Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Banyak orangtua yang menganggap bahwa anak-anak yang
memiliki kebutuhan khusus merupakan suatu aib yang sngat besar dan
memalukan bagi keluarga.Dan tidak jarang mereka membuang atau
menggugurkan janin yang ada di rahim mereka.
Salah satu dari anak yang memiliki kebutuhan khusus itu adalah
anak yang memiliki IQ di bawah 70, dan pada umumnya orangtua akan
menganggap anak meeka bodoh. Anak-anak yang memiliki IQ di bawah
70 ini jarang sekali dapat mengurus dirinya sendiri dan berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya. Untuk itu peran orangtua sangat di
butuhkan namun jarang sekali orangtua sadar dan mengerti akan
kebutuhan anaknya.
Diperkirakan bahwa di Indonesia 1-3 % dari jumlah penduduk
menderita retardasi mental. Dapat dibayangkan besarnya jumlah
penduduk yang terbelakang ini. Sikap terhadap penderita-penderita ini
mencerminkan sikap sosial umum suatu masyarakat atau kebudayaan
tertentu.
Retardasi mental boleh dipandang sebagai masalah kedokteran,
psikologik, atau pendidikan akan tetapi pada analisa terakhir merupakan
suatu masalah sosial, karena pencegahan, pengobatan terutama perawatan
serta pendidikan penderita-penderita ini hanya dapat dilakukan dengan
baik melalui usaha-usaha kemasyarakatan.
Sudah banyak sekolah untuk anak-anak dengan retardasi mental
didirikan di negara kita, baik pemerintah maupun swasta, akan tetapi
penanganan masalah ini secara menyeluruh belum ada.
Keadaan finansial yang terbatas, kekhawatiran akan masa depan,
stigma dan permasalahan lain turut menambah kompleks masalah yang
dihadapi penyandang tunagrahita (retardasi mental) dan keluarganya.

1
Peran perawat sangat diperlukan dalam usaha penanganan
masalah anak tunagrahita dan keluarganya terutama melalui kegiatan
preventif dan promosi kesehatan dan juga asuhan keperawatan langsung
pada anak retardasi mental.
Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang
besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian
retardasi mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan hamper 3%
mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya
mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini
memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang
hidupnya. Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber
kecemasan bagi keluarga dan masyarakat.Demikian pula dengan
diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah.
Hal inilah yang melatar belakangi kami untuk mengangkat
masalah Retardasi mental dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan retardasi mental ?
2. Apa penyebab dari retardasi mental ?
3. Bagaimana klasifikasi dari retardasi mental ?
4. Bagaimana gejala klinis dari retardasi mental dan penegakkan
diagnosis pada retardasi mental ?
5. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan pada retardasi mental ?
6. Bagaimana prognosis dari retardasi mental ?
7. Bagaimana penatalaksanaan yang diberikan pada retardasi mental ?

C. TUJUAN
Mengetahui yang dimaksud retardasi mental , penyebab dari retardasi
mental, mengenal macam-macam pembagian mengenai retardasi mental,
gejala yang mucul pada retardasi mental, penegakkan diagnosis nya dan
prognosis pada retardasi mental serta penatalaksanaan yang diberikan
pada retardasi mental.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang
terdiri dari fungsi intelektual yang rata-rata dan gangguan dalam
ketarmpilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18
tahun.Gangguan di pengaruhi oleh faktor genetik,lingkungan,dan
psikososial.
The Amarican Association of Mental Deficiency(AAMD) dan
Diagnostic and Statist of mentalical Manual Disorders edisi keempat
(DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual
keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan
atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaptif dan
bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu,sebelum 18 tahun.
Menurut Internasional Classification of Disease revisi ke -10
(ICD-10) retrdasi mental adalah suatu kondisi terhentinya atau tidak
lengkapnya perkembangan pikiran,yang terutama di tandai oleh gangguan
keterampilan yang dimanifestasikan selama periode perkembangan ,yang
mempengaruhi keseluruhan tingkat kecerdasan ,yaitu kemampuan
kognitif ,bahas,motorik,dan sosial.
Istilah kelemahan pikiran (feeble-mindedness)pernah digunakan
di masa lalu dalam literatur Amerika dan Inggris,dimana istilah kecacatan
mental(mental handicap) juga digunakan sebagai belakangan ini untuk
menyebutkan bentuk retardasi mental yang ringan.Istilah oligofreniadi
gunakan di Rusia,Skandavia,dan negara negra Eropa lainAmentria tidak
lagi digunakan dalam psikiatri modern kevuali kadang-kadang
dimaksudkan pada stadium terminal suatu penyakit degeneratif.
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensi yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan (seperti juga pada demensia), tetapi gejala utama yang
menonjol ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut

3
juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna
mental.
Retardasi mental merujuk pada fungsi intelektual umum di bawah
rata-rata yang terjadi bersamaan dengan prilaku adaptif yang defisit dan
dimanifestasikan selama masa perkembangan. Masa perkembangan yang
berlangsung sampai kurang lebih usia 18 tahun.
Retardasi mental menurut PPDG III adalah
1. Fungsi intelektual umum di bawah rata-rata yang cukup bermakna
yaitu IQ < 70
2. Juga diakibatkan atau berhubungan dengan kekurangan atau hendaya
dalam perilaku adaptif
3. Timbul sebelum usia 18 tahun (3)

B. KLASIFIKASI
DSM-IV membarikan empat tipe retardasi mental yang mencerminkan
tingkat gangguan intelektual:retardasi mental ringan,retardasi mental
sedang,retardasi mental berat dan retardasi mental sangat berat.
Derajat Usia pra sekolah (0- Usia Dewasa (21 dan
retarda 5) maturasi dan sekoalah(6- lebih)
si perkembagan 20)latihan dan keadekuatan
pendidikan sosial dan
kejuruan
Sangat Retardasi jelas Ada beberapa Beberapa
berat :kapasitas yang perkembangan perkembangan
berfungsi yang motorik dapat motorikdan bicara
minimal dalam bidang berespon dapat mencapai
sensori minimal tau perawatan diri
motorik,memerlukan terbatas terhadap yang sangat
perawatan,memerluka latihan menolong terbatas
n bantuan dan diri sendiri memerlukan
pengawasan terus- perawatan.
menerus
Berat Perkembangan Dapat berbicara Dapat berperan
motorik yang atau belajar sebagian dalam

4
miskin:berbicara berkomunikasi:d pemeliharaan diri
sedikit biasanya tidak apt dialtih dalm sendiri di bawah
mamapu belajar dari kebiasaan sehat pengawasan
menolong diri dasar:memperole lengkap:dapat
sendiri:sedikit atau h manfaat dari mengembangkan
tidak mempunyai latihan kebiasaan keterampilan
ketermpilan sistematik,tidak melindungi diri
komunikasi mampu sendiri samapai
memperoleh tingkat minimal
manfaat dari yan berguna
latihan kejuruan dalam lingkungan
yang terkendali
Sedang Dapat berbicara atau Dapat Dapat bekerja
belajar untuk memperoleh sendiri dalam
berkomunikasi:kesada manfaat dari pekerjaan yan
ran sosial yang latihan dalam tidak terlatih dan
buruk,perkembangan keterampilan dan setengah terlatih
motorik yang pekerjaan,tidak dalam kondisi
cukup,mendapat mungkin terawasi:memerlu
manfaat dari latihan berkembang kan pengawasan
menolong diri lebih dari kelas dan bimbingan
sendiri,dapat dua dalam sujek jika berada dalam
ditangani dengan akademi,dapat stres sosial atau
pengawsan sedang. belajar pergi ekonomi ringan.
sendirian di
tempat
yangsudah di
kenal.
Ringan Dapat Dapat belajar Biasanya dapat
mengembangkan keterampilan mencapai
keterampilan sosial akademik sampai keterampilan
dan kira kira kelas sosial dan

5
komunikasi:retardasi enam pada akhir kejuruan yang
minimal dalam bidang usia remaja adekuat untuk
sensori motorik:sering ,dapat dibimbing membiayai diri
tidak dapat dibedakan untuk sendiri minimal
dari normal samai menyesuaikan tetapi mungkin
lebih tua. diri dengan ememrlukan
sosial bantuan dan
bimbingan jik
dibawah stres
sosial dan
ekonomi yang
tidak biasa.

C. ETIOLOGI
Faktor penyebab dalam retardasi mental adalah kondisi
genetik(kromosom dan bawaan),pemaparan pranatal dengan infeksi dan
toksin,trauma perinatal(seperti prematuritas),kondisi yang ddapat,dn
faktor sosiokultural.Keparahan retardasi mental yang dihasilkannya
adalah berhubungn dengan saat dan trauma atau pemaparan pada sistem
saraf pusat.Semaki parah retardasi mental ,semakin mungkin
penyebabnya jelas.Pada kira-kira tiga perempat orang dengan retardasi
mental parah,penyebabnya di ketahui,sedangkan penyebab terlihat hanya
padas separuh orang retardasi mental ringan.Tidak ada penyebab yang di
ketahui untuk tiga perempat orang dengan fungsi intelektual
ambang,secara keseluruhan sampai dua pertiga dari semua orang dengan
retardasi mental.kemungkinan penyebab dapat dikenali.
Diantara gangguan kromosom dan metabolik,sindrom
down,sindrom x rapuh,dan penil ketonuria adalah gangguan yang paling
sering biasanay menyebbakan sekurangnya retardasi mental
sedang.Merea dengan retardasi mental ringan kadang-kadang memiliki
pola keluarga pada orang tua dan sanak saudaranya.

