Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

HIDROSALPING

Oleh : Vicki Jessika, S.Ked

Pembimbing:
dr. Bambang Kurniawan, sp.OG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN

BANDAR LAMPUNG

2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT

HIDROSALPING

Bandar lampung, Juli 2017

Penyaji pembimbing

Vicki jessika, S.Ked dr. Bambang Kurniawan sp.OG

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelainan tuba dan peritoneum merupakan salah satu penyebab

infertilitas yang sangat penting karena insiden kelainan ini cukup tinggi

pada wanita infertil, yaitu sekitar 30-35%.1 Riwayat adanya penyakit

radang panggul (PID), abortus terinfeksi, apendisitis, pembedahan tuba,

maupun kehamilan ektopik dapat menyebabkan terjadinya kerusakan tuba.

PID merupakan penyebab utama infertilitas yang disebabkan faktor tuba

dan juga sebagai penyebab kehamilan ektopik. Contoh kelainan tuba yang

dapat menyebabkan infertilitas adalah hidrosalping. 2

Hidrosalping adalah gabungan kata dari bahasa Yunani yang terdiri

dari kata hidro yang berarti air dan salpinx yang berarti terompet.

Hidrosalping secara sederhana diartikan sebagai perlengketan disaluran

tuba di tempat terjadinya fertilisasi. Pada hidrosalping terdapat penutupan

ostium tuba abdominalis, tuba fallopi bisa mengalami pembengkakan dan

bergelembung berisikan air toxic. Kondisi ini dapat bilateral maupun

unilateral. 3

Penyebab utama untuk oklusi tuba distal adalah penyakit radang

panggul (PID), atau salpingitis kronik (peradangan tuba fallopi), yang

dipicu oleh infeksi klamidia atau gonore. Pelvic Inflammatory Disease

(PID) adalah istilah klinis umum untuk infeksi traktus genital atas.2

3
Terdapat sekitar 1 juta kasus PID di Amerika Serikat setiap tahunnya.

Prevalensi ini meningkat pada negara berkembang dengan masyarakat

sosioekonomik rendah. Lebih dari seperempat pasien PID membutuhkan

rawatan di rumah sakit. Resiko meningkat pada daerah dengan prevalensi

penyakit menular seksual tinggi akibat dari aktivitas seksual bebas dan

berganti pasangan.2 Negara berkembang seperti Indonesia memiliki segala

resiko yang menyebabkan rentannya terjadi PID pada wanita Indonesia.

Untuk itu, diperlukan pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat untuk

mengurangi prevalensi PID. Karenanya, dibutuhkan pengetahuan tentang

PID agar dapat dicegah, didiagnosa dini, dan ditatalaksana dengan cepat

dan segera.2

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk

membahas lebih lanjut dan menambah wawasan pembaca mengenai

hidrosalping secara umum, deteksi dini, manifestasi klinis dan cara

penatalaksanaannya secara tepat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi

Hidrosalping adalah gabungan kata dari bahasa Yunani yang terdiri

dari kata hidro yang berarti air dan salpinx yang berarti terompet.

Hidrosalping secara sederhana diartikan sebagai perlengketan disaluran

tuba di tempat terjadinya fertilisasi. Pada hidrosalping terdapat penutupan

ostium tuba abdominalis, tuba fallopi bisa mengalami pembengkakan dan

bergelembung berisikan air toxic. Kondisi ini dapat bilateral maupun

unilateral.3

2. Etiologi & Faktor Risiko

Penyebab utama untuk oklusi tuba distal adalah penyakit radang

panggul (PID), atau salpingitis kronik (peradangan tuba fallopi), yang

dipicu oleh infeksi klamidia atau gonore. Namun tidak semua infeksi

panggul akan menyebabkan oklusi distal.4 Tuba tuberkulosis merupakan

penyebab umum pembentukan hidrosalping, sehingga dapat dijelaskan

bahwa etiologi dari hidrosalping antra lain:

a. Penyakit radang panggul (PID), atau salpingitis kronis ( peradangan

tuba fallopi), yang dipicu oleh infeksi klamidia atau gonore.

b. Gonore (PMS) , yang disebabkan oleh bakteri Niesseria gonorrheae.

5
c. Chlamydia (PMS), yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia

Trachomatis yang dapat merusak organ reproduksi wanita.

d. IUD, endometriosis, operasi yang dapat merusak organ reproduksi.

Sebagai reaksi terhadap cedera, tubuh akan bergegas mengirimkan

sel-sel inflamasi kedaerah peradangan dan kemudian hasil

penyembuhan menyebabkan hilangnya fimbrae dan terjadi penutupan

tabung.

e. kehamilan

f. Abortus

3. Gejala

a. Nyeri perut bawah, namun sebagian besar asimtomatik

b. Infertilitas seringkali dikeluhkan oleh pasangan suami istri

c. Keputihan yang abnormal dikarenakan infeksi

d. Nyeri pevic pada PID (pelvic inflammatory disease).

4. Patofisiologi

Pada hidrosalping terdapat penutupan ostium tuba abdominalis.

Sebagian tuba masih berfungsi dan mengeluarkan cairan akibat retensi

cairan didalam tuba. Hidrosalping sering kali ditemukan bilateral,

berbentuk seperti pipa tembakau dan dapat sebesar jeruk keprok.

Hidrosalping dapat berupa hidrosalping simpleks dan hidrosalping

6
follikularis. Pada hidrosalping simpleks terdapat satu ruangan berdinding

tipis, sedangkan hidrosalping follikularis terbagi dalam ruangan kecil.3

Proses peradangan dan penyembuhan akibat infeksi tersebut

menghancurkan jari-jari halus fimbrae yamg mana seperti diketahui bahwa

fimbrae ikut berperan dalam proses fertiliasi. Ketika fimbrae terluka,

fimbrae akan menyatu sehingga menutup tabung tuba yang kemudian

menyebabkan terjadinya penumpukan cairan pada saluran tuba.3

5. Diagnosis

a. Palpasi Bimanual

Pada pemeriksaan ginekologi terdapat gerakan uterus yang terbatas

dan bisa juga terdapat retrofleksio uteri fiksata. Dapat teraba massa

tumor hidrosalping lebih kistik, terdapat nyeri tekan dan sukar

digerakkan.4

b. USG

USG yang digunakan adalah USG transvaginal. Normalnya tuba

fallopi biasanya tidak terlihat pada usg, sebuah tabung yang berisi

cairan akan terlihat lebih besar dan berbentuk sosis. Hidrosalping kecil

mungkin terlewatkan pada USG.4

c. Hysterosalpingogram (HSG)

Ialah suatu pemeriksaan diagnostik untuk memeriksa kedalam

rahim, saluran tuba dan daerah sekitarnya. Pemeriksaan ini

menggunakan x-ray dan biasa dilakukan pada wanita yang mengalami

7
kesulitan hamil. Zat kontras (flouroscopy) dimasukan melalui vagina

ke dalam rahim dan kemudian akan diambil gambar melalui sinar x-

ray, dan kemudian akan terlihat zat kontas melewati rahim dan saluran

tuba. Hasil pemeriksaan akan memperlihatkan apakah ada blockage

(pembuntuan) pada saluran tuba yang mana dapat menghambat

pertemuan sel sperma dengan sel telur, dan juga menghambat sel telur

melewati saluran tuba. Selain itu dapat jaga dianalis adakah kelainan

pada rahim , yang mungkin bisa menghambat implantasi hasil

konsepsi pada dinding rahim.3

Histerosalpingogram (HSG) biasanya dilakukan untuk:

