Tujuan terapi sesuai dengan komplikasi yang mungkin terjadi. Untuk mengatasi
peningkatan tekanan intraokular, dapat dilakukan pemberian antiglaukoma topikal,
seperti timolol (antagonis reseptor beta), latanoprost (analog prostaglandin), serta
brimonidin (agonis reseptor 2 tipe perifer). Kesemua agen ini bertujuan untuk
mengurangi produksi akueous humor dan dapat membantu menurunkan tekanan
intraokular. Apabila masih tinggi, dapat dicobakan pemberian inhibitor enzim
karbonat-anhidrase (CAI) topika.. Tekanan yang belum terkontrol mengindikasikan
pemberian agen lain, yakni CAI sistemik (melalui oral), yakni asetazolamid dengan dosis
20 mg/kg/hari terbagi dalam empat dosis. Hal ini terutama digunakan apabila tekanan
masih di atas 22 mmHg. Pilihan terakhir apabila tekanan masih tinggi adalah pemberian
agen osmotik (seperti manitol IV 1,5 g/kg dalam larutan 10% 2 kali sehari atau 3 kali
sehari apabila tekanan sangat tinggi), atau pemberian gliserol per oral. Hal ini penting
apabila tekanan intraokular tetap di atas 35 mmHg meskipun hal-hal di atas telah
dicobakan pada pasien.
Dalam pasien rawat, perlu dilakukan pemantauan secar a intensif seperti tajam
penglihatan, tekanan intraokular, serta resolusi hifema. Selain itu perlu pula diamati
apakah terdapat indikasi bedah pada pasien.
Pasien akan menjalani bedah apabila terdapat: