Anda di halaman 1dari 7

1.

Tujuan Kombinasi Obat


a. Isoniazid dan vit B6 :isoniazid efek sampingnya menimbulkan anemia sehingga dianjurkan untuk
mengkonsumsi vitamin penambah darah seperti piridoksin (B6). Vit b6 mencegah neuritis perifer yang
disebabkan pemakaian INH.
b. Al(OH)3 dan simetikon : Al(OH)3 bersifat menetralkan asam lambung dan hasil dari reaksi dengan
asam lambung yaitu gas CO2 yang jika tidak dikeluarkan akan memberikan perasaan kembung
sehingga dikombinasikan dengan simetikon yang dapat menghilangkan gas penyebab perut kembung
c. Al(OH)3 dan Mg(OH)2 : saling meniadakan efek samping masing-masing obat. Efek samping Al(OH)3
adalah konstipasi sedangkan Mg(OH)3 bersifat laksatif yang dapat mempermudah buang air besar.
d. Obat tuberculosis (INH, etambutol rifampicin-pirazinamid) : mencegah timbulnya kekebalan
terhadap OAT (Obat Anti-Tuberculosis)
e. Amoxicillin dan asam Klavulanat : Bakteri memiliki enzim betalaktamase yang memecah beta lactam
amoksisillin sehingga amoxicillin menjadi tidak aktif. Asam klavulanat yang merupakan penghambat
betalaktamase bekerja dengan mengikat betalaktamase bakteri sehingga antibiotic betalaktam bebas
dari pengrusakan enzim tersebut.
f. Kolestiramin dan gemfibrozil : menambah efek obat
g. Penicillin G-Streptomisin : bersifat sinergistik pada enerokokus
h. Sulfametoksazol-Trimetoprim (Kotrimoksazol ) : menghasilkan efek sinergis sehingga menghasilkan
efek antimikroba yang lebih besar dibandingkan bila obat ini diberikan secara tunggal.
i. Lidokain-adrenalin : Kurang toksik, durasi kerja lidokain lebih lama dan mengurangi pendarahan.
j. Atropin adrenalin : atropine dapat menambah masa kerja adrenalin
k. L-Dopa-karbidopa : carbidopa dapat memperkuat efek levodopa dalam SSP. Karbidopa dapat
mengurangi metabolisme levo-dopa dalam saluran pencernaan dan jaringan perifer sehingga dapat
meningkatkan ketersediaan levodopa di SSP.
l. Paracetamol-kafein :meningkatkan efikasi analgetik
m. Nifedipin-kaptopril : menurunkan tekanan darah secara signifikan dan menurunkan mortalitas.
n. AINS-PPI/H2Blocker : AINS bekerja dengan menghambat sintesis PG2 sehingga dapat meningkatkan
sekresi asam lambung. Penggunaan H2 blocker bertujuan untuk menghambat sekresi asam lambung
yang diakibatkan dari penggunaan AINS.

2. Interaksi obat (sinergis/antagonis)


a. Hidroklortiazid-propanolol : sinergis. Tidak terjadi posturan hipotensi dan takikardi akibat
hidroklortiazid. Beta bloker (propranolol) akan mengurangi peninggian plasma renin akibat pemberian
HCT
b. Glibenklamid-metformin : sinergisme. Memiliki efek samping lebih sedikit, saling memperkuat kerja
masing-masing obat. Metformin dapat menekan potensi glibenklamid dalam menaikkan berat badan
sehingga cocok untuk pasien DM 2 yang kelebihan BB.
c. Alukol-Mg(OH)2 : saling meniadakan efek samping masing-masing obat. Efek samping Al(OH)3 adalah
konstipasi sedangkan Mg(OH)3 bersifat laksatif yang dapat mempermudah buang air besar.
d. Warfarin- simetidin : simetidin (inhibitor) enzim sehingga kadar warfarin dalam darah meningkat.
Warfarin memiliki IT sempit dan penggunaan antikoagulan berlebihan pendarahan.
e. ACE-I (kaptopril,enalapril, ramipril) diuretic hemat kalium (amilorid, spironolakton) : hyperkalemia
akibat penurunan ekskresi kalium jantung berhenti berdetak
f. DIgoksin-amiodaron : amiodaron (inhibitor) enzim sehingga kadar digoksin dalam darah meningkat
penyumbatan jantung.
g. Eritromisin-Teofilin : Eritromisin (inhibitor) enzim kadar teofilin meningkat akibatnya konvulsi,
takikardi, palpitasi
h. Makanan yang mengandung kalsium-tetrasiklin : terbentuknya kelat akibat interaksi kalsium dengan
tetrasiklin sehingga absorbsi tetrasiklin menurun efek antibiotic tidak efektif, memperlama
koagulasi darah.
i. Antagonis :
- agonis (salbutamol) dengan propanolol bloker
- Diuretic, kortikosteroid, amfoterisin hypokalemia karena kalium banyak di ekskresikan.

