoprid yang lebih mudah diekskresr oleh empedu. Karakterisik
dimetabolisme oleh FMO3; sisaprid dimetabolisme reaksi fase 2 adalah keterlibatan kofaktor seperti asam
oleh CYP3A4. Oleh karena itu, itoprid diperkirakan UDP-glukuronat (UDP-GA) untuk UGT dJn 3'-fosfo-
kurang terlibat dalam interaksi obat daripada sisaprid. adenosi n-5' -fosfosulfat (PAPS) untuk SUIT; kofaktor-
CYP3A4 terlibat dalam interaksi obat dalam induksi kofaktor ini bereaksi dengan gugus fungsional pada
dan penghambatan metabolisme, sedangkan FMO3 substrat yang sering dihasilkan"ot-etr CW"Ase 1. Ter-
tidak diinduksi atau dihambat oleh obat yang digunakan kecuali untuk glukuronidasi, yang terjadi pada sisi lumi-
secara klinis (meskipun FMO menjadi penting sebagai nal ER, seluruh reaksi fase 2terjadidi sitosol. Kecepatan
obat baru dalam pengembangan obat). FMO3 memeta- katalitik reaksi fase 2 jauh lebih tinggi daripada kecepat-
BAB 3 Metabolisme Obat 45

cYP1A1t2 Esterase
CYP181
Epoksida
Lain-lain
CYP2A6 hidrolase

CYP2B6 DPYD

cYP2C8/9

CYP2C1 0

cYP3A4i5
CYP2D6
CYP2E1

GAMBAR 3-2 Fraksi obat yang digunakan secara klinis dimetabolisrne oleh
enzim fase 1 dan fase 2 yang utama. Ukuran relatif tiap bagian potongan
menunjukkan perkiraan persentase obat yang dimetabolisme oleh enzim fase '1

(panel A) dan enzim fase 2 (panel B) yang utama, Pada beberapa kasus, lebih dari
satu enzim bertanggung jawab atas metabolisme satu obat. CYP, sitokrom p450,
DPYD, dihidropirimidin dehidrogenase; GST, glutation S{ransferase; NAT, N-asetil-
transferase; SULT, sulfotransferase, TPMT, tiopurin metiltransferase; UGT, UDP-
UGT g lukuronosiltransferase.

an CYP Oleh kalena itu, jika suatu obat ditargetkan UGT dieksplesikan dalam jaringan yang spesifik
untuk oksidasifase I melalui CYP dan kemudian diikuti dan umumnya dapat diinduksi, dengan konsentrasi ter'-
1.."*"n
reaksi konjugasi fase 2, kecepatan eliminasi obat tinggi dalam saluran GI dan hati. Berdasarkan sifat
ini umumnya terganrung pada reaksi fase 1. fisikokimianya, glukuronida diekskresi oleh ginjal ke
dalam urine arau dengan proses rranspor aktif melalui
GLUKURONIDASI UGT mengatalisis transfer asam permukaan apikal hepatosit hati ke dalam saluran
glukuronat dari kofaktor UDP-GA ke substrat untuk empedu dan kemudian ke dalam duodenum dengan
membentuk asam B-D-glukopiranosiduronar (glukuro- empedu. Banyak obat yang diglukuronidasi dan di-
nida), suatu metabolit yang sensitif untuk pembelahan eksresi dalam empedu masuk kembali ke sirkulasi
oleh B-glukuronidase. Pembentukan glukuronid a dapat melalui "resirkulasi enterohepatik": asam B-D-glukopi-
terjadi melalui gugus alkohol dan hidroksil fenolik, ranosiduronat merupakan target untuk aktivitas B-glu-
karboksil, sulfuril, dan karbonil, serta melalui ikatan kuronidase yang ditemukan dalam galur bakteri yang
amin primer, sekunder, dan tersier. Contoh reaksi glu-
kuronidase ditunjukkan pada Thbel 3-2. Spesifisitas
umum berada pada saluran GI bawah; akibatnya,
pelepasan obat bebas ke dalam lumen usus; obat bebas
UGT yang luas menunjukkan bahwa obat yang paiing ditranspor melalui difusi pasif atau melalui rransporter
sering digunakan secara klinis diekskresikan sebagai
apikal kembali ke dalam sel epitel usus, dan masuk ke
glukuronida. Terdapat 19 gen manusia yang mengode
dalam sirkulasi portal (Gambar 3-3).
protein UGT; 9 dikode oleh lokus UGTL pada kromo-
som 2; 10 dikode oleh kelompok gen UGT2 pada kro- UGT1A1 sangat penting dalam metabolisme obat.
mosom 4. Kedua famili protein'tersebur terlibat dalam Sebagai contoh, glukuronidasi bilirubin oleh UGT1A1
metabolisme obat dan xenobiotik, sedangkan famili merupakan tahap pembatas-kecepatan dalam memasti-
UGTz tampaknya memiliki spesifisitas yang lebih besar kan bersihan bilirubin yang efisien; kecepatan ini dapat
untuk glukuronidasi senyawa-senyawa endogen seperri dipengaruhi oleh variasi genetik dan substrat yang ber-
steroid. kompetisi (obat). Bilirubin merupakan produk urai heme,
46 BAGIAN I Prinsip Umum

foo".. ( "
*N-3BG ffifUyg^
-

,,,,f1;
Ekskresi SN-38 glukuronida
(SN-38G) melalui empedu

"n,r*l'Ji"J" GAMBAR 3.3 Rute transpor St'J-38 dan


pajanan terhadap se/ eplfel usus. SN-38 di-
transpor ke dalam empedu setelah glukuronidasi
oleh UGT1A1 hati dan UGT1A7 ekslrahepatik.
Setelah pemutusan SN-38 glukuronida (SN-3gG)
luminal oleh /-glukuronidase bakteri, reabsorpsi
ke dalam sel epitel dapat terjadi melalui difusi
pasif (ditunjukkan dengan panah putus-putus
yang memasuki sel) dan juga melalui transporter
apikal. Pergerakkan ke dalam sel epitel juga
dapat terjadi dari darah melalui transporter
basolateral. SN-38 usus dapat melakukan efluks
ke dalam lumen melalui P-glikoprotein (p1p)
dan protein resistensi multiobat 2 (muttidrug
resistance protein 2 [[/RP2]) dan ke dalam darah
/a melalui MRPl Akumulasi SN-38 yang berlebihan
'oro:A^*Ar.^n
\'lr"-,usA<\,, di dalam sel epitel usus, yang disebabkan oleh
HOI glukuronidasi lereduksi, dapat menimbulkan ke-
I

sN-38 rusakan dan toksisitas seluler.

80% berasal dari hemoglobin yang bersirkutasi dan 20% nida obat. Sindrom Gilbeft mengubah respons pasien
lainnya berasal dari protein yang mengandung heme terhadap irinotekan. Irinotekan, suatu prodrug yang di-
sepefti CYP Bilirubin harus dimetabolisme lebih lanjut gunakan untuk kemoterapi tumor padat (tihal Bab S1),
dengan glukuronidasi untuk memastikan eliminasinya. dimetabolisme menjadibentuk aktifnya SN-3g o/eh serum
Kegagalan dalam memetabolisme secara efisien bitirubin
dengan glukuronidasi menyebabkan peningkatan kadar
. karboksilesterase. SN-38, suatu inhibitor topoisomerase
kuat, diinaktivasi oleh {JGAT1A1 dan diekskresi datam
dalam serum (hiperbilirubinemia). Terdapat lebih dari 50 empedu (Gambar 3-3). Saal berada dalam lumen usus,
lesi genetik dalam genUGTlAl yang dapat menyebabkan glukuronida SN-38 mengalami pembelahan oteh p_glu-
hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi bawaan. Dua macam kuronidase bakteridan masuk kembali ke datam sirkutasi
deflslensi UGT1A1 adalah sindron Crigler-Najjar tipe l; melalui absorpsi usus. Peningkatan kadar SN-38 dalam
didiagnosis sebagai kekurangan penuh glukuronidasi bili- darah mengakibatkan loksisdas hematologis yang di-
rubin, dan sindrom Cigler Najjar tipe ll, didiferensiasi o/eh tandai dengan Ieukopenia dan neutropenia, dan kerusak_
deteksi sejumlah kecil glukuronida bilirubin dalam sekresi an sel epitel usus, mengakibatkan diare parah. pasien
duodenum. Sindrom-sindrom yang jarang ini disebabkan dengan sindrom Gilberl yang menerima terapi irinotekan
oleh mutasigen UGTIAI dan produksi protein IJGT|Al dipengaruhi oieh fokslsltas hematologis dan GI yang
yang sedikit atau tidak berfungsi. selanjutnya. terjadi dikarenakan kenaikan kadar serum SN-39 hasl/
Sindrom Gilbert merupakan kondisiyang umumnya akhir kekurangan aktivitas UGT\A dan akumulasi obat
tidak berbahaya, terdapat hingga 10% populasi, yang toksik dalam epitel Gl.
didiagnosis secara klinis karena kadar bilirubin yang
bersirkulasi sekitar 60-70% Iebih tinggi daripada kondisi SULFASI Sulfotransferase (SULI) terdapat di dalam
normal. Polimofisme genetik yang paling umum yang sitosol dan sulfat konjugatnya yang beraial dari 3,-
berkaitan dengan sindrom Gilbeft adalah mutasipromoter fosfoadenosin-5'-fosfosulfat (PAPSt menjadi gugus
gen UGTlAl, yang menyebabkan berkurangnya ekspresi hidroksil senyawa aromatik dan alifatik. pada ma.,uiia,
UGT1A1. Orang-orang dengan sindrom Gilbert dapat sebanyak 11 isoform SULT telah teridentifikasi. SULI
memengaruhi terjadinya reaksi obat merugikan yang memetabolisme berbagai jenis substrat endogen dan
disebabkan oleh berkurangnya kapasitas metabolisme eksogen serta. berperan penting dalam homeosrasis
obat oleh UGT|A1. Pada pasien-pasien tersebut, ter- manusia normal. Sebagai contoh, SULIIBl merupakan
dapat kompetisi metabolisme obat dengan glukuronidasi bentuk urama yang diekspresikan di kuiit dan otak,
bilirubin, mengakibatkan hiperbilirubinemia yang parah yang melakukan sulfasi kolesterol dan hormon tiroid;
dan juga berkurangnya pembentukan metabolit glukuro- kolestelol sulfat merupakan regulator penting dalam
BAB 3 Metabolisme obat 47