6
Pengetahuan sekarang menyatakan bahwa faktor genetik,faktor
biologis lingkungan,dan faktor psikososial bekerjasama dalam retardasi
mental.
Kelainan kromosom autusomal adalah berhubungan dengan
retardasi mental ,walaupun penyimpangan kromosom seks tidak selalu
berhubungan denagn retardasi mental.(seperti sindrom turnerXO dan
sindrom klinefelter denagn variasiXXY,XXXY,dan XXYY).Bebarapa
anak denagn sindrom turner memiliki kecerdasan yang normal sampai
dengan superior.
a. Sindrom down
Sindrom down pertam kali dijelaskan oleh dokter berkebagsaan
inggris ,langdon down pada tahun 1866 dan didasarkan pada
karakteristik fisik dan yang disertai dengan fungsi mental subnormal.
Terdapat persetujaan tentang tentang faktor predisposisi dalam
gangguan kromosom diantaranya bertambahnya usia
ibu,kemungkinana bertambahnya usia ayah,dan radiasi sinar
X.Masalah penyebab semakin di persulit oleh di kenalinya tga tipe
penyimpangn kromosom pada sinrom down.
1) Pasien dengann trisomi 21(tiga kromosom 21,yang biasanya dua)
mewakili sebagian besar,mereka memiliki 47 kromosom ,dengan
kromosom 21 tambahan.Karyotipe ibu adalah normal.Suatu
nondisjungsi selama meiosis,terjadi denagn alasan yang tidak
diketahuidi anggap bertanggung jawab untuk terjadinya gangguan.
2) Nondisjungsi yang terjadi pada fertilisasi pada tiap pembelahan sel
menyebabkan mosaikisme,suatu kondisi diman sel normal dan sel
trisomik ditemukan di berbagai jringan.
3) Pada translokasi terdapat fusi dan kromosom,paling sering 21 dan
15 ,yang menyebabkan keseluruhan kromosom,yang
meneybabkan keseluruhan 46 kromosom,walaupun kromosom 21
tambahan.Gangguan ini tidak seperti trisomi 21,biasanya
diturunkan dan kromosom yang tertranslokasi mungkin di
temukan pada orang tua dan sanak saudara yang tidak

7
terkena.Pembawa (carrier)asimptomatik tersebut hanya memiliki
45 kromosom.

b. sindrom X rapuh
sindrom X rapuh adalah penyebab tunggal kedua yang
tersering dari retardasi mental.Sindrom disebabkan dari mutasi
pada kromosom X yang diketahui sebagai tempat rapuh.te,mpta
rapuh hanya diekspresikan pada beberapa sel,dan mungkin tidak
ada pada laki-laki asimtomatik atu wanita pembawa.banyak
dietemukan variabilitas dalam expresi genetik dan fenotifik.Fenotif
yang tipikal adalah kepala yang besar,da panjang,perawakan
pendek ,sendi hiperektensif,dan makro orkhidisme pasca
pubertal.Derajat retardasi mental terentang dari ringan sampai
berat.Ciri perilaku dengan sindrom adalah tingginya angka
gangguan defisit atni/hiperaktivitas,gangguan belajar dan gangguan
perkembangan perpasif,seperti gangguan autistik.Defisit dalam
fungsi bahasa adalah pembicaraaan yang perseveratif denagn
kelainanan dalam mengkombinasikan kata-kata membentuk frasa
dan kalimat.Orang dengan indrom X rapuh tampknya memiliki
keterampilan dalam komunikasi dan sosialisasi yang relatif
kuat,dan fungsi ntelektual mereka tampaknya menurun dalam
periode pubertal.Wanita pembaw seringkali kurang terganggu di
bandingkan laki-laki dengan sindrom X rapuh,tetapi wanita dapat
memanifestasikan karakteristik fisik yang tipikal dan dapat
teretardasi ringan.

c. Sindrom prader willi.


sindrom prader willi di dalilkan akibat dari penghilangn
kecil pada kromosom 15,biasanya terjadi secara
sporadik.Prevalansinya kurang dari 1 dalam 10.000.Orang dengan
sindrom menunjukkan perilaku makan yang komflusif dan sering
kali obesitas,retardasi mental,hipogonadisme,perawakan

8
pendek,hipotonia,dan tangan dan kaki yang kecil.Anak-anak
dengan sindrom sering kali memiliki perilaku yang opposional dan
menyimpang.

d. Sindrom tangisan kucing(cat-cry syndrom).


Anak-anak dengan syndrom tangisan kucing kehilngan
bagian kromosom 5.Mereka mengalami retardasi berat dan
menunjukkkan banyak stigmata yang sering kali disertai dengan
penyimpangan kromosom,seperti mikrosefali,teinga yang letaknya
rendah,fisura palpera oblk,hipertelorisme,danmikrognatia.Tangisan
seperti kucing yang karakteritik.-disebabkan oleh kelainan laring-
yang memberikan nam syndrom secara bertahap berubah dan
menghilang dengan bertambahnya usia.

e. Kelainan kromosom lain.


Syndom penyimpangan autosomal lain yang disertai dengan
retardasi mental adah jauh lebh jarang terjadi dibandingkan sindrom
Down.

Penyebab retardasi mental mungkin faktor keturunan (retardasi


mental genetik) mungkin juga tidak diketahui (retardasi mental simplex),
kedua-duanya dinamakan retardasi mental primer. Retardasi mental
sekunder disebabkan faktor-faktor dari luar yang diketahui dan faktor-
faktor ini mempengaruhi otak mungkin pada waktu pranatal, perinatal,
atau postnatal.
a. Faktor keturunan
Faktor ini terjadi pada peristiwa idiopathy, psikhosa, neurosa, idiocy
dan psikhosa siflitik (oleh penyakit sifilis). Pada peristiwa idiipathy,
psikhosa (gangguan kejiwaan), neurosa (gangguan saraf) dan idiocy
pada umumnya dapat mengakibatkan retardasi mental, karena apabila
orang tua si bayi menderita penyakit tersebut, maka akan memberi
pengaruh buruk pada janin (foetus intra uterina). Sedangkan pada

9
peristiwa psikhosa sifilitik disebabkan karena terjadi infeksi syphilitis
yang mengakibatkan degenerasi yang progressif pada sel-sel otak.
b. Faktor sebelum lahir
Faktor ini antara lain :
Perawatan yang kurang baik sebelum lahir, ibu yang
mengandung menderita sakit atau mengalami kecelakaan
(jatuh), dan ibu yang sudah menopause (mati-haid) atau
berumur 40-an.
Kekurangan nutrisi, infeksi atau luka-luka, serta keracunan
sewaktu bayi berada dalam kandungan.
Terjadi intoxication (intoksikasi atau keracunan) oleh janin,
dikarenakan ibu sedang mengandung muda, meminum obat-
obat penenang yang beracun, antara lain obat malidomide dan
obat kontraseptif anti-hamil yang sangat kuat mengandung
racun bagi janin (teratogenic).
Ketidaksesuaian dalam susunan darah Rh-nya antara ibu dan
janinnya. Namun, pencacaran, perawatan yang baik sebelum
kelahiran da transfusi darah begitu bayi lahir, dapat mencegah
kecacatan.
c. Faktor ketika lahir
Banyak risikonya saat ibu melahirkan anaknya. Risiko
tersebut dapat mengenai ibu maupun bayinya sendiri. Terutama
sekali pada kelahiran anak pertama yang berlangsung lama dan sulit
sekali (Prima Para), karena kepala sang bayi sang bayi sering
terganggu oleh tekanan-tekanan yang mampat dari dinding rahim
ibu. Tekanan-tekanan tersebut dapat menyebabkan pendarahan pada
bagian dalam kepala si bayi. Tekanan tersebut dapat disebabkan
oleh :
Kelahiran dengan bantuan tang (Tangverlossing) yang sulit.
Bayi yang lahir dengan cara tersebut sebagian mengalami
retardasi mental
Asphixia, yaitu lahir tanpa napas, bayi seolah-olah tercekik.

10
Disebabkan adanya lendir dalam alat pernapasan bayi, atau ada
cairan di dalam paru-parunya, dapat pula disebabkan oleh karena
sang ibu mendapat Anaeshiesi (zat pembius terlalu banyak).
Prematurity, bayi yang dilahirkan sebelum waktunya sering
pertumbuhan jasmani dan jiwanya mengalami retardasi
(perlambatan).
Primogeniture, yaitu kelahiran pertama yang memungkinkan
bayi menderita defek mental. Salah satu penyebab defek mental
adalah sang ibu mendapat sinar radium atau sinar-X terlalu
banyak, sehingga bayi yang dikandung menderita hiper-radiasi
dan kelak bisa mengalami Amentia.

d. Faktor sesudah bayi lahir


Bayi yang lahir ada yang mengalami bermacam-macam
gangguan, sehingga mereka di kemudian hari menjadi anak atau
orang yang cacat mental. Gangguan-gangguan dan kecelakaan-
kecelakaan tersebut terutama sekali sering terjadi pada tahun-tahun
pertama.
Adapun sebab-sebabnya antara lain :
Pengalaman-pengalaman traumatik (luka-luka), yaitu luka pada
kepala atau di kepala bagian dalam, karena si anak pernah jatuh,
terpukul, terbentur benda keras, atau juga pernah pingsan lama.
Keracunan timah, karena si anak mengunyah atau mengisap
benda-benda bercat yang catnya mengandung timah.
Kejang atau Stuip, disebabkan karena anak menderita sakit dan
panas badannya tinggi sekali. Atau menderita epilepsi (penyakit
ayan) terutama sekali bila kejang ayan seringkali menyerang bayi
atau anak.
Infeksi pada otak (Encephalitis) atau pada selaput otak
(Meningitis) oleh penyakit-penyakit cerebral meningitis, gabag
(mazelen, campak), dyptheri, radang telinga yang mengandung
nanah.