3. Indikasi Obat
a. Akarbosa : untuk diabetes tipe 2 yakni menghambat enzim alfa-glukosidase.
b. Nistatin : mengobati infeksi yang disebabkan oleh jamur.
c. Metformin : untuk DM tipe 2
d. Probenesid : profilaksis gout, mengobati asam urat
e. Ezetimib : hiperkolesterolemia
f. Furosemid : membantu mengurangi tekanan darah tinggi dengan cara meningkatkan pengeluaran air
seni.
g. Pirantel Pamoat : pengobatan infeksi yang disebabkan oleh parasite saluran cerna
h. Ranitidine : untuk tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis
i. Difenhidramin : anti muntah, rhinitis alergi, urtikaria
j. Magnesium trisilikat : gastritis, ulkus lambung dan duodenum
k. Asam mefenamat : menghilangkan nyeri akut dan kronik.
l. Pioglitazone : DM tipe 2
m. Bisoprolol : untuk hipertensi, angina
n. Kaptopril : mengobati hipertensi dan gagal jantung.
o. Kodein : untuk menghilangkan nyeri, sebagai antitusif
p. Simvastatin : untuk hiperkolesterolemia
q. Lidokain : anastetik lokal
r. Metoklopramid : meredakan mual dan muntah
s. Kloramfenikol : terapi pilihan utama untuk pengobatan tifus.
t. Adrenalin : syok anafilaktik, resusitasi jantung
u. Glibenklamid : mengobati DM tipe 2 dengan cara meningkatkan sekresi insulin
v. Asam askorbat : pencegahan dan terapi skorbut, defisiensi vitamin c
w. Aspirin : meringankan rasa sakit terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, nyeri otot.