diferensiasi keratinosit dan perkembangan kulit. dari interaksi heteroatom elektrofil (-O, -N, dan -S).
SULTlA3 sangat selektif terhadap katekolamin, sedang- Kosubstrat reaksi ini adalah glutation tripeptida (asam
kan estrogen disulfasi oleh SULIlEl dan dehidroepian- y-glutamat, sistein, dan glusin) (lihat Gambar 3-4).
drosteron (DHEA) disulfasi oleh SULT2AI; akibatnya, Glutation seluler dapat teroksidasi (GSSG) atau tereduksi
banyak fraksi katekolamin, estrogen, iodotironin, dan (GSH), dan rasio GSH:GSSG merupakah bagian
pHEA yang bersirkulasi terdapat dalam bentuk ter- penting dalam menjaga lingkungan seluler pada kondisi
sulfasi. yang tereduksi. Selain memengaruhi konjugasi xeno-
biotik dengan GSH, reduksi besar terhadap kandungan
lsoform famiti SIJLTI merupakan bentuk SIJLT utama GSH dapat memengaruhi sel sehingga terjadi kerusakan
yang terlibat dalam metabolisme obat, dengan SULT|Al oksidatil suatu kondisi yang terkait dengan sejumlah
sebagai bentuk yang paling penting. SULT|C2 dan penyakit.
SULT|C4 diekspresikan dalam jumlah besar di iaingan Pembentukan konj ugat glutation menghasilkan ikat-
fetus dan dalam jumlah kecil pada orang dewasa; hanya an tioeter antara suatu obat atau xenobiotik dan bagian
sedikit yang diketah ui menge n ai spesitslfas substratnya. sistein tripeptida. Karena konsentrasi tinggi glutation
SULTIE mengatalisis su/fasl sferoid endogen dan ekso- dalam sel hepatik, sekitar 10mM, banyak obat dan
gen, dan telah ditemukan dalam hati dan iuga iaringan xenobiotik dapat bereaksi secara nonenzimatik dengan
yang responsif terhadap hormon atau jaringan produksi glutation.'Walaupun demikian, GST telah ditemukan
seperfi fesf/s, payudara, kelenjar adrenal, dan plasenta. terdiri atas 10% total protein seluler, yang memastikan
Metabolisme obat melalui su/fasi senng menghasil- konjugasi enzim glutation yang efisien menjadi elek-
kan metabolit yang reaktif secara kimia, katrena sulfat trofil yang reaktif. Konsentrasi tinggi GTS juga meng-
merupakan penarik elektron dan dapat dibelah secara hasilkan reservoir tempat pengikatan intraseluler yang
heterolitik, sehingga membentuk kation elektrofilik. memfasilitasi interaksi kovalen dan terkadang interaksi
Contoh pembentukan melalui su/fasl karsiongenik atau kovalen dengan senyawa yang bukan menjadi substrat
respons toksik dalam pengujian mutagenisitas terjadi untuk konjugasi glutation. Kumpulan sitosolik GST
pada senyawa-senyawa kimia yang berasal dari lingkung- mengikat steroid, asam empedu, bilirubin, hormon
an atau mutagen makanan yang terbentuk dai daging
seluler, dan toksikan lingkungan, selain pembentukan
yang masakdengan matang. Oleh karena itu, polimortisme
kompleks dengan protein seluler lainnya.
SULT manusia berhubungan dengan kanker yang te*ait Lebih dari 20 GSf manusia terbagi dalam 2 subfamili
dengan pajanan lingkungan sangat penting untuk di- yang berbeda dalam speslflsftas substrafnya, Bentuk
p ah ami. Karen a SU LT 1 A1 me ru p akan be ntuk yang p al i ng sitosolik inibanyakterdapat dalam metabolisme obat dan
banyak di jaingan manusia dan menuniukkan speslflsifas xenobiotik, sedangkan G ST mikrosomal memetabolisme