11
Faktor psikologis, yaitu kurangnya pemberian rangsangan atau
dorongan mental pada anak, pembedaan dalam pengasuhan,
kurang mendapat perhatian, perlakuan yang kejam dari orang
sekitar.
e. Factor Genetik Lain
Fenilketonuria(PKU) pertama kali di jelaskan oleh Ivan
Asbjorn Folling pada tahun 1934 sebagai paradigma gangguan
metabolism bawaan . PKU di transmisikan dengan trait Mendel
autosomal resesif yang sederhana dan terjadi kira-kira pada yang
di institusi adalah kira-kira 1% nya dalam setiap 10.000 sampai
15.000 kelahiran hidup . Bafi orang tua yang telah memiliki anak
dengan PKU , kemungkinan memiliki anak dengan PKU adalah
satu dalam setiap empat sampai lima kehamilan selanjutnya.
Walaupun gangguan di laporkan menonjol pada orang yang
berasal dari Eropa Utara , beberapa kasus telah dilaporkan pada
orang kulit hitam orang Yahudi ,Yemenite,dan Asia . Frekuensi
di antara pasien retardasi yang di institusi adalah kira-kira 1
pasien.
Defek metabolisme dasar pada PKU adalah ketidak
mampuan untuk mengubah fenilalanin ,suatu asam amino
esensial , menjadi paratirosin karena tidak adanya atau tidak aktif
nya enzim fenilalanin hidroksilase , yang mengkatalisis
perubahan tersebut . Dua jenis hiperfenilalaninemia lain belum
lama di jelaskan . Satu adalah karena defisiensi kofaktor
,biopterin dapat di ukur dalam cairan tubuh keduanya adalah
gangguan yang jarang yang memiliki risiko kematian yang tinggi
.
Sebagian besar pasien yang mengalami PKU mengalami
retardasi yang berat ,tetapi beberapa di laporkan memiliki
kecerdasan yang ambang atau normal . eksema, muntah, dan
kejang di temukan pada kira-kira sepertiga kasus .Walaupun
gambaran klinis adalah bervariasi ,anak PKU adalah tipikal

12
hiperaktif dan menunjukan prilaku yang aneh dan tidak dapat di
ramalkan , yang menyebabkannya sulit untuk di tangani.Mereka
seringkali memiliki temper tantrum dan seringkali menunjukan
gerakan yang aneh pada tubuh nya dan anggota gerak atas dan
menerisme memuntir tangan , dan prilaku mereka kadang-kadang
menyerupai anak autistic atau skizofrenik.Komunikasi verbal dan
nonverbal biasanya terganggu parah atau tidak ditemukan
.Koordinasi anak adalah buruk ,dan mereka memiliki banyak
kesulitan perceptual.
Penyakit sebelumnya di diagnosis berdasarkan tes
urin:asam fenilpiruvik dalam urin bereaksi dengan larutan besi
klorida dan menimbulkan warna hijau terang .Tetapi tes tersebut
memiliki keterbatasan ,karna mungkin tidak mendeteksi adanya
asam fenilpiruvik pada urin sampai bayi berusia 5 atau 6 minggu
dan mungkin memberikan respon positif dengan aminoasiduria
lainnya.Sekarang ini ,tes skrining yang lebih di percaya yang
banyak di gunakan adalah pengujian inhibisi Guthrie,yang
menggunakan prosedur bakteriologis untuk mendeteksi
fenilalanin darah.
Diagnosis dini adalah penting , karena diet rendah
fenilalanin di gunakan sejak tahun 1955,secara bermakna
memperbaiki prilaku dan kemajuan perkembangan .Hasil yang
terbaik tampaknya tercapai jika di diagnosis dini dan awal terapi
diet di lakukan sebelum anak usia 6 bulan .
Tetapi , terapi diet adalah bukan tanpa resiko .Fenilalanin
adalah suatu asam amino esensial ,dan penghilangan nya dari diet
dapat menyebabkan komplikasi yang berat ,seperti anemia
,hipoglikemia ,edema dan bahkan kematian .Terapi diet pada
PKU harus di lanjutkan tanpa batas waktu .Anak anak yang
,mendapatkan diagnosis sebelum usia 3 bulan dan di berikan
regimen diet yang optimal mungkin memiliki kecerdasan yang
normal .Untuk anak yang lebih besar dan remaja dengan PKU

13
yang tidak di obati ,diet rendah fenilalanin tidak mempengaruhi
tingkat retardasi mental.Tetapi ,diet ,memang menurunkan
iritabilitas dan pertumbuhan EEG abnormal dan meningkatkan
responsivitas sosial dan rentang perhatian mereka .
Orangtua dari nak PKU dan beberapa sanak saudara anak
yang normal adalah pembawa yang heterozigot,Penyakit dapat di
deteksi dengan tes toleransi fenilalanin ,yang mungkin penting
dalam konseling genetic bagi orang orang tersebut.
Gangguan Rett.gangguan ret dihipotesis kan merupakan
sindrom retardasi mental dominan terkait-X yang digeneratif dan
hanya mengenai wanita.Andreas Rett melaporkan 22 anak
perempuan dengan tidak kemampuan neurologis yang progresif
dan serius di tahun 1996.Pemburukan keterampilan komunikasi
,prilaku motorik, dan fungsi sosial di mulai pada usia 1setengah
tahun .Gejala seperti Austistik sering di temukan demikian juga
ataksia ,seringai wajah , mengesekkan gigi ,dan hilangnya
pembicaraan .Hiperventilasi intermiten dan pola pernafasan yang
tidak teratur adalah karakteristik saat anak terbangun. Gerakan
tangan streotipik ,termasuk memuntirkan tangan ,adalah tipikal
.Gangguan gaya berjalan yang progresif,skoliosis ,dan kejang
terjadi.Spastisitas yang parah biasanya di temukan pada masa
anak-anak pertengahan .Atrofi serebral terjadi dengan penurunan
pigmentasi substansi nigra ,yang mengesankan klainan pada
system nigrostriatal dopaminergik .
Neurofibromatosis.Juga di sebut penyakit von
Recklinghausen, neurofibromatosis adalah sindrom
neurokutaneus yang paling sering di sebabkan oleh gen dominan
tunggal.Gangguan ini mungkin di turunkan , atau mungkin
merupakan mutasi yang baru . Terjadi pada kira-kira 1 dalam
5.000 kelahiran. Gangguan ditandai oleh bercak caf-au-lait pada
kulit dan neurofibroma,termasuk glioma optic dan neuroma
akustik,yang di sebabkan oleh migrasi sel abnormal .Retardasi

14
mental ringan di temukan pada sampai pertiga orang dengan
penyakit .
Sklerosis tuberosis. Sklerosis tuberosis adalah sindrom
neurokutaneus kedua yang tersering;retardasi mental progresif di
temukan pada hingga dua pertiga dari semua orang yang terkena
.Gangguan ini terjadi pada kira kira 1 dalam 15.000 orang dan
disebabkan oleh transmisi autosomal dominan.Kejang di temukan
pada semua pasien yang mengalami retardasi mental dan pada
dua pertiga orang yang tidak mengalami retardasi mental.
Spasme infantil dapat terjadi seawalnya 6 bulan. Presentasi
fenotipik adalah adenoma sebaseum dan bercak daun palem yang
dapat di kenali dengan lampu celah .Angka Autisme yang lebih
tinggi dibandingkan gangguan intelektual akan menyebabkan
orang memperkirakan gangguan ini.
Sindrom Lesch-Nyhan ,adalah suatu gangguan yang jarang
yang di sebabkan oleh defisiensi suatu enzim yang terlibat dalam
metabolisme purin. Sindrom ini di sertai dengan mutilasi dari
kompulsif yang parah dengan menggigit mulut dan jari-jari .Ini
merupakan gangguan terkait-X dan di temukan dengan retardasi
mental , mikrosefali , kejang , koreoatetosis dan spastisitas.
Gangguan adalah contoh lain dari sindrom yang di turunkan
secara genetic di mana pola prilaku spesifik dapat diramalkan.
Adrenoleukodistrofi ,gangguan yang tersering dari
beberapa gangguan sklerosis serebral sudanofilik
,adrenoleukodistrofi ditandai oleh demielinasi difus pada materi
putih serbal ,yang menyebabkan gangguan visual dan intelektual
,kejang,spastisitas ,dan perkembangan menuju kematian
.Degenerasi serebral pada pada adrenoleukodistrofi di sertai oleh
insufisiensi adrenokortikal. Gangguan di transmisikan oleh gen
terkait sex yang terletak pada ujung distal lengan panjang dari
kromosom X.Onset klinis biasanya antara 5 dan 8 tahun ,dengan
kejang awal,gangguan gaya berjalan ,dan gangguan intelektual

15
ringan .Pigmentasi abnormal yang mencerminkan insufisiensi
adrenal kadang-kadang mendahului gejala neurologis ,dan
serangan tangisan adalah sering di temukan. Konstraktur
spastic,,ataksia,dan gangguan menelan sering di
temukan.Walaupun perjalanan penyakit seringkali cepat dan
progresif beberapa pasien mungkin mengalami perjalanan
penyakit yang relaps dan remisi.Gangguan pertama kali di
tampilkan dalam filmLorenzos oilpada tahun 1992.
Penyakit urine sirup maple. Gejala klinis dari urine sirup
maple tampak selama minggu-minggu pertama kehidupan. Bayi
memburuk secara cepat dan mengalami rigiditas
reserebrasi,kejang,iregularitas pernapasan dan hipoglikemia. Jika
tidak di obati ,sebagian pasien meninggal pada bulan pertama
kehidupan, dan pasienyang bertahan hidup mengalami retardasi
berat. Beberapa variantelah di laporkan dengan ataksia transien
dan retarditasyang hanya ringan.
Terapi mengikuti prinsip umum yang di tunjukan untuk
PKU dan terdiri dari diet yang sangat rendah pada tiga asam
amino yamg terlibat lesin,isolesin,dan valin.
Gangguan Defesiensi Enzim lain. Beberapa gangguan
defisiensi enzim yang di sertai dengan retardasi mental telah di
kenali, dan lebih banyak penyakit yang di tambahkan sebagai
penemuan baru. Beberapa dari mereka adalah penyakit
hartnup,glaktosemia, dan gangguan penyimpanan glikogen. Tiga
puluh gangguan penting dengan gangguan metabolism bawaan,
pola transmisi herediter,defek enzim,tanda klinis.
Faktor Pranatal
Persyaratan penting untuk perkembangan ke seluruhan
janin adalah kesehatan fisik ,psikologis, dan nutrisi maternal
selama kehamilan. Penyakit dan kondisi kronis maternal yang
mempengaruhi perkembangan normal system syaraf pusat janin
adalah diabetes yang tidak terkendali anemia,

16
enfisema,hipertensi,dan pemakaian jangka panjang alcohol dan
zat narkotik. Infeksi maternal selama kehamlilan ,terutama
virus,usia kehamilan janin,dan keparahan penyakit.