4. Kontraindikasi min 2
a. Diklofenak : asma, urtikaria, tukak lambung, alergi pada aspirin.
b. Streptomisin : kehamilan, gangguan ginjal, gangguan jantung, gangguan pencernaan.
c. Sifloksazin : wanita hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja sebelum akhir fase pertumbuhan,
hipersensitif thd ciprofloxacin atau quinolone lain.
d. Salep asiklovir : Hipersensitivitas thd asiklovir
e. Tablet piroksikam : tukak peptic, hipersensitivitas, asma, rinitis
f. Tetrasiklin : hamil, anak < 12 tahun, hipersensitivitas terhadap tetrasiklin
g. Akarbosa : gangguan usus kronis, gangguan ginjal, hamil, laktasi, tukak usus.
5. Definisi dan Pengertian istilah
a. Nefrotoksik : senyawa/ obat yang beracun bagi ginjal
b. Indeksterapi : adalah tolak ukur keamanan obat yang merupakan perbandingan antara dosis yang
menghasilkan efek pada 50% hewan uji (ED50) dengan dosis yang mematikan 50% hewan uji (LD50).
c. Neuropathy : kerusakan saraf
d. Nephropathy : kerusakan ginjal
e. Migrain : nyeri kepala yang terasa berdenyut yang umumnya hanya mengenai sebelah sisi kepala.
f. Ensefalitis : peradangan pada otak
g. Bakteriofag : virus yang menyerang bakteri (t4 virus yang menyerang e.coli).
h. Gastritis : kondisi dimana lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau pengikisan.
i. Insomnia : kejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan untuk tidur.
j. Antiseptik : senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada jaringan hidup seperti kulit dan membrane mukosa.
k. Pirai atau gout : penyakit yang menyebabkan peradangan pada sendi akibat penumpukan Kristal
monosodium urat
l. Anorexia nervosa : gangguan makan yang ditandai dengan penolakkan untuk mempertahankan berat
badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap kenaikkan berat badan akibat pencitraan
diri yang menyimpang.
m. Leukopenia : rendahnya jumlah total sel darah putih dibanding nilai normal.
n. Leukositosis : tingginya jumlah total sel darah putih dibanding nilai normal.
o. Polisitomia : keadaan dimana tubuh memproduksi terlalu banyak memproduksi sel darah merah atau
peningkatan abnormal pada jumlah sel darah merah yang diproduksi sumsum tulang.
p. Pensitopenia : Keadaan dimana kekurangan semua bagian darah
q. Diabetes insipidus : penyakit dengan gejala selalu merasa haus (polidipsi) dan sering buang air kecil
(poliuri)
r. Diabetes gestational : diabetes yang dialami wanita ketika hamil.
s. Preeklamsia : hipertensi pada masa kehamilan.
t. Diabetes mellitus : penyakit tingginya kadar gula dalam darah yang disebabkan oleh gangguan sekresi
insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya.
u. Diare non spesifik : diare yang diagnosisnya ditentukan oleh gejala diare seperti buang air besar lebih
dari 3x sehari dengan konsistensi encer.
v. Diare spesifik : diare yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, parasite maupun virus.
w. Anemia aplastic : kondisi dimana sumsum tulang berhenti memproduksi sel-sel darah baru yang
cukup.
x. Anemia megaloblastik : anemia yang disebabkan kelainan proses pembentukan DNA sel darah merah.
Penyebab utamanya adalah defisiensi vit B12 dan asam folat.
y. Anemia pernisiosa : penyakit yang berupa berkurangnya produksi sel darah merah akibat defisiensi
vitamin b12. Merupakan satu contoh dari anemia megaloblastik.
z. Anemia sel sabit (sicle cell anemia) : sel darah merah berbentuk sel sabit sehingga tidak terdapat
cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
aa. Ginekomastia : terjadinya peningkatan ukuran payudara pada pria akibat ketidakseimbangan jumlah
estrogen dan testosteron
bb. Buta warna parsial : ketidak mampuan membedakan warna. Biasanya buta warna merah-hijau atau
biru-kuning.
cc. Peptic ulcer : tukak atau luka pada lapisan saluran cerna bagian atas akibat sekresi asam lambung
dd. GERD : naiknya asam lambung menuju esophagus dan menimbulkan nyeri pada ulu hati atau sensasi
terbakar di dada.
ee. PPOK : penyakit paru-paru termasuk bronchitis kronik, emfisema dan obstruksi saluran nafas kronik
yang menyebabkan kesulitan bernafas
ff. Emfisema : penyempitan saluran nafas karena kantung udara di paru menggelembung secara
berlebihan dan mengalami kerusakan.

6. Contoh obat dari suatu golongan dan vice versa (min 3)


a. Antihipertensi
Diuretik Ace-Inhibitor ARB Beta-bloker CCB Penghambat saraf sentral
Furosemid Kaptopril Losartan Atenolol Verapamil Metil dopa
Spironolakton Enalapril Valsartan Propanolol Diltiazem Klonidin
Hidroklortiazid Nifedipin
Amlodipin

b. Antidiabetes
Sulfonil-urea Biguanid Tiazolidin dion -glukosidase Inhibitor
Glibenklamid Metformin Rosiglitazon Miglitol
Glimepirid Pioglitazon Acarbose
Glipizid Troglitazono
Meningkatkan sekresi Menghambat
insulin glukoneogenesis