subsfraf yang luas, profil polimofik yang betuaitan senyawa endogen sepeLti leukotrien dan prostaglandin.
dengan gen ini serla onsef berbagai kanker manusia Meskipun kapasllas GSf dan GSH betebihan, beberapa
menarik untuk ditelitilebih jauh. i nte rme d i et re aktif y a n g aka n te rh i n d a r d ari d etoksif i kas i,

berikatan dengan komponen seluler, dan menyebabkan


KONJUGASI GLUTATION Glutation-S-transferase tokslslfas harus selalu diperhatikan, Pofensl munculnya
(GST) mengatalisis transfer glutation ke elektrofil reaktil kejadian ini akan meningkat jika GSH dldeplesl atau jika
yang berfungsi untuk melindungi makromolekul seluler polimofisme GST yang spesif/k kurang aktif . Sementara

X
substrat)
cooH .,
Hrl
o
r._- ***A.oon
L.- HzN
II lH
t/ o \*"
e cooH ,.
GSH

o
\ IHII

*,*&\**;^.oo*
'ilt \s" o GAMBAR 3-4 Glutation sebagai kosubstrat dalam konjugasi obat atau
GS-X xenobiotik (X) dengan glutation-S-transferase (GSI).
48 neeuN I Prinsip Urnum
kadar selulerGSHsu/lf dldeple si, obatyang membutuhkan fisme gen NAT2 dan kaitannya dengan asetilasi lambat
dosls besar agar berefikasi secara klinis memiliki poten- isoniazid menghasilkan hubungan yang pertama antara
sial terbesar dalam menurunkan kadar GSH se/u/er fenotip farmakogenetika dan polimorfisme genetik.
Asetaminofen, yang biasanya dimetabolisme oleh glu- Obat-obatan yang akan diasetilasi dan toksisitasnya
kuronidasi dan sulfasi, juga merupakan substrat untuk yang diketahui dapat dilihat pada Tabel 3-3. Banyak
metabolisme oksidatif oleh CYP2E1 untuk menghasilkan golongan obat yang digunakan secara klinis mengandung
metabolit foksik N-asef/-p-benzokuinon imin (NAPQI). amin aromatik atau gugus hidrazin yang dapat diasetilasi.
Overdosis asetaminofen dapat mendeplesi kadar GSH Jika suatu obat diketahui akan mengalami modifikasi
seluler, meningkatkan kadar NIPQ/, dan memperbesar tersebut. fenotip asetilasi masing-masing pasien menjadi
polensi NAPQI untuk berintraksi dengan komponen hal yang penting. Reaksi obat yang met'ugikan pada
seluler lainnya. asetilator lambat menunjukkan kelebihan dosis; jadi,
Seluruh GST memiliki polimofisme, dan beberapa "asetilator lambat" memerlukan penurunan dosis atau
bentuk polimofisme tersebut menuniukkan fenotip nol. peningkatan rentang dosis. Beberapa obat yang di-
lndividu yang memiliki polimorfisme ini dipengaruhi toksi- asetilasi (contohnya, sulfonamida) berkaitan dengan
sifas o/eh senyawa-senyawa yang merupakan subslraf reaksi hipersensitivitas idiosinkratik. Sulfonamida di-
selektif untuk GST. Alel GSTM 1.0 teramati dalam 50% ubah menjadi hidroksilamin yang berinteraksi dengan
populasi Kaukasia dan telah dikaitkan dengan penyakit protein seluler, menghasilkan hapten yang dapat menye-
ganas pada paru, kolon, dan kandung kemih manusia. babkan respons autoimun. Individu dengan asetilator
Td ak ad any a aldivitas g e n GSTTI te/ah d ikaitka n deng an lambat cenderung mengaiami reaksi yang diinduksi
efek samping yang merugikan dan toksisitas kemoterapi obat tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai
kanker deng an obat-obat sifosfafik, loksisifas dihasilkan fenotip asetilasi seorang pasien menjadi penting dalam
dari kurangnya bersihan obat melalui konjugasi GSH, menghindari toksisitas obat.
Ekspresi genotip nol dapat mencapai 60% dalam populasi Ekspresl NAT yang spesifik jaringan dapat memengaruhi
Cina dan Korea. Aldivitas GSf dalam iaringan kanker foksislfas polutan lingkungan. NAT1 diekspresikan di
juga telah dikaitkan dengan perkembangan resisfensi seluruh jaringan manusia, sedangkan NAT2 ditemukan di
obat terhadap senyawa kemoterapi. hati dan saluran Gl. Kedua enzim tersebut memiliki kapa-
sitas dalam membentuk metabolit yang diasetilasi oleh
N-ASETILASI N-asetiltransferase (NAI) sitosolik N-hidroksi dari hidrokarbon aromatik bisiklik, suatu reaksi
bertanggung jawab untuk metabolisme obat dan yang menyebabkan pelepasan nonenzimatik gugus asefl/