1) Menemukan Suatu Penyumbatan Pada Saluran Tuba

Biasa dilakukan pada wanita yang sulit hamil

Infeksi kadang dapat menyebabkan scarring yang

menyebabkan saluran terbuntu

Zat kontras dapat membuka blockge.4

2) Melihat Kondisi Rahim

Apakah ada struktur rahim yang abnormal, ada tumor, atau ada

benda asing didalam rahim

Tes ini dilakukan 2-5 hari setelah menstruasi berhenti

Menanyakan riwayat alergi (beberapa pasien dapat menglami

alergi terhadap zat kontras yang dimasukkan), dan riwayat

penyakit lainnya

Pemeriksaan memakan waku selama kurang lebih 15-30 menit

8
Pasien dengaan posisi litotomi, kemudian dimasukkan

spekulum untuk melihat porsio sserviks lalu dibersihkan,

setelah itu melalui suatu tube, cairan kontras akan dimasukkan

kedalam rahim. Jika tidak terjadi pembuntuan maka cairan

akan mengalir kesaluran tuba, dan nantinya zat kontras akan

diserap oleh tubuh.

Efek samping , jika ada, mungkin melibatkan nyeri panggul

atau kram

Ibuprofen dapat diberikan sebelum prosedur dilakukan agar

dapat mengurangi efek saamping yang timbul.4

d. Laparoskopi

Digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis sebelumnya

Prosedur bedah invasif minimal (sayatan kecil) menggunakan

alat-alat berdiameter kecil untuk menggantikan tangan dokter

bedah melakukan prosedur bedah didalam perut

Melalui sayatan dokter memasukkan sejenis selang kecil

(laparoscope) yang dilengkapi dengan kameradan beberapa

perangkat diujungnya

Laparoscope bisa menjangkau organ dalam yang akan di operasi

dengan akurat.4

9
6. Penatalaksanaan

a. Terapi operatif biasanya dilakukan, indikasi terapi ini adalah:

Apabila keluhan tetap ada dan mengganggu kehidupan sehari-hari

Apabila tiap kali timbul reaktivasi dari proses peradangan

Apabila ada infertilitas yang sebabnya terletak pada tuba, dalam

hal ini dilakukan laparoskopi dahulu untuk mengetahui apakah

ada harapan yang cukup besar dengan pembedhn tuba yang dapat

dibuka secara sempurna dan perlengketan dapat dilepaskan.5

Terapi operatif kadang-kadang mengalami kesulitan

sehubungan dengan adanya perlekatan yang erat antara tuba / ovarium

dengan uterus, omentum dan usus, yang memberi harapan terbaik

untuk menyembuhkan penderita ialah operasi radikal, yang terdiri dari

histerektomi dan salpingo-ooperektomi. Akan tetapi, prosedur ini

hanya dapat dilakukan pada wanita yang hampir menopause.7 Pada

wanita yang lebih muda salah satu ovarium atau seluruhnya

ditinggalkan, kadang-kadang uterus harus ditinggalkan dan hanya

adneksa dengan kelainan yang diangkat. Jika operasi dilakukan atas

dasar indikasi infertilitas, maka tujuannya adalah untuk mengusahakan

fungsi tuba pulih kembali. Perlu dipikirkan kemungkinan dilakukan in

vitro fertilization (IVF).5

Dalam beberapa kasus, terutama pada hidrosalping kecil,

penyumbatan dapat diperbaiki sehingga kehamilan secara alami dapat

terjadi. Hal ini diperlukan prosedur bedah yang disebut

10
neosalpingostomy, pemulihan dari prosedur ini relatif cepat dn

aktivitas normal dapat dilakukan dalam beberapa hari. Untuk

hidrosalping besar biasanya dilakukan salpingektomi.7

Pasien hamil setelah operasi tuba harus di pantau karena

kemungkinan besar berisiko untuk kehamilan ektopik, kebanyakan

pada pasien yang mengalami kerusakan tuba yang signifikan

disarankan untuk melakukan IVF.7

b. In Vitro Fertilization (IVF)