F. PATOFISIOLOGI DAN PROGNOSIS


Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup
sehari-hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau
ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum
usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal
(IQ 70 sampai 75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain
pada sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa ,
kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan
sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri , kesehatan
dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.Penyebab
retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca
natal.Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-
kanak.
Pada sebagian besar kasus retardasi mental, gangguan intelektual
dasar tidak membaik, walau didorong secara positif dengan lingkungan
yang diperkaya dan mendukung. Seperti pada orang tanpa retardasi
mental, semakin banyak gangguan mental komorbid yang terjadi, semakin
buruk prognosis keseluruhan. Jika gangguan mental komorbid sering kali
menguntungkan. Tetapi terdapat sedikit ketidakjelasan tentang klasifikasi
prilaku menyimpang tertentu seperti hiperaktivitas, labilitas emosional,
dan disfungsi social, apakah mereka merupakan gejala retardasi mental?
Pada umumnya, orang dengan retardasi mental ringan dan sedang
memiliki fleksibilitas terbesar dalam hal beradaptasi terhadap berbagai
kondisi lingkungan.

17
G. EPIDEMIOLOGI

Prevalensi retrdasi mental pada suatu waktu diperkirakan adalh


kira-kira 1 persen dari populasi.insidensi retardasi mental sulit untuk di
hitung karena kesulitan mengenali onsetnya.pada bnyak kasus,retardasi
mungkin laten selama waktu yang panjang sebelum keterbatasan seseorang
diketahui,atau,karena adaptasi yang baik,diagnosis yang resmi tidak dapat
pada saat tertendu dalam kehidupan seseorang.Insidensi tertinggi adalah
pada anak usia sekolah,dengan puncak usia10-14 tahun.Retardasi mental
kira-kira 11/2 kali lebih sering pada laki-laki di bandingkan wanita.Pada
lanjut usia,prevelansi lebih sedikit,karena mereka dengan retardasi mental
yang berat atau sangat berat memiliki angka mortalias yang tinggi yang
disebabkan dari penyulit gangguan fisik yang menyertai.

H. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai


beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang
kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit
tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering
disertai retardasi mental, yaitu :

1. Kelainan pada mata :

a. Katarak

Sindrom Cockayne

Sindrom Lowe

Galactosemia

Sindrom Down

Kretin

Rubella Pranatal, dll.

18
b. Bintik cherry-merah pada daerah macula

Mukolipidosis

Penyakit Niemann-Pick

Penyakit Tay-Sach

c. Korioretinitis

Lues congenital

Penyakit Sitomegalovirus

Rubella Pranatal

d. Kornea keruh

Lues Congenital

Sindrom Hunter

Sindrom Hurler

Sindrom Lowe

2. Kejang

a. Kejang umum tonik klonik

Defisiensi glikogen sinthesa

Hipersilinemia

Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III,


IV, dan aaVI

Phenyl ketonuria

Sindrom malabsobrsi methionin, dll.

b. Kejang pada masa neonatal

Arginosuccinic asiduria

19
Hiperammonemia I dan II

Laktik asidosis, dll.

3. Kelainan kulit

a. Bintik caf-au-lait

Atakasia-telengiektasia

Sindrom bloom

Neurofibromatosis

Tuberous selerosis

4. Kelainan rambut

a. Rambut rontok

Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopati

b. Rambut cepat memutih

Atrofi progresif serebral hemisfer

Ataksia telangiektasia

Sindrom malabsorbsi methionin

c. Rambut halus

Hipotiroid

Malnutrisi

5. Kepala

a. Mikrosefali

b. Makrosefali

Hidrosefalus

Neuropolisakaridase

20
Efusi subdural

6. Perawakan pendek

a. Kretin

b. Sindrom Prader-Willi

7. Distonia

a. Sindrom Hallervorden-Spaz

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang
menderita retardasi mental,yaitu:
1. DDST
Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan
menggunankan DDST (Denver Developmental Screening Test), maka
diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang
baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu
dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur 6 tahun dapat
dilakukan test IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan
tidak dapat diambl kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak
ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu, anamnesis yang
teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah
lingkungan/factor nonorganic lainnya dimana diperkirakan
mempengaruhi kelainan pada otak anak.

2. Pemeriksaan fisik
Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu
yang sering ditemukan pada orang retardasi mental dan memiliki
penyebab pranatal. Sebagai contoh konfigurasi dan ukuran kepala
memberikan petunjuk terhadap berbagai kondisi, seperti
mikrosefali,hidrosefalus, dan sindrom Down. Wajah pasien mungkin
memiliki beberapa stigmata retardasi mental, yang sangat

21
mempermudah diagnosis. Tanda fasial tersebut adalah hipertelorisme,
tulang hidung yang datar, alis mata yang menonjol, lipatan yang
bentuknya aneh, lidah yang menonjol, dan gangguan gigi geligi.
Ekspresi wajah, seperti penampilan dungu, mungkin menyesatkan dan
tidak boleh diandalkan tanpa bukti-bukti yang mendukung lainnya.
Warna dan tekstur kulit dan rambut,palatum dengan lengkung yang
tinggi, ukuran kelenjar tiroid, dan ukuran anak dan bantang tubuh dan
ekstremitasnya adalah bidang lain yang digali. Lingkaran kepala harus
diukur sebagai bagian pemeriksaan klinis. Klinisi harus mengingat
selama pemeriksaan bahwa anak-anak retardasi mental, terutama yang
memiliki masalah perilaku adalah berada dalam resiko meningkat
untuk mengalami penyiksaan anak.
Dermatoglifik mungkin menawarkan alat diagnostik lain, seperti
juga pola jembatan yang tidak umum dan lipatan fleksi yang sering
kali ditemukan pada orang teretardasi. Dermatoglifik yang abnormal
mungkin ditemukan pada gangguan kromosomal dan pada pasien yang
terinfeksi rubela pranatal.

3. Pemeriksaan Neurologis
Gangguan sensorik seringterjadi pada orang retardasi mental;
sebagi contoh, sampai 10 persen orang retardasi mental mengalami
gangguan pendengaran pada suatu tingkat yang empat kali lebih tinggi
dibandingkan populasi normal. Berbagai gangguan neurologis lain
juga tinggi pada orang retardasi mental; gangguan kejang terjadi pada
kira-kira 10 persen dari semua orang retardasi mental dan pada
sepertiga orang dengan retardasi mental berat.
Jika ditemukan abnormalitas neurologis, insidensi dan
keparahannya biasanya meningkat dalam proporsi dengan derajat
retardasi. Tetapi, banyak anak teretardasi parah tidak memiliki
kelainan neurologis; sebaliknya, kira-kira 25 persen dari semua anak
dengan palsi serebral memiliki kecerdasan normal.

22
Gangguan dalam bidang motorik dimanifestasikan oleh kelainan
pada tonus otot(spastisitas atau hipotonia), refleks (hiperrefleksia), dan
gerakan involunter (koreoatetosis). Derajat kecacatan yang lebih kecil
ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi yang buruk.
Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran,
terentang dari ketulian kortikal sampai defisit pendengaran yang
ringan. Gangguan visual dapat terentang dari kebutaan sampai
gangguan konsep ruang, pengenalan rancangan, dan konsep citra
tubuh.
Bayi dengan prognosis terburuk adalah mereka yang
memanifestasikan kombinasi inaktivitas hipotinia umum, dan respons
berlebihan terhadap stimuli. Pada anak yang lebih tua, hiperaktivitas,
rentang perhatian yang pendek, mudah dialihkan perhatiannya, dan
toleransi frustasi yang rendah sering merupakan tanda cedera otak.
Pada umumnya, semakin mudah anak pada saat pemeriksaan,
semakin berhati-hati diharuskan dalam meramalkan kemampuan di
masa depan, karena potensi pemulihan dari otak infanti adalah sangat
baik. Mengamati perkembangan anak dengan interval yang teratur
kemungkinan merupakan pendekatan yang paling dapat dipercaya.
Pemeriksaan sinar-X tengkorak biasanya dilakukan secara
bertahap tetapi pemeriksaan iluminasi hanya pada kondisi yang relatif
jarang, seperti kraniosinostosis, hidrosefalus, dan gangguan lain yang
menyebabkan klasifikasi intrakranial (sebagai contoh, toxoplasmosis,
sklerosis tuberosus, angiomatosis serebral, dan hipoparatiroidisme).
Pemeriksaan tomografi komputer (CT; computed tomography) dan
pencitraan resonansi magnetik (MRI; magnetick resonance imaging)
telah menjadi alat yang penting untuk mengungkapkan patologi sistem
saraf pusat yang berhungan dengan retardasi mental. Temuan yang
kadang-kadang di jumpai seperti hidrosefalus internal, atrofi kortikal,
atau porensefalin pada anak yang mengalami retardasi berat dan cedera
otak bukan dianggap penting bagi gambaran umum.

23
Sebuah elektroensefalogram (EEG) sebaiknya diinterpretasikan
dengan berhati-hati pada asus retardasi mental. Kekecualian adalah
pasien dengan hipsaritmia dan kejang grand mal, di mana EEG
mungkin menegakkan diagnosis dan menyarankan terapi. Pada
sebagian besar kondisi lain suatu gangguan serebral yang difus
menghasilkan perubahan EEG yang tidak spesifik, yang ditandai oleh
frekuensi lambat dengan ledakan koompleks gelombang paku dan
tajam gelombang tumpul. Kebingungan tentang kepentingan EEG
dalam diagnosis retardasi mental paling baik digambarkan oleh
laporan seiring kelainan EEG pada sindrom Down, yang terentang 25
persen sampai sebagian besar pasien yang diperiksa.