senyawa lingkungan yang mengandung amin aromatik dan pembentukan ion nitrenium yang sangat reaktif . )leh
atau gugus hidrazin. Penambahan gugus asetil dari sebab itu, asetilasi N-hidroksi diduga mengaktivasi toksin
kofaktor asetil-koenzim A sering membentuk metabolit lingkungan teftentu. Sebaliknya, N-asefl/asl langsung
yang sukar larut dalam air karena amin yang dapat di- pada amin aromatik bisilik yang dibentuk lingkungan
ionisasi dinetralkan dengan adisi kovalen gugus asetil. be rsifat stabil d an menghasilkan detoksifikasi. Asetilator
NAT merupakan enzim pemetabolisme-obat xenobiotik cepat NAT2 secara efisien memetabolisme dan men-
manusia yang paling polimorfik. Terdapat dua gen NAI detoksifikasi amin aromatik bisiklik melalui asetilasi yang
fungsional dalam manusia, NATI dan NAT2. Lebih bergantung pada hati. Asetilator lambat (defisiensi NAT2)
dari 25 varian alelik NATL dan NAT2 telah dikarak- mengakumulasi amin aromatik bisiklik, yang dimetabolis-
terisasi, dan genotip homozigot untuk sedikitnya dua me oleh CYP menjadi metabolit N-OH yang dieliminasidi
varian alel diperlukan untuk memengaruhi penurunan urine. Pada epitel kandung kemih, NAT1 secara efisrn
metabolisme obat. Pola asetilasi yang lambatkebanyakan mengatalisis asetl/asl N-hidroksi pada amin aromatik
berhubungan dengan polimorfism e NAT2. bisiklik, suatu proses yang menghasilkan deasetilasi dan
Setelah pengenalan isoniazid untuk terapi tuber- pembentukan ion nitrenium mutagenik. Asetilator Iambat
kulosis, tercatat adanya toksisitas pada 5-I5o/o pasien akibat defisiensi NAT2 dipengaruhi oleh kanker kandung
(libatBab 47). Individu yang menderita efek toksik iso- kemih jika terpajan amin aromatik bisiklik lingkungan.
niazid mengekskresikan sejumlah besar obat yang tidak
diubah dan sejumlah kecil isoniazid terasetilasi. Peneliti- METILASI Pada manusia, xenobiotik dapat meng-
an farmakogenetika telah mengklasifikasikan asetilator alami metilasi O, N, dan S. Metiltransferase (MT) di-
"cepat" dan "lambat", dengan fenotip "lambat" ber- identifikasi dengan substlat dan konjugat medl. Manusia
pengaruh terhadap toksisitas. Analisis molekuier gen mengekspresikan tiga N-metiltransferase, satu katekol-
NAT2 mengungkapkan polimorfisme yang sesuai de- O-metiltransferase (COMT), fenoi-O-metiltransferase
ngan fenotip asetilator "cepat" dan "lambat". Polimor- (POMT), tiopurin-S-metiltransferase (TPMT), dan tiol
BAB 3 Metabolisme Obat 49

Tabel 3-3

lndikasi dan Efek Samping yang Tidak Diinginkan Pada Obat yang Dimetabolisme oleh N-Asetiltransferase

Efek Samping Utama

Asebutolol Aritmia, hipertensi Kantuk, lemah, insomnia


Amantadin lnfluenza A, parkisonisme Kurang nafsu makan, pening, sakit kepala, mimpi buruk
Asam aminobenzoal Gangguan kulit, tabir surya Gangguan lambung, sensitif terhadap kontak
Aminoglutetimida Karsinoma korteks adrenal, kanker payudara Kekakuan, mual, pening, agranulositosis
Asam aminosalisilat Kolitis ulseratif Demam alergi, gatal, leukopenia
Amonafid Kanker prostat Mielosupresi
Amrinon Gagal jantung lanjut Trombositopenia, aritmia
Benzokain Anestesia lokal Dermatitis, gatal, ruam, methemoglobinemia
Kafein Sindrom gangguan saluran napas neonatus Pening, insomnia, takikardi
Klonazepam Epilepsi Ataksia, pening, bicara pelo (s/ured speech)
Dapson Dermatitis, lepra, kompleks terkaitAlDS Mual, muntah, hipereksitabilitas, methemoglobinemia, dermatitis
Dipiron (metamizol) Analgesik Agranulositosis
Hidralazin Hipertensi Hipotensi, takikardi, kemerahan pada kulit, sakit kepala
lsoniazid Tuberkulosis Neuritis perifer, hepatotoksisitas
Nitrazepam lnsomnia Pening, mengantuk
Fenelzin Depresi Eksitasi SSP, insomnia, hipotensi ortostatik, hepatotoksisitas
Prokainamida Takiaritmia ventrikular Hipotensi, lupus eritematosus sistemik
Sulfonamida Senyawa antibakteri Hipersensitivitas, anemia hemolitik, demam, sindrom seperti lupus