Pada pasien yang mengalami kerusakan tuba yang signifikan

disarankan untuk melakukan IVF atau dikenal dengan istilah bayi

tabung. IVF diakukan dengan menyuntikan obat yang merangsang

kesuburan sehingga dapat menghasilkan beberapa sel telur yang

matang, sekitar kurang lebih 36 jam setelah di suntik kemudian sel

telur yang matang akan di panen dan disatukan dengan sperma dan di

inkubasi selama semalaman di laboratorium. Pada hari ketiga setelah

telur diambil,beberpa telur yang berhasil dibuahi berkembang menjadi

embrio bersel 6 hingga 10.5

Pada hari kelima, beberapa embrio akan menjadi blastocysts

dengan rongga- rongga cairan dan jaringan yang mulai memisah

menjadi masing-masing plasenta dan bayi. Embriolog akan memilih

embrio yang paling layak di tanam kembali kerahim, sedangkan jika

ada embrio yang berlebih dapat dibekukan dan digunakan untuk silus

IVF berikutnya. Dokter akan menanam satu hingga lima embrio

11
kedalam rahim Anda dengan cara memasukkan kateter melalui leher

rahim, Anda akan merasakan kram ringan, sekitar 20 % bayi yang lahir

melalui bayi tabung adalah kembar dua, kembar 3, bahkan kembar

lima.5

Umumnya peneliti mendapatkan rendahnya angka keberhasilan

IVF pada wanita dengan hidrosalping, hal ini di duga karena adanya

cairan hidrosalping yang masuk kerahim. Cairan pada hidrosalping

dipercaya memiliki efek toksik pada lapisan dalam rahim

(endometrium), atau langsung meracuni embrio, atau bahkan dapat

terjadi keduanya. Diduga juga adanya efek flushing dari cairan

hidrosalping, yang mana dapat menyebabkan embrio yang sempat

menempel dengan erat hanyut duluan. Peneliti memperlihatkan bahwa

dengan melakukan pembedahan pada tuba yang rusak meningkatkan

angka keberhasiln IVF, cara lainnya adalah dengan memisahkan tuba

dari rahim tanpa di angkat.5

c. Diethermy

Diathermy merupakan suatu teknik fisioterapi yang menonjolkan

suhu panas atau hangat (38-40 oC) untuk mencapai target organ.

Diathermi disarankan berdasarkan dosis yang dikehendaki, bisa 10 hari

berturut-turut atau bahkan sampai 20 hari berturut-turut, namun

kebanyakan dr. SpOG menyarankan diatrhermy selama 10 hari

berturut-turut. Diathermy dimulai ketika dalam keadaan tidak haid, hal

12
ini dilakukan untuk menghindari terjadinya bleeding.6 Ada 3 jenis

diathermy yang dikenal dan sering digunakan :

SWD (short wave diathermy / diatermi gelombang pendek), adalah

tknik dietermi dengan gelombang pendek yang diubah menjadi

suhu panas untuk mencapi kedalaman 4-5 cm. Teknik ini

digunakan untuk mencapai jaringan dalam seperti otot dengan

kedalamaan tertentu atau jaringan yang dilingkupi oleh jaringan

lunak padat seperti pada daerah panggul.6

Ultrasound diathermy, ialah teknik yang menggunakan gelombang

suara dengan frekuensi tinggi untuk menghasilkan panas dan dapat

mencapai target organ yang diharapkan.6

Microwave diathermy, teknik ini menggunakan panjang

gelombang yang lebih pendek dari swd, sehingga daya paparannya

kejaringan rendah.6

Dari ketiga jenis diathermy ini yang paling sering digunakan

adalah SWD, hal ini dikarenakan manfaat dan kemampuan suhu panas

masuk kedalam jaringan tubuh lebih besar dibandingkan diathermy

lainnya. Beberapa manfaat SWD adalah :

Membantu penyembuhan radang panggul

Meningkatkan sirkulasi darah pada target organ

Mengurangi nyeri

Meningkatkan daya tahan jaringan

13
Membantu mengurangi ketegangan otot sehingga diharapkan

proses pemulihan dapat dicapai.6

7. Kommplikasi

a. Infertilitas

b. Hidrosalping rekuren

c. Kehamilan ektopik

14
BAB III

KESIMPULAN

Kelainan tuba merupakan salah satu penyebab infertilitas yang sangat

penting karena insiden kelainan ini cukup tinggi pada wanita infertil, yaitu sekitar

30-35%. Salah satu bentuk kelainan tuba adalah hidrosalping. Hidrosalping secara

sederhana diartikan sebagai perlengketan disaluran tuba di tempat terjadinya

fertilisasi. Pada hidrosalping terdapat penutupan ostium tuba abdominalis, tuba

fallopi bisa mengalami pembengkakan dan bergelembung berisikan air toxic.