4. Tes Laboratorium
Tes laboratorium yang digunakan pada kasus retardasi mental
adalah pemeriksaan urin dan darah untuk mencari gangguan metabolik.
Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindroma Down,
menjanjikan menjadi alat diagnostik yang berguna. Penentuan karyotip
dalam laboratorium genetik diindikasikan bilamana dicurigai adanya
gangguan kromosom.
Amniosentesis, di mana sejumlah kecil cairan amniotik diambil
dari ruang amnion secara transabdominal antara usia kehamilan 14 dan
16 minggu, telah berguna dalam mendiagnosis berbagai kelainan
kromosom bayi, terutama sindrom Down. Sel cairan amnion, yang
terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk pemeriksaan sitogenetik
dan biokimiawi. Banyak gangguan herediter yang serius dapat
diramalkan dengan amniosentesis, dan abortus terapeutik adalah
metode pencegahan satu-satunya. Amniosentesis dianjurkan untuk
semua wanita hamil di atas usia 35 tahun. Untung, sebagian besar
anomali kromosom terjadi hanya dalam keluarga.
Pengambilan sampel vili korionik (CVS; cho rionic villi sampling)
adalah teknik skrining yang baru untuk menentukan kelainan janin.
Cara ini dilakukan pada usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6

24
minggu lebih awal dibandingkan amaniosentesis. Hasilnya tersedia
dalam waktu yang singkat (beberapa jan atau hari), dan, jika kehamilan
adalah abnormal, keputusan untuk mengakhiri kehamilan dapat
dilakukan dalam trimester pertama. Prosedur memiliki resiko
keguguran antara 2 dan 5 persen.

5. Pemeriksaan Pendengaran dan Pembicaraan


Pemeriksaan pendengaran dan pembicaraan harus dilakukan
secara rutin. Perkembangan bicara merupakan kriterial yang paling
dapat dipercaya dalam memeriksa retardasi mental. Berbagai
gangguan pendengaran sering kali ditemukan pada orang retardasi
mental; tetapi, pada beberapa keadaan gangguan menyerupai retardasi
mental. Sayangnya, metode yang sering digunakan untuk pemeriksaan
pendengaran dan pembicaraan memerlukan kerja sama pasien dan,
dengan demikian, sering tidak dapat dipercaya pada orang yang
terredasi mental.
6. Pemeriksaan psikologis
Klinisinyang melakukan pemeriksaan dapat menggunakan
beberapa instrumen skrining untuk bayi dan anak kecil.Seperti banyak
bidang retardasimental, kontrroversi tentang nilai prediktif dari tes
psikologis bayi adalah hangat.Beberapa ahli melaporkan korelasi
kelainan selama masa bayi dengan fungsi abnormal kemudian adalah
sangat tinggi.Tetapi,korelasi meningkat secara langsung dengan usia
anak pada saat pemeriksaan perkembangan titik.
Tes psikologis dilakukan oleh ahli psikologis yang
berpengalaman, adalah bagian standar dari pemeriksaan untuk
retardasi menta. Tes Gesell, Bayley, dan cattell adalah tes yang paling
sering digunakan untuk bayi. Untuk anak- anak stanford Binet dan
Wechsler intelegence scale for Children Revised (WISC-R, WISC-3)
Adalah tes paling sering digunakan di negara ini. Kedua tes telah
dikeritik untuk memutuskan anak yang mengalami pemutusan kultural,
karena memiliki bias kultural karena menguji terutama potensi

25
pencapaian akademik dan bukan untuk fungsi sosial yang adekuat, dan
karena tidak dapat dipercaya pada anak dengan I.Q kurang dari 50.
Beberapa orang telah mencoba mengatasi pembatasan bahasa pasien
retardasi mental dengan menganjurkan tes pembendaharaan kata
melalui gambar-gambar, di mana pyeabody vocabulary test adalah tes
yang palingluas digunakan.
Tes yang sering kali berguna dalam mendeteksi cedera otak adalah
Bender Gestalt dan Benton Visual Retention tes. Tes tersebut
jugaberguna untuk anak teretardasi ringan. Disamping itu, pemeriksaan
psikologis harus menilai kemampuan perseptual, motorik, linguistik,
dan kognitif. Informasi tentang faktor motivasional, emosional, dan
interpersonal juga penting.
Todd, seorang anak berusia 13 tahun, dirujuk kepada seorang
dokter psikiatrik oleh guru pendidikan khususnya karena ia tidak lagi
dapat menangani iritabilitas dan ledakan fisik todd yang tiba-tiba.
Walaupun Todd sebelumnya telah memiliki rentang perhatian yang
pendek dan kadand-kadang temper tantrum di sekolah dan rumah,
percepatan pertumbuhan badannya telah menyebabkan semakin sulit
diatasi. Riwayat psikiatrik Todd adalah bermakna untuk retardasi
mental ringan, didiagnosis pada kelas satu, dan rentang perhatian yang
buruk bermakna dan hiperaktivitas sejak usia 6 tahun. Ia telahh di
tempatkan dalam pendidikan khusus pada pertengahan kelas
satu,penempatan pada ruangan kecil yang terstruktur dengan
peningkatan perhatian individual yang dapat mengendalikan masalah
prilakunya. Pada usia tersebut, Todd adalah menyenangkan, walaupun
ia memiliki kecenderungan mudah mengalami frustasi.
Riwayat keluarga Todd mengenali satu sepupu pertama dari pihak
ibu mengalami retardasi mental ringan; kedua kakak laki-laki dan satu
adik perempuannya memiliki kecerdasan rata-rata dan bebas dari
gangguan mental. Kedua orang tua tidak di laporkan memiliki riwayat
psikiatrik. Wawancara dengan orang tuanya menjelaskan bahwa Todd
menikmati hubungan yang hangat denga orang tuanya dan ketiga sanak

26
saudaranya, dan hanya belakangan ini ia menjadi mudah marah dan
sebentar-bentar agresif secara fisik terhadap adik perempuannya yang
berusia 10 tahun.
Selama 2 bulan terakhir, sejak sekolah di mulai,Todd telah
menjadi semakin menyimpang dan meledak dengan provokasi yang
ringan. Ia baru saja menjalani pubertas, telah tunggu beberapa inci, dan
tampak lebih tua di bandingkan usianya, suatu pemeriksaan fisik oleh
dokter pediatriknya tidak menemukan hasil yang istimewa, dan
pemeriksaan laborotorium jugamenunjukkan hasil yang baik.
Dalam konsultasi dengan dokter psikiatrik,Todd mampu
mengungkapkan bagaimana ia merasa rendah diri, sejakia dimasukkan
kelas yang khusus, dan bagaimana kecewanya ia karena kedua kakak
laki-lakinya telah memiliki kawan wanita. Walaupun Todd
menunjukan kesedihan dan kesengsaraan, ia tidak memenuhi kriterial
untuk gangguan depresif dan masalah utamanya tampaknya dalam
mengendalikan tindak kekerasan dirinya.
Regimen methylphenidate Todd telah dihentikan, dan uji coba
prorpanolol (Inderal) dimulai. Prawat sekolah memonitor tekanan
darahnya di pagi hari dan siang hari. Tekanan darahnya tetap stabil,
dan ia mulai merasa agak membaik dalam hal labilitasnya saat ia
mencapaidosis 10 mg tiga kali sehari. Ia juga dirujuk untuk psikoterapi
setiap minggu untuk mendiskusikan perasaan negatifnya tentang
dirinya dan masa depannya. Suatu anjuran jugadiberikan bagi dirinya
untuk diobati dalam terapi kelompok dengan remaja lain yang
memiliki masalah serupa. Walaupun terapi kelompok tidak mudah di
dapatkan , ia dimasukkan dalam daftar tunggu untuk kelompok yang
sesuai. Orang tuanya juga diberikan konseling tentang rasa takutnya
yang berlebihan tentang kemampuan dirinya menjadi mandiri dan
suatu hari berfungsi dalam dunia secara mandiri. Mereka mendukung
dan setuju membantu Todd dalam secara bertahap meningkatkkan
tanggung jawabnya dan hak-haknya di rumah dan mendorong dirinya
untuk bersosialisasi dengan anak laki-laki dan perempuan lainnya.

27
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINYA
1. Kromosom kariotipe
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI
(Magnetic Resonance Imaging)
4. Titer virus untuk infeksi congenital
5. Serum asam urat (Uric acid serum)
6. Laktat dan piruvat
7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
8. Serum seng (Zn)
9. Logam berat dalam darah
10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
11. Serum asam amino atau asam organik
12. Plasma ammonia
13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit:
14. Urin mukopolisakarida
J. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi
dan sangat individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua anak
penanganan multidisiplin merupakan jalan yang baik. Sebaiknya
dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara
individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal
mungkin. Untuk itu perlu melibatakn psikolog untuk menilai
perkembangan mental anak terutama kemampuan kognitifnya,
dokter anak untuk memeriksa fisik anak, menganalisis penyebab,
dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga
kehadiran pekerja social kadang-kadanng diperlukan untuk menilai
situasi keluarganya. Atas dasar itu maka buatlah strategi terapi.
Seringkali melibatkan lebih banyak ahli lagi,misalnya ahli saraf bila
anka juga menderita epilepsi,palsiserebral,dll. Psikiater,bila anaknya
menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya
membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi,bila

28
diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan
sensoriknya. Ahli terapi wicara,untuk memperbaiki gangguan
bicaranya atau untuk merangsang perkembangan bicarnya. Serta
diperlukan buruh pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang
retardasi mental ini.
Pada orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai
keadaan anaknya, dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang
diberikan. kadang-kadang diperlukan waktu yang lama untuk
meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya, maka perlu
konsultasi pula dengan psikolog dan psikiater. Disamping itu
diperlukan kerja sama yang baik antara guru dengan orang
tuanya,agar tidak terjadi kesimpang siurandalam strategi
penanganan anak disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya
juga harus diberi pengertian. Disamping itu masyarakat perlu
diberikan penerangan tenteng retardasi mental,agar mereka dapat
menerima anak
Sekolah khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C.Di
sekolah ini diajarkan keterampilan-keterampilan dengan harapan
mereka dapat mandiri dikemudian hari. Diajarkan pula tentang baik
buruknya suatu tindakan tertentu,sehingga mereka diharapkan tidak
melakukan tindakan yang tidak terpuji, seperti mencuri, merampas,
kejahatan seksual ,dll.
Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan
seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring
terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini sering juga disertai
dengan kelainan fisik yang memerlukan penanganan khusus.