metiltransferase (TMT). Seluruh MT menggunakan kan untuk terapi leukemia limfoblastik akut pada anak-
S-adenosil-metionin sebagai donor metil. Kecuali untuk anak (ihal Bab 51). Karena TPMT bertanggung jawab
sekuen tanda yang disimpan, terdapat penyimpanan untuk detoksifikasi 6-MP, suatu defisiensi genetik TPMT
sekuen keseiuruhan yang terbatas di antara yang Ml dapat menyebabkan toksisitas parah pada pasien yang
mengindikasikan bahwa setiap MT teiah bertindak untuk menggunakan obalobat ini. Efek samping toksik muncul
menunjukkan fungsi katalitik yang unik. Meskipun ketika kekurangan metilasi 6-MP oleh TPMT menye-
seluruh MT menghasilkan produk termetilasi, spesifisitas babkan akumulasi 6-MP, menghasilkan pembentukan
masing-masing substrat tetap tinggi. kadar toksik nukleotida i-tioguanin. Pengujian aktivitas
TPMT telah memungkinkan untuk mengidentifikasi indi-
Nikotinamida N-metiltransferase (NNMT) memetilasi
vidu yang kemungkinan mengalami efek samping terapi
serotonin, triptofan, dan senyawa yang mengandung
6-MP, sehingga pasien tersebut harus menerima dosls
piridin seperti nikotinamida dan nikoiln, Feniletanolamin
yang lebih rendah.
N-metiltransferase (PNMT) bertanggung jawab untuk
metilasi norepinefrin untuk membentuk epinefrin; histamin INDUKSI METABOLISME OBAT Xenobiotrk dapat
N-metiltransferase (HNMT) memetabolisme zat-zat yang memengaruhi tingkat metabolisme obat melalui akti-
mengandung cincin imidazol (contohnya, histamin). vasi transkripsi dan induksi ekspresi gen yang mengode
C)MT memetilasi neurotransmiter yang mengandung enzim pemetabolisme-obat. Oleh karena itu, obat dapat
gugus katekol (contohnya, dopamin dan norepinefrin, menginduksi metabolisme obatnya sendiri. Salah satu
metildopa, dan obat-obat terlarang sepefti ekstasi). MT konsekuensi potensial ini adalah penurunan konsentrasi
yang paling penting secara klinis adalah TPMT, yang obat dalam plasma karena metabolisme autoinduksi
mengatalisis S-mef/asl senyawa aromatik dan senyawa obat melebihi kecepatan obat baru yang masuk ke
sulfhidil heterosiklik, termasuk ob at-obat tiopurin seperti dalam tubuh, sehingga mengakibatkan efikasi berkurang.
azatioprin ( AZA), l-nerkaptopu ri n (6-M P), dan tiog uan in. Ligan dan reseptor yang menginduksi metabolisme obat
AZA dan 6-MP digunakan untuk penyakit radang usus dapat dilihat diThbel 3-4. Gambar 3-5 menunjukkan
(lihat Bab 38) dan ganggunan autoimun sepefti lupus skema ketika obat berinteraksi dengan reseptor nuklear
eritematosus slstemik dan reumatoid aftritis. Tioguanin di- untuk menginduksi metabolismenya sendiri. Reseptor
gunakan pada leukemia mieloid akut, dan 6-MP diguna- tertentu, ketika diaktivasi oleh suatu ligan, dapat meng-
50 secIAN I Prinsip umum