Kondisi ini dapat bilateral maupun unilateral.

Penyebab utama untuk oklusi tuba distal adalah penyakit radang panggul

(PID), atau salpingitis kronik (peradangan tuba fallopi), yang dipicu oleh infeksi

klamidia atau gonore. Namun tidak semua infeksi panggul akan menyebabkan

oklusi distal. Tuba tuberkulosis merupakan penyebab umum pembentukan

hidrosalping. Gejala klinis pada hidrosalping sebagian besar adalah asimtomatis,

kebanyakan pasien datang dengan keluhan infertilitas.

Hidrosalping dapat didiagnosa dengan palpasi bimanual, USG

transvaginal, HSG dan laparoskopi. Penatalaksaan pada hidrosalping adalah

dengan melakukan tindakan operatif yang meliputi salpingektomi, salpingostomy,

salpingotomi dan neoalpingostomi, dapat juga dilakukan diethermy. Pada pasien

dengan riwayat hidrosalping dapat terjadi komplikasi berupa kehamilan ektopik,

hidrosalping rekuren dan infertilitas. IVF disarankan pada pasien dengan riwayat

hidrosalping.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Miller JH, Weinberg RK, Canino NL,Klein NA, Soules MR. The pattern

of infertility diagnoses in women on advanced reproductive age. Am J

Obstet Gynecol 1999;181: 952

2. Berek, Jonathan S. 2007. Pelvic Inflammatory Disease dalam Berek &

Novaks Gynekology 14th Edition. California : Lippincott William &

Wilkins. Edmonds, Keith D. 2007. The Role of Ultrasound in Gynaecology

dalam Dewhursts Textbook of Obstetric and Gynaecology 7th edition.

London : Blackwell Publishing.

Mudgil, Shikha. 2009. Pelvic Inflammatory Disease/Tubo-ovarian

Abscess. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/404537-

print [diperbaharui tanggal 16 Maret 2013]

3. DArpe S, Frnceschetti S, Caccetta J, Pietrangali D, Muzi L, Et All.


Management Of Hydrosalpinx Before IVF : A Lierature Review. Journal
Of Obstetric And Gynecology. 2014; 10.3109/01443615.2014.985768.
Diakses Pada 25/05/2017

4. Yuranga W, Dr & Radswiki. Hydrosalpinx|Radiology Reference Of


Hydrosalpinx|. Diakses Melalui
http://radiopaedia.org/articles/hydrosalpinx. Pada 03/06/2017

5. David L MD, Phillip E, Pattorn MD. Tubal Surgery and Treatment of

Infertility. Departement of Obstetric and Gynecology, Division of

Reproductive Endocrinology and Infertility, Oregon Health Science

University, Portland, Oregon. 2017. Diakses melalui :

https://www.glowm.com/section_view/heading/Tubal%20Surgery%20and

%20Treatment%20of%20Infertility/item/369

16
6. Arsanto. Short Wave Diathermy Rs Panti Waluyo Yakkum Di Surakarta.

Surakarta : 2012. Diakses Melalui: http://www.rspantiwaluyo.com/berita-

154-short-wave-diathermy.html. Diakses pada 03/06/2017

7. Chu J, Harb HM, Gallos LD, Dhillon R, Al-Rshound FM, Et All.

Salpingosomy In The Treatment Of Hydrosalpinx: A Systemic Riview

And Metaanalysis. Oxford Journal. 2015; 10.1093/Humrep/Dev135.

Diakses Pada 25/05/2017

17

Anda mungkin juga menyukai