K. KARAKTERISTIK RETARDASI MENTAL

29
Dari dua rumusan definisi retardasi mental yang telah dikemukakan
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan dan batasan (karakteristik)
retardasi mental sebagai berikut;
Bahwa orang yang menderita retardasi mental adalah orang yang:
a. Tingkat kecerdasannya berada di bawah rata-rata anak normal.
b. Disertai dengan adanya kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam
bertingkah laku atau beradaptasi.
c. Terjadi pada masa perkembangan.
Selain batasan di atas retardasi mental juga dapat dilihat dari

karakteristik/ciri:
a. Fisik/tanda-tanda ilmiah
Wajah dan segala sesuatu yang terdapat padanya
Biasanya anak penyandang cacat mental mempunyai bentuk
muka yang bundar. Kalau dilihat dari samping, mukanya
cenderung mempunyai tampang yang pipih. Hal ini seperti
dikenal dengan Brachycephaly (kepala pendek dan lebar).
Mengenai mata, dari hampir semua anak maupun orang
dewasa yang cacat mental cenderung sipit atau miring ke atas.
Selain itu, sering juga ada lipatan kecil dari kulit (Epicanthic
Fold) yang timbul tegak lurus antara bagian sudut dalam dari
mata dan jembatan hidung.
Rongga mulutnya sedikit lebih kecil dan lidanya lebih
besar dari yang biasa. Inilah yang mendorong anak untuk
mempunyai kebiasaan mengeluarkan lidahnya pada waktu-
waktu tertentu.
Anggota tubuh
Tangan penderita cacat mental ini cenderung lebar dengan
jari-jari yang pendek. Sedangkan kaki cenderung pendek dan
tebal serta mempunyai sela yang lebar antara jempol kaki dan
jari-jari di sebelahnya.
Koordinasi anggota tubuh

30
Adakalanya koordinasi antara tangan dan kaki juga kurang
baik. Hal ini bisa terlihat pada anak yang ragu-ragu melangkah
dan menggerakkan tangannya.
Gaya duduk
Biasanya kedua lututnya mengarah lebar ke depan,
sedangkan bagian lutut ke bawah sampai telapak kaki terlipat
mengarah ke belakang, masing-masing di sebelah kanan dan
kiri pinggang.

b. Sikap dan tingkah laku


Ada yang terlalu apatis (diam) dan adapula yang
terlalu hiper-aktif.
c. Perkembangan anak cacat mental
Anak cacat mental tertentu, selain yang berat cacat
mentalnya, masing akan dapat berkembang da belajar
sepanjang hidupnya. Dari seorang bayi yang baru dilahirkan
dan seluruhnya tergantung dari keluarganya, mereka akan
berkembang jasmani, daya pikir dan perasaannya.
Perkembangan anak cacat mental, tidak hanya lebih lambat
atau bahkan jauh tertinggal dari mereka yang tanpa cacat, tetapi
yang dicapai juga tidak lengkap. Dan dalam masa dewasanya,
mereka yang cacat mental akan lebih memerlukan bantuan dari
rata-rata orang dewasa pada umumnya.
L. TIPE- TIPE DAN JENIS JENIS RETARDASI MENTAL

TIPE-TIPE

Kode dibuat berdasarkan tingkat keparahan yang tercermin dari kerusakan


inteletual :

1. Retardasi mental ringan ( Tingkat IQ 50-55 sampai kira-kira 70 )

2. Retardasi mental Sedang ( Tingkat IQ 35-40 sampai 50-55 )

31
3. Retardasi mental berat ( Tingkat IQ 20-35 sampai 35-45 )

4. Retardasi mental yang amat sangat berat (Tingkat IQ dibawah 20-25)

a. Retardasi mental ringgan


Retardasi mental ringan mungkin tidak terdiagnosis sampai anak
yang terkena memasuki sekolah, karena keterampilan social dan
komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun tahun prasekolah. Tetapi,
saat anak menjadi lebih besar, deficit kognitif tertentu seperti kemampuan
yang buruk untuk berfikir abstrak dan egosentrik mungkin membedakan
dirinya dari anak lain dalam usianya. Walaupun orang teretardasi ringan
mampu dalam fungsi akademik pada tingkat pendidikan dasar dan
keterampilan kejuruannya adalah memadai untuk membantu dirinya
sendiri dalam beberapa kasus, asimilasi social mungkin sulit. Deficit
komunikasi, harga diri yang buruk, dan ketergantungan mungkin berperan
dalam relative tidak adanya spontanitas sosialnya. Beberapa orang
teretardasi ringan mungkin masuk ke dalam hubungan dengan teman
sebaya yang mempergunakan kelemahannya. Pada sebagian besar kasus,
orang dengan retardasi mental ringan dapat mencapai suatu tingkat
keberhasilan social dan kejuruan dalam lingkungan yang mendukung.
b. Retardasi mental sedang
Retardasi mental sedang kemungkinan didiagnosis pada usia yang
lebih muda dibandingkan retardasi mental ringan karena keterampilan
komunikasi berkembang lebih lambat pada orang retardasi sedang, dan
isolasi social dirinya mungkin dimulai pada tahun tahun usia sekolah
dasar. Walaupun pencapaian akademik biasanya terbatas pada
pertengahan tingkat dasar, anak yang teretardasi sedang mendapatkan
keuntungan diri sendir. Anak anak dengan retardasi mental sedang
menyadari kekurangannya dan sering kali merasa frustasi karena
keterbatasannya. Mereka terus membutuhkan pengawasan yang cukup
tetapi dapat menjadi kompeten dalam pekerjaan yang dilakukan dalam
kondisi yang mendukung.
c. Retardasi mental berat.

32
Retardasi mental berat biasanya jelas pada tahun tahun prasekolah,
karena bicara anak yang terkena adalah terbatas, dan perkembangan
motoriknya adalah buruk. Suatu perkembangan bahasa dapat terjadi pada
tahun tahun usia sekolah , pada masa remaja, jika bahasa adalah buruk,
bentuk komunikasi nonverbal dapat berkembang. Kemampuan untuk
mengartikulasi dengan lengkap kebutuhannya dapat mendorong cara fisik
berkomunikasi. Pendekatan prilaku dapat membantu mendorong suatu
tingkat perawatan diri sendiri, walaupun orang dengan retardasi mental
berat biasanya memerlukan pengawasan yang luas.

d. Retardasi mental sangat berat


Anak anak dengan retardasi mental sangat berat memerlukan
pengawasan yang terus menerus dan sangat terbatas dalam keterampian
komuikasi dan motoriknya. Pada masa dewasa, dapat terjadi suatu
perkembangan bicara, dan keterampilan menolong diri sendiri yang
sederhana dapat dicapai. Walaupun pada masa dewasa, perawatan adalah
diperlukan.
JENIS JENIS
Retardasi mental terbagi menjadi 5 jenis (menurut PPDGJ-I), yaitu:
a. Retardasi mental taraf perbatasan IQ 68 85.
Beberapa kali tidak naik kelas di SD, tidak dapat bersaing dalam
mencari nafkah.
b. Retardasi mental ringan IQ 52 67.
Dapat mencari nafkah secara sederhana dalam keadaan baik.
Dapat dilatih dan dididik di sekolah khusus.
c. Retardasi mental sedang IQ 36 51.
d. Retardasi mental berat IQ 20 35.
e. Retardasi mental sangat berat IQ < 20.

Untuk lebih jelas mengenai ciri-cirinya dapat dilihat pada tabel


terlampir.

33
Penggolongan di atas adalah berdasarkan kemampuan mental,
perilaku penyesuaian dan pengembangan jasmani. Sedangkan
penggolongan secara klinis terbagi menjadi 3 jenis retardasi mental
yaitu:
a. Idiocy (idiot)
IQ-nya kurang dari 25, karena cacat jasmani dan rohaninya
begitu berat, pada umumnya mereka tidak mampu menjaga
diri sendiri. Intelegensinya tidak bisa berkembang, tidak bisa
mengerti dan tidak bisa diajari apa-apa.
Idiocy ini terbagi atas :
Idiocy Pardhal atau Incomplete (tidak total)
Beberapa dari mereka mempunyai fisik yang berbeda atau
aneh dan sering sakit-sakitan. Adakalanya dibarengi dengan
paralysa atau kelumpuhan total dan paresis atau kelumpuhan
sebagian pada anggota badanya. Di antara mereka ini ada yang
sangat rakus sekali dan tidak dapat membedakan rasa apa-apa,
sehingga mereka memakan apa saja yang ada dalam
jangkauannya. Sering defensiasi atau perbedaan kelamin lelaki
dengan kelamin perempuannya tidak jelas.
Idiocy Komplit (mutlak, absolut).
Tidak mempunyai kemampuan jiwa dan unsur
intelegensinya seperti anak umur 2,5 tahun. Tidak bisa berbicara
dan tidak bisa membedakan nalurinya. Ada gerakan-gerakan
muskuler atau otot, tetapi tanpa koordinasi. Sama sekali tidak
mempunyai intersse terhadap lingkungannya. Tidak dapat dilatih
sesuatupun, tidak bisa menolong diri sendiri. Kebanyakan dari
mereka hanya terlentang saja di tempat tidur, tidur melingkar di
pojok seperti dalam keadaan antenatal. Banyak dari idiocy ini mati
sangat muda.
b. Imbecillity (imbisil)
Memiliki IQ 25 49. Seperti kanak-kanak yang berumur
3 7 tahun. Ukuran tinggi dan bobot badannya kurang, sering

34
badannya cacat atau mengalami Anomali (kelainan). Gerakan-
gerakannya tidak stabil dan lamban. Ekspresi mukanya kosong
dan tampak dungu. Kurang mempunyai daya tahan terhadap
penyakit, perkembangan jasmaninya sangat lamban da kurang
sambutannya jika diajak berbicara.
Pada umumnya mereka masih bisa mengerjakan tugas
yang sederhana di bawah pengawasan. Anak-anak imbisil juga
banyak yang mati muda.

c. Debil
Mempunyai IQ 50 70. Seperti anak umur 7 16 tahun.
Gejala lemah ingatan sudah tampak sebelum tahun-tahun masa
sekolah. Tidak mempunyai kemampuan untuk mengontrol diri,
mengadakan koordinasi dan adaptasi yang wajar. Pada penderita
memerlukan perlindungan khusus dalam masyarakat, karena
mereka kurang nalar dan kurang pikiran untuk bisa mengatur dan
mengurus dirinya sendiri.
Menurut pembagian secara klinis, ada 2 macam tipa debil :
Tipe Stabil
Berpembawaan tanang, mempunyai minat terhadap
lingkungannya serta rajin. Mentalnya seimbang, bertingkah laku
baik serta tidak menimbulkan banyak kesulitan bagi orang lain.
Tipe Instabil
Sangat ribut, kurang pengontrolan diri, selalu gelisah dan
selalu bergerak aktif dan tanpa koordinasi.