c. Anti-hiperkolesterolimia/Anti-hiperlipidemia
Menurunkan sintesis Penyerap asam empedu Inhibitor HMG CoA Derivat Asam vibrat
lipoprotein Reductase
Asam nikotinat (niasin) Kolestiramin Simvastatin Klofibrat
Kolestipol Atorvastatin Fenofibrat
Meningkatkan pembuatan Menghambat Gemfibrosil
LDL dari aliran darah pembentukan kolesterol

d. Gastritis/GERD
Antasida H2RB PPI Agonis Sitoprotective Antibiotik
prostaglandin 1 agent/khelator
Mg(OH)3 Ranitidin Omeprazol Misoprostol sukralfate Chlarithromyicin
menghambat sintesa
protein pada subunit
50S ribosom

Al(OH)3 Cimetidine Lansoprazol - - Amoksisilin


menghambat sintesis
dinding sel bakteri.

Famotidin Pantoprazol - - Tetrasiklin


menghambat sintesa
protein bakteri.
Berikatan dengan Berikatan dengan Berikatan dengan Menempel di sel Metronidazol
reseptor H2 shg H+, K+, ATPase shg reseptor PG-1 epitelial dan berinteraksi dengan DNA
histamine tidak enzim ini tdk sehingga dapat bakteri shg struktur
dapat berikatan berikatan dengan menghambat menstimulasi heliks DNA berubah dan
dengan pompa proton shg sekresi asam produksi putusnya rantai shg
reseptornya shg asam lambung lambung. prostaglandin sintesa protein bakteri
sekresi asam tidak dapat terhambat.
lambung keluar.
terhambat

e. Fungisida/antifungi
Polien Imidazol Triazol Sistemik
Amfoterisin B Mikonazol Flukonazol Griseofulvin
Nistatin Klotrimazol Itrakonazol Itrakonazol
Metronidazole Ketokonazol Ketokonazol

f. Antimalaria
Kuinolin Antifolat Antibakteri Artemisin
Primakuin Trimetroprim Sulfonamide Artemisin
Klorokuin Proguanil Tetrasiklin Artemer
Amodiakuin Pirimetamin Azitromisin Artesunate

g. Analgetik
NSAID SAID Opioid
As. Fenilasetat : DIklofenak Singkat : kortison, hidrokortison Fentanyl
As. Salisilat : aspirin Sedang : metilprednisolon, Metadon
prednisone, triamnisolon
As. Fenamat : as.mefenamat Lama : deksametason, betametason Morfin
As. Propionate : ibuprofen, Tramadol
ketoprofen, fenbufen, naproxen
As. Karbo : indometasin

h. Diare : Lactobacillus (mengganti mikroflora kolon)


Anti-motility Adsorbent Antisecretory
Loperamide Kaolin-pectin Bismuth sub-salisilat
Difenoksilat Poli karbofil Enzim (lactase)
Paregoric Attapulgit Octreotide

i. Asma dan PPOK :