Tabel 3-4

Reseptor Nuklear yang Menginduksi Metabolisme Obat

Reseptor Ligan

Reseptor aril hidrokarbon (AHR) Omeprazol


Reseptor androstan konstitutif (CAR) Fenobarbital
Reseptor pregnan X (PCR) Rlfampin
Reseptor farnesoid X (FXR) Asam empedu
Reseptor vitamin D Vitamin D
Reseptor proliferator peroksisom teraktivasi (PPAR) Fibrat
Reseptor asam retinoid (MR) asam trans-retinoat
Reseptor retinoid X (RXR) Asam 9-cis-retinoat

induksi transkripsi deretan gen rarger, termasuk CYP dapat memetabolisme steroid yang ditemukan pada
dan transporter obat. Semua obat yang merupakan kontrasepsi oral. PXR juga menginduksi ekspresi gen
ligan untuk suatu resepror yang menginduksi CYP dan yang mengode transporter obat rertenru dan enzim fase
transporter dapat menyebabkan perubahan metabolisme 2 termasuk SULI dan UGT. Oleh sebab itu, pXR
obat dan interaksi obat. memfasilitasi metabolisme dan eliminasi xenobiotik,
Reseptor aril hidrokarbon (aryl hydrocarbon receptzr termasuk obat dengan konsekuensi yang diketahui
IAHRI) merupakan faktor transkripsi dasar heliks-loop- (lihat keteranean pada Gambar 3-5).
heliks yang menginduksi ekspresi gen-gen yang mengode Resptor nuklear CAR ditemukan berdasarkan
CYPIAI dan CYP1A2, yang secara metabolik meng- kapasitasnya untuk mengaktivasi gen saat tidak terdapat
aktivasi karsinogen kimia, termasuk kontaminan dan ligan. Steroid seperti androstanol, senyawa antifungi
karsinogen lingkungan yang berasal dari makanan. Se- klotrimazol, dan antiemetlk mehlizin merupakan
bagian besar zat-zat tersebut bersifat inert kecuali jika inversi yang menghambat aktivasi gen oleh "gonit CAR,
dimetabolisme oleh CYP Induksi CYP oleh AHR dapat sedangkan pestis ida 1,4-bis - (2L3,5 -dikloropiridiloksil )
menyebabkan peningkatan toksisitas dan karsinogenitas benzen, steroid 5B-pregnan-3,2}-dion, dan mungkin
senyawa prokarsinogen ini. Sebagai contoh, omeprazol, senyawa endogen lainnya merupakan agonis yang
suatu inhibitor pompa proron yang digunakan untuk mengaktivasi ekspresi gen ketika terikat dengan CAR.
menangani ulser (lihat Bab 36), merupakan ligan AHR Gen yang diinduksi oleh CAR meliput gen yang
dan dapat menginduksi CYPIAl dan CYP1A2, yang mengode C\?286, C\?2C9, dan CYP3A4, b..bagai
mungkin mengaktivasi toksin/karsinogen, enzim fase 2 (termasuk GST, UGT, dan SULT), seita
Mekanisme induksi lainnya melibatkan anggota transporrer obat dan endobiotik. CYP3A4 diinduksi
superfamili reseptor nuklear. Sebagian besar reseptor ini oleh PXR dan CAR; jadi, kadarnya sangat dipengaruhi
pada awalnya disebut " orythan receptzr" karena tidak di- oleh jumlah obat dan xenobiotik lainnyl. Selain peLan-
ketahui ligan endogennya. Reseptor nuklear yang annya yang besar dalam menginduksi degradasi obat,
relevan dengan metabolisme obat dan terapi obat me- CAR dapat berfungsi dalam kontrol degradasi bilirubin,
liputi reseptor pregnan X (pregrane X receptor [PXR]), suatu proses dekomposisi heme oleh hati. Seperti pada
reseptor androstan konstitutif (constitutiue androstane enzim pemetabolisme-xenobiotik, perbedaan-spesi I uga
receptor [CAR]), dan reseptor proliferator peroksisom terdapat pada spesifisitas ligan resepror nuklear ini.
teraktivasi (peroxisome p/0liferator actiuated recept0r Sebagai contoh, rifampin mengaktivasi PXR manusia,
[PPAR]). PXR diaktivasi oleh sejumlah obat, termasuk tetapi tidak pada tikus arau mencit, sedangkan meklizin
antibiotik (rifampin dan *oleandomisin), bloker kanal terutama mengaktivasi CAR mencit, tetapi menghambat
Ca2- (nifedipin), statin (meuastatin), obat antidiabetes induksi gen oleh CAR rnanusia.
(rosiglitazon), inhibitor protease IHIY (ritonauir), dan Famili PPAR terdiri dari tiga anggora, yakni a, p,
obat antikanker Qtak litahs el). Hiperforin; suaru kompo- dan y. PPARa merupakan target obat hiperlipidemik
nen tanaman St. Johnls wort, juga mengaktivasi PXR. fibrdt (misal nya, gemf b ro zi I dan fe nofibrai) . \Xlalaupun
Aktivasi ini diduga merupakan dasar turunnnya efikasi aktivasi PPARo menginduksi gen target yang mengode
kontrasepsi oral pada individu yang mengonsumsi SL enzim pemetabolisme asam lemak yang menurunkan
John's worr. aktivasi PXR menginduksi C\?3 M, yang serum trigliserida, PPARcT juga menginduksi enzim
BAB 3 MetabolismeObat 51