Factor risiko
1. Gangguan neurologis
Laporan menyatakan bahwa risiko untuk psikopatologi meningkat
dalam berbagai kondisi neorologis, seperti gangguan kejang.angka
psikopatologi meningkat dengan keparahan retardasi mental, yang

35
mengatakan peningkatan gangguan neorologis saat gangguuan
intelektual meningkat.
2. Sindrom genetic
Beberapa bukti menyatakan bahwa sindrom dengan dasar genetik
seperti sindrom X rapuh, sindrom Prader- willi, dan sindrom down
adalah disertai dengan manifestasi perilaku spesifik.
Orang dengan sindrom X rapuh diketahui memiliki angka
gangguan deficit atensi/ hiperaktifitas yang sangat tinggi (sampai
tigaperempat yang diteliti). Tingginya angka perilaku interpersonal
dan fungsi bahasa yang menyimpang seringkali memenuhi criteria
gangguan autistic dan gangguan kepribadian menghindar.
a. Sindrom prader Willi
Sindrom prader Willi hamper selalu disertai dengan gangguann
makan kompusif, hiperfagia, dan obesitas. Anak anak dengan
sindrom telah digambarkan sebagai penentangan dan
penyimpangan. Sosialisasi adalah salah satu kelemahan, terutama
dalam keterampilan menghadapi masalah. Masalah prilaku yang
diarahkan ke luar seperti temper tantrum, mudah marah, dan
berdebat. Tampak semakin tinggi pada masa remaja.
b. Sindrom Down.
Pada Sindrom Down, fungsi bahasa adalah relative lemah,
sedangkan sosiabilitas an keterampilan social, seperti kerja sama
interpersonal dan kenyamanan pada pertemuan social, adalah
relative kuat. Sebagian besar penelitian telah menemukan efek
membisu pada anak dengan sindrom down relative terhadap anak
tanpa retardasi dengan usia mental yang sama. Orang dengan
sindrom down juga menunjukan kekurangan dalam mengamati
lingkungan dan kemungkinan memusatkan perhatian pada
stimulus tunggal, yang menyebabkannya sulit untuk
memperhatikan perubahan lingkungan dan erkomunikasi.
Berbagai gangguan mental terjadi pada orang dengan sindrom
down, tetapi angkanya tampak lebih rendah dibandingkan yang

36
terjai pada sindrom retardasi mental lain, terutama gangguan
autistic.
3. Factor psikososial.
Citra diri yang negative dan harga diri yang buruk adalah cirri
yang sering di temukan pada orang retardasi mental ringan dan
sedang, yang ngerasa berbeda dari orang lain. Mereka mengalami
kegagalan dan kekecewaan berulang karena tidak memenuhi harapan
orang tuannya dan masyarakat dan secara progresif tertinggal
dibelakang teman sebayanya dan frustasi. Perilaku yang tidak sesuai,
seperti menarik diri, adalah sering terjadi. Perasaan isolasi dan
ketidakberdayaan yang terus menerus telah berhubungan dengan
perasaan kecemasan, kemarahan disforia dan depresi.

M. PENCEGAHAN
Retardasi mental adalah berhubungan dengan beberapa kelompok
gangguan heterogen dan berbagai factor psikososial. Terapi yang terbaik
untuk retardasi mental adalah pencegahan primer, skunder dan tersier.
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan
perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. tind
kan tersebut termasuk :
Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat umum tentang retardasi mental.
Usaha terus menerus dari professional bidang kesehatan untuk
menjaga dan memperbaharui kebijakansanaan kesehatan
masyarakat.
Aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak
yang optimal
Eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan
system saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik yang
berhubungan dengan retardasi mental. Untuk anak anak dan ibbu

37
dengan status social ekonomi rendah, pelayanan medis prenatal
dan postnatal yang sesuai dan berbagai program pelengkap dan
bantuan pelayanan social apat menolong menekan komplikasi
medis dan psikososial.
b. Pencegahan sekunder dan tersier.
Jika suatu gangguan yang disertai dengan retardasi mental telah
dikenali, gangguan harus diobati untuk mempersingkat perjalanan
penyakit (pencegahan sekunder) untuk menekan sekuela atau
kecacatan yang terjadi setelahnya (pencegahan tersier).
Anak retardasi mental dan perilaku yang memerlukan terapi psikiatrik
yang dimodifikasi berdasarkan tingkat kecerdasan anak.
Pendidikan untuk anak
Lingkungan pendidikan untuk anak anak dengan retardasi mental
harus termasuk program yang lengkap yang menjawab latihan
adaptif, latihan keterampilan social, dan latihan kejuruan.
Perhatian khusus harus dipusatkan pada komunikasi dan usaha
untuk meningkatkan kualitas hidup. Tetapi kelompok sering kali
merupakkan format yang berhasil dimana anak anak dengan
retardasi mental dapat belajar dan mempraktekan situasi hidup
yang nyata dan mendapatkan umpan balik yang mendukung..

Terapi prilaku, kognitif dan psikodinamika.


Kesulitan dalam beradaptasi di antara orang retardasi
mental adalah luas dan sangat bervariasi sehingga sejumlah
intervensi atau dalam kombinasi mungkin berguna.
Terapi prilaku telah digunakan selama bertahun tahun
untuk membentuk dan meningkatkan perilaku social dan untuk
mengendalikan dan menekan perilaku agresif dan destruktif
pasien. Dorongan positif untuk prilaku yang diharapkan dan
memulai hukuman (seperti mencabut hak istimewa) untuk prilaku
yang tidak diinginkan telah banyak menolong.

38
Terapi kognitif, seperti menghilangkan keyakinan palsu an
latihan relaksasi dengan instruksi dari diri sendiri, juga telah
dianjurkan untuk pasien retardasi mental yang mampu mengikuti
instruksi.
Terapi psikodinamika telah digunakan pada pasien
retardasi mental dan keluarganya untuk menurunkan konflik
tentang harapan yang menyebabkan kecemasan, kekerasan, dan
depresi yang menetap.

Pendidikan keluarga
Satu bidang yang paling penting yang dapat dijawab olleh
klinis adalah pendidikan keluarga dari pasien dengan retardasi
mental tentang cara meningkatkan kompetensi dan harga diri
sambil mempertahankan harapan yang realistic untuk pasien.
Keluarga sering kali merasa kemandirian dan memberikan
lingkungan yang mengasuh dan suportif bagi anak retardasi
mental, yang kemungkinan mengalami suatu tingkat penolakan
dan kegagalan diluar konteks keluarga.
Orang tua mungkin mendapatkan manfaat dari konseling
yang terus menerus atau terapi keluarga. Orang tua harus
diberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan bersalah,
putus asa, kesedihan, penyangkalan yang terus menerus timbul,
dan kemarahan tentang gangguan dan masa depan anak. Dokter
psikiatrik harus siap untuk memberikan pada orang tua semua
informasi medis dasar dan terakhir tentang penyebab, terapi, dan
bidang lain yang berhubungan (seperti latihan khusus dan
perbaikan defek sensorik).

Intervensi farmakologis.
Pendekatan farmakologis dalam terapi gangguan mental
komorbid pada pasien retardasi mental adalah banyak kesamaan
seperti untuk pasien yang tidak mengalami retardasi mental.

39
Semakin banyak data yang mendukung pemakaian berbagai
medikasi untuk pasien dengan gangguan mental yang tidak
retardasi mental. Beberapa penelitian tidak memusatkan perhatian
pada pemakaian medikasi untuk sindrom perilaku berikut ini yang
sering terjadi diantara retardasi mental :
Agresi dan prilaku melukai diri sendiri.
Beberapa bukti dari penelitian terkendali dan tidak
terkendali telah menyatakan bahwa lithium berguna dalam
menurunkan agresi dan prilakku melukai diri sendiri.
Antagonis narkotik seperti naltrexone (trexan) telah
dilaporkan menurunkan perilaku melukai diri sendiri pada
pasien retardasi mental yang juga memenuhi criteria
diagnostic untuk gangguan autistic infantile. Satu hipotesis
yang diajukan sebagai mekanisme kerja terapi naltrexone
adalah bahwa obat mempengaruhi pelepasan opioid
endogen yang dianggap berhubungan dengan melukai diri
sendiri. Carbamazepine (tegretol) dan valproic acid
(depakene) adalah medikasi yang juga bermanfaat pada
beberapa kasus perilaku melukai diri sendiri.
Gerakan motorik stereotipik
Medikasi antipsikotik, seperti haloperidol (haldol) dan
chlorpromazine (thorazine), menurunkan perilaku
stimulasi diri yang berulang pada pasien retardasi mental,
tetapi medikasi tersebut tidak meningkatkan prilaku
adaptif. Beberapa anak dan orang dewasa (sampai
sepertiga) dengan retardasi mental menghadapi risiko
tinggi mengalami terdivedyskinesia dengan pemakaian
kontiu medikasi asntipsikotik.
Perilaku kemarahan eksplosif.
Penghambat B, seperti propranolol dan buspirone (busprar)
telah dilaporkan menyebabkan penurunan kemarahan
eksplosif diantara pasien dengan retardasi mental dan

40
gangguan autistic. Penelitian sistematik diperlukan
sebelum obat ditetapkan sebagai manjur.
Gangguan deficit antensi/hiperaktivitas
Penelitian terapi methylphenidate pada pasien teretardasi
mental ringan dengan gangguan deficit-
atensi/hiperaktifitas telah menunjukan perbaikan bermakna
dalam kemampuan mempertahankan perhatian dan
menyelesaikan tugas. Penelitian terapi methyphenidate
tidak menunjukan bukti adanya perbaikan jangka panjang
dalam keterampilan social / belajar.

