PENDAHULUAN
farmasi. Salah satu sistem penghantaran obat secara tertarget yaitu rute pemberian
intranasal. Pemberian obat melalui rute intranasal akan membantu melewati sawar
darah otak (BBB) dan langsung tertarget pada otak. Rute pemberian intranasal telah
diakui sebagai alternatif yang dapat diandalkan selain rute oral dan parenteral.
Sediaan obat dengan rute pemberian intranasal baik digunakan untuk dosis kecil,
Penyerapan obat melalui intranasal lebih baik jika obat memiliki berat
molekul 300 Da dan penyerapan obat akan menurun jika berat molekul lebih dari
1000 Da. Selain itu, ukuran partikel lebih besar dari 10 m akan tertahan pada
rongga hidung (Ali et al., 2012). Penghantaran obat dapat ditingkatkan dengan
sediaan submikro partikel yang merupakan partikel koloid padat dengan diameter
antara 100 1000 nm (Pires et al., 2009). Submikro partikel bertujuan untuk
mengontrol ukuran partikel, karakteristik permukaan, dan pelepasan sisi aktif dari
obat untuk mencapai efek terapi pada tempat yang spesifik (Vyjayanthimala et al.,
2014).
ke otak secara langsung tanpa melewati sawar darah otak (BBB). Salah satu
1
2
Senyawa yang dapat melawan radikal bebas yaitu antioksidan. Salah satu
(Parkia speciosa Hassk.) yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah buah
senyawa terpenoid, fenolik, dan flavonoid. Komponen fenolik total dalam polong
petai berfungsi sebagai senyawa antioksidan. Nilai IC50 ekstrak etanol polong petai
adalah 0,667 g/ml yang termasuk dalam antioksidan yang tinggi (Kamisiah et al.,
2013). Antioksidan yang terdapat pada polong petai merupakan antioksidan alami
yang bekerja sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas, dan pengkhelat logam
kitosan dan natrium tripolifosfat (Wang et al., 2008; Ruby and Pandey, 2014;
Elnaggar et al., 2015). Oleh sebab itu, peneliti ingin mempreparasi sediaan
submikro partikel dengan metode pembuatan gelasi ionik sebagai pembawa ekstrak
3
polong petai. Ekstrak petai yang dijerap dengan kitosan akan membuat ekstrak
polong petai lebih stabil karena dapat mencegah degradasi dari lingkungan luar.
Pemilihan kitosan ini dikarenakan kitosan memiliki sifat bioadhesi dan pelebaran
tight junctions sel-sel epitel sehingga akan membantu penghantaran obat ke otak.
Metode gelasi ionik ini biasa digunakan untuk polimer hidrofilik yang
biodegradabel seperti kitosan (Mohanraj and Chen, 2006). Metode gelasi ionik
dilakukan dengan sederhana dan tidak merusak bahan aktif (Laili dkk., 2014).
dalam metode gelasi ionik juga harus bersifat hidrofil seperti natrium tripolifosfat,
alginat, dan kalsium klorida. Submikro partikel dengan metode gelasi ionik
terbentuk dari gugus yang bermuatan positif dari kitosan dan gugus yang bermuatan
negatif dari natrium tripolifosfat dan kalsium klorida (Mohanraj and Chen, 2006).
ukuran dari submikro partikel sehingga semakin besar konsentrasi kitosan maka
ukuran partikel akan semakin besar yang akan menyebabkan terjadinya aglomerasi.
ukuran partikel. Semakin tinggi kecepatan pengadukan maka ukuran partikel akan
semakin kecil. Hal ini disebabkan karena intensitas molekul untuk saling
bersentuhan akan semakin cepat sehingga ukuran partikel akan semakin kecil.
4
mempengaruhi ukuran partikel dan persen efisiensi penjerapan (Dangi and Shakya,
pump delivery, keseragaman bobot semprot, pola semprot, dan geometri semprot.
submikro partikel berbahan dasar ekstrak. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai sediaan obat untuk terapi Alzheimer. Pada jangka
Ayucitra, A., Indraswati, N., Mulyandasari, V., Dengi, Y. K., & Francisco, G.
(2011). Potensi Senyawa Fenolik Bahan Alam Sebagai. Widya Teknik, 10(1),
110.
Chhajed, S., Sangale, S., & Barhate, S. D. (2011). Advantageous Nasal Drug
Dewandari, K. T., Yuliani, S., & Yasni, S. (2013). Ekstraksi dan Karakterisasi
3556. https://doi.org/10.1002/jps.24557
Klafki, H. W., Staufenbiel, M., Kornhuber, J., & Wiltfang, J. (2006). Therapeutic
2855. https://doi.org/10.1093/brain/awl280
Laili, H. N., Winarti, L., Oktora, L., & Kumala, R. (2014). Preparasi dan
https://doi.org/10.4314/tjpr.v5i1.14634
Pires, A., Fortuna, A., Alves, G., & Falco, A. (2009). Intranasal drug delivery:
How, why and what for? Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences,
37.
Syaefudin, Juniarti, A., Rosiyana, L., Setyani, A., & Khodijah, S. (2016).
1315/31/1/012029
Tuppo, E. E., & Forman, L. J. (2001). Free radical oxidative damage and
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed
&dopt=Citation&list_uids=11794746
Wang, X., Chi, N., & Tang, X. (2008). Preparation of estradiol chitosan
https://doi.org/10.1016/j.ejpb.2008.07.005
10