GAMBAR 3-5 lnduksi metabolisme obat


melalui tnnsduksi sinyal yang diperan-
tarai oleh reseptor nuklear. Jika obat
q,'sqnj seperti atorvastatin (Ligan) memasuki sel,
obat tersebut dapat berikatan dengan resep-
tor nuklear seperti reseptor pregnan X (PXR).
Selanjutnya, PXR membentuk kompleks de-
ngan reseptor retinoid X (RXR), berikatan
dengan alur DNA gen target yang berlawan-
an, mengambil koaktivator (yang berikatan
dengan protein pengikat kotak TATA, TBP),
dan mengaktivasi transkripsi, Di antara gen
target PXR, yakni CYP3A4, yang dapat me-
metabolisme atorvastatin dan mengurangi
konsentrasi selulernya. Oleh sebab itu, ator-
irF-1!* ,;it} ,r.s*.\ ,ir.*f;" ,,; .
&r\i: *.':{lt 'q{V:. '";FU; "\ vastatin menginduksi metabolismenya sendiri,
mengalami ortohidroksilasi dan parahidrok-
silasi.

CYP4 yang menyebabkan oksidasi asam iemak dan obat ekstrak darl selse/ tersebul yang mengandung enzim
dengan rantai samping yang mengandung asam lemak, pemetabolisme-obat. Penelitian tersebut menentukan
seperti leuhotrien dan analog asam arakidonat. bagaimana manusia akan memetabolisme suatu obat
teftentu, dan pada batasteftentu, memprediksi kecepatan
METABOLISME OBAT, PENGEMBANGAN OBAT, DAN metabolismenya. Jika suatu CYP terlibat, sekelompok
PENGGUNAAN OBATYANGAMAN DAN EFEKTIF MCIA- rekombinan CYP dapat digunakan untuk menentukan
bolisme obat mempengaruhi efikasi dan keamanan CYP yang dominan dalam metabolisme obat. Jika suatu
obat. Persentase besar (-50o/o) obat yang berhubungan CYP tunggal, misalnya CYP3A4. ditemukan sebagal
dengan respons merugikan dimetabolisme oleh enzim CYP safu-satunya yang memetabolisme kandidat obat,
pemetabolisme-xenobiotik, khususnya CYP Sebagian kemudian dapat ditentukan sifat interaksi obat yang
besar CYP ini mengalami induksi dan penghambatan terjadi. lnteraksi terjadi ketika berbagai obat diberikan se-
oleh obat, faktor makanan, dan senyawa-senyawa dari cara bersamaan, misalnya pada pasien lansia, yang
lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan setiap hari nenggunakan obat-obat resep sepefti obat
efikasi obat dan waktu paruh; sebaliknya, perubahan antiinflamasi, obat penurun kolesterol, obat tekanan
aktivitas CYP dapat menyebabkan akumulasi obat darah, penekan asam lambung, antikoagulan, dan se-
hingga tingkat toksik. Oieh karena. itu, sebelum aplikasi jumlah obat bebas lainnya. Kandidat obat umumnya akan
obat baru dicatat oleh FDA, rute metabolisme dan dimetabolisme oleh beberapa CYP, sehingga variabilitas
enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme ini harus tingkat ekspresi safu CYP atau interaksi obat-obat tidak
ditentukan, sehingga polimorfisme enzim metabolik akan memberikan dampak besar terhadap metabolisme
yang relevan dapat diidentifikasi dan interaksi obat yang dan farmakokinetik keseluruhan obat tersebut,
potensial dapat diprediksi dan dihindari. Penelitian serupa dapat dilakukan dengan enzim
Dahulu, kandidat obat diuiikan pada hewan pengerat fase 2 dan transporter obat untuk memprediksi nasib
dengan dosis dl atas dosis target manusia untuk mem- metabolisme suatu obat. Selain penggunaan enzim
prediksi fokslsifas akut. Untuk kandidat obat yang akan pemetabolisme-xenobiotik rekombinan manusia dalam
digunakan secara kronis pada manusia, penelitian karsi' memprediksi metabolisme obat, sistem berbasrs-resepfor
nogenik jangka panjang dilakukan dengan model hewan manusia (PXR dan CAR) juga harus digunakan dalam
pengerat, Untuk determinasi metabolisme, senyawa menentukan apakah kandidat suatu obat dapat meniadi
akan diuji interakstnya dengan sel hati manusia atau ligan untuk PXR, CAR, atau PPARI..

Daftar Bibliografi lengkap dapat dilihat pada Goodman & Gilman's The Phannacological Basis of
Therapeutics, 1lth ed., atau Goodman & Gilman Online di www.accessmedicine.com.

Anda mungkin juga menyukai