Bronkodilator Kortikosteroid Imunosupresan Garam kromolin
Aminofilin, teofilin Beclometasone Metotrexat Antihistamin
2 agonis : Salbutamol, Budesonide
salmaterol, formoterol,
albuterol.
Terbutalin Prednisone
Ipratropium bromide Prednisolone
j. Antihistamin:
AH1 generasi 1(sedative) AH1 generasi II - Low AH1 generasi 3 AH2
sedating
CTM Loratadin Desloratadine Simetidine
Difenhidramin Cetirizine Fexofenadine Ranitidine
Dimenhidrinat Astemizole Levo-cetirizin Famotidine
siproheptadin Terfenadine Nizatidine
k. Infeksi tenggorokan :Fradiomisin, gradimisin, dequalinum klorida
l. Sariawan : nistatin, triamnisolon, methyl-rosanilin-klorida, metronidazole, abothyl
m. Antiemetik : Flunarizin, ondansentron, domperidon, dimenhidrinat, metoklopramid
n. Laksan/pencahar : bisakodil , senna, metilselulosa, psylium, paraffin cair, mg-sulfat
o. Gout/asam urat : Alopurinol, kolkisin, probenesid
p. Reumatik/RA : Fenilbutazon, butazon, diklofenak, meloksikam, celecoxib
q. Antikoagulan : Asam traneksamat, aspirin, warfarin
r. Antagonis reseptor H-1 (antihistamin H1) : CTM, difenhidramin
s. Anticacing (anthelminthic) : dietilkarbamazin, piperazin, pirantel pamoat, mebendazol, levamisol
t. Nefrotoksik :neomisin, cisplatin, amfoterisin B, ACEI, ARB, NSAID
u. Teratogenik : Isotretionin, dietilstilbestrol, talidomid
v. Acne : klindamisin, doksisiklin, tetrasiklin, tretionin, retinoid, as.salisilat
w. Demam tifoid : kloramfenikol, ciprofloxacin, kotrimoxazol, sefriaksone, amoxicillin
x. Hepatoprotektor : curcuma
y. Sakit kepala : kombinasi PCT-kafein

7. Obat yang aman untuk wanita hamil dan menyusui


a. Parasetamol
b. Amoxicillin
c. Asam folat : mengurangi cacat selubung saraf.
d. Trimethoprim
e. Asiklovir
f. Cotrimoksazol
g. Atenolol
h. Salbutamol
i. Metildopa
j. Glibenklamid
k. Analgetik untuk ibu hamil
l. Antihipertensi untuk ibu hamil
m. Antidiabetes untuk ibu hamil
A B C D X
Banyak digunakan Pengalaman pemakaian Dapat memberi Terbukti Terbukti
oleh wanita hamil pada wanita hamil masih pengaruh buruk menyebabkan mempunyai resiko
terbatas pada janin tanpa peningkatan tinggi terjadinya
disertai kejadian pengaruh buruk
malformasi malformasi janin yang menetap
anatomi dan pada manusia atau (irreversible) pada
semata mata menyebabkan janin jika diminum
karena efek kerusakan janin pada masa
farmakologinya yang irreversible kehamilan
terutama pada
tahap kritis.
Tanpa disertai Tidak terbukti Efeknya bersifat Efek farmakologi Kontraindikasi
kenaikan frekuensi meningkatkan frekuensi reversible. Studi merugikan janin. mutlak selama
malformasi atau malformasi atau pengaruh pada hewan kehamilan
pengaruh buruk buruk lainnya pada janin. menunjukan
lainnya pada janin resiko buruk, data
pada manusia
sangat sedikit.
Pct, eritromisin, B1 : dari penelitian pada Contoh : narkotik, Androgen, fenioin, Isotretionin,
penicillin, glikosida hewan tidak terbukti fenotiazin, klonazepam, dietilstilbestrol,
jantung, isoniazid, meningkatkan kerusakan rifampisin, aspirin, pirimidon, talidomid
besi dan asam folat janin. Contoh : simetidin, ains, diuretic. fenobarbiton,
spektinomisin kinin, asam
B2 : data dari penelitian valproat, anabolic
hewan belum memadai, steroid
tetapi ada petunjuk tidak
meningkatnya kerusakan
janin.
Contoh : alkaloid belladon,
amfoterisin, dopamine
B3 : penelitian pada hewan
menunjukkan kerusakan
janin tapi blm tentu
bermakna pada manusia,
dan pengalaman pada
manusia blm terjadi.
Contoh : karbamazepin,
griseofulvin, trimetoprim,
mebendazol

8. Obat yang boleh dibeli tanpa resep atau harus dengan resep :
a. Injeksi Vit C
b. Asetosal
c. Trimetoprim
d. Na- diklofenak
e. Ciprofloksazin
f. Diazepam
g. Prednisone
h. Marvelon

Anda mungkin juga menyukai