BAB III
KONSEP ASKEP

A. PENGKAJIAN
Perawat dalam tiap tatanan dan bidang kerjanya sangat
berperan dalam melakukan pengkajian keperawatan pada anak-
anak dengan tunagrahita. Pengkajian keperawatan meliputi aspek
fisik, psikologis dan sosial, yang terutama dapat dilakukan pada
saat kunjungan rumah atau kunjungan kesehatan sekolah.
Sehingga data baik dari orang tua anak maupun guru sangat
berguna untuk perencanaan keperawatan selanjutnya.
Hal-hal yang perlu dikaji meliputi : Riwayat kesehatan,
riwayat penyakit sebelumnya, perkembangan personal dan sosial,
perkembangan kognitif, keterampilan bahasa, perkembangan
motorik dan sensorik, dan lingkungan tempat anak tinggal dan
belajar.
Riwayat kesehatan : perawat perlu mengumpulkan data dari orang
tua anak mengenai keluhan dan perilaku anak di rumah.
Masalah fisik seperti alergi, nafsu makan, masalah
eliminasi, penyakit infeksi yang baru diderita, dan masalah

41
pernapasan bagian atas, serta penyakit yang biasa dialami anak
juga perlu diproleh dari orang tua.
Riwayat penyakit sebelumnya : meliputi riwayat operasi
dan pengobatan, kebiasaan anak (bicara, emosi, tiks dan riwayat
perkembangan dan pendidikan). Sangat penting untuk mengetahui
usia anak pada tiap tahap perkembangan : kapan anak mulai
berjalan, berbicara, makan dan berpakaian sendiri. Begitu pula
informasi mengenai masalah prenatal dan perinatal ibu perlu
dikaji. jika memungkinkan catatan kesehatan bayi ketika baru
lahir perlu diketahui. Menurut Capute 89 % anak-anak didiagnosa
sebagai tunagrahita pada usia sekolah
Riwayat perkembangan personal dan sosial
Gejala yang terlihat pada anak tunagrahita melalui
ketidakmatangan perilaku sosialnya, dimana mereka lebih suka
bermain dengan anak yang lebih kecil. Anak-anak tunagrahita
mungkin tidak berbicara dan melakukan sesuatu sesuai dengan
tingkat usia mereka. Mungkin berperilaku acting out atau
sebaliknya menarik diri dari anak-anak lain. Pada umumnya
mereka memiliki konsep diri yang rendah dan mudah frustasi serta
menangis.
Perkembangan kognitif
Anak-anak yang bermasalah dalam belajar, tidak mampu
mentransfer hal-hal yang telah dipelajarinya dari satu situasi ke
situasi lainnya. Mereka belajar bahwa langit berwarna biru, tetapi
tidak dapat mengenal rumah atau mobil yang berwarna biru.
Anak-anak tunagrahita juga tidak dapat berfikir secara abstrak,
seperti kematian, surga, dan Tuhan. Begitu pula mereka tidak
dapat membandingkan obyek yang besar dan kecil tanpa melihat
obyek secara langsung. Daya konsentrasi mereka terbatas, tidak
mampu mengingat sesuai dengan baik dan bermasalah untuk
mengenal hal-hal baru.
Keterampilan berbahasa

42
Anak-anak tunagrahita pada umumnya tidak
berketerampilan menggunakan bahasa dengan baik. Mereka
biasanya mengalami kesulitan mengkomunikasikan sesuatu
sehingga sulit dimengerti dan umumnya mereka mungkin tidak
mampu untuk mengingat instruksi atau perintah verbal secara
berurutan.
Perkembangan motorik dan sensorik
Perkembangan motorik mungkin terbatas, sehingga anak
mudah jatuh. Jika melakukan kegiatan yang memerlukan
keterampilan motorik, perhatiannya mungkin teralih pada hal lain
dan mereka tidak mampu mengikuti pengarahan berkaitan dengan
kegiatan motorik. Anak tersebut tidak mau melakukan kegiatan
baru tetapi hanya melakukan hal yang sama berulangkali. Anak
tunagrahita tidak seaktif anak lain dan hanya sering duduk
sendirian. Kadang-kadang mereka melakukan gerakan-gerakan
yang sama berulang-ulang seperti membenturkan kepalanya,
menggerak-gerakkan tangannya dan mengayun tubuhnya ke depan
dan ke belakang.
Dalam hal perkembangan sensorik, perlu dikaji
kemungkinan anak mengalami gangguan pengelihatan dan
pendengaran. Perawat dapat melihat apakah anak tidak mampu
membedakan antara dua obyek, seperti jeruk yang sebenarnya
dengan gambar jeruk atau membedakan dua uang logam,
membedakan suara seperti bunyi bel dan bunyi klakson mobil.
Lebih parah lagi anak tunagrahita seringkali tidak biasa
mengatakan darimana asal suara. Hal ini sangat membahayakan
keamanan anak.
Anak dengan tunagrahita berat, sangat mudah dikenal. Masalah
yang dihadapi anak lebih berat seperti keterbatasan menelan
makanan, mengisap hipotoni, keterampilan makan seringkali
diikuti dengan kejang-kejang.
Lingkungan tempat tinggal dan belajar

43
Sangat penting untuk dikaji oleh perawat hal-hal sebagai
berikut
(1). Perlengkapan : tempat tidur, kursi, toilet, lemari pakaian.
Apakah tingginya dapat dicapai oleh anak ? Apakah anak
terlindungi dari kemungkinan celaka ?
(2). Perlengkapan bermain : apakah anak mempunyai mainan yang
sesuai ? Apakan mainan tersebut menstimulus anak untuk
bermain? Apakah ada tempat bermain yang leluasa ?
(3). Orang-orang yang berarti bagi anak : Apakah ada orang dekat
yang mendukung perkembangan anak ? Apakah anak diberi
kesempatan untuk memilih dan belajar mandiri ? Apakah anak
disiplin ? Apakah ada orang yang dapat mengajarkan keterampilan
melakukan kegiatan sehari-hari ?

B. DIANGNOSA KEPERAWATAN

a. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan


kerusakan fungsi kognitf.

b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai


anak yang menderita retardasi mental.

C. INTERVENSI

a. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan


kerusakan fungsi kognitf.

Intervensi keperawatan / rasional.

1. Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada


bayii untuk Membantu memaksimalkan perkembangan anak.
2. Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval regular, buat
catatan yang terperinci untuk membedakan perubahan fungsi samar
sehingga rencana perawatan dapat diperbaiki sesuai kebutuhan.

44
3. Bantu keluarga menyusun tujuan yang realitas untuk anak, untuk
mendorong keberhasilan pencapaian sasaran dan harga diri.
4. Berikan penguatan positif / tugas-tugas khusus untuk perilaku anak
karena hal ini dapat memperbaiki motivasi dan pembelajaran.
5. Dorong untuk mempelajari ketrampilan perawatan diri segera
setelah anak mencapai kesiapan.
6. Kuatkan aktivitas diri untuk menfasilitasi perkembangan yang
optimal.
7. Dorong keluarga untuk mencari tahu program khusus perawatan
sehari dan kelas-kelas pendidikan segera.
8. Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama dengan
anak lain.
9. Sebelum remaja, berikan penyuluhan pada anak dan orang tua
tentang maturasi fisik, perilaku seksual, perkawinan dan keluarga.
10. Dorong pelatihan optimal.

b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang


menderita retardasi mental.

Intervensi keperawatan / rasional.

1. Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atau


setelah kelahiran.
2. Ajak kedua orang tua untuk hadir pada kpnferensi pemberian
informasi.
3. Bila mungkin, berikan informasi tertulis pada keluarga tentang
kondisii anak.
4. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat dari
perawatan dirumah, beri kesempatan pada mereka untuk
menyeldiki semua alternatif residensial sebelum membuat
keputusan.

45
5. Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang
mempunyai masalah yang sama sehingga mereka dapat menerima
dukungan tambahan.
6. Tekankan karakteristik normal anak untuk membantu keluarga
melihat anak sebagai individu dengan kekuatan serta kelemahannya
masing-masing.
7. Dorong anggota keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan
kekhawatiran karena hal itu merupakan bagian dari proses adaptasi

D. IMPLEMENTASI

Implemetasi sesuai intervensi.

E. EVALUASI

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang


terdiri dari fungsi intelektual yang rata-rata dan gangguan dalam
ketarmpilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18
tahun.Gangguan di pengaruhi oleh faktor genetik,lingkungan,dan
psikososial.
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensi yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan (seperti juga pada demensia), tetapi gejala utama yang
menonjol ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut
juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna
mental.

46
Retardasi mental menurut PPDG III adalah
1. Fungsi intelektual umum di bawah rata-rata yang cukup bermakna
yaitu IQ < 70
2. Juga diakibatkan atau berhubungan dengan kekurangan atau hendaya
dalam perilaku adaptif
3. Timbul sebelum usia 18 tahun.
Tipe Dan Jenis Jenis Retardasi Mental

Kode dibuat berdasarkan tingkat keparahan yang tercermin dari kerusakan


inteletual :

1. Retardasi mental ringan ( Tingkat IQ 50-55 sampai kira-kira 70 )

2. Retardasi mental Sedang ( Tingkat IQ 35-40 sampai 50-55 )

3. Retardasi mental berat ( Tingkat IQ 20-35 sampai 35-45 )

4. Retardasi mental yang amat sangat berat (Tingkat IQ dibawah 20-


25)

Jenis jenis

a. Idiocy (idiot)
b. Imbecillity (imbisil)
c. Debil
Pencegahan
1. pencegahan primer
2. pencegahan sekunder
3. pencegahan tersier

B. Saran

1. Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti


memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan

47
mengurangi kebiasaan buruk seperti: minum-minuman keras dan
merokok.
2. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan
langkah prepentif guna menanggulangi gangguan mental yang dapat
membahayakan kesehatan anak dan remaja caranya yaitu dengan
menggalakkan penyuluhan tentang retardasi mental kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

John Gibson, Diagnosa Gejala Penyakit Untuk Para Perawat, 2000. Yayasan
Essentia Medica, Yogyakarta.
Kapita Selekta Kedokteran, 1982. FKUI, Jakarta, Media Aesculapius.
Niluh Gede Yasmin Asih, S.Kp. 1996. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Persarafan, EGC : Jakarta.
Ngastiah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC : Jakarta.
Suddarth and Brunner, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 3. EGC :
Jakarta.

48
49

Anda mungkin juga menyukai